Pages

Kamis, 11 Februari 2016

Resensi: Peek A Boo, Love Karya Sofi Meloni

Judul buku: Peek A Boo, Love
Penulis: Sofi Meloni
Editor: Irna Permanasari
Desain sampul: Marcel A.W
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-602-03-2408-1
Cetakan pertama, Januari 2016
248 halaman
Hey, Cinta. Apakah kamu di sana? Oh, tidak? Mungkin di sini ? Tidak juga ternyata. Sebenarnya kamu di mana?

Memulai kehidupan profesional tidak semudah yang kubayangkan saat aku memutuskan pindah ke Jakarta. Macet dan polusi di mana-mana, Transjakarta yang sesak, serta kopi pahit yang disodorkan rekan kerjaku setiap pagi. Belum lagi atasanku, Pak Daniel, yang kelewat misterius.

Semuanya semakin rumit saat masalah datang dan mempertemukanku kembali dengan Evan, pria yang mengajakku be rkenalan di halte Transjakarta. Kejutan lainnya adalah Sam, teman chatting-ku, yang ternyata juga berada di kota yang sama denganku dan mengajak ketemuan! Entah berapa banyak lagi kejutan yang menantiku di kota metropolitan ini.

Hey, Cinta. Apa aku akhirnya akan menemukanmu di sini?

-Lulu-
Lulu pertamakali bertemu dengan Evan ketika lelaki tersebut mengajaknya berkenalan di halte Transjakarta, mereka bekerja di perusahaan yang sama tapi berbeda divisi, Lulu dari bagian purchasing PT SmartSource, sedangkan Evan dari bagian marketing. Lulu memang baru bergabung dengan perusahaan tersebut, tidak banyak yang dia kenal, bahkan dia tidak dekat dengan Cindy, teman satu divisi yang cantik dan populer di perusahaan. Ketidakcocokan dengan teman satu tim menimbulkan beberapa masalah yang cukup genting, Pak Daniel, sebagai manager harus memeras otak kalau tidak ingin perusahaan mengalami kerugian, dia pun membutuhkan bantuan divisi marketing untuk mengatasi masalah yang ada. Mulai dari sana hubungan Lulu dan Evan menjadi dekat.

Lulu awalnya risih dengan keberadaan Evan, hampir setiap pagi mereka bertemu di halte Transjakarta, proyek yang mereka kerjakan membuat mereka sering menghabiskan waktu bersama dan lama-lama Lulu merasa nyaman dan tertarik dengan sosok yang amat supel tersebut. Bahkan dia mulai merasakan perasaan lebih terhadap Evan, dan mengira perasaannya berbalas. Mereka tidak hanya berangkat dan pulang bersama, kadang pergi ke tempat-tempat yang mereka sukai, bahkan Evan tidak menyukai ketika Lulu menawarkan payung kepada Pak Daniel ketika mereka bertiga terjebak hujan. Namun, ketika Evan mengundangnya dalam perayaan naik jabatan yang juga bertepatan dengan hari ulang tahunnya, Lulu mendapati kenyataan yang amat menyakitkan, dia mencuri dengar bahwa alasan Evan selama ini mendekati Lulu karena dia ingin mencari informasi tentang Cindy, sejak awal dia mendekati Lulu karena Evan menyukai Cindy.

Perasaan pertama kali merasakan cinta kepada Evan dan akhirnya timbul rasa kecewa, Lulu utarakan kepada teman chatting-nya, Sam, seorang yang memiliki blog fotografi dan sangat Lulu kagumi karena kehebatannya tersebut. Sam menjadi obat, obrolan mereka selalu menyenangkan, Lulu bisa bebas menceritakan apa saja kepadanya, walau mereka belum pernah bertemu sekali pun, Sam sudah seperti seorang sahabat yang mengenal betul siapa Lulu. Bahkan Sam lah yang merekomendasikan tempat kerja Lulu yang sekarang ini. Suatu hari setelah mengetahui perasaan Evan yang sebenarnya dan menceritakannya kepada Sam, lelaki yang ternyata berasal dari Indonesia tersebut ingin mengajaknya bertemu, bersamaan dengan Evan yang menyadari Lulu menghindarinya dan mulai mengejarnya lagi.
There is nothing ridiculous about being in love and mad about this matter.
There is only one thing human can't control. It's the feeling.
Kali kedua membaca karya dari Sofi Meloni, kalau di karya pertama penulis menghadirkan sesuatu yang berbau dewasa, di buku ini penulis mencoba menyuguhkan sesuatu yang berbeda, targetnya masih pembaca dewasa muda hanya saja ceritanya jauh lebih manis, minus adegan dewasa. Saya suka bagaimana penulis menjalin cerita, bisa dibilang tulisannya lebih rapi dari buku pertama, walau katanya buku ini sebenarnya adalah karya perdana dari penulis. Adegannya sangat natural, layaknya kita melihat keseharian seseorang di tempat kerja maupun di luarnya, sangat realistis.

Sofi Meloni mengangkat dunia kerja di kota metropilitan sebagai latar cerita, dengan berbagai permasalahan yang ada di dalamnya, serta penatnya memulai kehidupan baru di Jakarta. Misalkan saja Lulu yang memilih berangkat kerja pagi-pagi agar tidak terkena macet dan mendapatkan tempat duduk di kendaraan umum yang ditumpanginya, kemudian permasalahan yang dia dapatkan karena tidak akur dengan Cindy membuat Pak Daniel, atasan mereka memberikan tugas agar saling mengoreksi pekerjaan masing-masing sebelum diserahkan kepadanya, menekankan betapa sangat dibutuhkan kerjasama tim untuk menggapai kesuksesan, serta outing seluruh karyawan PT SmartSource agar antar divisi saling mengenal satu sama lain dan bisa bekerjasama dengan baik. Konflik dalam dunia kerja cukup sukses penulis hadirkan, melengkapi permasalahan cinta yang dialami oleh Lulu.

Permasalahan cinta yang dihadirkan pun mungkin akan sering kita temui di kehidupan nyata, terlebih di dunia kerja. Diam-siam menyukai teman kerja, dengan kedekatan yang terjadi berharap perasaanya akan berbalas tanpa mengganggu kinerja, serta aturan tidak membolehkan antar karyawan memiliki hubungan, ketika terjadi salah satu harus keluar dari perusahaan. Lulu mengalami hal tersebut, semua permasalahan yang dia hadapi hadir di tempat kerja. Dengan alur maju dan diceritakan dari sudut pandang orang pertama, pembaca akan tahu perasaanya lebih detail, rasa suka yang dia rasakan kepada Evan, kemudian rasa kecewa yang hadir perlahan ketika Cindy mulai menjadi orang ketiga yang selalu hadir di acara yang mereka buat, membuat hubungannya dengan Cindy semakin tidak membaik di tempat kerja, sampai perasaan baru yang Lulu dapatkan dari orang yang tidak pernah dia kira sebelumnya, yang nantinya menjadi keputusan sulit apakah dia harus tetap bekerja atau memilih tempat lain dengan kebijakan yang berlaku di perusahannya.

Ada satu twist yang penulis hadirkan, tidak sulit ditebak, tapi tetap saja menarik untuk disimak, menambah rasa manis di buku ini. Tokoh favorit saya adalah Pak Daniel, sebagai atasan dia sangat berwibawa dan profesional, selalu bersikap adil kepada bawahannya dan menjadi pihak yang paling bersalah ketika divisinya membuat kekacauan, merasa kesalahan yang dibuat bawahannya adalah tanggung jawabnya. Tokoh yang tidak saya sukai adalah Evan, dia sebenarnya memiliki pribadi yang menyenangkan, supel, ceria, mudah dekat dengan orang lain, hanya saja dia tipe lelaki yang sering memberi harapan palsu, sikapnya tidak jarang membuat orang berpikiran lain, memyalahartikan kebaikannya, seperti Lulu contohnya. Lulu sendiri adalah tipe perempuan yang menarik, dia pendiam tapi kalau sudah mengenal dengan baik, dia menjadi teman yang asik diajak ngobrol.

Walau ceritanya sangat natural dan manis, ada beberapa hal yang masih mengganjal. Kehadiran tokoh Sam terlalu tiba-tiba, serasa tanpa aba-aba, langsung dengan adegan mereka sangat dekat dan sudah mengenal lama, untung saja penulis menceritakan secara singkat awal mula Lulu berkenalan dengannya sehingga keberadaanya beralasan. Latar belakang kehidupan dan karakter Lulu maupun Sam kurang detail diceritakan, penulis memang menekankan kehidupan di dunia kerja, sedikit sekali penulis menyinggung keluarga Lulu, terlebih bagian Sam masih saja misterius, saya penasaran dengan kehidupannya, terlebih menyangkut bagian fotografi. Bagaimana hubungan Cindy dan Evan yang sebenarnya dan keberadaan Cindy yang tidak jelas di bagian akhir tidak diselesaikan penulis, kisah mereka sedikit menggantung. Serta bagian akhir yang saya rasa terlalu cepat, saya masih ingin membaca kisah Lulu dan seseorang yang berarti baginya, ingin berlama-lama dengan mereka berdua. Singkatnya buku ini kurang tebal, masih banyak cerita dan karakter yang bisa dikembangkan lagi oleh penulis.

Bagian favorit saya adalah ketika Lulu dan Pak Daniel terjebak di lift ketika mereka akan pulang kerja, sambil menunggu bantuan datang mereka sibuk dengan ponsel masing-masing. Adegan tersebut sangat manis sekali sekaligus lucu, serta adegan ketika Lulu mencari keberadaan Sam di kafe buku. Alasan ini juga kenapa saya bilang tulisan Sofi Meloni sangat natural, adegan yang dia buat untuk menghubungkan twist sangat mengalir dan apa adanya, semua sangat masuk di akal dan sangat membekas, membuat cerita menjadi manis tapi tidak berlebihan.

Saya masih berharap Sofi Meloni menulis sesuatu yang berbau dewasa lagi, tapi ketika menamatkan buku ini, saya juga berharap penulis juga membuat kisah yang manis lainnya. Recommended bagi pembaca Amore, buku ini menjadi salah satu favorit dari lini tersebut.

4 sayap untuk Ms. Geeky dan Mr. Nerdy.

4 komentar:

  1. ngarep bisa nge-resensi novel ini juga, cuman belum baca versi fisik cetaknya. Dan momen dilift ini yang justru bikin kedekatan mereka terasa natural setelah tahu masing2. xD Daniel juga sih itu muka enggak di rapiin dulu sebelum ke kantor serem kan kesan pertamanya. Evan type pria baik, maksudnya dia sih bkn mau PHP tapi karena terlalu baik jadi gitu apalagi wajahnya atau fisiknya di gambarkan sbg sosok yg memang pantas ditaksir. Kalau aku enggak salah ingat yg jelek dari Evan itu cuman niatnya saja waktu pertama kali dekat dg Lulu. Aku paling suka moment waktu acara lari santai ya kl enggak salah ingat. SWEET banget :D ,cerita macam Peek a Boo Love ini banyak tapi Peek a Boo Love juga rekomendasi banget buat masuk booklist, cerita ringan untuk menemani istirahat setelah sibuk kerja. :D Karena dalam bekerja apalagi dlm suatu istansi/perusahaan itu kita enggak sendiri dlm bekerja, karyawan ataupun bos agar lancar semua hal yg dikerjakan perlu kekompakan tim, jangan jadi egois atau juga arrogant sehebat dan setinggi apa jabatanmu kamu perlu juga tim utk kelancaran pekerjaanmu. Peek a Boo, Love menampilkan dunia kerja yg mungkin sering terjadi juga saat ini?, covernya juga cantik banget. >.<

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau nggak salah pernah tayang di Wattpad, kan ya? Aku nggak benci banget sama Evan sih, dia sebenernya baik cuma emang niat awalnya itu yang bikin aku nggak suka sama dia. Entah kenapa aku jadi ilfeel kalau sejak awal tujuannya nggak baik, tapi dibalas dengan sikapnya di bagian-bagian akhir, hehehe.

      Terimakasih ya komennya, seneng deh ada yang suka sama buku ini juga. Soal cover, emang keren banget, menambah poin penilaian buku ini :D
      Jangan bosen-bosen komen di Kubikel Romance ya :p

      Hapus
  2. Wow keren reviewnya euy lengkap banget, aku suka deh

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*