Pages

Minggu, 12 Mei 2013

Pintu Harmonika

Pintu Harmonika
Penulis: Clara Ng & Icha Rahmanti
Cerita Asli: Clara Ng, Gina S. Noer
Ilustrasi: Herdiyani
Perancang Sampul: Diani Apsari
Penerbit: PlotPoint Publishing
ISBN: 978-602-9481-10-5
Cetakan Pertama, Januari 2013
307 halaman
Harga: 34k (Beli di SCB)


Dijual cepat: S U R G A!

Punyakah kamu surga di Bumi, tempatmu merasa bebas, terlindungi dan… begitu bahagia hanya dengan berada di situ?

Rizal, Juni, dan David menemukan surga lewat ketidaksengajaan; Buka pintu harmonika, berjalan mengikuti sinar matahari, dan temukan surga. Surga yang tersembunyi di belakang ruko tempat tinggal mereka.

Walau mereka berbeda usia dan tidak juga lantas bermain bersama, surga membuat mereka menemukan bukan hanya sahabat, tetapi juga saudara dan keluarga. Ketika surga mereka akan berakhir, semangat mempertahankannya membawa mereka pada sebuah petualangan lewat tengah malam. Apa pula hubungannya dengan pencitraan Rizal, masalah Juni di sekolah dan bulu hitam misterius yang berpendar cantik temuan David serta suara-suara misterius di atap rukonya?

Perlu berhari-hari saya move on setelah baca buku ini, setiap saya baca bagian akhirnya mata saya kembali berkaca-kaca. Tema besar novel ini tentang remaja dan anak-anak, permasalahan yang sering muncul di dunia mereka tapi tema besar bagi saya adalah tentang keluarga. Saya sangat suka cerita bertema tentang keluarga, terlebih anak-orangtua, tema yang tidak jauh dari kehidupan sehari-hari kita, mencoba memahami dan mempelajarinya, karena setiap orang punya keluarga, baik itu dari darah daging yang sama ataupun dari orang luar yang kita anggap seperti keluarga sendiri, misalnya sahabat.
 
denah lokasi ketiga sahabat tinggal
Buku ini bercerita tentang satu kejadian dari empat sudut pandang. Sudut pandangnya orang pertama, melalui Rizal, Juni dan David, dan Mama David, memudahkan kita memahami karakter mereka. Rizal, Juni dan David tinggal di kompleks Ruko Gardenia Crescent, Rizal bersama ayahnya yang mempunyai toko kelontong, Juni beserta adik dan kedua orangtuanya yang memiliki toko sablon, sedangkan David tinggal bersama ibu dan pembantunya yang memiliki usaha toko kue 'ANGEL's COOKIES' yang terkenal di facebook. Mereka bertiga bersahabat dan memiliki surga yang sama, tempat yang menyatukan mereka bertiga, tempat yang membuat mereka merasa nyaman, bebas, aman, juga terlindungi. Surga itu adalah sebuah tanah kosong yang berada di belakang ruko mereka. Konflik utamanya adalah surga mereka mau dijual, Rizal dan Juni melakukan PIA (Progressive Indirect Attack) demi menggagalkan rencana penjualan surga, dibantu diam-diam oleh David. PIA sendiri diambil dari falsafah bela diri Jeet Kune Do-nya Bruce Lee, tokoh panutan Rizal, yang memiliki arti gerakan menyerang "palsu" yang ditujukan supaya lawan melakukan gerakan pertahanan yang kita harapkan. Progresif maksudnya kita harus melindungi setidaknya setengah dari jarak kita dengan cara maju sesuai gerakan serangan "palsu" tadi. Secara nggak langsung, kita memiliki waktu untuk menyerang beberapa langkah di depan lawan. Kita nggak menunggu mereka, sehingga kita seolah kembali ke posisi serangan awal. Dari situlah tercipta "window of oppurtunity" untuk menipu lawan, lalu langsung benar-benar menyerangnya dengan tenaga penuh. Operation PIA yang dilakukan Rizal dan Juni dilaksanakan pada tengah malam, mereka menggunakan cara nggak langsung yang bertujuan menghambat atau menggagalkan rencana penjualan surga dengan cara yang progresif, contohnya melenyapkan iklan tanah tersebut.

Adakah surga di bumi?
Buat gue ada. Letaknya nggak jauh di belakang ruko bokap gue. Surga gue hanya sepetak tanah kosong yang sudah ditumbuhi aneka rumput, semak-semak, lumut dan ilalang, yang nggak pernah sepi dari suara jangkrik dan reruntuhan tembok bau pesing bergrafiti norak.
Herannya setiap berada di situ, gue merasa bebas dan damai. Bukan cuman gue, tapi demikianlah arti tanah kosong buat teman-teman yang kemudian menjadi seperti adik-adik gue sendiri, Juni dan David. Di sana, walaupun nggak selalu main bareng, kami membentuk ikatan yang sulit diceritakan. Kami seolah mengerti satu sama lain dan saling menyayangi.


Rizal Zaigham Harahap a.k.a @rizal_bruce_lee

Rizal ini karakternya kocak, supel, ceria, ganteng, lebay, pede selangit, kalo kita membaca bagian dirinya kita seakan membaca karakter anak muda jaman sekarang apalagi yang sering mengunakan social media yang bernama twitter, role model anak alay, terpampang nyata pokoknya, bahkan dia punya fanbase bernama 'Rizal's Angels', kita akan dibuat senyum-senyum membaca diary jurnal Rizal. Rizal ini salah satu selebtwit dan seleb blogger di dunia maya. Pedoman dia adalah anti pencitraan, naasnya kehidupan maya yang dia bentuk justru penuh dengan pencitraan. Terkenal anak orang kaya, tiap weekend selalu liburan ke luar negeri, selalu nge-gym biar bodynya keren, nyatanya dia hanyalah seorang anak yang punya toko kelontong dan tak jarang membantu ayahnya menjaga toko, berolahraga dengan mengantar galon aqua dan tabung gas, image yang dia buat di dunia maya semuanya hoax kecuali foto kaki bersama ayahnya waktu liburan ke Dufan. Berkat ketenarannya di dunia maya, dia menjadi terkenal di dunia nyata, termasuk di kalangan sekolah. Gurunya menyarankan memanfaatkan keterannnya itu untuk membantu mengalang dana buat team dance di sekolahnya, sekaligus memperbaiki nilainya. Rizal pun menyanggupi karena nilainya sudah lampu kuning dan dia naksir berat dengan ketua dancer sekolahnya yang bernama Cynthia yang kebal dengan pesona Rizal. Konflik di bagian Rizal sendiri adalah ketika Cynthia berkunjung ke toko roti tante Imel, mamanya David, terbukalah kedok pencitraan Rizal selama ini dengan ketahuan mengantar tabung gas dua belas kilo, bapaknya bertanya siapa yang menyapa Rizal dan ketika Cynthia bertanya apakah itu bapaknya, Rizal menjawab 'Bukan'.

Sejak saat itu seperti ada pisau yang menikam dada Rizal, sakit sekali ketika tidak mengakui keadaan bapaknya yang sesungguhnya, pencitraan yang dia buat telah membutakan hatinya. Bapak, Om Firdaus yang suka memanggil Rizal dengan sebutan 'Bro', yang mewariskan kegantengannya itu adalah orangtua satu-satunya yang masih ada, ibunya meninggal ketika Rizal dan Bapaknya mau pindah ke ruko, sehingga ibunya tidak bisa menikmati rumah baru yang diimpikan mereka. Rizal sangat menyayangi Bapaknya dan dia merasa bersalah sekali ketika tidak jujur tentang dirinya sendiri.

Bagian Rizal memakan setengah halaman buku ini, bercerita tentang pertama kali bertemu dengan David dan Juni, bercerita tentang kue malaikat yang menginggatkan ibunya, rencananya bersama Juni untuk menggagalkan penjualan surga dan bagaimana cara dia menggaet hati Cynthia.

Gue berdoa, mudah-mudahan Tante Imelda mau bikin kue malaikat yang tersenyum untuk gue jual di sekolah. Demi penggalangan dana. Demi nilai gue. Demi Tente Imelda dan tokonya juga. Dan, oke, juga demi grup dance-nya Cynthia, dan terutama demi kekuatan senyuman itu sendiri yang berguna untuk menghalau perih. Karena katanya sekalipun lagi sakit banget, kalau kita tersenyum, sakitnya akan berkurang.


Juni Shahnaz a.k.a JUN FAN GANG FU

Jun Fan Gang Fu merupakan kepanjangan dari Juni FANtGANG FUNDUR, nama itu diberikan oleh Rizal ketika melatih Juni beladiri, sehingga Juni sering memanggilnya suhu atau master. Alasan kenapa Rizal melatih Juni belajar bela diri adalah ketika pertama kali Rizal bertemu dengan Juni di surga yang menagis dan tubuh penuh lebam, Rizal sudah menduga akan apa yang terjadi dengannya. Karena enggan bercerita, Rizal pun menyuruh David untuk menyelidiki kenapa Juni sering jutek, sedih dan menyendiri, David yang maniak cerita detektif langsung mengiyakan dan memberikan informasi tentang Juni dengan detail, dugaannya benar, Juni sering di bully di sekolahnya. Berkat kepintaran dan modal juara cerdas cermat,  Juni sering diperalat kakak kelas untuk mengerjakan tugas-tugas mereka, membuat hari-harinya di sekolah mengerikan. Juni menerima saran Rizal agar nggak kenal takut, alhasil badannya penuh lebam dan dia tidak mau menceritakan yang sebenarnya. Dari itulah Rizal memprivat Juni dan David ilmu bela diri Jeet Kune Do.

Kalo elo bisa menjaga diri, elo bisa menjaga orang-orang yang elo sayangi.


Dalam bagian Catatan Harian Seorang Tahanan Rumah, Juni becerita tentang hari-harinya selama diskors, dia nggak boleh kemana-mana, kecuali ke surga. Melakukan PIA bersama suhu, mengajari adiknya, Diba mengerjakan PR (berharap kalau David lah yang menjadi adiknya, melihat kesukaan mereka akan cerita detektif dan sama-sama pintar) dan membantu ayahnya menyablon kaos. Juni di skors karena dia membully adik kelasnya, setelah tidak kenal takut Juni malah menjadi seperti orang yang membullynya dulu. Ironis memang, dan itu diakui Juni sendiri, membuat dia marah akan dirinya sendiri. Berkat kesalahannya itulah usaha ayahnya terancam bangkrut, bahkan rukonya mau dijual, ada orang yang membatalkan order kaos dan itu sangat berpengaruh besar akan usaha ayahnya, dan yang membatalkan itu adalah ayah dari orang yang dibully Juni.

Kurang komunikasi, itulah konflik yang dialami Juni dan ayahnya. Juni merasa semakin dia besar dia semakin tidak diperhatikan. Ayah Juni adalah tipe orang yang pasif, nggak akan menjawab kalau nggak ditanya, nggak pinter ngungkapin perasaan, dan Juni juga seperti itu. Sehingga Juni sering merasa tidak dianggap dalam keputusan yang menyangkut keluarganya, seperti ayahnya ingin menjual ruko, padahal ayahnya hanya bingung menjelaskannya.

David Christian Hadijaja a.k.a David Edogawa

Dilihat dari nama bekennya ketahuan kalo David penggemar cerita detektif. Anak kecil keturunan Cina dan memakai kacamata ini suka sekali membaca Detektif Conan, Legenda Naga, serial klasik Detektif Cilik Hawkeye Collins dan Amy Adams yang dia pinjam dari Juni. Dia itu sifatnya tengil, pintar, nggak mau disamakan dengan anak seumuran dirinya atau bisa dibilang tidak mau dipanggil anak kecil, ingin setara dengan Rizal dan Juni, sok dewasa. Setiap minggu David dan Juni mengelar tikar, cepat-cepatan menebak kasus yang terjadi di buku yang mereka baca dan maraton baca buku cerita detektif, Juni sering sekali meminjamkan buku-bukunya kepada David, salah satu yang membuat mereka sangat akrab. Bahkan, sepertinya David kemakan fantasy yang dia baca, dia suka sekali menyelidiki berbagai hal di sekitarnya, berusaha menemukan kucing tetangga yang hilang, mencari asal usul surga yang lengkap sekali, mencari identitas ayahnya, dan seperti yang sudah saya sebutkan di bagian Rizal, David ini detail banget kalau disuruh menyelidiki sesuatu, dia akan berlagak seperti seorang detektif beneran, menggemaskan waktu membacanya.

Di bagian David kita akan mengetahui banyak informasi tentang surga, mambantu secara diam-diam rencana PIA Rizal dan Juni yang membuat mereka tidak ketahuan, masa lalu ibunya di mana dia ditinggal pergi oleh suaminya yang tukang judi dengan perempuan lain, mencuri warisan orangtuanya sehingga Imelda, ibu David harus banting tulang membiayai kehidupan mereka, untung saja toko kue yang terkenal dengan kue malaikat itu laris manis. Sayangnya, beberapa hari David melihat ibunya lesu sekali, semakin kurus, terlihat stress berat dan kue malaikatnya tidak ada senyum lagi, mulutnya hilang. Tanpa senyum dan mulut, kue malaikat itu nggak lengkap, seolah kehilangan 'keajaiban'nya, begitu kata David, di mana ketika pertama kali bertemu dengan Rizal dia memberikan kue malaikat dan membuat Rizal merasakan kahadiran ibunya. Keanehan lain muncul lagi, dia menemukan bulu hitam yang berpendar, sesuatu yang perlu diselidiki oleh David Edogawa.

Bagian David ini yang membuat saya nangis kejer, bercerita tentang seorang anak yang sangat mencintai ibunya, satu-satunya orangtua yang selalu menemaninya, membanting tulang agar David bisa merasakan kebahagiaan, bisa les piano, bisa mengunjungi kebun binatang. Haduhhhh, menulis bagian David ini membuat mata saya berkaca-kaca lagi, persis ketika saya membaca ulang Dua Pasang Mata, banjir air mata deh. Awalnya kita akan sedikit bingung ketika membacanya, tapi lama-lama kita akan mengetahui rahasia yang ada di dalamnya.

Setelah membaca setengah halaman bagian David saya sudah merasakan firasat yang nggak enak dan kecewa tebakan saya ternyata benar, ceritanya emang agak misterius dan saya sampai membaca ulang untuk mencari tahu apakah ada tanda-tanda di bagian Rizal dan Juni yang menjurus ke cerita David, teka teki tentang dirinya. Saya hanya menemukan satu kunci yaitu kue malaikat yang tidak tersenyum lagi. Buku ini emang beralur flashback, sehingga membuat teka teki bagian David tak terduga dan samar.

Bagian yang paling nyesek, yang membuat saya nangis kejer
"Ayo, kita rekam supaya bisa tahu di mana kurang sempurnanya ya, Sayang." Terdengar suara Mama.
"Aduh, susah banget, Ma." Suara saya terdengar merajuk dan frustasi.
"Segala sesuatu pasti ada bagian susahnya, tapi harus kita lewati."
"Sampai kapan? Udah dicoba terus tapi nggak bisa."
"Sampe susahnya bisa kamu nikmati."
"Huuh, Mama gampang banget ngomongnya."
"Siapa bilang gampang? Mama cuma nggak suka menyerah aja kok."
Saya salut sekali dengan mbak Clara Ng dan Icha Rahmanti yang bisa menggabungkan semua konflik dan teka teki yang ada di buku ini secara mulus, seperti bagian tentang David yang dengan baik sekali tidak terungkap di bagian awal, asal usul surga yang dari pertama membuat penasaran cerita lengkapnya bisa kita temukan di bagian David yang sesuai sifatnya 'selalu ingin tahu', membaca buku ini seperti ditulis oleh satu nama. Saya selalu penasaran dengan sebuah novel yang digarap oleh beberapa orang, ada yang gantian nulis tiap bab, ada yang ditulis setengah-setengah. Kebetulan saya sudah membaca semua novel karya mbak Icha; Cintapuccino (2004), Beauty Case (2005) dan cerpen Sambal Dadak di kumcer Dari Datuk ke Sakura Emas (2011) saya menabak mbak Icha menulis bagian Rizal. Sedangkan untuk mbak Clara, bermodal pernah baca bukunya yang Tiga Venus (2007), Tea For Two (2009) dan The (Un)reality Show (2007) saya menabak bagian Juni dan David ditulis olehnya. Feeling aja sih, koreksi bila salah :p

ada surga di balik ruko
Suka sekali degan covernya, sama seperti di cerita ketika kita membuka ruko maka di belakangnya ada surga di mana ketiga sahabat menghabiskan kegiatan favorit mereka, pas sekali. Kekurangan buku sama seperti yang dikeluhkan kebanyakan orang yang sudah membaca buku ini yaitu typo. Contohnya seperti 'ruko pilihan Bokap ada di antara dua ruko lainnya, yang satu toko kue dan satunya toko sablon' (hal. 5) dari cover dan denah di atas jelas kalau yang berada dia antara ruko lainnya adalah ruko milik Juni bukan milik Rizal, kemudian nama David yang di awal ditulis David Christian Hadidjaja (hal. 13) padahal seharusnya David Christian Hadijaja.

Tapi bagi saya nggak begitu penting karena saya sangat suka ceritanya, mungkin terkesan biasa tapi bagi saya luar biasa, saya sangat suka konflik keluarga yang disisipkan di dalamnya, konflik yang dimiliki setiap tokoh utama dengan orangtuanya masing-masing yang kerap ditemukan di kehidupan sehari-hari kita, disamping konflik utama buku ini. Secara garis besar mengambarkan kehidupan remaja, tentang inginnya diakui, tentang pencarian jati diri, tentang kebingungan-kebingungan dan kegalauan yang kerap dihadapi dalam pertumbuhan di masa remaja, semua itu bisa kita temukan dibagian Rizal dan Juni. Sedangkan untuk bagian David, memang benar kalau dia dianggap dewasa sebelum umurnya, pemikiran dia jauh lebih ke depan, bagaimana dia menghadapi cerita dua versi tentang ayahnya, versi baik dari ibunya dan versi kasar dari tantenya tapi dia tidak terlalu mempedulikannya, itu masa lalu, yang penting dia bisa membuat ibunya tersenyum setiap hari. Saya sangat terharu sekali dengan rasa sayang yang dimiliki ketiga sahabat di buku ini terhadap orangtuanya. Kita tidak perlu malu dengan kondisi apa pun yang dimiliki oleh orangtua kita, seburuk-buruknya mereka, mereka dengan tulus menyayangi kita, tanpa pamrih. Kita tidak perlu gengsi mengungkapkan rasa sayang kita, terkadang rasa sayang tidak hanya ditunjukan tapi di lisankan, karena sifat orang berbeda-beda, ada yang pasif ada yang sangat perasa. Dan jangan lupa, selalu ada orang yang selalu mendorong kita untuk tidak menyerah dalam menghadapai cobaan.

Dibagian Rizal kita akan dibuat tertawa akan kepedeannya, di bagian Juni kita akan merasakan rasa kecewa yang dialaminya dan di bagian David kita akan membutuhkan banyak tissue ketika membacanya. Perasaan campur aduk akan kita dapatkan ketika membaca buku ini. Novel ini diadaptasi dari skenario film layar lebar yang berjudul sama yang ditulis oleh Clara Ng dan Ginarti S. Noer. Ada tiga bagian juga; Otot (kisah Rizal) ditulis oleh Piu Syarif, Ginatri S. Noer, dan Ilya Sigma yang juga berperan sebagai sutradaranya. Bully (kisah Juni) skenarionya ditulis oleh Rino Sarjono, Ginatri S. Noer, dan Luna Maya sebagai pengembang cerita dan sutradaranya. Cerita terakhir berjudul Malaikat (kisah David) ditulis oleh Bagus Bramantri, Ginatri S. Noer dan Sigi Wimala yang merangkap juga sebagai sutradaranya. Film ini diproduksi oleh MalkaPictures & 700Pictures yang rencananya rilis tahun ini. Saya nggak akan mencantumkan trailer dan poster filmnya, saya agak kecewa setelah melihat keduanya, saya nggak setuju dengan pemilihan pemain, terlebih untuk David, tidak Cina dan terlalu gede, saya amati David ini masih SD, sekitar kelas dua atau tiga SD masih imut-imut, polos dan lucu, David adalah karakter favorit saya, kecewa banget, sedangkan Rizal duduk dibangku SMA dan Juni masih SMP. Untung baca bukunya dulu.

Saya baru pertama ini membaca novel adaptasi dari skenario film, sebelumnya ada Biola Tak Berdawai (Seno Gumira Ajidarma), Brownies (Fira Basuki), dan Sang Pencerah (Akmal Nasery Basral) yang katanya novel adaptasi film terbaik dan penasaran ingin mencicipinya juga. Pintu Harmonika jelas recomended banget.

"Nggak nyangka, pindah ke ruko  di sini membawa berkat untuk kita bertiga." Rizal mendengus. Dia menoleh ke deretan ruko yang berada di depan. Pintu-pintu ruko itu tertutup, secara jelas berbentuk seperti alat musik harmonika yang siap dimainkan. Tidak heran namanya pintu harmonika.




Buku ini saya rekomendasikan bagi kamu yang sedang mencari cerita tentang anak-orangtua

4.5 sayap untuk Bethoven Piano Sonata #14

13 komentar:

  1. Sedih banget pas baca bagian akhir "Catatan David Christian Hadijaja a.k.a David Ekogawa :'(
    Kenapa harus David yang paling imut di antara ketiganya? Kenapa? *nangis dipojokan
    Nggak sabar pengin nonton filmnya

    Sila mampir juga ke blogku ya :D

    BalasHapus
  2. salah satu buku favoritku di tahun 2013 ini ^^
    very heartwarming story. udah lama banget rasanya ga baca cerita remaja yg dalem kayak gini :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bener banget, aku sampe nangis megeb-megeb baca bagian terakhir :(

      Hapus
  3. udah baca review buku ini dari mana-mana, dan rasanya tetep pengen punya walaupun ceritanya bukan lope lope :D

    BalasHapus
  4. Salah satu buku favorit yang ditulis sama mbak Icha Rahmanti setelah Beauty Case. Dan salah satu buku yang bikin nangis gara-gara yang Catatan David Christian Hadijaja a.k.a David Ekogawa.
    Suka banget sama covernya. Anakku aja yang umur 3,5 tahun juga suka :D

    BalasHapus
  5. Waaa udah berapa abad gak kesampean deh baca buku ini

    BalasHapus
  6. Suka dg jawaban adakah surga di bumi ini?
    Adem banget rasanya
    buku ini banyak yg suka, aaaaah penasaran

    BalasHapus
  7. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*