Pages

Sabtu, 11 Januari 2014

Secret Admirer

Secret Admirer
Penulis: Karizza Rakmavika
Editor: Yulliya
Desain sampul: Dwi Anissa Anindhika
Penerbit: GagasMedia
ISBN: 979-780-598-0
Cetakan pertama, 2012
188 halaman
Buntelan dari @GagasMedia


Dalam gelap, aku tak bisa melihat sebiru apa langit itu.


Aku terlalu nyaman dengan rahasia ini. Aku menyelipkan perasaanku di antara keseharianku. Aku memilih sendiri. Menyepi. Membenci diri yang tak bisa jujur padamu.



Sesungguhnya, aku tak tahan lagi. Semakin besar kurasa jarak di antara kita. Kau semakin sulit kuraih—dengan atau tanpa sunyi di bibirku ini. Dan aku mulai bosan dengan gelap. Jenuh dengan segala rahasia.



Karenanya, hari ini, kuputuskan untuk berterus terang padamu. Bertanya dengan segenap tetes keberanianku, “Maukah bersamaku menikmati birunya langit hari ini?”


Singkatnya, cerita buku ini mirip dengan cerita korama yang sedang melanda Indonesia beberapa tahun ini. Huff. Dua jam-an menamatkan buku ini, buru-buru juga karena ceritanya sama sekali tidak menarik. Lagi. Idenya lumayan, yah kita tahulah Gagas memang suka menerbitkan buku yang tema ceritanya mainstream tapi perjalanan ceritanya nggak mainstream, untuk satu ini pengecualian. Kekanak-kanakan kalau saya bilang.

Gaea diminta menjadi mentor temannya yang kurang mendapatkan nilai bagus di salah satu pelajaran di sekolah. Semua juga tahu kalau Gaea anak yang pintar, tinggi dan cantik, namun sikapnya sering judes dan tidak mengenakkan kalau diajak berteman, membuat dia selalu terlihat sendirian. Teman yang dimentorinya adalah Thor, salah satu siswa yang sering melucu dan ngedance, yang akan melakukan debut bersama boybandnya, B.O.T.T (Boys On The Top).

Awalnya Gaea tidak setuju mementori salah satu pengacau di kelasnya, Thor selalu asik dengan dunianya sendiri, jarang memperhatikan kalau dikasih tau, sering telat pula, bikin Gaea males, dia pun mencoba mengasah kemampuan Thor, menyuruh mengulangi apa yang dia ajari tadi, dan voila, bener semua. Suatu waktu, Gaea mendengar Thor kalau dia suka dengan seseorang, suatu waktu kemudian, Gaera mencuri dengar kalau cewek yang ditaksir Thor yang sekarang menjadi pacarnya itu ternyata hanya memanfaatkan ketenaran Thor dengan boybandnya yang mulai naik daun. Nggak terima perasaan Thor dimainin, dia terang-terangan bilang ke cewek tersebut, nggak taunya Thor denger dan dia malah marah sama Gaea dan menyuruh nggak memperdulikan kehidupannya. Sejak itu Thor marah sama Gaea dan nggak mau menemui dia lagi.

Gaea sedih, padahal dia hanya ingin Thor mendapatkan yang terbaik. Gaea pun mendapatkan sebuah rencana agar tetap bisa mendukung Thor. Dia selalu menyelipkan post-it yang berisi semangat agar Thor tidak menyerah dengan debutnya dengan nama samaran The Earth Girl. Sampai boyband Thror meraup kesuksesan dan tidak ada tempat lagi bagi Gaea untuk menyelipkan post-it penyemangat karena tempat yang selama ini sering dia pakai sudah diisi dengan penggemar Thor yang membludak.

Kita abaikan cerita berbau korama bersetting Indonesia ini, sejak awal saya sudah nggak cocok dengan ceritanya, terlebih dengan karakter Thor yang plin plan dan bahasa penulis yang dipakai. Karakter Gaea sendiri pun seperti mempunyai dua kepribadian, di kehidupan nyata dia cuek dan pura-pura nggak memantau karier Thor tapi diam-diam dia menjadi penggemarnya, mengumpulkan semua informasi tentangnya. Chemistry nggak ada sama sekali, yang jelas sebel banget sama Thor, semena-mena. Tentang identitas Gaea yang sesungguhnya, seharusnya melihat arti nama Gaea dan The Earth Girl udah ketauan siapa karena mempunyai arti yang sama, dan Thor tahu arti nama Gaea adalah Bumi, belum waktu Thor hampir saja mengetahui siapa The Earth Girl waktu memergoki mau menyelipkan post-it dan sempat berbicara juga, baik langsung maupun lewat telepon, masak nggak kenal suara Gaea padahal mereka sering bertemu, iya iya, di telpon pun kadang suara jadi beda, saya juga gitu, katanya suara saya di telpon itu imut kayak anak kecil, nyatanya........ #abaikan saja.

Maaf saja, saya maraton baca dan mendapati semua berating dua, sedikit membuat mood baca saya drop, untungnya di buku keempat sedikit terobati karena saya suka ceritanya. Seharusnya bisa lebih baik lagi, tapi sepertinya penulis salah langkah, bener yang dikatakan beberapa reviewer kalau seharusnya setting novel ini nggak di Indonesia, kenapa nggak di Korea aja sekalian yang sepertinya lebih cocok, ceritanya jadi aneh. Saya pernah baca cerita yang mirip dengan Secret Admirer ini, minus boyband, tentang kucing-kucingan dan menyembunyikan identitas asli, judulnya a Little White Lie, salah satu teenlit yang saya suka banget, konsep idenya serupa dan tetap menarik walau mudah ditebak. Semoga saja novel debut penulis ini menjadi pecutan agar novel berikutnya lebih baik lagi.

Yang suka baca novel tentang boyband mungkin bisa mencoba baca buku ini :p

2 sayap untuk nama-nama indah yang dipilih penulis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*