Sinopsis:
Malam itu aku memimpikan Edward. Kami bertemu di pantai. Dia mengenakan kaus putih dan celana bermuda kotak-kotak. Kepalanya dibungkus bandana merah kesayangannya. layang-layang biru ada di tangannya. Kemudian dia menggerakkan tangannya, berbicara dalam bahasa isyarat. Mengacungkan kelingking. tangan menyilang di dada. Kemudian ditiupkannya sebuah ciuman padaku. Apa artinya?
Empat belas tahun yang lalu Elizabeth meninggalkan Indonesia dengan hati hancur. Dia harus melepas tunangannya ke tangan adiknya, yang hamil oleh lelaki itu. Kini Adriana di ambang maut. Elizabeth gundah, karena hatinya pecah antara dendam dan kasihan. Jika dia pulang dan menjengauk adiknya, dia teringat lagi pada penghianatan mereka. Tapi kalau tidak pulang, mungkin ini kesempatannya yang terakhir untuk menatap adiknya.
Di tengah kebimbangannya Elizabeth berkenalan dengan Edward, pemuda yang usianya hampir separo usianya. Justru anak muda itulah yang memberinya pelajaran tentang hidup, tentang cinta. anak muda yang meluruhkan kekerasan hatinya. Anak muda yang sok dewasa dan menganggap Elizabeth seperti kekasihnya. Anak muda yang ingin menciumnya walaupun Elizabeth pantas menjadi ibunya...
My Review
Pernah baca Masih Ada Kereta Yang Akan Lewat karya Mira W? Cerita di buku ini mirip sama cerita tersebut :))
Bagian yang paling saya suka adalah ketika Edward menceritakan tiga harapannya kepada Elsa.
"Pertama, obat kanker akan ditemukan. Kedua cinta, kesetiaan, dan persahabatan akan hidup berdampingan selamanya. Ketiga, Mickey Mouse tidak akan dilupakan."
"Tetapi mengapa...Mickey Mouse?"
"Karena dia memiliki kegembiraan yang tidak pernah padam. Pribadi yang mungil dan sederhana, namun memiliki hati seluas bentangan langit. rendah hati menerima semua kebahagiaan, tetapi juga lapang dada meghadapi semua kesulitan. Dunia selalu memerlukan teladan seperti dia. karena itu kita tidak boleh melupakannya."
Quote favorit saya adalah:
"Emosi adalah salah satu aset pribadi manusia yang paling berharga. Bersyukurlah kau masih merasakan pasang surut emosi, karena itu berarti kau kau masih manusia dan kau masih hidup."dan
"Dengan satu atau lain cara, dalam suatu atau lain waktu, semua harapan akan menjadi kenyataan."Ceritanya indah, kalau gaya bahasa dan ceritanya sih mirip-mirip tulisan Mira W, yang biasa baca pasti ngerti :).Suka dengan karakter Elsa dan Edward, mereka sama-sama rapuh tapi juga bisa kuat menghadapi konflik yang mereka alami. Mereka menjadi penyemangat satu sama lain. Sayangnya, saya berharap jalinan kasih mereka lebih tergambarkan, namun cerita lebih banyak menitik beratkan pada konflik keluarga Elsa, padahal kekuatan sinopsisnya ada pada hubungan Elsa dan Edward. Baca untuk yang kedua kalinya, awalnya sempet lupa tapi kok perasaan udah baca, hehe kebiasaan kalo nggak direview lupa sama ceritanya. Satu-satunya buku Meiliana yang pernah saya baca, kalau melhat karya lainnya, sepertinya kebanyakan cerita bertema kehilangan.
3 sayap untuk Layang-layang Biru.
Layang-Layang Biru
Penulis: Meiliana K. Tansri
Penerbit: Gramedia
ISBN: 979-22-2545-5
Cetakan pertama, Desember 2006
220 halaman
ya ampun. yang kebayang malah Edward Cullen. *digetok pake Twilight
BalasHapusbukannnn, keracunan twilight pasti --
BalasHapusehm ehm sepertinya posting buku ini dua kali deh mbak?
BalasHapussuka banget yah mbak review buku ini? Sampe nulisnya dua kali
Sayang covernya biasa banget menurutku ^^
BalasHapus