Sinopsis:
Jang Min Ho dan Jang Min Hwan.
Dua putra Keluarga Jang yang terpisah selama bertahun-tahun,
sekarang harus bertemu kembali untuk mendengarkan wasiat ayah mereka yang telah
meninggal dunia.
Jang Min Ho, terlahir sebagai anak dari istri yang sah,
hidup serba berkecukupan di Indonesia. Sementara itu, Jang Min Hwan terlahir
sebagai anak dari seorang pelacur, hidup susah di Korea.
Demi mendapat segala kekayaan Keluarga jang di Indonesia,
dua putra Keluarga Jang harus memenuhi segala permintaan ayah mereka di dalam
surat wasiat, termasuk tinggal bersama di rumah keluarga Jang. Rasa dendam,
sakit hati, dan masa lalu yang pedih membuat kedua kakak beradik ini lebih
mirip seperti orang asing.
Kehadiran Dena, anak gadis kepala pelayan yang juga adalah teman
masa kecil mereka, berhasil membuat mereka kembali bersatu. Tapi di saat mereka
akhirnya merasa sudah mampu melewati masa itu, ternyata nasip berkata lain.
Nasib.
Ketetapan Tuhan.
Sesuatu yang tidak bisa diubah dengan tangan manusia.
Bagaimana Jang Min Ho dan Jang Min Hwan menghadapi nasib
mereka? Sanggupkah mereka mengubahknya?
Review:
Entah kenapa makin lama membaca karya Orizuka makin gampang
sekali ditebak, terutama para tokohnya. Membaca buku ini serasa membaca Summer
Brezze dan Oppa & I. Konfliknya juga terasa biasa, amarah yang melingkupi
Jang Min Hwan karena diusir dan hidup susah di Korea sedangkan saudaranya hidup
enak membuat dia cuek, sinis, dan gampang marah, berbeda dengan Jang Min Ho
yang baik hati, dan Dena yang perhatian, ingin mengembalikan hubungan yang
harmonis sewaktu masih kecil menginggatkan saya akan tokoh-tokoh di Sumer
Brezze. Sedangkan hubungan Min Hwan dan Min Ho yang memburuk, di mana Min Hwan
sangat membenci Min Ho dan sebaliknya, menginggatkan saya akan tokoh kakak
beradik Jae di Oppa & I, alasan rengangnya hubungan mereka pun sama sepelenya
juga, salah paham. Rahasia keluarga yang disembunyikan ayah mereka dan isi
wasiat agak terlalu aneh, terlebih harus mengulang kuliah padahal Min Ho sudah
lulus S2. Belum lagi banyak sekali catatan kakinya, membuat saya bolak balik
menatap ke atas dan kebawah untuk mencari arti dari bahasa Korea yang sangat
banyak dibuku ini. Memang ada manfaatnya sih kita bisa menambah kosa kata
bahasa Korea hanya saya terlalu banyak, membacanya jadi nggak nyaman. Yang sangat saya sesali adalah kenapa
nasip akhir Min Ho harus seperti itu? Terlalu dipaksakan. Minim typo, tahu arti
covernya ketika Dena membuat gantungan kunci untuk mereka bertiga, yang
melambangkan shio masing-masing para tokoh, oh ya cover kedua di atas adalah cover buku terbaru, bagusan mana coba? :D. Diakhir cerita ada kamus mini dan
info tentang kuliner khas Korea, nambah pengetahuan sedikit tentang Korea, nah kenapa ada catatan kaki juga kalau dibelakang ada kamusnya? Walau
gampang ditebak sifat para tokohnya, tetap si cuek, sinis yang menjadi favorite
saya, Min Hwan. Bagi yang belum bosan membaca karya Orizuka, buku Korea pertama yang
ditulisnya ini mungkin bisa menjadi koleksi.
Fate
Penulis: Orizuka
Penerbit: Authorized Book
ISBN: 978-602-96894-0-2
Cetakan pertama, 2010
288 halaman
hehe... tertarik nih baca ini krn blm pernah baca karya orizuka sama sekali... tp klo dilihat2 karakter tokohnya selalu sama dari semua bukunya, jd bingung *ngoceh ga jelas
BalasHapusciri khasnya memang itu, nggak masalah sih sebenarnya hanya saja konfliknya dibuat agak berbeda pasti jauh lebih seru :))
BalasHapusIni buku udah cetak ulang ya?
BalasHapusAku belum pernah baca punya Orizuka, ada cuplikan2 yang udah aku baca itu judulnya apa lupa oh ya 17 years song apa ya, dia itu dari cara penulisan lincah, biasa, ga muluk-muluk tapi ngena :D *masuk wishlist tapi aku kurang suka kalo berbau korea, hihihi
BalasHapusthanks ya Kak for the review
Nggak sabar pengen bc karya kak ori yg satu ini! :D love it so much! ♥
BalasHapusAku punya bukunya yg cover sebelah kanan.. dpt murah di buku second... * ngomong2 kayana nyari buku murah mulu ya aku... jd malu :D
BalasHapusNgga perlu malu hoho, aku ya sering kok nyari buku second :D
HapusKaryanya Orizuka banyak yg ketebak ceritanya
BalasHapusTapi lumayan deh nambah2 koleksi penulis asia timur