Pages

Selasa, 20 Januari 2015

Twivortiare 2 by Ika Natassa | Book Review

Twivortiare 2 (Divortiare #3)
Penulis: Ika Natassa
Editor: Rosi L. Simamora
Desain cover dan ilustrasi: Ika Natassa
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-602-03-1136-4
Cetakan pertama, 2014
488 halaman
Beli di @HobbyBuku 80k (off 25%)
"You know you’re in love with the right person when falling in love with him turns you into the best version of yourself."

Setiap pasangan punya cerita masing-masing, kadang manis, kadang juga pahit. Enam tahun setelah Divortiare dan dua tahun setelah Twivortiare, Alexandra dan Beno kembali hadir melalui akun Twitter @alexandrarheaw. Melalui buku ini, kita kembali diajak “mengintip” kehidupan mereka sehari-hari, pemikiran Alexandra yang witty dan selalu apa adanya, bahkan merasakan langsung interaksi antar karakter-karakter yang diceritakannya. Membaca Twivortiare 2 seperti mendengarkan sahabat sendiri bercerita tentang manis dan pahitnya hidup, tentang pilihan, kesalahan masa lalu, dan tentang makna sesungguhnya dari kesempatan kedua.
Dulu ketika pertama kali baca Divortiare pesan yang saya tangkap adalah perceraian itu nggak gampang dilalui, baik dari pihak perempuan atau laki-laki yang sebenarnya sama-sama masih cinta, ada kalanya ingin memutar waktu dan menghapus kata perceraian, tapi ego mereka mendominasi, saling gengsi mengungkapkan rasa sayang. Di Twivortiare, mereka rujuk kembali, mulai memahami satu sama lain lagi tapi masih saja sering bertengkar dan kabur-kabur segala, sifat childish masih terasa. Sifat Alexandra dan Beno memang berkebalikan, Alexandra butuh perhatian lebih, dia ceria, banyak bicara, sedangkan Beno sangat berkebalikan dengan Alexandra, dia punya cara tersendiri untuk menunjukkan perhatiannya, dengan sifatnya yang lempeng, lugas, nggak bisa basa basi, di mana itu semua ternyata nggak cukup memuaskan Alexandra.
Kalau gue mau punya suami yang nggak lempeng, ya jangan pacaran sama yang lempeng. Jangan mikir bahwa setelah menikah bisa diubah. Cetakan udah gitu.

Yang penting bagi gue adalah dia sayang gue,  bertanggung jawab, setia. That's all.
Baru di Twivortiare 2 ini Alexandra lebih dewasa lagi, Beno lebih memahami Alexandra, dia mencoba belajar untuk nggak terlalu apatis, mereka sama-sama belajar mengerti satu sama lain. Alexandra tidak seemosianal dulu, suka marah-mara sama Beno, apa-apa jadi bahan berantem. Kalau Beno mulai nyebelin maka Alexandra mengganggap kalau Beno itu hanya perlu diajarin untuk lebih mengerti, dia lebih banyak diam ketika Beno marah karena dia tidak ingin ada pertengkaran-pertengkaran lagi di pernikahan mereka yang kedua ini, dia banyak mengalah. Sedangkan Beno lebih perhatian dan nggak egois lagi. Dia sering meminta Alexandra untuk selalu absen dan mulai mengurangi jam kerjanya di rumah sakit. Marahnya Beno itu karena Alexandra sering bandel, melupakan dengan cara itulah Beno perhatian dan sayang banget sama Alexandra.
Dulu terkadang mikir, kenapa gue dapetnya yang lempeng begini, bukan yang pinter merayu dan menyangjung-nyanjung tiap hari.

But then I thought, disayangi dengan bukti perbuatan itu lebih indah daripada kata-kata. Words can lie, but his hugs and kisses are always genuine. 
Yang jelas, kita nggak bisa selalu berharap cara orang sayang sama kita itu sama dengan cara kita sayang sama mereka, karena tiap orang beda.

You cannot dictate how someone should love you. They're not robots.

Yang penting asal lo yakin bahwa dia bener sayang dan berniat baik sama lo, nggak macem-macem, ya udah.

Yang gue pegang dari Beno itu cuma dua: 1. Dia sayang sama gue, 2. Dia laki-laki baik-baik. Buat gue itu cukup. 
Berantem-berantem sudah menjadi masalah masa lalu, sekarang mereka dihadapi masalah yang selalu dihadapi oleh pasangan yang sudah menikah, kapan punya anak? Punya anak adalah impian setiap pasangan yang sudah berumah tangga, terlebih Alexandra ingin banget memiliki anak, usia Beno udah nggak muda lagi, Wina sahabatnya saja udah punya dua anak, belum lagi cercaan dari keluarga besar Beno yang mengganggap mereka nggak becus bikin anak. Berbagai tekanan itu membuat Alexandra sedih, karena setiap bulan dia merasa gagal membahagiakan Beno.
"Tapi kenapa orang-orang dapatnya gampang banget tapi kita susah, Ben? Kita salah apa?"

"Alexandra, itu sama denganrang lain yang mengeluh kenapa kita berdua bahagia dan berkecukupan sedangkan mereka nggak, dan mereka pengen kayak kita. Ujian hidup orang itu beda-beda, Sayang. Nggak bisa kita bandingin. Ujian hidup aku sama kamu aja beda kok. Tapi untuk yang ini, ini ujian hidup kita berdua. Baik kan Tuhan, ngasih kita ujian yang kita bisa hadapi berdua, bukan sendiri-sendiri? Tapi kalau kamu nggak kuat, ya udah nggak apa-apa biar aku jadi yang kuat dan sabar buat kita berdua. Tapi diusahain kuat dan sabar ya, Yang."
Membaca kicauan @alexandrarheaw ini seperti kita membaca kehidupan nyata seseorang di luar sana, apa yang dia alami mungkin saja benar adanya, ada orang yang sama seperti dirinya. Selain itu, kita tidak hanya membaca kicauan tentang kehidupan rumah tangganya, keusilannya akan lempengnya si Beno, repotnya di tempat kerja atau kejahilan sababatnya, Alex juga berinteraksi dengan para followersnya, memberikan tips seputar kehidupan rumah tangga dan percintaan, sehingga karakternya berasa hidup.

Poin lebih lainnya, penulis kali ini tidak hanya mengunakan media twitter saja, ada yang lewat WhatsApp, Path, dan aplikasi semacam untuk ibu hamil yang nantinya secara otomatis bisa memantau perkembangan janin, misalnya di usia sekian janinnya akan sebesar apa dan tips-tips seputar kehamilan. Ada juga foto nyata yang mempertegas kalau akun @alexandrarheaw ini serasa (sebenernya) nyata, seperti tas apa yang sedang dipakai Alexandra atau waktu Beno menulis larangan-larang untuk Alexandra ketika hamil di kertas resep, tulisannya Beno kayak cekeran ayam :p. Berharap Beno nyata beneran :p

Adegan favorit saya adalah ketika Alexandra dan Beno sedang What's Up-an, Alex lagi ngajarin Beno berbagai ekspresi emoticon, lucu banget deh, khas sifat lempengnya Beno, nggak mau ribet :p. Ini saya kasih contoh percakapan yang bikin mesam-mesem.
Sayang, sudah pulang?
             tumben pakai sayang
Kan disuruh lebih mesra, ya begini
             kalau gitu pakai sayang terus ya, ga usah lex lex lagi
Nama kamu terlalu bagus utk dihilangkan dan diganti sayang, alexandra
             :* :* :* :* :*
Itu apaan sih, lex?
             cium
Cium beneran aja deh nanti, nggak ngerti lewat hp
Hahahaha, Beno polos banget yak, tapi itulah yang saya suka dari hubungan mereka. Beno diam tapi ada Alexandra yang nggak pendiam, walau mereka nggak sempurna tapi mereka melengkapi satu sama lain. Terus yang bikin ketawa lainnya adalah ketika Alexandra hamil, Beno sering banget bicara sama calon bayinya, sering dongengin, dan mau tau apa yang sering didongengin? Kisah Beno menghadapi pasiennya di rumah sakit dan tentang ilmu kedokteran, nggemesin banget deh Beno ini =)). Terharu waktu Beno setiap kali ingin membeli hadiah buat Alexandra, dia akan menunjukkan foto Alexandra dan tanya sama penjualnya kira-kira apa yang cocok buat dia, sweet banget tahu :). Banyak juga cerita waktu Alexandra dan Beno pertama bertemu dan waktu pacaran sebelum menikah yang pertama. Oh ya, suka banget pembukaan cerita ini, ketika Alexandra menerangkan sejarah singkat twitter terbentuk dan mengungkap kenapa dia suka sekali twitteran.

Buat yang ingin baca kisah cinta yang asam manis, kita bisa mengintip kehidupan Alexandra dan Beno ini. Lewat buku ini kita juga bisa belajar kok, tentang pernikahan, yang sepertinya sepele tapi kenyataanya jauh dari itu, banyak rintangan didalamnya, mulai dari keegoisan pasangan satu sama lain, sifat yang nggak cocok, belum dikaruniai seorang anak dan masih banyak lagi. Nggak ada yang sempurna di dunia ini, tapi kalau kita menghadapi ketidaksempurnaan tersebut bersama-sama dengan pasangan, maka akan terasa lebih ringan :D
I forget  where  I read this: as long as a couple can still laugh at their differences, everything's gonna be okay. 
Bertemu jodoh  itu cuma 3 faktor kok: 1. Kesempatan, 2. Kemauan, 3. Takdir.
4 sayap untuk lika liku kehidupan Alex-Beno #hotBeno #OmBenoGanteng :p.


7 komentar:

  1. Wah tulisannya bagus!.
    Hai, btw saya dari Zocko. Boleh minta kontak personnya? email atau LINE/Whatsapp. Kalau ada, langsung email saya ya di fahmy@Zocko.com

    Fahmy Zocko.
    Zocko.com

    BalasHapus
  2. kemaren lihat ni novel di gramed, mbak... sempet galau: beli-enggak-beli-enggak... akhirnya enggak, belinya windry :D
    tapi jadi pengen baca deehh... cari pinjeman aahhh... hehe

    BalasHapus
  3. Sebenernya aku bosan sama kisah mereka. Tapi setelah baca kutipan percakapan mereka yg so sweet abis kok jadi tergoda pengen punya bukunya hahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau menurutku sih mending sampai buku dua ini aja deh, kalau diterusin takutnya malah mbosenin, udah pas :)

      Hapus
  4. Iya benar sekali. Kehidupan pernikahan yg awalnya kita kira, tidaklah semudah dan seindah itu. Kisah Alex dan Beno ini sangat real pada sebagian besar pasutri.

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*