Pages

Jumat, 30 September 2016

Resensi: Typo karya Christian Simamora | Blog Tour

Judul buku: Typo
Penulis: Christian Simamora
Editor: Alit Tisna Palupi
Designer sampul: Dwi Annisa Anindhika
Ilustrasi isi: Maillor
Penerbit: Twigora
ISBN: 978-602-70362-7-7
Cetakan pertama, Juli 2016
476 halaman
Buntelan dari @twigora
KETIKA TUHAN TAK MERENCANAKAN
LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN UNTUK BERJODOH,
PARA ORANGTUA AKAN TURUN TANGAN
UNTUK MENYATUKAN MEREKA.


Di usianya yang keempat belas tahun, Maisie Varma dijodohkan dengan Josh Mallick oleh kedua ayah mereka. Meskipun sama-sama tak suka dengan keputusan sepihak itu, Mai dan Josh memilih untuk belajar beradaptasi dengan satu sama lain ketimbang membangun nyali untuk menentangnya.

Tapi kemudian, di malam pergantian tahun, Oma Josh yang baru mendengar tentang perjodohan itu langsung protes keras. Bukan itu saja, beliau memaksa para ayah untuk membatalkan pertunangan malam itu juga. Semuanya pun kembali seperti semula—kecuali bagi Mai. Dia sungguh-sungguh tak menyangka, status tunangan Josh selama beberapa hari membuatnya jatuh cinta untuk kali pertama.

Novel #jboyfriend kali ini merupakan kronologis cinta putri satu-satunya keluarga Varma. Tentang gelenyar yang membungkus perasaan Mai dalam bahagia, juga tentang hal-hal manis yang membuat pipinya sering merona merah.

Novel ini juga akan bercerita banyak tentang anak bungsu keluarga Mallick. Si mantan tunangan yang bertanggung jawab membuat Mai jatuh hati sekali lagi, juga yang mengingatkannya bahwa perasaan itu tak lebih dari sekadar typo. Kesalahan hati yang harus Mai koreksi.


Selamat jatuh cinta,

CHRISTIAN SIMAMORA
Ronan Mallick dan Jagapati Varma sudah bersahabat sejak lama, agar hubungan dua keluarga tersebut semakin dekat dan mesra, serta bisnis mereka berjalan lancar, keduanya pun berencana menjodohkan anak mereka yang masih belia, pertunangan diresmikan ketika sudah menginjak usia tujuh belas tahun. Waktu itu Josh Mallick berusia tiga belas tahun, sedangkan Maisie Varma setahun lebih tua darinya. Josh tidak berani menentang kehendak sang ayah, dalam hati pun dia sebenarnya tertarik dengan Mai. Sebaliknya, karena takut patah hati, Mai berkeras menentang perjodohan tersebut, padahal dia sebenarnya juga berharap akan rencana tersebut. 

Keputusan diambil oleh Oma Josh, dia menentang rencana anaknya, berkata kalau itu hanya akan membatasi masa depan mereka, tidak bisa berkembang dan menentukan apa yang benar-benar mereka inginkan. Pertunangan pun pada hari itu juga batal. Namun, baik Josh dan Maise merasa kecewa, hanya saja dipendam di dalam hati. Bertahun-tahun kemudian setelah mereka dewasa, Josh dan Maisie dipertemukan kembali untuk bekerjasama membangun konsep hotel cokelat di Bali, Hotel Cocobolo. Ketertarikan di masa kecil ternyata masih tersisa ketika mereka dipertemukan kembali.
Josh Mallick dan Maisie Varma bukan karakter novel penulis ternama itu. Mereka berdua adalah dua orang yang bersepakat menjalani hubungan mereka bertolak belakang dengan jalan cerita novel romantis.
Seringnya bertemu dengan dalih urusan bisnis, perasaan mereka pun semakin berkembang, tak bisa dibentung lagi. Mereka pun membuat kesepakatan menjalin hubungan tanpa status, bahwa tidak akan ada perasaan cinta. Josh sangat berhati-hati karena yang dia hadapi anak dari sahabat ayahnya, dia tidak ingin membuat Mai terluka karena bisa merusak persahabatan dua keluarga yang terbangun sejak lama. Josh berkeras bahwa apa yang dia rasakan hanya typo semata.
"Gimana ceritanya bisa bertemu jodoh kalau bergaulnya sama buku melulu?"
"But boys in books are better, Che," jawab Mai sambil tersenyum geli.
Karena lo dan Josh adalah janji yang ditakdirkan untuk diingkari, suara hatinya kembali menginggatkan Mai. Jatuh cinta hanya akan mengacaukan segalanya.
"Eh, berandai-andai boleh nggak?" Mai mengangguk lagi. "Gimana kalau suatu saat salah satu dari kita ternyata jatuh cinta?"
"Artinya, salah satu dari kita baru saja ngelakuin kesalahan." Hening sesaat. "Like a typo."
"Typo? Apa itu?"
"Typographical error," jelas Mai. "Kesalahan ejaan atau penulisan kata pada materi cetak."

"Bersulang yuk!"
"Untuk?"
"For not having a typo."
"Bersikap jujur dan mengatakan hal yang ingin lo dengar adalah dua hal yang berbeda."
"Tak ada yang lebih menyedihkan dari saat kakimu mulai melangkah, tak ada tangan yang berusaha menahanmu pergi."
Cerita perjodohan yang dikemas secara manis dan panas, masih seperti khasnya Bang Ino meramu cerita, tema simple yang dibuat berlarut-larut tapi tidak akan pernah terasa membosankan. Saya suka sekali ide bahwa waktu kecil Josh dan Mai pernah dijodohkan tapi tidak jadi karena ketika mereka besar kenangan tersebut akan membekas dan merasa bingung dengan apa yang dilakukan, itu kerasa sekali. Dan yang paling saya suka istilah typo yang digunakan, pas banget! Ternyata nggak hanya digunakan di dunia tulis menulis, bahwa soal perasaan pun bisa tergambarkan dengan baik dengan istilah tersebut.

Untuk karakternya sendiri, saya suka Josh, dia playboy tapi cukup terkendali di sini, Mai yang seorang kutu buku pun bisa keluar dari zona nyaman alias bisa agresif juga. Saya suka fokus cerita lebih banyak tentang Josh dan Mai, walau terbilang ceritanya muter-muter, seperti halnya konsep plot yang diambil penulis menyesuaikan historical romance, menjadikan chemistry mereka sangat kuat. Saya malah senang Duchess dan perintilan lainnya nggak banyak dibahas. Saya juga menyukai hubungan Josh dengan kakak-kakaknya, ramai dan kerasa sekali saling menyayangi.

Sebenarnya nggak banyak komentar yang ingin saya utarakan, saya selalu suka dengan karya Bang Ino. Buku ini memang terbilang panas dari buku sebelum-sebelumnya tapi masih bisa ditoleransi, masih bisa dinikmati untuk kalian pembaca dewasa. Yah, bagi kalian penggemar serial #Jboyfreind maka tidak boleh melewatkan yang satu ini, siapkan kipas dan cokelat untuk menemani membaca buku ini :D
"Relationship itu lebih dari sekadar berpelukan, berpegangan tangan, berciuman... Relationship isn't about who you can see your life with, but who you can't see your life without."
"Kenapa langsung mikir jelek-jeleknya aja sih, Mai? Bukannya lebih baik lo positive thingking, membayangkan Josh juga- apa tadi istilah lo? Oh iya, typo. Bisa jadi hatinya typo juga kayak lo. Dan lo tahu kan itu apa artinya? Two typo can make a right." 
4 sayap untuk Hotel Cocobolo, jadi pengin makan cokelat lagi jadinya XD.





Entah fokus sama ceritanya atau memang sayanya yang nggak terlalu berbakat jadi polisi typo, saya tidak bisa menjawab tantangan di atas, hiks. Peri Hutan: nope, nope, nope.

Seperti biasa, ada tantangan untuk para host, disuruh menirukan pose dibawah ini nih, mabok cokelat, hihihi.


Dan ini versi saya, antara muka mabok cokelat, ngantuk atau muka mesum, LOL.


Jangan lewatkan habis postingan ini bakalan ada Kuis Buku novel Typo :D


9 komentar:

  1. Keren deh omanya Josh,usianya paling tua tapi pemikirannya justru lebih modern dibanding orangtua Josh dan Mai. Secara harusnya yg berpikiran kolot itu biasanya neneknya. Tapi jadi kasihan sama Josh dan Mai disaat mereka udah ada hati tapi malah pertunangannya dibatalin gitu aja.
    Tapi jika takdir menghendaki,terbukti di kemudian hari mereka dipertemukan kembali. Meskipun berusaha saling menutupi rasa cinta kalau hati sudah berbicara semua bisa berjalan ke arah yg lebih baik. Maunya saya Josh dan Mai jangan menganggap perasaan yg terjadi di antara mereka sebagai Typo. Kalau memang saling cinta ya udah jalanin aja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bener banget, kalau emang sama-sama ada rasa dijalanin aja :D

      Hapus
  2. Makin penasaran sama novel ini dan makin gemes sama foto yang kudu ditiru. Emang gitu ya mabok cokelat, kalau mabuk permen bagaimana? Hehhh.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wakakaka, mungkin ekspresinya kayak kebelet kali ya XD

      Hapus
  3. Hahahaha, bagi saya sebagai pembaca pria, yang bikin penasaran tentu saja adegan hot nya. Mau tau sih sevulgar apa? Hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wakakaka, tiap pembaca beda sih ya kadar hotnya, kalau menurut aku ada yang lebih hot lagi ah :p

      Hapus
  4. Penasaran sama genre hisrom, belum pernah baca nih... sedih ya, haha.

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*