Resensi: Bristol Karya Vinca Callista | Giveaway

Judul buku: Bristol

Penulis: Vinca Callista

Editor: Septi Ws

Desainer sampul: Teguh

Penerbit: Grasindo

ISBN: 978-602-375-593-6

Cetakan pertama, Juli 2016

216 halaman

Buntelan dari @grasindo_id

El-Visnu Ansara mengajak Kaendra Salasika ke Bristol, Inggris, untuk memilih jurusan kuliah yang akan diambilnya. Sebenarnya, hal itu bisa dilakukan dari Indonesia. Tapi, Kae enggak menolak tawaran jalan-jalan gratis ke kota impiannya. Apalagi, dia bisa pergi jauh dari adik kembar yang tidak diinginkannya.

Namun ternyata, perjalanan ke sisi lain dunia menyeret Kae ke banyak pertanyaan membingungkan. Tentang Elvis dan beasiswa yang diberikan untuknya. Tentang masa lalu Elvis yang belum usai dengan Alita, cewek paling keren yang jadi idola Kae, sekaligus pemilik flat mewah tempat mereka tinggal di Bristol.

Kae berada di ambang krisis kepercayaan diri, sementara mimpi-mimpinya yang tinggi terus mendesak minta diwujudkan. Bristol pun tanpa diduga mempertemukannya dengan Greg, cowok Inggris yang mendambakan perempuan Indonesia dalam hidupnya

Kae tak punya banyak waktu. Ia harus segera menentukan pilihan. Dan, Bristol menjadi saksi kepada siapa hati Kae dijatuhkan.

Kaendra tidak menyangka kedatangannya ke Pameran Pendidikan Inggris membuatnya bertemu dengan Elvis yang kemudian mewujudkan salah satu mimpinya, yang tadinya hanya angan-angan semata sekarang Kae bisa berkuliah di Bristol, Inggris. Sebelumnya Kae merasa diperlakukan tidak adil oleh ayah karena hanya mampu membiayai kuliah salah satu anaknya, antara dirinya atau Keola, saudara kembarnya, dan adiknya lah yang terpilih, di mana sempat memadamkan keinginan Kae untuk mengasah kemampuannya menulis di jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Berkat tawaran beasiswa dari perusahaan ayah Elvis, Kaendra berkesempatan pergi ke Inggris dan memilih jurusan yang dia inginkan.

Di Bristol, Kae dan Elvis tinggal di tempat Alita, teman sekaligus orang yang memiliki masa lalu yang belum selesai dengan Elvis. Kae sangat mengagumi Alita, kemandirian dan kematangannya tinggal di negeri orang membuat Kae berharap dia bisa seperti dirinya, hidup sendiri tanpa kehadiran ayah dan saudara kembar yang dia benci, Kae sangat bersemangat memulai hidup baru. Namun, masalah justru mulai muncul ketika Alita hadir di tengah hubungan mereka. Mulai dari memilih jurusan kuliah antara Media Artistry atau Media Literacy, Masa lalu Alita dan Elvis yang membuat Kae dan cemburu. Sampai Greg, teman grup band Alita, Papersaga, yang sangat terobsesi dengan perempuan Indonesia dan mengenalkan Kae pada keindahan kota di barat daya Inggris ini.

Bristol memiliki makna yang cukup penting bagi Kae, lewat dinginnya yang membekukan, ternyata bisa mencairkan sesuatu yang selama ini dipendam oleh Kae. Tentang keinginannya dalam menemukan jati diri, cinta, dan makna keluarga. 

Memori adalah bahan baku kehidupan manusia. Menyadarkan betapa pentingnya masa lalu, dan masa kini yang akan segera menjadi masa lalu.

"'ngerasa sendirian' itu kadang karena kita hidup dengan energi yang negatif dan udah kemakan sugesti kalau enggak ada orang lain yang mau dengerin kita."

Waktu berfungsi sebagai sumber daya yang terbatas bagi jatah kehidupan seorang manusia. Penggunaanya menjadi nilai tukar yang paling berharga.

Aku menulis, karena setiap hari harus ada yang dikerjakan manusia.
Aku mencinta, karena harus ada yang dirasakan sepanjang harinya. 

Bristol menjadi buku keempat Vinca Callista yang saya baca setelah Ratu Callista Sang Panglima Laskar Onyx, Semburat Senyum Sore, dan Dunsa. Dari beberapa pengalaman membaca ini, satu hal yang pasti adalah plot ceritanya kadang tak tertebak, ibaratnya yang seharusnya lurus penulis memilih berbelok kemudian lurus seperti jalan yang biasanya dipakai, baru ke tujuan akhir. Dan entah kenapa saya selalu merasa untuk novel non fantasi yang dia tulis, ada beberapa kepingan kehidupan nyata penulis yang ingin dibagikan ke pembaca. Hanya tebakan saja sih, hehehe, melihat penulis sedang menempuh pendidikan di kampus King's Collenge London, bagian Kae pertama kali menginjakkan kaki di Inggris membuat saya membayangkan hal yang dialami penulis sendiri :D.

Penulis cukup detail menggambarkan keadaan, terlebih setting tempat yang dialami tokoh utamanya, misalkan saja pada saat Kae datang ke flat mewah Alita, sangat detail sekali deskripsinya. Penulis juga tidak hanya mengenalkan apa saja keindahan kota Bristol yang bisa ikut dinikmati pembaca, jujur saja, saya baru tahu ada kota di Inggris yang bernama Bristol, bagi saya sangat antimainstream, karena biasanya yang saya tahu seputar London, Cambridge, Manchester, Birmingham, dsb. Saya tidak akan membocorkan kemana saja destinasi yang Kae kunjungi selama di Bristol, biar kalian yang belum pernah mendengar kota tersebut, sama seperti saya, cukup penasaran. Sedikit bocoran deh, bagian favorit saya adalah ketika Kae pergi ke jembatan Clifton Bride. Dan bagi kalian yang ingin kuliah di luar negeri khususnya di Inggris, banyak informasi yang bisa kalian dapatkan di sini, mulai dari susahnya pemilihan jurusan sampai kehidupan di sana, penulis cukup baik menggambarkannya lewat kata.

Sedikit kekurangan dari buku ini, saya merasakan adanya plot hole di mana ketika Kae menceritakan tentang ibunya saat kecelakaan, di bagian itu saya berharap cerita akan digali lebih dalam lagi, tapi ternyata hanya numpang lewat saja. Dan saya merasa chemistry antara Kae dan Elvis kurang terasa, memang dia digambarkan lebih dewasa dan kaku sehingga dia terlihat terlalu formal, sedangkan Kae layaknya anak kecil yang girang dikasih permen loli, selalu ceria, tapi kalau keluarganya disinggung dia akan menjadi masam. Mungkin kurang banyak adegan bersama kali ya, malah saya merasa hubungan Kae dan Greg terjalin lebih baik. Alita sendiri awalnya saya cukup menyukai tapi lama kelamaan sifatnya membuat saya berbalik, tapi tidak ada yang benar-benar saya benci kok, secara penokohan penulis cukup sukses menghidupkan karakternya.

Bristol saya rekomendasikan bagi kamu yang ingin berkeliling di kota yang indah ini, tidak hanya itu, kalian juga akan menikmati perjalan kisah cinta para tokohnya. Bristol juga salah satu serial terbaru yang diterbitkan Grasindo, A Love Story; City, semacam menggabungkan kisah perjalanan dengan kisah cinta, selain itu ada Istanbul dan San Fransisco yang baru terbit. Btw, covernya juara!

Saatnya giveaway!

Maaf nih nggak sempet bikin banner, jadi langsung aja ya :D. Bakalan ada satu novel Bristol gratis bagi satu pembaca setia Kubikel Romance yang berdomisili di Indonesia. 

Caranya gampang banget!

1. Follow blog Kubikel Romance via GFC (bagian The Readers di side bar blog klik aja 'ikuti' atau sign in)

2. Follow akun twitter @grasindo_id dan @peri_hutan

3. Share link postingan ini di sosial media yang kalian punya dengan hastag #GABristol, boleh mention saya.

4. Jawab pertanyaan ini di kolom komentar di bawah dengan menyertakan akun twitter/email kalian, "Kota di Inggris mana yang pengin banget kalian kunjungi?" Sudah itu aja, nggak pakai alesan juga nggak pa-pa kok. Gampang, kan? :D

Giveaway berlangsung hanya 5 hari saja, sampai tanggal 19 Agustus 2016, jadi ayo buruan ikut sebelum terlambat :D. Pengumumannya di postingan ini juga ya, semoga beruntung!

*UPDATE*

Haiii, maaf ya agak telat ngumumin pemenangnya, langsung aja berikut nama yang beruntung mendapatkan Bristol secara gratis dari penerbitnya...

@hervayulyanti

Selamat, nanti akan saya hubungi untuk konfirmasi dan pengiriman hadiah, buat yang lain tetap semangat! :D