Pages

Jumat, 05 Februari 2016

Nightfall by Robin Wijaya | Blog Tour, Book Review

Nightfall
Penulis: Robin Wijaya
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
ISBN: 9786020252056
Cetakan pertama, November 2014
300 halaman
Indonesia
Sebaris kalimat, sebuah undangan, dan luka pengkhianatan yang belum sembuh. Ada hal-hal yang membuat Natalie memutuskan untuk menerima uluran tangan Kris. Sikap pria itu membuatnya yakin kalau ia sanggup keluar dari bayang-bayang masa lalu.

Seattle
Bagi Kris, obrolan dengan Natalie telah menjelma satu bentuk perasaan baru. Pria itu menagih kesepakatan: sebuah pertemuan kembali. Ketika temu dan harap menyatukan rasa, seorang pria dari masa lalu meluruhkan janji yang telah dibuat Natalie.

Richland
Ada satu celah kosong bernama kehilangan. Benjamin membutuhkan seorang teman, dan Natalie pernah mendiami tempat itu dulu. Ia ingin Natalie hadir untuk sekadar menengok kenangan, namun siapa bisa mengendalikan perasaan? Natalie dan Kris sadar cinta mereka yang masih dini, bisa rapuh karena kenangan itu.
Liburan yang direncanakan Natalie gagal lantaran pacarnya ketahuan berselingkuh, perasaanya yang hancur membuat tidak bersemangat lagi untuk meneruskan liburan bersama Gio di Italia. Tidak ada kesempatan kedua bagi mantan pacarnya tersebut, keputusan Natalie sudah bulat, tanpa membuang waktu dia kemudian mengambil penerbangan ke Innsbruck, Austria, melakukan perjalanan sendirian sebelum kembali ke negara asalnya, Indonesia. Sewaktu menunggu di bandara Natalie bertemu dengan pria asing, Kris Halmer, yang membangunkan ketika namanya disebut oleh petugas. Dari sana percakapan terbentuk, mereka membicarakan banyak hal, terlebih hobi Kris yang sama dengan kakaknya, Gabriel, sama-sama suka membaca dan menggandrungi Leo Tolstoy.

Sebelum berpisah, Kris memberikan buku War and Peace sebagai kenang-kenangan, buku tersebut bisa menemani Natalie selama perjalanan. Namun, Natalie keberatan karena buku tersebut favorit dari Kris, dia akan meminjam buku dari kakaknya saja. Kris bersikeras, kemudian di halaman pertama buku Leo Tolstoy, Kris menuliskan sebuah undangan serta nomor telepon dan alamat surel agar Natalie suatu saat mengunjungi Seattle, mengembalikan buku tersebut, bertemu kembali.

Setelah pulang dari perjalanan solo di Austria, Natalie kembali ke Indonesia dan tinggal bersama kakaknya, Gabriel, yang menempati rumah peninggalan orang tua mereka. Sebelumnya Natalie tinggal bersama dengan Gio, kepulangan ini dipakai juga untuk membereskan semua yang masih tersisa, dia tidak ingin ada hubungan apa pun dengan Gio, salah satunya mengambil semua barang yang ada di tempat pria tersebut. Natalie juga memberanikan diri menghubungi Kris lewat alamat yang pria itu tuliskan di buku. Hubungan mereka terjalin dengan baik, Kris mengundang Natalie untuk mengunjungi Seattle. Berkedok ingin mengembalikan buku pinjaman, Natalie bertekad dan sudah bersiap melakukan perjalanan ke sana. Namun, perjalanan sedikit berubah ketika dia diminta untuk pergi ke Richland, membantu Benjamin Sebastian melupakan masa lalunya, membuat Kris menunggu di bandara sendirian.
Kalaupun Kris berpikir ia atau Sarah terlalu cepat menyimpulkan, kenyataanya segala sesuatu bisa terjadi pada hati manusia. Dalam hitungan waktu yang singkat maupun lambat.
Ada banyak hal yang bisa dilakukan dan hal tersebut akan terasa menyenangkan ketika kita melakukannya dengan seseorang yang spesial. Tak peduli ia sahabat, rekan kerja, atau kekasih sekalipun. Ketika waktu terasa begitu cepat, dan kebersamaan terasa begitu singkat. Saat itulah kita tahu seperti apa posisi orang yang berada di samping kita saat ini.
"Kalaupun lebih dari itu, apa salahnya? Kalau kau mau melangkah, melangkahlah yang jauh sekalian. Karena kalau hanya pergi satu-dua langkah jauhnya, besar kemungkinan kau akan kembali ke tempat semula."
Nightfall terbagi menjadi empat bagian ditambah prolog dan epilogue. Bagian pertama tentang Natalie Hanggia, bagian kedua tentang Kris Halmer dan bagian ketiga berbicara tentang Benjamin Sebastian, semua dituturkan lewat sudut pandang orang ketiga dengan mereka sebagai fokus utama setiap bagian. Bagian pertama berisi tentang masa-masa peralihan dari sakit hati ke menemukan perasaan baru, pertemuan Natalie yang tak direncanakan dengan Kris di bandara membawa harapan bagi kisah cintanya, dengan karakter Kris yang supel dan baik hati, Natalie merasa nyaman bersamanya, tidak ingin hubungan mereka berhenti begitu saja. Kris pun merasakan perasaan yang sama, lewat buku mereka berjanji akan bertemu kembali. 

Bagian kedua tentang kehidupan Kris yang jauh dari Natalie, dia tidak menyangka kalau Natalie benar-benar akan menghubunginya, dan dia merasa senang. Sudah lama tidak merasakan cinta dan dia begitu tertarik dengan pribadi Natalie. Harapan muncul ketika Natalie mengabarkan akan benar-benar mengunjunginya, tapi dia harus kecewa karena Natalie harus pergi terlebih dahulu ke Richland, menemui seorang pria yang mempunyai luka masa lalu, dan ibu pria tersebut yakin Natalie akan bisa membantunya, dia adalah Benjamin Sebastian. Ben dan Natalie dulu bertetangga dan teman gereja, Natalie sudah menganggap Ben layaknya seorang kakak, sejak pindah ke Amerika hubungan mereka sedikit merenggang, karena kesibukan masing-masing bisa dibilang terputus.

Kalau Kris memiliki pribadi supel dan mudah dicintai, Ben kebalikannya, dia dingin dan kasar. Kehilangan orang yang amat dia cintai membuatnya menjadi labil, orang tuanya sudah tidak bisa mengatasi, kemudian dia meminta Natalie, yang dulu memiliki hubungan dekat untuk menyembuhkan Ben, setidaknya agar Ben memikirkan masa depannya. Tidak mudah memang, tapi Natalie tidak mau menyerah begitu saja, dengan pendekatan yang bisa dibilang tanpa memaksa, secara perlahan Ben mulai membuka mata, ada kehidupan lain yang bisa membuat dia bahagia, ada kenangan baru yang harus dia buat untuk menutupi kenangan lama yang pahit. Di bagian keempat lah kisah mereka akan bertemu, membuat Natalie harus menentukan pilihan.

Saya tidak mengira kalau buku ini bertema cinta segi tiga, kehadiran Ben bisa dibilang di luar rencana, dia seperti menyusup diam-diam dalam hubungan Kris dan Natalie yang baru akan terbentuk. Saya cukup menikmati plot yang dibuat penulis, peralihan cerita Natalie-Kris-Ben bisa dibilang mulus, tadinya saya pikir cerita akan bersumber pada Kris dan Natalie, setidaknya penulis mencoba adil untuk kedua pria di buku ini, walau mudah ditebak akhirnya akan seperti apa. Gaya tulisannya masih puitis, alurnya cukup cepat dan lumayan detail juga.

Bagian favorit saya adalah ketika Natalie dan Kris pertama bertemu, waktu mereka membicarakan buku dan menggunakan buku sebagai janji bertemu kembali, romantis sekali! Sepertinya adegan itu adalah impian sebagian besar para kutu buku, hahahaha. Saya selalu suka bila ada sebuah buku yang bercerita tentang buku di dalamnya, menjadi poin tambahan. Dari segi karakter dan tokoh favorit saya akan memilih Ben, tapi untuk konflik yang di hadapi tiap tokohnya, saya memilih masalah yang dihadapi Ben, cukup kompleks dan lebih menarik. Di buku ini akan menyinggung sedikit tentang Gabriel, kakak Natalie yang akan memiliki porsi tersendiri di buku Daylight.

Bagi yang ingin melihat sendiri adegan paling romantis di buku ini yang berhubungan dengan buku, coba deh baca, memorable banget. Oh ya, tokoh Kris dan Natalie ini pernah muncul di buku Roma: Con Amore yang terbit pada tahun 2013 silam, jadi bagi penggemar tulisan kak Robin Wijaya tidak boleh melewatkan yang satu ini :D

3 sayap untuk War and Peace.


NB:
Dalam rangka blog tour #DaylightNightfall nanti bakalan ada giveaway berhadiah kedua buku tersebut, satu orang akan mendapatkan buku Nightfall dan satu orang mendapatkan Daylight. Giveaway akan saya tayangkan bersamaan dengan review Daylight sore nanti, janti pantengin terus ya :D.

6 komentar:

  1. Pasti rumit hubungan cinta segitiga. Cinta berpasangan aja kerap banyak cek coknya.. dan suka bikin pusing. Apalagi cinta melibatkan tiga hati. Beuhhh. malah curhat..

    Tapi malah penasaran. Pengen baca euy

    BalasHapus
  2. On my currently reading,.. Alurnya agak cepat ya, cukup dibuat penasaran dan bingung dengan maju-mundur kisahnya Natalie di awal. Aku penasaran awalnya dengan Daylight karena ada masak-memasak (suka buku dengan tema ini^^), takut ceritanya nyambung maka aku baca dulu Nigthtfall. Tapi ternyata beda cerita.

    BalasHapus
  3. Cinta segitiga emang klasik dan selalu asik buat dinikmati.

    BalasHapus
  4. Paragraf kedua bikin senyum-senyum hihihi, udah keliatan sisi romance-nya. Tapi ketika Natalie nggak bisa ketemu Kris, saya jadi ngerasa kecewa juga, konfliknya bakal dimulai nih.
    Aku belum ada bayangan Natalie bakal sama siapa... Hmmm
    Masukin ke wishlist ah.
    Terimakasih reviewnya kak

    BalasHapus
  5. Ah, ceritanya menarik banget ya, apalagi tentang pertemuan Natalie dan Kris.. Reviewnya bagus banget.. Jadi pengen punya bukunya juga

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*