Sinopsis:
Sophie dan Josh Newman tiba di London, bersama Nicholas Flamel, untuk mencari seseorang yang dapat mengembangkan kemampuan sihir mereka. Namun, London adalah kota kekuasaan Dr. John Dee. tak ayal kedatangan mereka segera disambut oleh sergapan makhluk-makhluk suruhan Dee.
Sementara itu, Perenelle Flamel masih terperangkap di Alcatraz. Bersama si Laba-Laba Tua, dia mencari cara untuk bisa keluar dari pulau itu, tempat Dee menidurkan sekian banyak monster dan makhluk aneh di dalam sel-sel penjara.
Para Tetua Gelap memberi Dee kesempatan terakhir untuk menangkap Flamel dan si Kembar serta merebut dua lembar terakhir Codex, sementara Machiavelli ditugaskan untuk menangani sang Sorceress di Alcatraz.
Si Kembar dengan kekuatan yang semakin berkembang harus mengawal lembaran terakhir Codex itu demi kelangsungan hidup manusia. Bersama sang Alchemyst yang semakin menua, mereka harus menghadapi serangan Dee yang didukung penuh para Tetua Gelap.
Review
Dan jika aku menyerahkan Buku Abraham, maka Tetua Gelap akan kembali ke dunia. Bumi akan merasakan arti sebenarnya dari kata Armageddon. Membuka Alam Bayangan akan mengirim gelombang kejut ke seluruh penjuru dunia, mengakibatkan angin topan, gempa bumi, tsunami. Jutaan orang akan mati. Pythagoras pernah memperhitungkan bahwa mungkin setengah dari populasi dunia akan hancur hanya oleh kejadian awalnya saja. lalu para Tetua Gelap akan kembali ke dunia ini. Jika mereka sampai kembali ke planet ini, akan terjadi melapetaka yang menghancurkan keseimbangan dunia.
Makin seruuuuu.
Makin banyak tokoh baru, makhluk baru, konflik baru, makin banyak kejutan, puas deh bacanya.
Sama seperti sebelumnya, setting waktunya hanya berlangsung dua hari, yaitu pada hari Senin, 4 Juni dan Selasa, 5 Juni. Buku pertama lokasi di Amerika, buku kedua di Paris, dan di buku ketiga ini setting tempatnya di London, daerah kekuasaan Dee, di mana banyak mahkluk dan manusia abadi yang mengabdi pada Tetua Gelap sehingga rombongan Nicholas pun harus susah payah melarikan diri.
Scathach sang Bayangan, si Gadis Petarung entah ke mana ketika bertempur dengan Dagon sehingga dia terpisah dengan Flamel, Josh dan Sophie. Rombongan Flamel berhasil ke London dengan mengunakan gerbang
ley, tapi Dee sudah memikirkan semuanya, dia meminta bantuan Genii Cucullati atau The Hooded Ones-Kaum Bertudung, Pemakan Jasad untuk menghadang. Dengan kekuatan yang sedikit tersisa, Flamel berhasil meloloskan diri dan atas bantuan Francis atau Saint-Germaint datanglah taxi yang menjemput mereka dan sang penolong adalah Palamedes, Ksatria Sarcen yang berpostur sangat besar dan berotot. Palamedes membawa rombongan Flamel ke dalam wilayahnya yang berupa kastil dari mobil-mobil bekas, banyak makhluk yang menghuni seperti larve dan lemur (yang tidak mati dan yang tak bisa mati), Noctural Spirit (roh-roh penghuni malam), Gabriel Hounds- Anjing-Anjing Gabriel atau Rachet (yang bisa berubah bentuk menjadi laki-laki muda seperti manusia) dan di sana mereka bertemu dengan mantan murid Nicholas Flamel, mantan kaki tangan Dee, William Shakespeare yang tidak pernah mandi, kalau marah dia akan melampiaskannya dengan memasak, yub, penyair yang legendaris itu. Flamel ingin Sophie dan Josh menguasai semua elemen, baik air, api, udara, dan tanah, dan ternyata bukan hanya empat ada satu lagi elemen, yaitu Aether, sihir kelima. Tujuan mereka ke London adalah untuk bertemu manusia abadi tertua di dunia, sang Leluhur Zaman, Penguasa Air, Gilgamesh sang Raja, dia gila, kadang lupa siapa namanya dan dia ingin sekali mati.
Kali ini Dee tidak main-main, dia sudah diancam oleh para Tetua kalau gagal lagi maka keabadiannya akan diambil, dia pun meminta bantuan Cernunos, Dewa Bertanduk (salah sutu Archon yang melegenda, ras Tetua, jauh lebih tua) untuk bertempur dengan Flamel-cs.
Perenelle Flamel masih terjebak di penjara Alcatraz bersama Laba-Laba Tua, energi mereka terkuras habis ketika melawan berjuta-juta lalat yang dikirim oleh Bily tha Kid/ Henry McCarty di mana menjadi manusia abadi ketika berusia 22 tahun dan sekarang bersama dengan Marchiavelli harus membunuh Perenelle. Kejadian tersebut membuat Areop-Enap harus tidur untuk menyembuhkan diri dari lalat-lalat beracun yang mengigitnya. Dia masih terperangkap bersama makhluk peminum darah dan pemakan daging; vetala, minotaur, Windigo, oni, troll, cluricaum dan sphinx yang sangat berbahaya bagi Perenelle karena dia penghisap energi sihir dan dia tidak bisa melarikan diri karena laut sudah dikuasai oleh Nereid liar, Sea Nymph-peri laut. Marchiavellie merencanakan menghidupkan seluruh makhluk buas yang terpenjara tersebut dan membunuh Perenelle yang terjebak di sana.
Kabar baik: ehmm, tidak akan saya ceritakan XD.
Kabar Buruk: Dee berhasil merebut pedang Clarent, sehingga dia mempunyai semua pedang berkekuatan besar, dia menggabungkan Excalibur dengan Clerent sehingga menjadi pedang yang sangat hebat. Scatty dan Joan berencana menyelamatkan Perenelle, sayangnya mereka malah terlempar ke zaman di Kala Pleistosen, masa diantara satu koma delapan juta tahun yang lalu hingga mungkin sekitar sebelas ribu lima ratus tahun lalu, ulah Marchievelli yang sihir pada gerbang
ley di Notre Dame dan akan aktif pada Titik Nol Paris.
Quote Favorit:
Pada saat tak seorang pun menginggatmu lagi itulah saat kau benar-benar musnah. Itu adalah kematian yang sebenarnya.
Buku ini benar-benar penuh ketengangan, saya pun sudah bisa menebak gaya penulisan Michael Scott karena dibuku ketiga mempunyai alur yang sama dengan buku sebelumnya. Di awal dia akan langsung memunculkan konflik, pertempuran, musuh yang menyerang Flamel kemudian diakhir bab yang sedang genting itu dia akan cool down dengan menganti bab atau cerita bagian Perenelle, begitu sebaliknya, sehingga sukses membuat pembaca penasaran. Yang sangat saya sukai dengan tulisan Scott adalah dia membuat cerita yang penuh dengan mitologi, sejarah, tokoh terkenal dunia, alurnya cepat, banyak efek kejut di akhir cerita, dan kadang lucu. Bahkan, dibuku ini dia memunculkan William Shakespeare sebagai salah satu tokoh pendatang baru. Di setiap buku, Scott juga akan memunculkan konflik baru yang menegangkan dengan makhluk-makhluk dan tokoh baru juga, dan di setiap setting tempatnya, dia juga bercerita tentang lokasi beserta sejarahnya, untuk buku ini sejarah yang diangkat adalah Stoneghenge dan Titik Nol. Nggak heran kalau dia dijuluki sebagai ahli mitologi.
Beberapa bagian yang membuat saya terkikik:
- waktu Josh mengira kalau melawan werewolf itu dengan peluru perak, ternyata salah! Flamel dan Will membagi tipsnya hanya dengan menyemprotkan cuka, lemon, dan merica, dan ketika mereka berhenti untuk bersin-bersin, itulah waktu yang tepat untuk melarikan diri.
- Hal. 319, Ketika Dewa Bertanduk memandangi mereka satu persatu, dan berhenti di Alchemist. Ia menegakkan tubuh, mengangkat tongkat dinosaurusnya dan menunjuk pada Flamel. "Makan malam," katanya, ujung tongkat itu bergerak menunjuk ke Palmedes. "Makan siang." Tongkat itu berbalik melewati sang Alchemist dan menunjuk ke Shakespeare. "Kudapan." "Kurasa itu suatu penghinaan," gerutu si Penyair.
- Dan yang terakhir adalah ketika Perenelle mencuri perahu Marchievelli dan Billy, hahaha saya benar-benar ngakak waktu membacanya, sebenarnya pengen saya ceritakan tapi nanti malah spoiler XD.
Untuk karakter tiap tokohnya, Perenelle, dia wanita yang sangat cerdik dan hebat, menguasai berbagai macam sihir dan ketika keadaannya tersudut pun dia tetap bertahan dan masih bisa merencanakan strategi, sedangkan Nicholas, walaupun masih penuh teka teki, dia juga hebat, akan mengunakan energin
ya yang sudah sangat melemah untuk melindungi si kembar, bagaimana pun caranya akan melindungi mereka, dan dia juga sangat mencintai Perenelle, jika mati dia ingin berada di samping istrinya. Sophie semakin kuat dan semakin menguasai elemen sihirnya, Udara dan Api, sedangkan Josh yang baru dibangkitkan belum tahu cara mengontrol diri, belum menguasai elemen apa pun, dia hanya memiliki pedang Clarent yang membuat dirinya merasa kuat dan hebat, ada keirian sewaktu kekuatannya belum dibangkitkan, dan Sophie tahu, bahkan Sophie tahu kalau Josh sangat menyukai kekuatan barunya sedangkan Sophie ingin kembali seperti semula, manusia biasa, saya sangat suka kedekatan mereka, saling melindungi dan akan berbuat apa saja demi keselamatan satu sama lain. Josh juga tambah membenci Nicholas ketka tahu banyak anak kembar sebelumnya yang mati karena disangka sang terpilih. Oh ya, di buku sebelumnya Josh diberi hadiah oleh Mars Ultor, dan hadiah tersebut berupa, keahlian dalam berperang, ahli strategi. Untuk pemeran antagonisnya, Dee, yak dia ambisius, seluruh hidupnya dipakai untuk memburu pasangan Flamel, tidak ada kata menyarah, sombong dan selalu memakai cara kasar untuk menjalankan misinya. lain halnya dengan Marchievellie, bisa dibilang dia penjahat baik, dia selalu memakai cara halus, dan tidak suka jika tindak kejahatannya memakan banyak korban humani, dia juga mengeluh waktu Hetake dibunuh oleh Dee, dia juga lucu :D.
Masih kurang tiga seri lagi dan sudah tidak sabar ingin membaca seri terakhir yang kabarnya terbit tahun ini, sepertinya harus menunggu setahun lagi untuk membaca terjemahannya. Masih sama, saya akan sangat merekomendasikan buku ini untuk dibaca bagi pecinta fantasi :D
5 sayap untuk Gilgamesh yang gila.
The Sorceress (The Secrets of the Immortal Nicholas Flamel #3)
penulis: Michael Scott
penerjemah: Mohammad Baihaqqi
cover: Michael Wagner
penerbit: Matahati
ISBN: 602859010-x
cetakan pertama, Maret 2010
613 halaman.