Pages

Kamis, 26 November 2015

Mockingjay Part 2 | Movie Review


Sutradara: Francis Lawrence
Produser: Nina Jacobson, John Kilik
Penulis Naskah: Peter Craig, Danny Strong
Pemain: Jennifer Lawrence, Josh Hutcherson, Liam Hemsworth, Philip Seymour Hoffman, Julianne Moore, Donald Sutherland, Mahershala Ali, Natalie Dormer, Woody Harrelson, Elizabeth Banks, Sam Claflin, Jeffrey Wright, Jena Malone, Willow Shield, Stef Dawson.
Studio: Lionsgate Film

Based on Suzanne Collins book, Mockingjay.

Film dibuka dengan adegan di mana langsung menyambung bagian pertama, pasca Katniss Everdeen (Jennifer Lawrence) hampir mati dibunuh oleh Peeta Mellark (Josh Hutcherson), perbuatan Presidon Snow (Donald Sutherland) mencuci otak teman seperjuangannya di Hunger Games tersebut sudah sangat keterlaluan, dia bertekad akan membunuh pemimpin tirani itu dengan tangannya sendiri. Sayangnya, Presiden Alma Coin (Julianne Moore), menganggap tugas sang Mockingjay sudah selesai, Katniss tidak perlu bertempur lagi, dia akan muncul kembali ketika Panem baru tercipta. Setelah pernikahan Finnick (Sam Claflin) dan Annie (Stef Dawson) serta dukungan dari Johanna Mason (Jena Malone), Katnnis berencana menyelinap dan pergi ke Capitol untuk membunuh Presiden Snow. Gale (Liam Hemsworth) mengetahui rencana Katnnis, dan dia tidak perlu pergi sendirian.

Bukan hal yang mudah menembus pertahanan Capitol, dengan bantuan para gamemaker dan pecekeeper, Presiden Snow membuat wilayahnya dipenuhi pods atau jebakan mematikan (semburan api, tembakan peluru, ranjau darat, cairan hitam beracun, muts). Hanya dengan bantuan alat bernama Ho-Lo lah semua jebakan dapat terlihat. Presiden Snow telah menciptakan arena Hunger Games ke-76, menghadang semua pemberontak yang ingin menggulingkan kekuasaanya. Tahu kalau tidak bisa ke Capitol sendirian tanpa Ho-Lo, Katniss bergabung dengan squad 451, tim khusus yang ditugaskan melemahkan Capitol, dipimpin oleh Kapten Boggs. Di tengah perjalanan mereka, datang satu anggota baru, Peeta. Kapten Boggs menyuruh Katniss jangan pernah mempercayai Presiden Coin, kedatangan Peeta tentu merupakan rencananya agar Katniss tidak bertindak di luar perintah, untuk menyingkirkannya, Peeta masih belum sembuh benar dan berisiko bisa membunuh Katniss sewaktu-waktu. Kepopuleran Katniss dianggap sebagai ancaman masa depan ketika Panem sudah merdeka.





Seperti yang sudah saya duga, bagian kedua akan penuh dengan bom, bom, bom dan kematian. Berbeda dengan Mockingjay Part 1 yang terkesan lambat dan sedikit sekali aksi, di film terakhir ini perang telah dimulai. Semua bergerak cepat dan tidak ada adegan yang sia-sia. Saya sudah lupa detail buku Mockingjay, saya rasa tidak terlalu banyak perbedaan, saling melengkapi dan dari segi visual benar-benar termanjakan. Berkali-kali saya deg-degan dengan aksi para tim pemberontak menghindari pods dan mata berkaca-kaca melihat beberapa adegan yang bagi saya sangat memilukan. Cukup puas dengan endingnya.

Mungkin Catching Fire bisa dibilang seri terbagus dari buku ataupun versi film, di sana aksi dan politik yang ditonjolkan, sedangkan Mockingjay lebih menyentuh sisi emosi, khususnya Katniss sang tokoh utama. Saya rasa akting Jennifer Lawrence tidak perlu diragukan lagi, sekuat apa pun dia, tetap saja hanya manusia biasa, yang bisa merasakan kesedihan, kemarahan dan kemudian ingin membalas dendam, ingin segera perang berakhir dan tidak ada lagi korban berjatuhan, khususnya anak kecil. Pun dengan akting pemeran yang lain, Gale masih berharap akan perasaan Katniss dan selalu ingin di sisinya, perannya pas dan tidak berlebihan. Peeta mulai mendapatkan peran yang lebih banyak, dia juga sukses mengambil hati saya dengan usahanya melawan apa yang sudah Presiden Snow lakukan pada dirinya. 




Bagian menengangkan adalah ketika mereka harus menghadapi pods, cairan hitam tiba-tiba datang, kemudian Peeta berusaha membunuh Katniss. Bagian yang paling sedih adalah ketika Finnick menghadapi para muts, sedih banget kalau ingat, hiks. Ketika Katniss hampir sampai di gerbang kediaman Presiden Snow dan melihat banyak anak kecil terkena bom, yaampun yaampun yaampun T.T. Ketika Katnnis berada di rumah Districk 12 bersama kucing Prim, meledak semua perasaan tertahan Katniss akan kehilangan yang dia rasakan. Bagian yang membahagiakan sekaligus mengharukan adalah ketika pesta perayaan penikahan Finnick, Peeta memberikan pertanyaan kepada Katniss tentang hal-hal yang mereka berdua ketahui agar dirinya kembali waras. Menyentuh sekali.
"Stay with me."
"Always."

"You're still trying to protect me... real or not real?"   
"Real that's what you and I do keep each other alive"

"Your favorite color is green"
"That's right, and yours is orange."

"You're a painter. You're a baker. You like to sleep with the windows open. You never take sugar in your tea. And you always double knot your shoelaces"

"You love me, real or not real?"
Nggak bisa bicara banyak, tontonlah dan rasakan sendiri. Mockingjay Part 2 ini salah satu film pamungkas yang memuaskan, bahkan salah satu film YA sci-fi/fantasy/dystopia based on book terbaik yang pernah saya tonton, terlihat sangat serius digarap. Pesan damai yang ingin disampaikan penulis melalui Katniss sangat terasa, bahwa peperangan hanya meninggalkan luka, kesedihan, kehilangan anggota keluarga dan orang yang kita cintai, waktu untuk menyembuhkannya tidaklah sebentar. Sangat terlihat dari sorot mata Katniss, walau dia terlihat kuat namun ada luka batin yang sangat dalam yang mungkin tidak pernah bisa dia enyahkan. Dan bisa saja cerita Katniss adalah cerminan masa depan dunia kita.
Did you have a nightmare? I have nightmares too. Someday I'll explain it to you. Why they came. Why they won't ever go away. But I'll tell you how I survive it. I make a list in my head. Of all the good things I've seen someone do. Every little thing I could remember. It's like a game I do it over and over. Gets a little tedious after all these years, but... There are much worse games to play...
4 sayap untuk real or not real.


Sumber gambar: The Hunger Games

10 komentar:

  1. belum sempet nonton nih..tertimbun sama kerjaan...semoga masih tayang ..hiks

    BalasHapus
  2. Seru ya mbak, filmnyaa. Tapi entah kenapa sepanjang nonton asik ngebandingin dengan Catching Fire :(

    Sedih satu seri film bagus udah tamat :(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Lah kenapa dibandingin, kan lanjutannya, hehehehe
      Iya, setelah ini film apa lagi yang seru, semoga Allegiant nggak ngecewain deh :(

      Hapus
  3. pas nonton catching fire berasa agak kurang actionnya.. gak sabar untuk nonton yang ini :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau aksi mungkin masih banyak Catching Fire, tapi di film ini cukup seru juga, yang jelas ceritanya lebih emosional :)

      Hapus
  4. Saya setuju dengan mba, di Mocking Jay ini kebanyakan menonjolkan emosi katniss ketimbang aksinya sehingga terkesan filmnya lambat. Tapi overall dari efek hingga akting TOP BGT buat saya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yeay, aku juga suka banget efek dan akting para pemainnya :D

      Hapus
  5. Baru nonton ini kemarin. Saya udah nonton part 1 & 2. Saya penyuka film genre sci-fi, tapi entah kenapa Mockingjay ini juga dua kali hampir bikin saya ketiduran di bioskop. Kalo soal pesannya mungkin bisa sampai lah ya. Tapi untuk actionnya, lambatnya minta ampun. Walaupun yang kedua masih lebih baik dari yang pertama, sih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau di banding film sci-fi non buku emang masih kalah, tapi dibanding film YA-dystopia based on book menurutku seri The Hunger Games ini adalah seri yang dibuat dengan serius, lihat aja yang lain kacrut semua. Sedangkan untuk buku ketiga emang bagian akhir yang seru, bagian pertama lebih membahas politiknya, makanya heran kenapa dulu dipecah jadi dua film karena bakal boring banget yang pertama :)

      Hapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*