Pages

Sabtu, 30 Januari 2016

Book Addict is the New Sexy? Absolutely Yes! | Challenge


Book addict is the new sexy? Absolutely yes! Siapa bilang baca buku bikin kita jadi nerd atau cupu? Eits, jangan salah ya, orang-orang yang suka baca buku itu tentu saja seksi nan kece, kayak saya ini, hihihi. Mungkin anggapan orang-orang yang menilai book addict itu nerd dikarenakan sering melihat mereka menarik diri dari lingkungan sekitar, nggak jago bergaul padahal mereka menjadi pendiam ketika membaca karena butuh konsentrasi, kebanyakan berkacamata karena efek dari salah posisi membaca yang suka-suka atau mungkin bisa saja keturunan mata minus, coba deh kalau sedang rehat dan ajak ngobrol, pasti seru. Dan biasanya pengetahuan mereka luas, mau ngobrol apa saja bisa nyambung kok. Jadi, jangan lihat tampilan luarnya aja kalau belum bersinggungan langsung :D

Saya sendiri bisa dibilang telat kalau ditanya kapan mulai suka membaca. Saya benar-benar suka membaca ketika memasuki awal kuliah, mungkin karena jenuh dan merasa salah masuk jurusan kali ya jadi melampiaskan ke hal lain biar nggak stress, hahaha. Sejak kecil jarang baca buku, sesekali sih iya hanya saja bukan menjadi kegiatan favorit. Lebih suka baca majalah, tabloid, atau komik, jarang sekali baca novel karena akses untuk membaca novel juga tidak ada. Rumah jauh dari toko buku, lingkungan sekitar juga jarang yang suka baca. Bapak dulu mengaku juga suka baca waktu masih muda, favoritnya adalah Kho Ping Hoo, tapi beliau lebih suka meminjam daripada membeli, hanya ada beberapa saja yang tersisa dari jejak bahwa kami memiliki hobi yang sama. Kakak sebenarnya juga suka membaca, tapi terbatas pada novel romance macam harlequin atau historical romance, buku-buku pertama yang saya baca juga hasil pinjam dari kakak yang dulu suka pinjam di rental dekat kampusnya, iseng baca eh nggak tahunya keterusan.

Berbeda dengan kakak saya yang hanya sesekali membaca, saya menjadi keterusan. Sejak kecil saya dididik untuk mandiri, mengurus segala sesuatu sendiri kalau tidak bisa baru meminta bantuan, yang penting berusaha dulu, misalkan saja dalam hal membeli buku. Orang tua saya tidak pernah mau membelikan novel, mereka takut akan mengganggu pelajaran saya baik di sekolah ataupun di kampus, mereka akan membelikan berapa pun harganya kalau menyangkut buku pelajaran, asalkan bukan novel. Jadi kalau mau baca ya beli sendiri, nabung pakai uang jajan yang diberikan. Bahkan sampai sekarang saya tidak pernah meminta untuk dibelikan novel, selalu dari uang saya sendiri. Namun, uang jajan anak kuliah berapa sih? Buat makan aja kadang kurang karena dipakai untuk fotocopy dan urusan lainnya. Saya tahu banget gimana susahnya pingin baca tapi nggak punya uang untuk beli buku, saya tidak berasal dari keluarga kaya raya, saya harus berusaha keras agar mendapatkan apa yang saya inginkan. Jadi, saya mencari cara lain yaitu meminjam ke rental buku.

Penemuan rental buku yang cukup lengkap ini juga tak sengaja, dulu sebelum menyukai membaca saya suka sekali menonton film, dan tempat rental ini bersebelahan dengan rental film yang sering saya kunjungi. Awalnya hanya lihat-lihat, sesekali pinjam novel yang sekiranya menarik, sampai akhirnya saya jadi pelanggan tetap bahkan mendaftar sebagai member VIP agar akses pinjam buku lebih luas. Petugasnya sampai hapal buku apa yang saya sukai dan kalau ada yang baru tidak jarang dikirimi pesan. Sejak itulah saya bisa berhemat dan kecintaan saya terhadap buku menjadi. Waktu kuliah saya juga pernah menyewakan buku koleksi saya untuk dipinjam teman-teman, sebagai tambahan agar bisa menyewa buku lagi bahkan membeli buku baru. Awalnya gratis, begitu tahu minat baca mereka meningkat saya melihat ada peluang bisnis, LOL. Terbukti saya cukup sukses menebarkan virus membaca di lingkungan terdekat saya, mereka tertarik pada buku yang saya baca, kemudian memanfaatkannya, hahahaha. Tentu harga sewa tidak semahal biasa saya pinjam di rental langganan, yah harga pertemanan lah agar saya bisa terus membaca buku.

Genre bacaan favorit saya adalah romance dan fantasy, karena rental langganan saya cukup lengkap saya hanya perlu membeli buku yang benar-benar saya sukai, biasanya dari penulis favorit yang bukunya wajib dikoleksi, selain itu cukup meminjam saja. Dulu saya tidak pernah punya bujet belanja buku, baru setelah bekerja saya membatasi diri dalam sebulan hanya boleh membeli tidak lebih dari dua ratus ribu. Kalau sampai kalap dan melebihi bujet, maka dana beli buku untuk bulan depannya dipotong, begitu seterusnya. Semakin dewasa kebutuhan saya tidak melulu tentang buku, banyak prioritas baru yang harus dipenuhi, jadi harus pintar-pintar mengelola keuangan. Cara lain untuk mendapatkan buku agar tidak mengganggu keuangan saya adalah menjadi kuis hunter di media sosial. Tidak mudah memang karena harus bersaing dengan banyak orang, dengan berbagai syarat yang kadang ngeselin, tapi kalau kita berusaha Tuhan pasti memberikan jalan. Sampai sekarang total buku gratis yang saya dapatkan mencapai hampir empat ratus buku, seru kan? :D

Kecintaan saya terhadap buku bertambah ketika saya aktif di sosial media dan bertemu dengan orang-orang yang sehobi. Saya bergabung dengan Goodreads Indonesia, komunitas baca yang benar-benar membuka mata saya kalau dunia itu sangat luas dengan kita membaca buku. Banyak jenis bacaan, genre yang saya ketahui dari sana. Kemudian beberapa teman yang memiliki blog buku mengajak saya untuk bergabung menjadi Blogger Buku Indonesia, komunitas peresensi buku, mereka tidak hanya membaca tapi menulis ulang apa yang sudah mereka baca dan menganalisisnya, mendapatkan teman-teman yang memiliki passion yang sama dan menjadi seorang blogger buku ternyata seru sekali! Menambah kecintaan saya terhadap buku! Saya tidak berhenti sampai di situ saja, saya ingin menunjukkan kalau membaca itu sama serunya dengan menonton sinetron di televisi atau bermain game, saya bergabung dengan komunitas non buku, misalkan saja seperti Kumpulan Emak Blogger atau Blogger Perempuan. Saya ingin menunjukkan kalau tidak hanya fashion blogger, lifestyle blogger atau beauty blogger yang bisa menjadi sorotan utama, saya ingin blogger buku ini bisa eksis atau terkenal seperti mereka, bahwa orang yang suka baca itu sama kerennya dengan mereka.

Menumbuhkan minat baca memang tidak mudah dan tidak bisa instan, harus secara pelan-pelan tapi konsisten. Seperti saya misalnya berawal dari kebosanan kemudian tanpa sengaja membaca buku akhirnya malah keterusan, teman-teman yang penasaran kenapa saya lebih suka membaca waktu jam kuliah daripada mendengarkan ceramah dosen, mereka bertanya-tanya apa yang menarik dari yang saya baca, meminta saya bercerita ulang dan kemudian mencoba membaca sendiri, atau bergabung dengan berbagai komunitas, semua butuh proses. Banyak cara yang bisa dilakukan dalam mengkampayekan suka baca, tergantung keadaan sekitar. Maksudnya nggak usah susah-susah, dimulai dari diri sendiri atau lingkungan sekitar. Misalkan saya sebagai blogger buku, kalau ada rejeki lebih atau ada penerbit bahkan penulis yang memberikan sponsor, saya akan mengadakan giveaway dan berbagi dengan pembaca yang lain.

Saya bukan seorang pustakawin atau guru atau seorang aktivis yang sering berhubungan dengan banyak orang secara langsung, dari ngeblog lah saya mengkampayekan kalau kegiatan membaca itu seru, melalui tulisan saya menuangkan pemikiran yang bisa dibaca bebas oleh orang lain, memberi referensi dari buku-buku yang saya baca, bahkan jangkauannya bisa lebih luas, dari berbagai daerah mana pun bisa membacanya, walau saya tidak bertatap muka langsung dengan mereka. Atau melalui komunitas yang saya ikuti, beberapa kali mengadakan event menyumbang buku ke tempat terpencil. Saya lihat beberapa penerbit juga suka memberikan buku gratis ke taman bacaan atau perpustakaan yang terletak di daerah terpencil. Bahkan Stiletto Book, satu-satunya Penerbit Buku Perempuan memiliki program charity akan mengirimkan kurang lebih empat paket buku untuk taman bacaan atau kedai kopi secara gratis, charity tersebut bertajuk Kado Buku Stiletto.

Namun, yang paling penting menurut saya adalah terjangkaunya harga buku, sehingga bisa dinikmati oleh semua kalangan. Lewat perpustakaan daerah misalnya, saya berharap pemerintah menjadikannya jalan untuk menumbuhkan minat baca, lengkapi buku-buku di perpustakaan daerah karena tidak semua daerah memiliki toko buku, tidak semua orang bisa membeli buku. Kalau harga buku saja lebih mahal dari kebutuhan sehari-hari, pasti mereka tidak tertarik untuk membeli, lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan pokok terlebih dahulu. Saya juga berharap pajak-pajak tentang buku atau penulis dihapuskan saja, menurut saya pajak tersebut cukup memberatkan sehingga menjadikan harga buku menjadi mahal. Tempat hiburan saja dibebaskan dari pajak, masak untuk buku yang sangat penting bagi pengetahuan malah dimahalkan? Nggak adil banget kan.

Saya suka membaca karena saya merasa bebas, mendapatkan banyak hal baru, cerita-cerita seru dan teman-teman baru. Dengan membaca pengetahuan saya tidak hanya berhenti ketika saya lulus kuliah, saya membutuhkan pengetahuan-pengetahuan baru, cerita-cerita yang sebelumnya belum pernah saya temui atau familier dengan kehidupan sekitar yang bisa saya dapatkan di buku fiksi maupun non fiksi. Membaca buku bisa dilakukan kapan pun dan di mana pun, sekarang teknologi semakin maju, buku tidak hanya terbatas pada bentuk cetak atau secara fisik tapi ada dalam bentuk digital atau e-book. Dewasa ini, waktu membaca saya tidak sebanyak sewaktu kuliah, saya menyempatkan membaca ketika sebelum tidur atau pas libur. Kita bisa memanfaatkan gawai yang kita punya untuk membaca buku, jangan hanya dipakai untuk bersosial media, bisa kita jadikan ajang untuk berpromosi bahwa baca buku itu seksi dan keren. Kalau kita menemukan genre yang cocok, pasti tidak akan bisa berhenti membaca. Pelan-pelan saja, mencoba sesuatu yang baru, kalau ada yang disuka banget dipertahankan, kalau merasa salah satu genre tidak sreg coba yang lain, jangan sampai kegiatan membaca menjadi beban atau malah menambah stress kita. Mulailah membaca dari apa yang kita suka, dari apa saja, nanti lama-lama bacaan kita akan berkembang, kemudian merasakan sendiri bahwa book addict is the new sexy :D.
"Bukulah yang mencegahku mencabut nyawa sendiri setelah kukira aku tak akan bisa mencintai siapa pun, tak akan bisa dicintai siapa pun lagi. Bukulah yang membuatku merasa bahwa mungkin aku tidak sepenuhnya sebatang kara. Buku bisa jujur kepadaku, begitu pula aku kepada mereka." - Cassandra Clare, Clockwork Prince.



Sri Sulisyowati
@peri_hutan
zhuelhiez[at]yahoo[dot]co[dot]id


2 komentar:

  1. Hello salam kenal. Meninggalkan jejak kata telah bertandang disini. Rumah kata yg menyenangkan. Selamat berkata2 slalu

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*