Pages

Senin, 23 April 2018

Book Review: Baby Daddy by Dahlian | Blog Tour

Judul buku: Baby Daddy
Penulis: Dahlian
Editor: Alit Tisna Palupi
Desainer sampul: Dwi Anissa Anindhika
Penerbit: Roro Raya Sejahtera
ISBN: 978-602-61138-8-7
Cetakan pertama, Desember 2017
42 halaman
Harga: 94k
TAGLINE:
KETIKA AKU MEMPERTANYAKAN CINTA, KAU HADIR SEBAGAI JAWABAN.

Blurb:

APA KAMU TAHU BAYI CUMA BISA MENANGIS, 
TIDUR, DAN BUANG AIR?

Bukan sekali dua kali Bramasta hampir ingin melambaikan bendera putih karena pengetahuannya yang kelewat minim tentang merawat bayi. Meskipun begitu, satu hal yang pasti, dia tak akan menyerah demi Dona—Baby D-nya.

Ketika menemukan bayi itu tergeletak menangis dalam keranjang depan rumah, dia bersumpah tak akan membuat Baby D merasa terbuang seperti masa kecilnya dulu. Namun, di sisi lain, Bramasta juga sadar dirinya butuh bantuan... meskipun itu berarti dia harus minta tolong ke tetangga barunya yang sangat menyebalkan.


BABY D IMUT DAN MENGGEMASKAN SEKALI. 
DADDY-NYA? NOT SO MUCH!

Keynara meyakinkan dirinya kalau dia mau repot-repot membantu seperti ini hanya karena Dona—bukan Bramasta. Untuk waktu yang cukup lama, dia merasa ambisi Bramasta merawat Baby D itu kelewat konyol. Namun, hari demi hari, Bramasta terus memperlihatkan keteguhannya. Hanya dengan belajar sebentar saja, dia segera terampil mengganti popok Baby D, memandikannya, bahkan menggendongnya hingga berhenti menangis. Meski begitu, masih ada sejumlah pertanyaan yang mengusik Keynara sampai sekarang: siapa orangtua Baby D sebenarnya? Benarkah memang bukan anak Bramasta seperti pengakuannya selama ini?

Ada lagi pertanyaan yang lebih penting: kenapa dadanya berdesir setiap kali berada di dekat Bramasta dan Baby D? Apakah benar ini hanya kekaguman atau spektrum perasaan lain yang enggan Keynara akui?
Apa yang akan kamu lakukan bila menemukan bayi di atas keset depan pintu rumahmu dengan kondisi yang cukup mengenaskan di tengah hujan? Bingung tentu saja, siapa orang yang tega melakukan hal tersebut? Itulah yang dialami Bramasta, seorang pemuda yang hanya tinggal sendirian dan tak mengerti apa pun tentang merawat bayi. Hanya satu orang yang kemudian terlintas di benak Bramasta, satu orang yang bisa dibilang menjadi musuhnya gara-gara masalah sepele, sampah.

Bramasta tak pernah mengira tetangganya yang cerewet, yang dia kira penunggu rumah sebelah adalah dokter anak. Kaynara tidak mencerminkan seorang dokter, dia sangat cerewet dan galak, belum penampilan sehari-hari yang mirip asisten rumah tangga, jadi maklum saja ketika Kay mengaku bisa menangani Baby D -panggilan yang diberikan Bram, dengan cekatan dan langsung membawanya ke rumah sakit karena bayi tersebut terkena pneumonia.

Kay tidak menyangka kalau Bram tidak sebrengsek yang dia kira, terlebih ketika dia ingin mengadopsi bayi yang dia bilang bukan bayinya tersebut. Kay sudah menyarankan untuk menyerahkan kasus tersebut ke polisi kalau memang benar Bram tidak tahu asal usulnya, tapi Bram dengan santai akan merawat sendiri bayi tersebut, dia tidak akan membuat Baby D terlantar dan diasuh oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Dia tidak ingin masa lalunya dialami juga oleh Baby D.

Bram meminta bantuan Kay apa saja yang diperlukan untuk merawat seorang bayi, karena Kay juga menyukai Baby D, dia tidak keberatan ikutan repot bahkan mencarikan donor ASI bagi Baby D. Masalah mulai muncul ketika ibu Kay yang berniat menjodohkan Kay dan merongrongnya untuk segera menikah datang ke rumah. Dengan santainya Bram datang dengan membawa Baby D dan memperkenalkan diri kalau dia adalah pacar Kay.
"I'm not scared to commit, Kay. I'm scared of how much I love you. Scared of the feeling that I never be able to find happiness with you. That's what I scared of."
Semua orang punya sejarahnya masing-masing. Baik atau buruk sama sekali bukan masalah. Yang terpenting adalah bagaimana kita menyikapinya. Kesalahan adalah sebuah pembelajaran. 
Jangan terkecoh dengan label dewasa di sampul buku, karena tidak ada adegan yang eksplisit, bahkan ciuman saja hanya beberapa, hahaha, jadi aman kalau remaja mau membacanya. Kenapa saya menekankan ini? Karena pesan yang diusung cukup bagus, bahkan perlu dibaca oleh para remaja. Ada tiga hal yang saya dapatkan di buku ini; jangan nilai orang dari tampilan luarnya, memiliki anak perlu tanggung jawab yang besar dan jangan nilai orang dari latar belakangnya.

Untuk tema cinta, Dahlian mengusung benci jadi cinta antara Kaynara dan Bramasta. Kay baru saja pindah ke rumah sepupunya karena dia ingin lari dari rasa sakit ditinggal menikah gebetannya dan menghindari ibunya. Karena berasal dari dunia medis, dia sangat terganggu dengan kelakukan tetangganya yang suka membuang sampah tidak pada tempatnya, walau sebenernya sudah sesuai sih, hanya meletakkan sembarangan sehingga mendatangkan kucing dan tikus. 

Beberapa peringatan sudah dia berikan tapi Bram malah segaja memperburuk keadaan, akhirnya Kay melakukan balas dendam. Namun, perasaan sebal Kay mulai berubah ketika Bram memiliki rasa tanggung jawab ketika mendapati Baby D. Terlihat dia sangat menyayangi dan tulus ingin merawat, dari sanalah benih-benih cinta mulai tumbuh, hahaha. Merawat bayi orang lain saja sampe segitunya, gimana nanti merawat bayi sendiri, yekan, suamiable deh si Bram ini, minta dicipok, hahahha.

Selain sedikit membahas dunia medis, khususnya beberapa penyakit yang biasa dialami oleh bayi maupun anak kecil, pentingnya ASI dan bagaimana mendapatkannya, Dahlian menyisipkan pesan yang cukup penting tentang merawat bayi bukanlah hal yang mudah, perlu dedikasi dan tanggung jawab yang besar. Hal ini dia utarakan lewat bagaimana Bram merawat Baby D, terlebih dia pekerja kantoran, laki-laki yang masih membujang, sungguh tidak lah mudah, karena perlu kesiapan untuk merawat seorang bayi, belum nanti membesarkannya.

Tentang latar belakang seseorang, kisah masa lalu hidupnya. Bram punya alasan yang kuat kenapa dia trauma akan penolakan, terlebih dari orangtua pacarnya, hal yang menjadi alasan kenapa dia ingin mengadopsi Baby D. Kay meyakinkan kalau tidak semua orang memandang dari mana dia berasal, dari masa lalunya. Intinya, jangan suka mengambil kesimpuloan sendiri, komunikasikan :D

Bagian yang menjadi favorit bagi saya adalah ketika misteri siapa sebenarnya yang membuang Baby D mulai tercerahkan, ada bagian antara Bram dan Baby D yang sangat membuat emosional, terlihat banget bila Bram sangat menyayangi Baby D dan sudah menganggap anaknya sendiri. Sukses banget Dahlian membangun chemistry antara Bram dan Baby D, hahaha, karena beneran pengen mewak pas baca. Ada lagi pas Kay bercerita akan masa lalu orangtuanya, itu juga cukup emosional.

Secara keseluruhan, Baby Daddy cukup membayar kerinduan akan tulisan Dahlian, sudah lama sekali tidak membaca tulisannya, bahkan kangen dia berkolaborasi dengan Gielda Latifa, karena baisanya lebih hot, hahahaha. Emosinya dapat banget, baca saja, walau di bagian akhir agak kemanisan, hehehe. Saya juga suka para tokohnya, menyenangkan banget, plissss bikin buku tentang Rafka dong, dia gemesin juga, hahahaha.

Sekali lagi, Baby Daddy bisa dibaca mulai dari usia remaja, jadi jangan takut, aman banget kok!



Challenge
Tantangan untuk host kali ini adalah menggendong boneka, hehehe.


The next Ria Enes dan Susan, wakakakaka.

2 komentar:

  1. Jangankan Kay, aku yang baru baca reviewnya aja jatuh kagum dengan pilihan Bram merawat Baby D sendiri.

    Jadi asal muasal Baby D terpecahkan?
    Lalu Baby D balik ke orang tua aslinya atau tetap diasuh Bram endingnya?

    BalasHapus
  2. Ya ampun.....jadi melting sama Bram

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*