This Lullaby is only a few words
A simple run of chords
Quiet here in this spare room
But you can hear it, hear it
Wherever you may go
I will let you down
But this lullaby plays on...
Remy Starr tidak percaya cinta, contoh nyatanya adalah kehidupan cinta ibunya sendiri, Barbara Starr, seorang novelis roman bestseller yang tidak pernah kapok mencari kebahagiaan. Dia belajar dari pengalaman ibunya yang menikah empat kali (lima kalau ayah Remy dihitung). Ibunya juga akan menikah lagi dengan laki-laki penjual mobil. Selain dengan ibunya, Remy tinggal dengan kakak laki-lakinya, Chris, mantan pembuat masalah yang sekarang sudah tobat menjadi anak yang manis, baik dan penurut setelah bertemu Jennifer Anne, pacarnya. Jennifer sanggup menghilangkan sifat buruk Chris, kecuali berternak kadal. Membuat Chris tergila-gila padanya, jatuh cinta setengah mati padanya. Ironis sekali, Remy tinggal dengan orang-orang yang terbakar cinta. Remy bersahabat dengan Chole (hanya mengencani para mahasiswa yang suka selingkuh darinya), Jess (yang berperan sebagai orang waras, penjaga, ibu bagi mereka), dan Lissa (satu-satunya yang percaya cinta itu ada, sangat setia dengan cinta pertamanya yang walau akhirnya dikhianati juga). Bersama mereka, Remy menghabiskan sisa musim panasnya sebelum melanjutkan kuliah ke Stanford musim gugur nanti.
Remy pertama kali bertemu Dexter di showroom milik Don, calon ayah tirinya. Laki-laki itu dengan pedenya duduk di samping Remy dan mengatakan kalau mereka memiliki kesamaan, ketertarikan alami dan mereka ditakdirkan untuk bersama. Bahkan tanpa meminta ijin terlebih dahulu dia membubuhkan nomor telepon dan namanya di tangan Remy. Remy hanya mengganggap angin lalu pertemuan itu, dia tidak menyadari kalau dia akan bertemu dengan Dexter lagi, di Bendo (semacam pub, tempat nongkrong yang hib di kota tempat Remy tinggal) dan di pernikahan ibunya sebagai band yang mengisi acara tersebut.
Remy mempunyai pola dalam menjalin hubungan dengan seseorang, dia mempunyai bagan, sebuah jadwal bagaimana hubungannya dengan seorang laki-laki diarahkan. Pertama adalah dimabuk kepayang, fase ini bertahan tidak lebih sampai enam minggu dan pasangannya menjadi sosok yang sempurna. Kemudian di minggu keenam dan hari kedua setelahnya mulai muncul keretakan, hal-hal kecil yang mengganggu dan menjengkelkan (membayar sendiri tiket bioskop, menggunakan dashbor mobil sebagai keyboard khayalan saat lampu merah, dsb). Dan memasuki minggu kedelapan perasaan tertekan mulai muncul, hubungan mulai retak dan akhirnya mati. Semua pola itu didapatkan Remy dari mengamati kisah cinta ibunya dan Remy meramalkan kalau hubungannya dengan Dexter kurang dari tiga bulan. Dia tidak suka komitmen, hubungannya dengan laki-laki hanya untuk bersenang-senang saja.
"Jika teori hubungan digambarkan secara geografis, Dexter bahkan tak ada di wilayah sebelah kiri, di tengah, atau jauh di kanan. Dia ada di peta yang sama sekali berbeda, dengan cepat mendekati sudut jauh dan pergi menuju suatu tempat yang tak diketahui."
Dexter kikuk, kurus, tidak bisa diam, dia berantakan, ceroboh, impulsif, lucu, supel, dan dia sangat menyukai Remy. Remy tidak menyukai semua karakter yang dimiliki Dexter, beranggapan itu sangat menggangunya, Dexter bukan tipenya terlebih dia adalah seorang musikus, jenis profesi yang amat dibenci Remy karena menginggatkannya akan ayah yang meninggalkannya. Dexter tahu kalau Remy susah serius, dia selalu menghindar ketika Remy ingin memproklamirkan kalau hubungan mereka tidak ada ikatan. Bagi Remy, Dexter hanya pacar musim panasnya. Sebaliknya dengan Dexter, dia percaya perkataannya ketika bertemu pertama kali dengan Remy di showroom akan menjadi kenyataan.
Sudut pandangnya adalah orang pertama, Remy, sehingga kita akan lebih bisa mendalami karakternya. Remy mampu berdiri di atas kakinya sendiri, mandiri, dia wanita yang kuat, bahkan dia menjadi orang yang paling 'dewasa' di keluarganya. Dia yang selalu memasak di rumah, bahkan ibunya tidak bisa memasak. Dia selalu memecahkan masalah ibunya yang kerap sekali histeris dan tak tahu bagaimana mengatasi masalahnya sendiri. Contohnya ketika mobil yang dipesan ibunya di hari pernikahan tidak kunjung datang, daging apa yang seharusnya dipilih untuk barbeqeu, Remy yang turun tangan. Remy juga bekerja demi membiayai pendidikannya, membayar tutor fisika sendiri, membeli mobilnya sendiri, menabung untuk membiayai hidupnya nanti ketika memasuki universitas. Ditinggal ayahnya sejak kecil dan besar dengan orang tua yang berbeda-beda membuat pendirian Remy tentang sebuah hubungan tidak akan pernah kekal. Sakit hati, rasa rindu yang tak terobati adalah hasilnya. Lelaki tak ingin terikat, lelaki tak ingin memberikan diri mereka sepenuhnya, lelaki berbohong. Sehingga dia tidak percaya akan adanya cinta, yang kemudian hancur ketika Dexter datang. Sifatnya berani dan tak pernah putus asa membuat Remy keluar dari zona nyamannya, dari kebiasaannya memilih cowok yang dengan mudah akan dicampakannya, berani berkencan dengan seorang musikus yang sebelumnya dia blacklist dari hidupnya. Dia mau mencoba berhubungan dengan Dexter, yang sudah dia tentukan kapan hubungan itu akan berakhir. Namun Dexter mampu membuat Remy menoleransi sifat buruknya, dia membiarkan Dexter makan di mobilnya yang kalau dengan laki-laki lain pasti langsung didepaknya, merapikan kamarnya yang selalu berantakan dan dia tidak tidur dengan Dexter, bahkan dia menceritakan tentang lagu Lullaby yang sangat berarti baginya, yang membuktikan kalau hubungan mereka special, Dexter sangat berharga bagi Remy, sebuah hubungan yang bermakna lebih dalam. dan itu membuat Remy takut.
Bagian yang paling romantis adalah ketika Remy membuat taruhan kapan pernikahan ibunya akan bertahan, yang sangat tidak disetujui oleh Jennifer sehingga membuatnya menangis dan membuat Chris marah besar dan berkata kalau dia bersikap seperti itu terus maka tidak akan ada orang yang akan mencintainya, Remy kalut dan menghabiskan waktunya di Bendo yang akhirnya bertemu dengan Dexter, dia mabuk dan menangis di dada Dexter yang berakhir di rumah kuning -tempat band Dexter tingggal- ketika sadar dia merasa tidak nyaman dan kemudian melarikan diri lewat jendela. Dexter tidak terima dan mendatangi Remy, menyusup ke kamarnya di lantai dua, lewat jendela. Huaaa Dexter, demi meminta penjelasan dia rela memanjat kamar Remy yang ada di lantai dua :)
Dexter mengangkat kepalanya, menoleh ke kiri dan ke kanan, lalu menaruh kepalanya lagi di karpet. Dia masih terlihat agak terkejut. Aku tahu apa yang dirasakannya: kamarku ada di lantai dua, dan memanjat naik turun terali sangatlah sulit, seperti yang kulakukan sebelumnya. "Setidaknya kau bisa," ucap Dexter, matanya terpejam, "berpamitan padaku."
"Jadi akulah yang memulai semuanya. Mungkin aku telah menyadarinya, dan karena itu aku lari. Karena aku tak menunjukkan kelemahan: aku tak bergantung pada siapa pun. Jika Dexter sama seperti yang lain dan membiarkanku pergi, pasti aku baik-baik saja. Melupakan hal yang tak kuinginkan sangatlah mudah, semudah menjaga hatiku agar tetap tertutup rapat, jauh dari siapa pun yang berusaha masuk ke dalamnya."
Bagian romantis ke dua adalah ketika Remy membelikan Dexter perangkat makanan, dengan pemikiran rumah kuning hanya memiliki satu piring, satu sendok dan beberapa garpu, pisau yang tidak serasi. Huahahaha, mana ada seorang kekasih yang membelikan peralatan makan untuk pacarnya? Walau lucu, bagian ini membuktikan kalau Remy sangat perhatian sama Dexter :D.
Dia memandang kantong itu lagi, lalu memandangku. Kemudian, perlahan-lahan senyuman yang kukenal dan kutakuti muncul diwajahnya. "Kau membelikanku perangkat makan dari plastik," katanya. "Bukankah begitu?"
"Tidak," geramku, memandangi plat nomor mobilku."Kau melakukannya!" serunya, tertawa keras-keras. "Kau memebelikanku beberapa garpu, dan pisau, dan sendok. Karena___""Tidak," kataku lantang."___kau mencintaiku!" Dia menyengir, seakan menyelesaikan puzzle yang membuat semua orang menggaruk-garuk kepala, sementara aku merasakan wajahku merona merah.
Dan ada bagian yang paling jleb, yang membuat hati saya nyes ketika membacanya: waktu Dexter dan temannya John Miller mabuk dan mereka curcol akan kisah cinta mereka. Dexter bilang kalau Remy tidak melihatnya sebagai risiko yang layak diambil, dia seorang pengembara, seorang musikus yang hanya akan membawanya kedalam kemiskinan, rasa malu, tulang kering yang memar karena tangan dan kakinya yang kikuk. Jauh lebih baik kalau mereka berpisah. Tanpa sepengetahuan mereka, Remy ada di sekitar mereka dalam truk Excersion yang berlapiskan kaca gelap sehingga tidak akan terlihat dari luar, Remy mendengar kata-kata Dexter.
Quote favorit:
"Cinta berarti membutuhkan seseorang. Cinta berarti menoleransi kualitas buruk seseorang karena entah bagaimana dia melengkapi dirimu."
Saya sangat suka karakter Dexter, berbeda dengan Remy yang feminis dan sinis, Dexter lebih lovable, dia ceria, suka bercanda, walau ceroboh dan berantakan dia tetap terlihat keren. Terlihat sekali kekonyolannya ketika menciptakan lagu The Potato Song, lagu andalan bandnya yang liriknya nggak banget :p, kenekatannya terbukti dengan betapa sukanya dia membuat taruhan, rekornya adalah memekan tiga puluh dua ons mayones Miracle Whips dalam dua menit, yaks. Dia menduduki posisi kedua karakter anak band yang saya suka, berada di bawah Adam Wilde di buku Where She Went, ahahaha anak band emang nggak ada matinya :D
Pengalaman pertama membaca karya Sarah Dessen ini tidak membuat saya kapok untuk mencoba yang lainnya, saya suka gaya berceritanya, alurnya tidak begitu cepat, pertama dia mengenalkan karakter yang ada di buku ini, bahkan berlama-lama, kemudian memunculkan konflik dengan perlahan. Sayangnya itu semua menguntungkan pihak Remy, kita jadi tahu tentang keluarganya, tentang sahabatnya, tentang dirinya, efek Remy sebagai dalang buku ini. Saya sedikit sekali mendapat info tentang Dexter, bahkan interaksi antara Remy dan Dexter kurang banyak. Yang saya ketahui tentang Dexter adalah dia vocalis band Truth Squad bersama temannya Lucas, Ted, dan John Miller, nama bandnya akan berubah ketika mengisi acara kawinan menjadi G Flats. Ibunya menikah lima kali, mengalahkan rekor ibu Remy, dia kuliah di jurusan bisnis di University of Virginia dengan beasiswa penuh yang akhirnya dia tinggalkan demi musik, demi berkelana bersama teman-temannya, dia memiliki anjing bernama Monkey, tidak ada penjelasan lebih tentang masa lalunya, tentang keluarganya, bahkan pertemuannya dengan teman seband-nya diceritakan sangat singkat. Sosok Dexter hilang timbul di awal, baru setelah Remy menjalin hubungan dengannya saya merasakan chemistry mereka.
Saya suka covernya, manis, tidak kalah bagus dari cover aslinya. Tulisannya agak kecil, mungkin dikarenakan bukunya yang cukup tebal sehingga biar lebih hemat :D. Typonya cukup banyak, salah satu contoh ada di halaman 59 di bait Lullaby, ada satu bait yang diartikan padahal yang lainnya tidak, seharusnya tidak usah diartikan saja. Terjemahannya bagus, tidak ada kata yang sulit dimengerti.
This Lullaby adalah karya Sarah Dessen yang pertama saya baca. Keempat novel sebelumnya; That Summer, Someone Like You, Keeping The Moon dan Dreamland terpilih sebagai Best Books for young Adults oleh American Library Association. Sedangkan untuk novel ini sendiri pernah mendapatkan nominasi di South Carolina Book Award (2005) dan Michigan Library Association Thums Up! Award (2003). Itu semua membuktikan kalau Sarah Dessen adalah penulis contemporary YA yang nggak usah diragukan lagi karyanya. Berharap sekali bukunya diterjemahkan semua, belum banyak buku YA yang diterjemahkan di sini, saya haus bacaan roman remaja dewasa :D.
3.5 untuk Huffah!
This Lullaby
Penulis: Sarah Dessen
Alih bahasa: Stepanie Yuanita
Editor: Ratna Kusumastuti
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
ISBN: 978-602-00-2575-9
Cetakan pertama, 2012
454 halaman
Harga: 62k (disc 25% di TM Solo)
pinjaaammm :D
BalasHapusbolehhhhhh :D
BalasHapusAaaakkk romantis banget pas bgn ngasih peralatan makanan. Tapi dipikir2 cewe kan banyak yg suka diet tapi si Remy malah kasih peralatan makanan
BalasHapusPengennnnnnnnn baca ^^
BalasHapus