Pages

Rabu, 30 Maret 2016

Resensi: Yesterday in Bandung Karya Rinrin Indrianie, dkk.

Judul buku: Yesterday in Bandung
Penulis: Rinrin Indrianie, Ariestanabirah, Delisa Novarina, Puji P. Rahayu, NR Ristianti
Editor: Pradita Seti Rahayu
Penerbit: PT Elex Media Komputindo
ISBN: 978-602-02-7861-2
Cetakan pertama, Januari 2016
264 halaman
Buntelan dari @rindrianie
Yesterday, all my troubles seemed so far away (Yesterday, The Beatles)

Seperti lima nada membentuk satu harmoni lagu, mereka memiliki masalah dan masa lalu yang bersinggungan.
Shaki, gadis Palembang dengan masalah korupsi sang ayah.
Zain, pemuda desa yang gila harta dan terjebak pergaulan hitam.
Tania, gadis riang yang masa lalunya kelam.
Dandi, Pemuda tampan yang lari dari bayang-bayang masa lalu.
Aline, pemilik kos yang menyimpan banyak misteri.

Hidup di tempat tinggal yang sama membuat mereka menyadari bahwa semua punya cerita di hari kemarin, untuk dibagi di hari ini.


Editor's Note
Salah satu dari tiga pemenang outline terpilih pada Workshop Novel Februari 2015
Yesterday in Bandung bercerita tentang empat anak muda yang menghuni sebuah kos milik Aline, keempat anak muda tersebut adalah Shaki, Zain, Tania, dan Dandi. Tempat kos milik Aline tersebut cukup eksklusif dan tergolong mahal, hanya ada empat kamar, dua untuk para lelaki dan di seberang yang terpisah kolam ikan koi untuk para perempuan. Layaknya kehidupan kos pada umumnya, walau hanya berpenghuni sedikit semua sangat akrab, sering makan bersama, sering berkumpul bersama. Tania dan Zain yang sering bertengkar, Shaki sang juru masak, Dandi yang pendiam, serta Aline sendiri ibu kos yang muda, cantik serta mandiri sering kali tersenyum melihat tingkah polah para penghuni kosnya. 

Dari luar semua tampak bahagia. Tapi mereka semua menyimpan rahasia dan kesedihan yang tidak ingin dibagi. Shaki terkenal sangat loyal karena ayahnya adalah pegawai pemerintah, tapi semua kekayaan yang dia nikmati harus terhenti dan merasa malu ketika ayahnya diketahui terjerat kasus korupsi dan memiliki selingkuhan. Dia harus menghadapi histerianya sendirian. Zain bisa dibilang bukan penghuni kos asli, dia menempati kamar temannya yang sedang pergi, karena sudah dibayar beberapa bulan jadi Aline membolehkannya. Zain berasal dari kampung yang memiliki banyak saudara dan menjadi harapan orangtuanya untuk menyejahterakan keluarganya, agar mereka bisa hidup layak. Zain megaku dirinya secakep Zain Malik, penuh humor dan playboy, tidak ada yang tahu kalau dia sebenarnya miskin. Lilitan hutang keluarganya membuat Zain mengambil langkah yang berbahaya, yang membuat dia tidak bisa terlepas.

Tania adalah gadis yang ceria, dia memiliki sahabat tampan tapi playboy, Ferdian. Dibalik keceriannya, Tania menyimpan masa lalu yang kelam, yang membuatnya tidak mempercayai sebuah hubungan, khususnya pada laki-laki. Dandi adalah lelaki pendiam, dia memiliki masa lalu yang membuatnya memilih bekerja keras daripada mengecam bangku kuliah. Trauma masa lalu membuatnya mencari uang lebih penting. Dan terakhir cerita dari ibu kos. Aline perempuan yang bijaksana, dia cantik dan mandiri, tapi dia menyimpan kesedihannya sendirian. Semua memiliki rahasia kelam, dan ketika semua mulai terlihat, satu sama lain mencoba membantu, membuat satu sama lain sadar bahwa mereka tidak sendirian.
Yesterday, all my troubles seemed so far away...
Now it looks as though they're here to stay...
Oh, I believe in yesterday...
Buku ini bercerita tentang segala masa lalu akan menjadi sebuah kenangan, entah itu kenangan yang manis atau buruk, menjadi bagian yang tak terlupakan. Semua orang pernah gagal, merasa payah, serasa dunia hancur, tapi ada kalanya semua permasalahan tersebut akan menemukan titik terang. Yesterday in Bandung diceritakan oleh lima penulis yang masing-masing memegang kelima tokoh utama di buku ini. Berbagai tema cerita disodorkan, tapi masih saling terkait. Setting Bandung cukup melekat, saya menebak semua penulis berasal dari Bandung, sehingga pembaca bisa ikut menikmati karena penggambarannya yang cukup baik. 

Dari kelima cerita, saya menyukai bagian Aline dan Tania, cara penulisannya cukup baik, karakternya juga kuat. Bagian Aline cukup sendu, tapi semua ditunjukkan dengan sedikit sarkasme, kehidupannya memang tidak untuk dikasihani tapi didampingi, Aline memang mandiri dan feminis. Sedangkan bagian Tania, saya menyukai ceritanya, saya menyukai Ferdian, cukup terlihat kalau dia diam-diam menyukai sahabatnya, serta mantan pacar Tania yang psiko dan sangat overprotective karakternya juga dapat sekali. 

Yang paling lemah menurut saya adalah bagian Zain, penulisannya cukup kaku, karakternya tidak konsisten, saya tidak merasakan aura seorang lelaki, dia terlalu memiliki banyak sifat yang malah membuatnya membingungkan. Konflik yang disuguhkan juga tidak digali lebih dalam. Saya cukup menikmati bagian Shaki, penulis memiliki tema yang cukup bagus sebenarnya, yaitu tentang histeria, sayangnya tidak banyak dibahas. Tapi ada twist yang cukup saya suka, yaitu bagian siapa orang yang sebenarnya dicintainya antara Zain dan Dandi. Dandi sendiri tidak banyak diulas, karakternya kurang terlihat, hal yang cukup disayangkan.

Overall, walau setiap kisah memiliki konflik utamanya sendiri, kelima penulis cukup sukses memintal benang merah yang ada sehingga membuat Yesterday in Bandung tidak bisa dibaca terpisah, merupakan satu kesatuan. Saya tidak tahu bagian siapa yang ditulis masing-masing penulis pada tokoh utama buku ini karena tidak ada keterangan kecuali bagian Dandi. Saya hanya menebak, dan semoga saja benar XD.

3 sayap untuk hari esok yang lebih baik lagi.

13 komentar:

  1. Anu, mungkin itu salah ketik ya. Di kalimat pertama bilang empat pemuda. Trus kalimat kedua bilang lima pemuda. Trus kalimat ketiga, nama-nama pemudanya cuma 4. :3

    BalasHapus
  2. Terima kasih banyak mbak Suliiiis, saya nulis yang bagian....*ilang sinyal* hihihihihi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yah, kasih tahu dong mbak, biar nggak penasaran dan apakah tebakanku bener =))

      Hapus
  3. Saya pernah lihat drama korea yang settingnya kos-kosan, lupa nama judulnya.. Dan saya ingin tahu keseruann apa dikos-kosan ini. Dan biasanya porsi cerita susah membaginya, makanya saya ingin baca dan rasakan sendiri.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Menurut aku porsinya pas kok, tiap tokoh berbicara saling bergantian, jadi sebenernya maklum kalau secara konflik tidak diutarakan secara detail, halamannya bakalan membludak XD

      Hapus
  4. Halo, Kak Sulis. I supposed that you are not really older than me. *sotoy
    Thanks for da review :D Ahh, aku senang novel ini telah dibaca oleh my favorite blogger. heuhue. Makasih, qaqa :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih sekali Puji, seneng banget bacanya, aku masih muda banget kok, percaya aja. LOL
      Ayo ngaku dong kamu nulis bagian siapa, biar aku nggak penasaran XD

      Hapus
    2. Buakakakak. Masak sih, qaqa? Yakin nih masih muda banget? Lol
      SIapa, hayoo? Gampang ditebak sih kalo aku, mah. Wakwaw.

      Hapus
    3. Yakin banget, dong :)
      Aku belum pernah baca tulisan kamu sebelumnya jadi agak susah menebak ngisi bagian siapa. Kalau udah pernah baca, biasanya aku bisa sedikit meraba-raba karena aku suka mencari ciri khas tulisan tiap penulis XD

      Hapus
    4. Kayak, agak-agak nggak percaya gituuu. Hahahah.
      Heuheu. Latar belakangku dan latar belakang tokoh yang aku tulis mirip kok, kak. Hahahha

      Hapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*