Pages

Kamis, 01 Maret 2018

Revan & Reina | Book Review

Judul buku: Revan & Reina
Penulis: Christa Bella
Penyunting: Suci Amanda
Desain cover: Abdul Gafur
Penerbit: Ikon
ISBN: 978-602-74653-0-5
Cetakan I: Juni 2016
298 halaman
Baca di Google Play Book
Pandangan Reina dan Revan beradu. Dan, hal pertama yang mampu gadis itu lakukan adalah memejamkan kedua matanya sambil menghirup udara sebanyak mungkin. Sementara ia menyusun kata demi kata untuk mengurai penjelasan, justru Revanlah yang pertama kali membuka mulut. Memecah keheningan yang janggal. Meski begitu, ekspresi Revan terlihat muram.

“Gue ngerti kok, Na. Tanpa lo jelasin pun, gue bisa mengerti,” Revan melempar pandangannya ke arah lain. “Karena itu satu-satunya hal yang mesti gue lakukan ketika dia kembali.”

Reina masih terdiam. Perasaannya teraduk-aduk.

***
Sebab Revan percaya, hati yang terluka hanya perlu waktu untuk sembuh.
Namun, bukankah rasa kerap berjalan beriringan dengan anomali?
Kini, kebahagiaan pun masih bertumpu pada ketidakpastian.

“Satu kata yang dapat mendeskripsikan perasaan Revan terhadap Reina secara keseluruhan: hanyut.” – halaman 85.
Selain bertetangga, Revan dan Reina bersahabat sejak kecil, Revan selalu mengikuti kemana pun Reina pergi hingga perasaanya ikut tumbuh. Walau perbedaan usia mereka terpaut tiga tahun, tidak menjadi halangan bagi Revan untuk mencintai Reina. Bagi Revan, Reina adalah satu-satunya pelampung yang tersisa untuknya, dia tidak bisa membayangkan bagaimana kalau suatu saat nanti Reina berhenti menggenggam tangannya, memutuskan pergi untuk lebih memilih cinta masa lalunya.

Ditinggal oleh Fabian, kakak kelas yang Reina sukai ketika perasaanya sedang memuncak tanpa penjelasan dan perpisahan, membuat luka hati yang sangat membekas. Dengan berani Revan menawarkan sebuah hubungan tanpa melihat status mereka. Revan tidak ingin orang yang dicintainya dengan tulus selalu bersedih, dia ingin agar Reina belajar melupakan dan menerima dirinya apa adanya. Karena sudah terlalu nyaman berada di sisi Revan dan sangat mengenal pribadinya, ditambah Revan selalu ada di setiap Reina membutuhkan, mereka mencoba hubungan yang selalu dicemooh oleh semua orang karena perbedaan usia.

Kebahagiaan Revan harus terusik ketika Fabian kembali datang tanpa merasa bersalah, dia sama baiknya seperti dulu, kembali memberi harapan, membuat Revan takut kalau dia akan kehilangan Reina. Kehadiran orang ketiga bukan hanya datang dari sisi Reina, di sekolah ada adik kelas yang selalu tanpa sengaja ditolong oleh Revan dan menganggap perhatiannya adalah sebuah lampu hijau, Diandra menjadi berharap lebih.

Dengan segala masalah dan perbedaan, apakah hubungan Revan dan Reina akan bertahan?
“Efek samping yang kamu hadapi ketika kamu memutuskan untuk berusaha melupakan a certain someone selama seharian penuh adalah kamu justru menggunakan waktumu selama seharian penuh pula dengan memikirkan segala hal tentang orang itu. Bak senjata makan tuan.” – halaman 80.
“Lagi pula apa salahnya, sih, suka sama orang? It’s not a crime to fall in love, as long as it’s still in a healthy way.”
“ Manusia nggak akan pernah bisa memegang kendali atas perasaanya sendiri, Van.”
 – halaman 254.
Revan & Reina adalah buku remaja yang sangat dekat dengan kehidupan kita sehari-hari, atau bisa dibilang sangat kekinian, semua tersaji dengan santai dan menyegarkan. Baik dari segi bahasa yang digunakan penulis sampai bahan obrolan di dalamnya, misalkan saja group chat Revan dengan teman-temannya yang diberi nama Sindikat Maling Kutang, ejekan dan kesalahan dalam penulisan di chat sangat realistis sekali, di kehidupan nyata pun kita sering melakukan hal tersebut. Kemudian panggilan sayang Revan kepada Reina, Nana Dalem, menunjukkan kalau walau hubungan mereka serius, tidak jarang sering bercanda, mengalir apa adanya. Dengan bahasa sehari-hari dan cara bercerita yang lincah, membuat Revan & Reina mudah untuk diselami.

Plotnya cukup rapi, pada bagian awal penulis tidak langsung menjelaskan akan hubungan Revan dan Reina, tapi menunjukkan hubungan mereka lewat obrolan maupun tindakan sehingga pembaca bisa menarik kesimpulan pada akhirnya, penulis menunjukkan teknik show yang baik dalam hal ini. Menggunakan sudut pandang orang ketiga dengan alur maju, membuat pembaca lebih objektif, ada bagian flashback juga, membuat pembaca mengerti akan apa yang terjadi dengan masa lalu tanpa memakan banyak halaman, bahwa cerita lebih berfokus akan masa depan. Layout yang dihadirkan sangat cantik sekali, dengan gambar gedung dan balon udara di tiap bab serta cover yang indah, membuat kemasan Revan dan Reina tampil menawan.

Salah satu kelebihan penulis yang cukup terlihat adalah bagaimana dia membangun karakter para tokohnya, konsisten dari awal sampai akhir dan logis dari segi usia mereka, melihat perbedaan usia adalah salah satu konflik dari buku ini. Kedewasaan Reina ditunjukkan ketika dia mendapati kalau ada orang lain yang menyukai Revan, dia tidak lantas cemburu, dia memahami dan tidak langsung menghakimi, bahkan memberi penjelasan agar tidak terjadi salah paham. Sedangkan gambaran Revan yang lebih muda dan labil ditunjukkan dengan Fabian yang datang kembali, rasa tersaingi, kemarahannya sampai perkembangan karakternya dalam menerima Fabian dan masalah yang dihadapai mereka dibangun dengan baik oleh penulis.

Untuk tokoh pendamping, kehadiran mereka dibutuhkan dan peran mereka juga penting. Misalkan saja teman-teman Revan, menghadirkan kisah persahabatan di buku ini. Reynald, kakak Reina yang cukup protektif, perhatiannya menggambarkan akan kasih sayang seorang saudara, dia percaya akan hubungan Revan dan Reina karena mereka sudah mengenal sejak kecil dan tahu Revan tidak akan melukai adiknya, tidak seperti sahabatnya, Fabian. Sedangkan kehadiran Fabian dan Diandra seperti menunjukkan akan selalu ada batu sandungan dalam setiap hubungan, tinggal bagaimana kita menyikapi, menahan sakit atau mengobati?

Bagian favorit dari buku ini adalah ketika penulis menyisipkan adegan di buku maupun di film dalam obrolan Revan dan Reina, misalkan ketika Revan dan Reina melafalkan line favorit di Gone Girl bersama-sama. Hal ini menunjukkan bahwa walau hubungan mereka banyak perbedaan baik dari segi usia dan sifat, mereka akan selalu menemukan persamaan sejalan dengan berkembangnya hubungan mereka, ada banyak hal menyenangkan yang bisa mereka ulas bersama.

Revan dan Reina adalah bacaan ringan dan menyenangkan, banyolan yang Revan dan teman-temannya lontarkan akan membuat tersenyum, hubungan Revan dan Reina yang seperti kekanak-kanankan tersimpan hubungan yang matang dan dewasa. Perbedaan usia bukanlah masalah besar, lewat Revan dan Reina kita bisa belajar bahwa hal yang serius bisa menjadi sederhana kalau kita menyikapinya dengan santai dan senyum.

Cerita Revan dan Reina berangkat dari akun @bellawrites di wattpad, setelah dibaca lebih dari empat juta kali, cerita yang mewakili hubungan anak muda zaman sekarang ini, serta identik dengan banyolan yang khas dan tingkah konyol para tokohnya, dilirik oleh penerbit Ikon dan akan diangkat ke layar lebar pada tahun depan. Film garapan Andreas Sullivian dan penulis skenario oleh Jujur Prananto ini akan dibintangi Angela Gilsha dan Bryan Domani, serta ada Melly Goeslaw sebagai pengisi soundtrack dengan lagu “Bila Aku Jatuh Cinta’, diproduksi Lingkar Film.


2 komentar:

  1. aku juga mau baca iniiiiiiii waaaaaaaa.. udah lama masuk wishlist padahal, hiks.. tp belum kebeli

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo ayo, filmnya udah ada loh, baca dulu sebelum nonton :)

      Hapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*