Pages

Rabu, 28 Februari 2018

Top 7 Most Favorite Books 2017


Sampai juga di kategori terakhir, Top 7 Most Favorite Books 2017, sengaja saya posting sekaligus biar nggak ditunda-tunda lagi, sudah telat banget juga, seharusnya selesai awal tahun kemarin, hehehe. Tahun ini saya juga terpaksa melewatkan ritual memposting book to movie adaptation, nggak ada waktu buat riset, hiks.

Genre bacaan saya tahun 2017 kemarin nggak jauh beda dari tahun sebelumnya, saya mulai jarang membaca fantasy, apalagi historical romance, tidak satu pun. Lebih banyak teenlit, YA, contemporary romance, sesekali tentang crime-mystery. Walau awalnya cukup lambat karena masih terbawa efek kewalahan di tahun sebelumnya, secara perlahan saya sudah bisa mengatur ritme, apalagi sejak berlangganan Scoop (sekarang berganti nama menjadi Gramedia Digital). Saya jauh lebih bebas memilih genre bacaan, efek mengurangi kegiatan blog tour bisa benar-benar fokus akan timbunan, walau sekarang ditambah timbunan ebook, hahaha.

Intinya saya lebih mawas diri saja, kalau nggak kuat yasudah, saya terpaksa melewatkan kesempatan untuk blog tour, kalau pun ada pencarian, saya ikut yang memang saya ingin membaca buku tersebut. Belajar dari pengalaman, nggak usah 'ngoyo'. Alhasil, tahun kemarin saya banyak membaca buku bagus, karena saya banyak membaca buku yang memang saya inginkan, karena saya merasa lebih santai. Banyak yang saya sematkan 4-5 bintang, baik buku dalam negeri maupun terjemahan. Misalkan saja di awal tahun saya sangat puas ketika membaca Jingga Untuk Matahari, Rule of Thirds dan Second Chance Summer.

Saking banyaknya buku bagus yang saya baca, saya cukup bingung memilih. Setelah menimbang-nimbang efek buku yang bikin saya nggak karuan pas baca, yang bikin saya book hangover, susah move on ke buku lain, akhirnya saya memutuskan untuk memilih ketujuh buku di bawah ini. Berikut adalah Top 7 Most Favorite Books 2017.

7. No Place Like Home by Alma Aridatha

Salah satu buku coming of age dalam negeri yang sangat recommended! Tema parentingnya sangat terasa sekali, karakternya kuat, konfliknya menarik. Paket lengkap pokoknya! Awal membaca saya tidak punya ekspektasi apa pun akan buku ini, baru juga dengar nama penulisnya, tapi ketika membaca lembar demi lembar, saya bisa merasakan apa yang dirasakan Ganda, bagaimana tanggapan orang luar tentang dirinya, bagaimana perasaanya akan keluarga baru, akan penerimaan. Tentang anak korban hamil di luar nikah yang mencoba beradaptasi dengan ayah yang baru dikenalnya ketika sudah beranjak dewasa. Sangat saya rekomendasikan bila ingin termehek-mehek.

Untuk mengetahui lebih lengkap, silakan klik judul di atas, sudah saya buat review-nya.

6. Someday by Winna Efendi

Saya sangat suka cara Winna secara perlahan menunjukkan akan apa sebenarnya tema yang diangkat oleh Someday, salah satu keuntungan sinopsis yang dibikin Gagas, pembaca tidak tahu cerita sebenarnya kalau tidak membaca langsung, cukup menggembirakan karena saya bisa menebak dengan sukses, lewat sikap Art kepada Risa. Karakter para tokohnya juara! Menurut saya Someday adalah buku terbaik Winna Efendi, menggeser posisi Melbourne selama ini.

Berhubung saya terlebih dulu menonton film Posesif daripada membaca buku ini, tentu mau nggak mau menyamakan karena ada beberapa kemiripan plot, khususnya tentang tema toxic atau abusive relationship yang diangkat, bahkan menyingung olahraga yang berhubungan dengan air. Polanya hampir mirip, mulai dari latar belakang atau pencetus sampai merambat ke karakter, dari beberapa buku yang saya baca tentang kekerasan-dalam-hubungan, memang bisa ditebak. Namun tetap saja Someday salah satu buku yang menarik untuk dibaca dan salah satu buku terbaik tahun ini.


Belum saya bikin reviewnya, kapan-kapan ya, hehehe.


5. The Second Best by Morra Quatro

Buku paling favorit dari Morra Quatro sejauh ini, karena saya suka dengan endingnya, hahahaha. Kalau secara genre, buku ini bisa masuk ke new adult, terlebih tentang anak band, nggak heran deh langsung saya baca ulang. Iya, satu-satunya buku di tahun ini yang begitu baca saya langsung ingin baca ulang! Walau sebenarnya bisa dikembangkan lagi alias bukunya kurang tebal, saya sangat menyukai ceritanya. Aidan dan Edgar benar-benar membuat saya sulit untuk memilih XD.

Yang mau baca versi lengkap, sudah ada reviewnya ya :p.

4. The Godfather by Mario Puzo

Bercerita tentang keluarga mafia yang paling tersohor seantero Amerika bahkan sampai Sisilia, siapa yang tidak mengenal Don Vito Corleone. The Godfather benar-benar membuat saya mind blowing, tidak berhenti terkesima, tidak berhenti memikirkannya, benar-benar sebuah masterpiece yang tidak akan pernah lekang oleh waktu. Pantas saja para lelaki memuja-muja The Godfather, buku ini memang 'laki' banget, brutal, vulgar, penuh kecerdikan. Salah satu buku yang wajib dibaca sebelum dunia kiamat.

Setelah membaca versi buku yang sangat saya sukai, saya pun mencoba versi adaptasi film yang katanya tidak kalah kece bahkan pernah menggondol Oscar. Namun, saya sepertinya tidak berjodoh, saya cukup bosan karena filmnya terlalu jadul buat saya, hahahaha.

Reviewnya juga sudah ada kalau ingin membaca :D

3. All the Bright Places by Jenniver Niven

Kalau depresi menular, mungkin saya benar-benar tertular oleh Finch, rasanya nggak karuan ketika membaca, bahkan setelah membaca pun saya masih terngiang-ngiang oleh Finch. Sudah lewat membaca lama dan kalau pun ingat, saya masih merasakan perasaan yang amat sangat sakit. Ya, segitu dalamnya buku ini bagi saya.

All the Bright Places adalah salah satu buku yang sangat bagus, untuk genre mental illness bisa dibilang salah satu yang terbaik. Terlepas dari muatan bunuh diri yang sangat kental, buku ini mengajak kita untuk peduli pada mereka, untuk ikut merasakan apa yang mereka rasakan. Karena Jennifer Niven sangat sukses membuat pembaca bertranformasi menjadi Finch, merasakan luka-lukanya.

Reviewnya sudah tayang, dan dilihat dari page views-nya, banyak yang tertarik dengan buku ini.

2. Laut Bercerita by Leila S. Chudori

Entah kenapa buku favorit saya tahun ini banyak yang sedih-sedih, apakah  kesukaan saya mulai bergeser dari pecinta happy ending ke sad ending? Hahahahaha. Laut Bercerita tentu banyak menyimpan luka, bahkan yang belum terungkap. Buku bergenre historical fiction karya anak bangsa ini adalah salah satu buku yang mengupas tentang detik-detik runtuhnya orde baru, lebih sempitnya lagi tentang mereka yang hilang dan belum ditemukan sampai saat ini.

Selain membahas tema yang cukup menyakitkan tersebut, buku ini juga membahas bagaimana perasaan orang yang ditinggalkan, seberapa besar efek mereka yang hilang terhadap keluarga, kekasih maupun teman. Bacalah!

Klik judul buku untuk meluncur ke review lengkapnya.

1. Golok Naga dan Pedang Langit Jilid 1-4 by Jin Yong

Butuh kesabaran ekstra membaca buku Golok Naga dan Pedang Langit, bukunya saja sampai dipecah menjadi 4 jilid, selain itu tulisannya kecil-kecil, bukunya sendiri cukup tebal, banyak tokoh, banyak jurus yang susah diingat. Tapi beneran nagih, nggak bisa berhenti baca. Tiap bab sangat penting, harus fokus dan nggak  bisa dibaca cepat, hahaha. Namun, diganjar oleh cerita yang sangat menakjubkan. Saya sangat sangat sangat menyukai buku ini! Salah satu genre wuxia yang tidak boleh dilewatkan.

Yak, itulah Top 7 Most Favorite Books 2017, saya sangat puas, buku-buku di atas sangat saya sukai bahkan ada yang menjadi favorit sepanjang masa! Buku yang akan saya rekomendasikan kepada siapa pun! Nah, apakah daftar di atas ada yang menjadi favorit kalian juga? Kalau beda, boleh dong komentar di bawah, siapa tahu saya tertarik untuk ikutan baca :D

6 komentar:

  1. Ah aku belum jadi aja mau baca Second Best sama Laut Bercerita :(( All The Bright Place juga kayaknya menarik yaah..

    BalasHapus
  2. Terima kasih, Sulis, karena berhasil membuatku masukin semua buku di atas ke dalam wishlist.. *nangis* :')))))))

    BalasHapus
  3. Suka banget sama Winna Efendi. Semoga kali ini nggak kehabisan duit buat beli.

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*