Pages

Kamis, 25 Juni 2015

Perlukah Kita Keluar Dari Zona Nyaman Ketika Membaca? | Let's Talk

source: tumblr

Dewasa ini bisa dibilang genre bacaan saya mulai meluas, nggak melulu baca romance atau fantasy saja, genre yang paling saya suka sejak dulu bahkan sampai sekarang. Dulu saya paling malas membaca buku kalau bukan dari dua genre tadi, sudah terlalu nyaman dan tidak ingin mengambil risiko. Namun, dengan berlalunya waktu dan mengenal banyak teman dengan bacaan beragam membuat pengetahuan saya pun meningkat perihal macam-macam genre buku, saya menjadi penasaran.

Lalu, apakah kita perlu keluar dari zona nyaman ketika membaca? Jawabannya ada dua, bisa ya bisa tidak :D. Bukan berarti kita tetap membaca genre itu-itu saja merupakan hal yang buruk, ada beberapa alasan apakah kalian perlu tetap berada di zona nyaman atau lebih baik meninggalkannya. Let's Talk :D.

Beberapa alasan kenapa kamu harus keluar dari zona nyaman:
1. Perluasan Genre
Banyak sekali macam genre buku, tiap genre memiliki sub genre yang beragam. Bisa dibilang pengenalan saya dengan genre lain adalah ketika diadakannya baca bareng BBI untuk pertama kali yaitu dengan membaca buku Wuthering Heights, genre klasik. Salah satu tujuan baca bareng memang agar kita para anggota lebih mengenal genre lain, walau sekarang saya sering absen, namun tradisi ini sudah melekat pada diri saya sendiri, saya ingin mencoba minimal sekali membaca berbagai genre buku yang ada, ingin mengenal berbagai genre yang ada.

2. Menemukan Genre Favorit yang Lain
Kalau kita tidak mencoba kita tidak akan tahu apa yang terjadi. Itulah yang terjadi ketika saya mulai keluar dari zona nyaman, saya menemukan genre favorit selain romance dan fantasy, yaitu genre dark dan mental illness. Memang dalam perjalanannya ada yang cocok ada yang membuat saya lelah membacanya, namun kalau tidak dicoba kita tidak akan tahu. Bahkan dulu saya paling anti membaca buku non fiksi, belum menemukan yang pas saja, sekarang saya cukup menikmatinya, sangat terbuka dengan genre lain. Suatu saat pasti kita akan menemukan bacaan yang cocok untuk kita.

3. Bisa Berada di Komunitas Mana Pun
Cukup banyak komunitas baca yang berdiri sesuai dengan genre bacaan, misalnya saja kalau kalian pecinta klasik ada @bacaklasik. Kalau kalian pecinta thriller khususnya Agatha Christie ada @SelSelKelabu. Kalau kalian pecinta metropop ada @fiksimetropop. Kalau kalian pecinta historical dan contemporary romance ada @romancenesia. kalau kamu penggemar fantasy bisa menjadi anggota @portalfantasi, dan masih banyak lagi fanbase buku di luar sana. Satu hal yang bisa dipetik adalah bisa menambah teman baru. Kita bisa menambah banyak teman kalau kita menyukai banyak genre.

4. Mendapatkan Pengetahuan Baru
Salah satu manfaat membaca adalah kita mendapatkan pengetahuan baru, wawasan kita menjadi luas. Nah, kalau kita membaca berbagai macam genre, maka pengetahuan yang kita dapat akan lebih spesifik. Misalnya saja kita membaca historical fiction, lewat genre inilah kita akan mendapatkan pelajaran sejarah. Dulu semasa sekolah saya paling malas dengan pelajaran sejarah, begitu membaca historical fiction, saya cukup menikmatinya, lebih mudah diterima pesannya. Kalau kita membaca buku travelling atau road trip kita akan tahu daerah, kota atau negara di luar sana, kita mendapatkan pelajaran geografi dengan cara yang asik. Kalau kita membaca buku romance, bukan berarti tidak ada manfaatnya, kita akan lebih memahami emosi atau perasaan seseorang XD.

5. Membaca Bagaikan Roda yang Berputar
Saya adalah tipe orang yang moody-an, mungkin saat ini saya lagi suka baca historical romance, belum tentu beberapa hari atau beberapa bulan kemudian masih sama, kadang saya merasa jenuh, saya perlu beralih agar mood saya kembali. Maka saya akan memilih membaca genre lain, siapa tahu dengan cara seperti itu semangat membaca saya kembali lagi. Begitu seterusnya, seperti roda yang berputar, kadang genre romance berada di atas, kadang bisa juga di bawah alias saya jenuh. Jadi kalau kita banyak membaca dari berbagai genre, bacaan kita pun menjadi luas, banyak pilihan.

Baca juga: Genres


Alasan kenapa kamu tetap berada di zona nyaman:
1. Tidak Memiliki Banyak Waktu Untuk Membaca
Mungkin terdengar omong kosong ya, membaca kan bisa dilakukan kapan pun. Namun bagi orang yang benar-benar sibuk dengan dunianya alias dengan pekerjaan atau urusan pribadi, maka kegiatan membaca akan menjadi prioritas kesekian. Misalkan saja saya, kalau benar-benar lagi riweuh urusan pekerjaan, saya jarang banget bisa baca. Saya termasuk orang yang tidak bisa baca di tepat umum, di kendaraan, bisa dibilang saya hanya bisa baca ketika di tempat tidur, sebelum tidur. Kalau udah capek dengan pekerjaan, maka saya akan langsung tidur, istirahat. Kalau pun benar-benar kepengen baca untuk menghilangkan stress maka saya akan memilih genre favorit, memilih genre yang bisa membuat saya senang, bukannya genre yang menambah beban pikiran saya.

Jadi, daripada waktu saya terbuang percuma lebih baik saya membaca apa yang saya suka. Saya punya prinsip membaca itu untuk kesenangan, bukannya malah menjadi beban. Kalau kondisi saya tidak memungkinkan membaca genre lain, yaudah, nggak usah dipaksakan.

2. Beberapa Kali Mencoba Namun Tetap Tidak Menyukainya
Kalian udah mulai membaca genre lain namun tetap tidak bisa menerimanya, tetap tidak menyukaianya. Sekali lagi, jangan dipaksakan. Biasanya saya memberi kesempatan kepada diri sendiri maksimal tiga buku untuk satu genre. Kalau sudah membaca sampai tiga kali namun tetap tidak cocok, berarti saya memang tidak berjodoh dengan genre tersebut. Saya tidak akan mencoba lagi. Contohnya adalah membaca buku kumpulan puisi. Dari dulu ketika sekolah saya paling ancur kalau disuruh bikin puisi, tidak bisa membuat, tidak bisa memaknainya. Jadi, walau dikasih gratis pun saya tetap tidak akan mau membaca, karena percuma, saya tidak mengerti apa yang penulis utarakan. Saya tidak ingin menyiksa diri sendiri, tidak ingin 'bunuh diri'.

Nah, itulah pendapat saya tentang apakah kita perlu mencoba membaca genre lain, perlukah kita keluar dari zona nyaman. Kalian lebih suka mencicipi genre lain atau tetap di ranah favorit? Genre apa yang benar-benar tidak bisa kalian baca? Mungkin dari kalian punya pendapat yang berbeda atau malah bisa menambahkan alasan-alasan di atas? Yuk share pendapat kalian, jangan sungkan berkomentar di bawah ini ya dan jangan lupa follow Kubikel Romance :D



21 komentar:

  1. Tulisan yang dibuat sedikit sama dengan pengalaman saya mbak Sulis, awalnya saya lebih suka komik malah daripada baca novel tapi saya berusaha keluar dari zona nyaman karena waktu itu saya punya ambisi untuk jadi orang yang rajin baca buku, kemudian saya mulai suka baca-baca buku biografi orang-orang hebat dan rata-rata orang-orang hebat yang sukses suka baca, dari situ sya mulai baca buku bisnis, motivasi, kepribadian, bahkan sampai sejarah dan lucunya lagi saya malah suka baca novel setelah saya baca semua genre diatas sampai sekarang. Alhasil saya jadi punya motivasi buat jadi seorang penulis dn untuk nyalurin keinginan saya itu, saya buat blog pribadi saya sendiri namanya http://somplaaak.blogspot.com mudah-mudahan mbak Sulis mau berkunjung dan bisa share apa yang kurang dan harus diperbaiki dari tema penulisan saya di blog karena masih banyak tulisan-tulisan yang random mbak, terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Adi, makasih ya udah berkunjung, sama nih, dulu sebelum baca novel aku pembaca komik juga, dan sampe sekarang sangat suka baca novel, komik malah udah jarang atau cuma sesekali :D
      Udah berkunjung balik ya, udah ninggalin jejak juga :)

      Hapus
    2. haha iya mbae justru sekarang baca komik jarang banget karena lebih tertarik langsung sama film animasinya soalnya imajinasinya lebih dapet sedangkan novel punya kelebihan tersendiri, kalau novel diangkat jadi sebuah film belum tentu bisa menggambarkan semua hal tentang cerita novel tersebut yang ada di buku, mungkin bisa dibilang kalau imajinasi manusia itu punya sisi misteri tersendiri dan setiap orang mengimajinasikan cerita di dalam novel sesuai dengan keadaan pikiran masing-masing jadi ketika dibuat secara general dalam film tingkat kepuasannya selalu aja ada yang kurang ....
      intinya, saya sudah jarang baca komik hehe ....

      Hapus
  2. memperluas genre akan menambah pengalaman. saya merasakannya sendiri. dulu hanya berkutat di fantasy. akhir-akhir ini mulai banyak merambah ke romance. dan yang lagi saya senangi saat ini adalah surealis.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Haruki Murakami ya? Aku pernah sekali nyoba baca dan g nyambung, hahahaha. Jadi belum dilanjutkan lagi genre surealisnya :D

      Hapus
  3. Sejak dulu aku tidak pernah mengkotakkan diriku harus baca suatu genre tertentu, walaupun memang aku lebih banyak baca novel klasik. Tetapi genre2 lain juga baca, pokoknya asal ceritanya bagus genre apapun tidak ada masalah.

    Namun kuakui kalau aku paling bermasalah dengan genre romance. Beraatt sekali bacanya, tapi tidak semua genre romance. Hanya tipe2 yang lebay dan termehek-mehek begitu lol

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hahahahaha, kita kebalikan, kebanyakan bacaanku malah romance, tergantung selera XD
      Setuju! sebenernya bisa baca genre apa aja asal ceritanya menarik :)

      Hapus
  4. Definitely agree! Membaca itu masalah preferensi, sama kayak dengerin musik. Nggak bisa dipaksain, bener banget deh.. Kudu dari kemauan sendiri dan let it loose aja sih, daripada sok-sok an pengen baca buku sastra biar dianggep keren tapi bingung sendiri nggak mudeng ceritanya kan sia-sia juga hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selera orang emang beda-beda, kita nggak bisa maksain apa yang kita suka ke orang lain karena belum tentu dia bisa menerima :)

      Hapus
  5. Aku si pembaca semua genre :p aku cuma gak baca koran soalnya suka sebel pas seru-serunya baca eh bersambung ke halaman sekian .-.

    BalasHapus
  6. Postingan yang menarik, Lis. Aku termasuk yang suka mencoba berbagai jenis genre. :)

    BalasHapus
  7. Masalah keluar dari zona nyaman ini udah gua terapin untuk dengerin musik. Yang awalnya cuma sebatas pop, alternative, techno, merambah ke genre lain.

    Kalo untuk buku agak lebih sulit haha. Genre buku favorit gua itu science fiction, thriller, action fantasy dan drama seputar konspirasi dan hukum (entah apa itu namanya). Pernah kepikiran untuk baca genre lain, dan memutuskan untuk mendalami non fiksi dengan buku-buku self help dan buku islami, cuma namanya pengen ngelepas stres... ujung-ujungnya balik lagi ke thriller or action fantasy hehe.

    Tapi akhir-akhir ini gua memutuskan untuk membaca sastra klasik "Animal Farm" yang ternyata brilian banget isinya, bahasanya ga terlalu berat, jadi kepengen baca lagi karya serupa. Intinya, merambah baca genre lain berarti sebuah pengalaman baru, wawasan baru, dan siapa tahu malah kita bisa nemuin kesenangan baru di genre tersebut. Ga ada salahnya mencoba, but for me... slowly but sure hehe.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah bacaannya berat-berat nih, hehehe. Animal Farm jadi wishlist aku nih, jadi pengen tambah baca :)

      Hapus
  8. Wah, kalo aku sih ominivora juga. Dari awal pegang buku hampir ga ada genre yang aku nggak suka. Memang sih, ada genre yang aku favoritin (historical fiction, middle grade, magical realism). Kalo aku lagi bosan sama genre tadi, aku ganti bahan bacaan. Tapi tetap ada genre yang aku nggak minat nyoba sama sekali yang semacan 50 shades hehehe.

    Interesting post!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wakakakaka, kalau buku itu kayaknya yang kuat iman aja mbak XD

      Hapus
  9. Menurut sya, perluasan genre membaca seperti politik imperialisme. Terlalu berbahaya jika tidak dibarengi dengan strategi yang pas (sesuai karakter membaca). Saya sering mencobanya dan selalu gagal. Mungkin saya terlalu kolot dan kaku.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Walah, berat bahasanya, hahaha. Seperti yang saya katakan di atas, kalau sudah mencoba dan tidak merasa nyaman, tidak perlu diteruskan :)

      Hapus
  10. Hampir suka semua genre kecuali yang romancenya kebangetan. Tapi relatif sih, aku suka macam romance klasik buktinya. Aku suka gonta ganti genre 😂 tergantung mood. Takut bosen dan jenuh aja kalau di genre yang sama. Hmmm, tapi menurutku baca apa aja yang kita suka. Dipaksain juga malah enek.

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*