Pages

Sabtu, 19 Desember 2015

When the Star Falls by Andry Setiawan | Book Review

When the Star Falls
Penulis: Andry Setiawan
Penyunting: Yooki
Ilustrasi isi: @teguhra
Desaign cover: Bambang 'Bambi' Gunawan
Penerbit: Haru
ISBN: 978-602-7742-58-1
Cetakan pertama, Oktober 2015
204 halaman
Buntelan dari @penerbitharu
Tahu tidak, bintang itu cahaya masa lalu?
Bintang itu, adalah orang yang mati yang meninggalkan seseorang yang ia cintai di bumi.

Lynn, boleh kan aku mengingatkanmu sekali lagi tentang kita?
Tentang bagaimana kita bertemu.
Juga tentang bagaimana kita bertengkar dan berbaikan.
Lalu tentang ciuman pertama kita, dan juga tentang perjalanan kita selama ini.

Aku hanya berharap, besok kau tidak melupakannya lagi.
Karena itu, aku tulis semuanya di buku ini.
Agar saat kau lupa, kau bisa membukanya lagi dan membacanya.
Tentang kita.

Sampai salah satu dari kita menjadi bintang.
Sampai bintang itu jatuh dan menjemput salah satunya.

Bintang terjatuh karena ia mengejar orang yang dicintainya, yang sudah menyusul dirinya.
Salah satu hal yang paling menyakitkan di dunia ini adalah ketika kita mulai dilupakan oleh orang yang kita cintai. Sama seperti Sammy atau Sam, ketika kekasihnya sadar dari operasi pengangkatan tumor, Lynn sama sekali lupa akan keberadaan Sam, dari semua ingatannya yang sedikit mengalami amnesia, Sam yang dipilih. Sam lantas tak menyerah, sejak kecil dia sudah mengenal Lynn yang juga tetangganya, mereka lebih dari sekadar pasangan kekasih, mereka sepasang sahabat, sudah seperti keluarga sendiri. Setiap hari Sam menceritakan kisah mereka, mulai dari SD ketika Sam sering diganggu Billy yang kemudian selalu dibela Lynn, sampai mereka menjadi sepasang kekasih waktu kuliah. Tanpa lelah Sam kembali membangun ingatan tentang mereka berdua, menghadirkan keberadaan Sam di memori Lynn.

Namun bagi Leon, teman kerja sekaligus teman mereka semasa kecil, usaha Sam hanya memperberat proses penyembuhan Lynn, Sam terlalu memaksakan dan tidak jarang membuat Lynn kelelahan. Leon meminta Sam untuk menjauhi Lynn, demi kebaikannya. Merasa terlalu muluk, Sam menyetujui pendapat Leon, secara perlahan dia mulai menjauhi Lynn, mencoba melupakannya, tidak mudah memang, seumur hidup hari-hari Sam selalu diwarnai Lynn. Billy sangat marah dengan sikap lemah dan plin plan Sam, dia membuat Lynn bersedih karena selalu menunggu kedatangannya, membuatnya kebingungan, bahkan di pesta kepualangannya dari rumah sakit Sam juga absen.
"Kau baik sekali, tapi aku sama sekali tidak ingat kita pernah bersama. Aku tidak ingat pernah menyukaimu, dan itu pasti sangat menyakitkan buatmu. Dilupakan tidak pernah menjadi sesuatu yang menyenangkan."
"Pernah kau dengar hal seperti itu dari seorang gadis? Aku dengar, jika seorang gadis rela menjadi repot demi seorang pemuda, maka gadis itu bukan lagi mencintainya, melainkan menganggap pemuda itu sebagai dirinya sendiri, nyawanya, hatinya. Sam, dia menyukaimu dan aku mundur karena melihat dia lebih bahagia bersamamu."
Kali kedua membaca tulisan Andry Setiawan, sejauh ini tidak mengecewakan, tapi kalau disuruh memilih daripada Sayap-Sayap Kecil, maka saya akan memilih buku ini. Selain lebih tebal, plotnya rapi dan jelas, masih mengandung twist di bagian akhir. Saya belum membaca semua karyanya, namun dari dua buku yang pernah saya baca, teknik menulisnya sama, menggunakan sudut pandang orang pertama (lewat buku ini juga saya juga membuktikan kalau Andry Setiawan bisa menjelma menjadi karakter perempuan dan laki-laki dengan baik :p) dan seperti diary atau menulis surat, sangat minim dialog, lebih menekankan penyampaian lewat narasi panjang. Menurut saya, tantangan dari teknik ini adalah bagaimana penulis sanggup membuat pembaca tidak bosan, karena rentan sekali, penulis harus pintar mendiskripkan segala sesuatu agar ceritanya jelas, berbeda dengan dialog yang bisa menunjukkan karakter para tokohnya.

Untuk tema Sick Lit-nya sendiri, sebenarnya mudah ditebak, memang seringnya berujung sad ending, tapi biasanya penulis menekankan pada perjalanan para kedua tokoh utamanya, tentang harapan mereka, tentang kisah mereka. Saya rasa Andry Setiawan cukup hati-hati perihal riset yang dilakukan, dia tidak banyak pamer pengetahuan, seperlunya saja, penulis lebih menekankan bagaimana usaha Sam agar Lynn mengingat dia kembali, mengingat kenangan-kenangan yang pernah mereka lakukan bersama, dari sana perasaan Sam kepada Lynn sangat terasa, betapa dia tulus mencintai Lynn. Sedangkan Lynn sendiri, dia juga berperan amat baik, dia tidak dapat merasakan kembali rasa cinta-nya pada Sam, namun keberadaan Sam yang setiap hari tanpa lelah berada di sisinya sedikit demi sedikit menumbuhkan ingatan baru tentang mereka berdua, Lynn mulai mencintai sosok Sam di ingatan barunya, ditunjukkan ketika Sam mulai menjauh, Lynn kebingungan dan merindukannya.

Karakter Sam memang anti hero, sangat lemah, tidak seperti kebanyakan tokoh utama yang tampan rupawan dan sanggup menaklukan dunia. Dia pengalah, bahkan karakter Lynn lebih kuat daripada Sam. Sejak kecil Sam selalu dilindungi Lynn, sampai-sampai dia belajar karate. Sedangkan tokoh lainnya mempunyai peran yang cukup penting dan pas. Tidak ada tokoh yang benar-benar saya benci, mungkin ayah Lynn yang sepertinya pengecut, tapi perilakunya bisa dipahami kok. Buku ini tidak hanya membahas tentang Sam dan Lynn saja, ada bagian ketika Sam berhadapan dengan ayahnya yang bertahun-tahun meninggalkannya dan ibunya, serta perasaan ayah Lynn yang berubah semenjak dia sakit, sekalipun dia tidak pernah menengok Lynn di rumah sakit. 

Bagian paling favorit adalah ketika Sam mulai bercerita tentang masa lalunya bersama Lynn, cukup menyentuh, ketika Lynn diam-diam menemui Billy untuk tidak mengganggu Sam dan menceramahi tentang perbuatan tercelanya, ketika Sam bercerita sewaktu dia dan Lynn bertengkar, ketika mereka berdua sama-sama meributkan siapa yang pertama kali jatuh cinta, manis sekali. Untuk kekurangannya sendiri, terletak pada bagian sudut pandang pencerita yang awalnya dari Sam berganti menjadi Billy, saya sampai perlu membaca dua kali untuk memahaminya, pergantiannya kurang mulus. Selebihnya tidak terlalu masalah buat saya.

Buku ini bercerita tentang harapan, tentang kesempatan kedua, recommended bagi yang ingin membaca kisah cinta yang cukup sendu, yang tokoh utamanya anti hero.

3.5 sayap untuk Lynn yang pemberani dan kuat.


NB:
Bagi yang ingin mengetahui proses penulisan buku ini dan tentang Sick Lit bisa membaca postingan Guest Writer Andry Setiawan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*