Dear Miss Tuddels by Ginger Elyse Shelley | Blog Tour, Book Review, Giveaway

Dear Miss Tuddels

Penulis: Ginger Elyse Shelley

Editor: Misni

Cover: www.freepic.com

Penerbit: Diva Press

ISBN: 978-602-255-967-2

Cetakan pertama, Oktober 2015

224 halaman

Buntelan dari @divapress01

“Kurasa aku benar-benar jatuh cinta. Aku tahu ini sangat konyol. Aku hampir selalu mencemooh pembicaraan soal cinta selain pernyataan tentang betapa palsunya kata itu. Kurasa ini yang namanya ironi.”

Matteus MacGregor tak pernah percaya pada cinta—pernikahan yang dilandasi cinta. Meskipun ia menginginkannya, itu sama seperti ingin bertemu seekor unicorn. Namun, tanpa ia sadari, Kimberly Tuddles menyelusup ke hatinya.

Namun, Kimberly Tuddles adalah pelayannya. Hubungan cinta antara majikan dan pelayan dan majikan adalah skandal besar di kalangan bangsawan Inggris pada zaman Victoria, tahun 1800-an.
Bagaimana cara Matteus dan Kimberly meraih kebahagiaan dan cinta mereka di tengah situasi sosial yang demikian?

Pada usia ke dua belas tahun, berkat bantuan Bibi Agatha, Kimberly Tuddels mendapatkan pekerjaan sebagai seorang pelayan di kediaman keluarga Macgregor, salah satu keluarga bangsawan yang cukup terpandang di Inggris. Tugas Kimberly adalah membantu Mrs. DiBeneditto atau biasa dipanggil Granny Catarina untuk mengasuh Tuan Muda Macgragor. Granny adalah pelayan senior, bahkan ayah Tuan Muda juga pernah dia asuh sehingga kedudukannya cukup dihormati.

Kimberly mengira tugasnya amat berat, dalam bayangannya seorang bangsawan muda pasti sombong dan angkuh, tapi ketika berkenalan dengan Matteus Macgregor ternyata dia sangat ramah, bicaranya sopan bahkan baik hati. Memang sifat bangsawannya kadang muncul, seperti meremehkan Kimberly yang tidak bisa membaca tapi tidak menjadi masalah, Kimberly suka dengan pekerjaannya, bahkan Matthew sedikit demi sedikit mengajarinya membaca karena tahu Kimberly suka sekali dengan buku dan anjing. Mereka berdua memiliki minat yang sama. Semakin lama hubungan mereka tidak seperti seorang pelayan dan majikan, kalau di depan umum mereka akan berakting seperti itu tapi ketika berdua, mereka hanyalah Kimberly dan Matthew, dua orang yang sangat suka menghabiskan waktu bersama. Bagi Matthew, Kimberly sudah seperti adiknya sendiri, bahkan dia memberikan nama anjingnya sama dengan namanya sendiri sebagai pengalihan kalau mereka sedang tidak berdua. 

Ada suatu ketika Kimberly menyadari posisinya dan mulai menjauh, tapi Matthew sangat merasa kehilangan, dia tidak bisa berpisah dengan Kimberly, dia sudah jatuh hati dengan pelayannya. Sedangkan Kimberly sendiri dia tidak mampu menolak, tahu benar bahwa perasaannya berbalas. Layaknya para bangsawan lain, sejak kecil Matthew sudah memiliki tunangan, walau statusnya masih bisa berubah, selain itu semakin dewasa penampilan Matthew semakin menarik dan banyak gadis muda dan kaya raya mengincarnya. Tantangan besar bagi Matthew mempertahankan cinta sejatinya di tengah status sosial yang mengharamkan hubungan orang kaya dan orang miskin.

"Ketika seseorang menyayangimu, dan tidak ada orang lain yang menyayangimu, kau akan menyayanginya. Benar-benar menyayanginya."

"Kimberly, aku mencintaimu," katanya. "Aku mencintaimu, seakan aku lahir dengan kewajiban untuk mencintaimu, dan hanya untuk mencintaimu. Mencintaimu adalah hak lahirku, hal yang membentuk dan mempertahankan hidupku." 

Saya tidak pernah menyangka bakalan ada penulis Indonesia yang mengambil tema historical romance, mustahil saja, melihat genre tersebut bercerita tentang Eropa atau Amerika masa lampau, masa di mana penulis Asia jarang meyentuhnya. Bersetting pada tahun 1802, di mana zaman Victoria berjaya di Inggris, status sosial dan gelar bangsawan menjadi segalanya, cerita ini dimulai. Satu hal pasti yang dimiliki penulis adalah dia bisa menulis dengan sangat bagus, memang tidak sedetail genre historical romance yang saya baca pada umumnya dengan melibatkan adegan ranjang yang bikin gerah, setidaknya suasana tempo dulu cukup terasa, bagaimana cara penulis membangun chemistry kedua tokoh utamanya secara perlahan sukses, dan konfliknya sendiri cukup menarik, masih khas historical romance. Bagi saya kisah cinta si kaya dan si miskin itu tidak ada matinya :p.

Saya suka sekali dengan dua tokoh utama buku ini, Matthew digambarkan seseorang yang memiliki beban cukup besar, putra tunggal seorang bangsawan di mana tindak tanduknya sering menjadi sorotan masyarakat umum. Namun, diasuh oleh Granny yang pembawaannya hangat, Matthew menjadi sosok yang berbeda dengan Tuan Muda kebanyakan, dia menghargai orang lain, menganggap status bukan masalah besar, semua orang harusnya mendapatkan hak yang sama, seperti seorang perempuan atau dari status rendah berhak bisa mendapatkan pengetahuan, bisa membaca. Sedangkan Kimberly sendiri adalah seorang gadis yang penuh semangat, memiliki rasa ingin tahu tinggi dan suka belajar, dia merasa beruntung sekali bisa tinggal dan mengenal keluarga Macgregor yang baik terhadapnya.

Untuk konfliknya sendiri dihadirkan cukup menarik, di mana ada masa kita tidak bisa memilih cinta karena ada status sosial yang menjadi batasan, di sanalah Matthew mencoba mendobrak peraturan yang apabila dilanggar akan menjadi aib keluarga, skandal besar keluarga bagsawan. Ayah Matthew pernah menyerah, sehingga dia tidak ingin hal yang sama terjadi pada anaknya, jangan hiraukan perkataan orang lain, asal bahagia itu saja sudah cukup. Kadang memang tidak mudah ketika kita akan mencapai garis finish yang berjudul kebahagiaan, Matthew harus melalui berbagai cobaan untuk meraihnya.

Alurnya maju dan cukup cepat, tidak berbelit-belit namun terangkum dengan baik, walau endingnya jenis ending yang paling saya benci, menjadi pengenalan yang cukup berkesan dengan karya Ginger Elyse Shelley atau yang mempunyai nama lain Ziggy Zezsyazeoviennazabrizkie, saya jadi penasaran ingin membaca Di Tanah Lada, apakah ada rasa yang berbeda di dua nama yang dipakainya? Semoga berjodoh :D.

3.5 sayap untuk Matthew, hiks.

Giveaway!!!
Buat satu orang pembaca setia Kubikel Romance yang berdomisili di Indonesia berkesempatan mendapatkan satu buku Dear Miss Tuddels dan buku terbaru dari DivaPress secara gratis yang akan dikirimkan oleh penerbitnya langsung! Berikut caranya:
1. Follow Kubikel Romance via Google Friend Connect (GFC), mau follow bloglovin dan G+ juga boleh banget!
2. Follow @divapress01 dan @peri_hutan
3. Share link postingan ini ke sosial media yang kamu punya, boleh mention saya dan penerbit, jangan lupa pakai hastag #DearMissTuddels ya :D
4. Tulis nama, akun twitter dan link share kamu di kolom komentar.

Udah itu aja, gampang banget kan? Kalau mau berkomentar tentang buku ini atau alasan pingin baca boleh banget! Cuma setor syarat aja nggak masalah :D

Giveaway berlangsung selama seminggu, pengumuman pemenang satu hari setelah deadline yang akan saya posting di sini juga. Ingat ya, pemenang saya pilih dari yang memenuhi semua syarat, jadi kalau kamu menang tapi tidak mengikuti persyaratan yang ada (mocal tidak follow blog atau twitter) maka saya akan mencari pemenang lain. Good luck!

*UPDATE*

Saatnya pengumuman pemenang, nggak nyangka banget loh kalau peminat buku ini banyak banget, bahkan menjadi blog tour yang pesertanya paling banyak dari semua yang pernah saya tayangkan, terimakasih sekali atas antusiasmenya, dan maaf pemenangnya cuma ada satu, hiks. Dan yang beruntung kali ini adalah...

Pramestya
@p_ambangsari

Selamat ya, saya akan menghubungi kamu via email karena sepertinya lagi sibuk belajar, hehehehe. Bagi yang lain, jangan putus asa dulu, mungkin jodohmu bukan di giveaway ini tapi di giveaway yang lain, masih banyak yang bisa kalian ikuti, jadwal blog tour dan giveaway di Kubikel Romance bisa di lihat di bagian sidebar berjudul Save the Date, semua kece-kece dan recommended banget. Tetap semangat ya dan jangan lupa follow, karena syarat utama menjadi pemenang adalah mengikuti semua aturan yang sudah ditentukan :D.