Pages

Kamis, 31 Maret 2016

Resensi: Love Theft #2 Karya Prisca Primasari

Judul buku: Love Theft #2 (Frea Rinata Series)
Penulis: Prisca Primasari
Editor: Nur Aini dan Elly Putri Pradani
Desainer sampul: Nisa Nafisah
Penerbit: Self-Publised
Cetakan pertama, Februari 2016
242 halaman
Buntelan dari @priscaprimasari
Permasalahan yang dihadapi Frea, Liquor, dan Night semakin rumit saja. Ketiganya harus membenahi kekeliruan yang mereka lakukan, sekaligus bertarung dengan perasaan masing-masing.

Di lain sisi, Frea semakin mengenal Liquor, sedikit demi sedikit. Dia memahami luka pemuda itu, mengetahui masa lalunya, juga terus berusaha mengobati hatinya.

Namun, tepat saat Frea menyadari betapa dia mencintai Liquor, sesuatu terjadi. Masalah baru yang luput dari perhitungannya.
Baca dulu:

Bagi yang sangat penasaran dan tidak puas dengan akhir cerita Love Theft #1, maka kalian wajib membaca buku ini. Love Theft #2 lebih detail, mulai dari konflik, pertanyaan yang sering berseliweran di buku pertama, pun dengan karakter para tokohnya yang sebelumnya abu-abu. Kalian akan mendapatkan kisah kapan Frea dan Liquor pertama bertemu, masa lalu Liquor yang kelam, tentang keluarganya, tentang bagaimana dia bisa masuk menjadi salah satu anggota Arthropods, tentang hubungannya dengan Night yang tidak pernah sejalan tapi selalu membutuhkan, menjadi kuat ketika bersama. Tentang Night dan cintanya, tentang Frea dan Liquor yang sama-sama buta akan perasaan mereka.

Konflik Love Theft #2 masih melanjutkan konflik buku sebelumnya, yaitu usaha Frea agar kalung yang dicuri Liquor kembali ke tangan Coco Kartikaningsih demi alasan sentimentil. Namun, Liquor tetap tidak setuju, dia tidak pernah mengembalikan barang yang dia curi, membuat Frea harus berusaha sendirian, karena Night tiba-tiba saja menghilang. Frea pun menyusun rencana untuk mengambil kalung tersebut dari tangan Vito, paman sekaligus pendiri sindikat pencuri baik hati, Arthropods. Kabar buruknya, kalung tersebut sudah laku dijual dan Vito menutup kasus tersebut, tidak ingin diungkit-ungkit lagi.

Frea tidak menyerah begitu saja, dia hapal tabiat pamannya yang selalu mencatat siapa saja yang membeli barang-barang curian. Atas bantuan Night yang sangat lihat mengalihkan perhatian, yang akhirnya kembali dari mati suri, dan Liquor yang akhirnya bisa diharapkan kembali, mereka bertiga berhasil mendapatkan informasi tersebut. Mereka juga cukup tercengang ketika mengetahui nama pembeli, tidak lain tidak bukan adalah seseorang yang mereka kenal sekali. Tentu menjadi pertanyaan besar, kenapa? Apa alasannya? Tanpa mereka sangka, kasus yang awalnya sangat mudah, barang curian yang ternyata palsu, membuat Vito tidak berkutik sama sekali, membuat Frea, Liquor dan Night harus berhadapan dengan The Albatross, pimpinan Lethal Seabirds, sindikat terkeji di Indonesia, organisasi gelap yang memperjualbelikan senjata ilegal dan memfasilitasi pembunuhan.
"Besok saya mungkin nggak bisa datang lagi," aku berkata buru-buru. "Duluan, ya, saya masih harus baca partitur. Jangan lupa sarapan." Aku berbalik dan buru-buru pergi meninggalkannya.
Malam harinya, dia meneleponku lagi. Aku masih saja memelototi partitur Haydn.
"Halo?" jawabku pening.
"Belum tidur?"
"Belum. Udah makan malam?"
"Sudah."
"Ada apa?" tanyaku sambil mengambil biolaku.
"Tidak ada," ujarnya lirih. "Tolong jangan ditutup."
"Hah?"
"Taruh saja HP-nya. Tapi jangan ditutup?"
"Saya tidak pernah ingin menyakitimu," ujar Liquor kemudian, begitu hampa. "Saya hanya ingin kamu terus berada di sisi saya, untuk menunjukkan bagaimana caranya hidup."
Gimana nggak cinta sama Liquor? Hiks.
Buku ini benar-benar syarat emosi, tidak hanya tentang Frea yang merasa gagal akan bakat dan kehidupan pertamanya, tapi juga tentang luka yang disimpan Liquor dan Night sendirian, Frea melihat mereka terluka, ikut merasakan apa yang sebenarnya terjadi, tapi dia selalu menemani, selalu ada jika dibutuhkan. Buku ini adalah romance-crime di mana porsi kisah cintanya 80% sedangkan konflik tentang kriminalnya hanya 20%, jadi cerita memang fokus akan hubungan Frea dan Liquor, tentang bagaimana mereka saling menemukan cinta, menganggap semu karena takut sakit hati, sampai Night menyadarkan. 

Kalau Liquor membuat aura buku ini dark dan kelam, maka ketika Night muncul dia seperti sehangat malam, akan ada senyum walau sebenarnya dia juga menyimpan luka hati. Tokoh lain juga sedikit ditampilkan, seperti Tarantula dan Grasshopper. Saya berharapnya buku ini berseri seperti manga, setiap buku akan ada pencurian yang dilakukan Liquor dan Night, akan ada musuh baru, kasus baru, menampilkan para anggota Arthropods, bertemu dengan The Albatross lagi, menjadi lawan Lethal Seabirds, hahahaha, yah beraharapnya akan berkembang menjadi sebuah buku laga, porsi romance dan crime seimbang lah. Karena, serius deh, Prisca sangat sukses membangun karakter tokoh di buku ini sia-sia banget kalau dianggurin :D. Akan ada bagian Liquor menjadi narator orang pertama, kalian akan lebih memahami dirinya, selebihnya tetap Frea yang menceritakan kisah orang-orang yang dia sayangi.

Sebelum saya mengakiri resensi ini, ada satu bagian yang saya suka dan lucu banget :D
"Menurut saya," ujar Night kemudian. "Semua wanita istimewa."
"Kamu masih bisa bilang begitu, setelah apa yang dilakukan istrimu?" sahut Liquor.
"Liquor!" sentakku terkejut. Dia benar-benar tidak punya perasaan...
"Ya," kata Night tenang. "Dan, saya harus bilang bahwa kau cukup buta, Liquor, karena selama ini ada gadis yang begitu tulus mencintaimu, tapi kau tidak pernah menyadarinya."
Aku tertegun, memandang Night dan Liquor bergantian. Ada gadis lain lagi?
"Siapa?" tanyaku.
Night mengerjap padaku. Dia kemudian mengembuskan napas sambil mendongak ke arah langit-langit. "Baiklah," gumamnya pasrah. "Dua-duanya buta."
Love Theft #2 sangat cocok dibaca bagi kamu yang menyukai karakter antihero dan kelam. Siapa tahu kamu bisa membantunya, atau malah dia bisa menghiburmu? :D

4.5 sayap untuk 275 hari, sabar ya Liquor.





4 komentar:

  1. Eh mbak Prisca P bukunya self-published?

    BalasHapus
  2. owww namanya lucu2 banget sih lis, liquor, night :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Itu nama samarannya mbak karena mereka pencuri, identitas dirahasiakan :)

      Hapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*