Pages

Kamis, 11 September 2014

[Book Review] Relung Rasa Raisa by Lea Agustina Citra

Relung Rasa Raisa
Penulis: Lea Agustina Citra
Penyunting: Donna Widjajanto
Ilustrasi sampul: Diela Maharanie
Penerbit: Plot Point
ISBN: 978-602-9481-54-9
Cetakan pertama, Desember 2013
320 halaman
Harga: 49k (Beli di Festival Buku Indonesia di Jogja, off 30%)

Relung Rasa Raisa: Semua Butuh Kesempatan Kedua


Mimpi Raisa adalah pergi ke Jerman. Dikirim pergi ke Frankfurt Book Fair? Ini melebihi mimpinya. Tapi ini adalah mimpi yang bersyarat, karena Raisa harus mendapatkan hak terbit novel best seller agar bisa menyelamatkan kantornya, AhA Publishing dari kebangkrutan.



Raisa menemukan Cedar Incense, novel best seller berlatar kerusuhan Mei 1998 yang pengarangnya, Jan Marco, sama sekali tak mau novel tersebut terbit di Indonesia. Raisa berkeras mengejar Jan Marco hingga ke Aachen, kota tua di pinggiran Jerman.


Kini hati Raisa terus larut dalam kisah Cedar Incense dan pengejarannya ternyata juga membawanya kembali kepada cinta masa lalunya. Dia yang namanya tak layak disebut.

Sebagai editor buku, impian Raisa untuk pergi ke Frankfurt Book Fair, Jerman akhirnya terwujud juga. Frankfurt Book Fair adalah acara tahunan yang mempertemukan kalangan profesional penerbitan, pemasar buku, agen naskah, sampai produser film yang berminat mengadaptasi buku-buku yang dipamerkan. Tujuan Raisa memang bukan untuk jalan-jalan semata atau membeli buku idaman-nya, tetapi mengemban tugas yang cukup berat dari AhA Publishing, tempatnya bekerja. Raisa harus bisa menemukan buku yang bisa diterjemahkan dan akan booming di Indonesia, kalau tidak, nyawa penerbitan tersebut akan mati karena sekarang saja sudah diambang kebangkrutan. Dengan sisa tabungan Dru, atasannya dan tabungan pribadinya sendiri, Raisa bertekad akan menemukan satu buku yang bisa membawa AhA Publishing kembali eksis.

Cedare Incense, itulah buku yang dilirik Raisa, dia yakin buku itu akan meledak di pasaran, Raisa sudah membacanya berkali-kali dan terkesima akan cerita yang dibuat oleh Jan Marco, penulis Jerman yang mempunyai darah Indonesia. Cedare Incence bercerita tentang kisah cinta orang Tionghoa dan gadis Betawi, berlatar kerusuhan Mei 1998. Raisa tidak menyangka buku yang best seller di luar sana ternyata bercerita tentang negaranya, apalagi selama pameran buku tersebut laris manis dan Jan Marco menjadi buah bibir, Raisa harus bisa mendapatkan hak cipta untuk diterjemahkan di Indonesia. Sayangnya, permintaan Raisa untuk membeli copy right buku tersebut ditolak mentah-mentah oleh agen Cedar Incense dengan alasan Raisa adalah orang Indonesia. Agen buku tersebut mengatakan kalau sang penulis sama sekali tidak memperbolehkan buku tersebut diterjemahkan dan diterbitkan di Indonesia.

Tentu saja menjadi tanda tanya besar bagi Raisa kenapa buku tersebut tidak boleh diterbitkan di Indonesia, dia tidak mau menyerah. Dengan sisa uang dan waktu yang tidak banyak, Raisa mengejar Jan Marco, untung saja ada Lilo yang menemani dan membantu selama di Jerman. Raisa tidak pernah menyangka kalau perburuan Jan Marco mengantarkannya pada seseorang, pada masa lalu Raisa.

Awalnya ketika membaca sinopsis buku ini, Frankfurt Book Fair lah yang menjadi sorotan utama, ternyata bagian itu hanya permulaan saja. Membaca penjelasan penulis di blog, saya jadi tahu cikal bakal novel ini. Saya pun suka dengan ide bagaimana penerbit Indonesia bisa mendapatkan hak cipta buku luar, jujur saja saya baru tahu kalau salah satu caranya adalah mengunjungi pameran buku yang cukup terkenal itu. Konfliknya sendiri si penulis tidak mau menjual hak cipta ke editor tersebut. Sampai sini sudah cukup membuat saya penasaran, kemudian saya dibawa ke bagian lain, yang menjadi fokus utama buku ini. Penulis benar-benar membuat saya hampir tidak bisa menebak akhir cerita.

Yang gampang ditebak, saya langsung tahu kalau Caesar pasti punya hubungan dengan Raisa dan pasti akan bertemu tanpa sengaja. Yang tidak bisa saya tebak adalah masa lalu mereka, yang ternyata menjadi konflik utama buku ini. Alur yang dipilih penulis adalah maju mundur, cukup menambah rasa penasaran. Saya juga suka gaya bercerita Lea, cukup ngepop dan ringan, nggak belibet atau ada kata-kata yang susah dipahami. Ini kali kedua saya membaca tulisan Lea, pertama adalah ketika membaca cerpennya di buku Autumn Once More (iya, reviewnya belum ada). Untuk cover, PlotPoint emang nggak pernah mengecewakan, saya suka ciri khas cover-nya yang seperti sketsa dan lukisan, enak dipandang mata :D.

Sebenernya, saya lebih suka konflik si penulis yang tidak mau menjual hak cipta ke editor kemudian mereka saling jatuh cinta, emang gampang ditebak sih, hehehe. Soalnya penulis mengecoh saya, seperti yang saya bilang tadi, tertarik dengan buku ini karena Frankfurt Book Fair dan si editor mengejar penulis, ditengah-tengah cerita Lea beralih haluan memfokuskan cerita ke masa lalu Raisa dan menyisipkan sedikit misteri yang berhubungan dengan kerusahuan Mei 1998, padahal kalau digali lagi pameran buku tersebut dan fokus di sana, akan informatif sekali. Saya juga kurang merasakan aroma Jerman-nya. Salah satu yang membuat saya terganggu adalah, ketika penulis mendeskripsikan tokoh yang dia buat, dia selalu menyebut tokoh nyata sebagai gambarannya, cukup mengganggu sih, apalagi kalau saya nggak tahu orang yang dimaksud dan males kalau harus googling. Lebih efektif dan mempunyai ciri tersendiri bila penulis mendiskripsikan orangnya secara detail, misalnya saja matanya seperti apa, rambutnya dan postur tubuhnya gimana, mendorong pembaca untuk berimajinasi secara bebas.

Untuk karakternya sendiri, saya cukup menyukai Raisa, dia pantang menyerah dan punya pendirian yang kuat, sedangkan Caesar, dia agak nyebelin tapi penulis membuat kedua tokoh utama buku ini mengalami perkembangan karakter seiring dengan perkembangan konflik yang dia ciptakan. Bisa dipahami akan keputusan yang diambil keduanya untuk menentukan kehidupan masing-masing.

Walau terkesan memaksakan memasukkan tiga unsur penting ke dalam satu cerita; Frankfurt Book Fair yang bersetting di Jerman, masa lalu Raisa-Caesar, dan masa lalu Jan Marco yang berujung kerusuhan Mei 1998, cukup diapresiasi karena penulis membuatnya saling berkaitan alias nyambung. Apalagi ada rasa petualangan dan misteri yang penulis tambahkan, membuat banyaknya konflik di buku ini cukup nikmat untuk diikuti.

Buat yang pengin baca kisah cinta yang agak ruwet, buku ini bisa menjadi pilihan :D

3 sayap untuk Cedar Incense.

8 komentar:

  1. Hmm iya yaa agak ribed jg ceritanya..
    Tp kayanya bakal seru klu ceritanya fokus yaa..
    Belum baca novelnya sii, tp baca review kamu lumayan deh udh terbayang gmn ceritanya..
    Salam kenal kawan, kunjungi juga ketikapandacerita.blogspot.com
    ^^.

    BalasHapus
    Balasan
    1. halo, salam kenal juga :)
      sudah berkunjung balik, blognya penuh dengan puisi :)

      Hapus
  2. Jadi penasaran pengen tahu suasana Frankfurt Book Fair. Buku-buku yang dipamerin di sana berasal dari seluruh penjuru dunia ya, Lis? Kalau settingnya di Jerman, aku mikir jangan2 buku-buku yang dipamerkan di sana terbitan Jerman semua lagi (atau setidaknya diterjemahkan ke bahasa Jerman. :))

    Btw covernya mengingatkanku sama novel Every Day yang barusan aku baca. ^^

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku lupa nih detailnya, emang kurang dibahas sih Frankfurt Book Fair ini, tapi ada satu negara yg menjadi tamu tiap tahun di mana bisa mempromosikan buku-buku tentang negara tersebut dan kebudayaanya, dalam buku ini yg diceritakan Indonesia (di mana akan menjadi tamu beneran pada tahun 2015 nanti)

      Hapus
    2. Waaah. 2015. Paling diadakan di Jakarta ya? Pengen ikutan tapi... T.T

      Hapus
    3. Bukan, tetap di Jerman tapi Indonesia jadi tamu di sana

      Hapus
  3. Dear Sulis, perkenalkan saya Lea. Terima kasih sudah mau mereview buku saya ini. Rencananya saya akan menerbitkan novel dengan label Metropop GPU dalam waktu dekat ini. Apakah tertarik utk mereviewnya? Kalau iya boleh minta alamat email supaya kita bisa komunikasi lebih banyak?

    Terima kasih :)
    Regards,

    Lea

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tertarik banget mbak, email aku zhuelhiez@yahoo.co.id :)

      Hapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*