Pages

Minggu, 04 Maret 2018

Yes, Boss by Elektra Queen | Book Review, Blog Tour

Judul buku: Yes, Boss
Penulis: Elektra Queen
Editor: Alit Tisna Palupi
Desain sampul: Levina Lesmana
Penerbit: Roro Raya Sejahtera
ISBN: 978-602-61138-3-2
410 halaman
Harga: 92k
PATAH HATI TERBERAT ADALAH MENCINTAI SESEORANG YANG SELALU ADA DI HATIMU, TAPI TAK BETAH BERADA DALAM PELUKANMU.

***
Ethan Alexander Fahim adalah masalah. Tak hanya ganteng setengah mati, direktur agen perjalanan Pelesiran itu juga punya reputasi memacari asistennya sendiri. Masalahnya, hubungan tak profesional itu biasanya tak bertahan lama dan berakhir tragis: si asisten memutuskan untuk berhenti ketimbang sering-sering bertemu dengan orang yang bertanggung jawab membuatnya patah hati.

Gabriella Rosleen telanjur mencintai pekerjaannya ini. Jadi ketika terpaksa menggantikan asisten lama Ethan yang baru saja berhenti, Gaby berjanji dalam hati untuk tak tergoda pesona bosnya itu. Secara teori, terdengar logis dan gampang—tapi praktiknya?

Hidup Gaby bertambah sulit ketika Ethan meminta—no, menugasinya untuk mendampingi laki-laki itu mengetes paket perjalanan bulan madu yang akan jadi produk baru Pelesiran. Tak hanya selalu bersama bosnya setiap harinya, dia juga harus menikmati perjalanan itu sebagai ‘pasangan’ Ethan. Kalau sudah begini, bagaimana cara Gaby bertahan lebih lama? Perempuan mana yang sanggup melindungi hatinya dari Ethan selama perjalanan romantis di Italia?
Gabriella "Gaby" Rosleen bekerja di sebuah agen perjalanan yang bernama Pelesiran. Agen perjalanan tersebut dikelola oleh tiga bersaudara Fahim. Ian Gavriel Fahim bertanggung jawab pada liburan yang diisi dengan aneka aktivitas olahraga. Barry Avidan Fahim mengurus liburan dengan tujuan wisata di seluruh Indonesia. Sedangkan si bungsu, Ethan Alexander Fahim, lelaki berusia 28 tahun yang paling tampan dari semuanya, walau dua saudaranya juga tidak kalah menarik perhatian, menangani paket liburan dengan destinasi luar negeri.

Gaby sendiri bekerja di bawah Barry, dia bertugas mengurusi pemesanan dan menjelaskan secara rinci tentang beragam paket liburan untuk destinasi dalam negeri. Namun, tugasnya mulai 'disabotase' Ethan ketika dia memiliki masalah dengan asistennya, Vira. Ethan terkenal dengan reputasi memacari asistennya sendiri, sayangnya hubungan tersebut jarang berlangsung lama, dan sialnya, selalu berakhir dengan si asisten yang mengundurkan diri, tak terkecuali Vira. Tentu Gaby juga mengagumi dirinya, hanya saja dia cukup sadar diri kalau dia bukanlah tipe perempuan yang selalu dikencani Ethan, dia tidak menarik bagi Ethan, terlihat dia tidak pernah diperhatikan oleh boss-nya tersebut..

Ethan tidak suka bekerja dengan banyak asisten karena pernah mengalami kejadian buruk, dia hanya membutuhkan seorang yang bisa membantunya. Barry sangat membanggakan Gaby, Ethan pun menantang Gaby untuk membuat proposal paket perjalanan bulan madu yang akan dirilisnya. Tentu tidak mudah, Ethan sangat perfeksionis karena paket perjalanan ini adalah ide yang dia rintis sendiri, bukan dari hasil meneruskan yang sudah ada. Dia ingin membuktikan kepada kakaknya kalau dia juga bisa diandalkan. Beberapa kali proposal yang diajukan Gaby selalu ditolak, tapi bukan Gaby namanya kalau gampang menyerah, akhirnya ada proposal yang cocok sebagai paket perjalanan bulan madu kelas backpacker Pelesiran yang pertama, yaitu destinasi ke Italia.

Ethan pun diminta menguji paket perjalanan bulan madu tersebut sebelum dilempar ke pasaran, dan dia menugasi Gaby untuk menemaninya, dengan dalih karena dia yang menyusun rute backpacker. Mulai dari Roma, Florence, Napoli, Pompeii sampai menyebrang ke Pulau Capri mereka arungi berdua. Apakah Ethan benar-benar tidak tertarik dengan pesona Gaby? Apakah Gaby akan seperti asisten Ethan yang lain? Jatuh cinta kemudian patah hati?
Tapi, bukankah seharusnya cinta memang begitu? Kalau tidak egois dan ada keinginan untuk memonopoli orang yang dicintai, pantaskah disebut cinta? Meski pada akhirnya kembali pada kematangan seseorang dalam mengelola perasaanya. Hasrat untuk mendominasi orang yang dicintai bukan berarti membuatmu benar-benar mewujudkannya, kan? Toleransi, pemakluman, serta kepercayaan justru menjadi bentuk cinta yang luar biasa, menurut Gaby.
Buku kedua dari Elektra Queen yang saya baca setelah Wonder Fall, di mana keduanya sama-sama mengusung genre office romance. Untuk buku yang bercerita tentang kisah cinta, Yes, Boss tergolong cukup tebal, tapi saya sangat menikmatinya, bahkan lebih bagus dari buku debut Elektra Queen. Selain elemen cinta antara boss dan bawahan, Elektra juga menambahkan tema travelling di dalamnya, bahkan bisa dibilang hampir setengah halaman sendiri kita akan disuguhi indahnya negara Italia lewat perjalanan yang dilakukan Ethan dan Gaby.

Tentu bukan tanpa alasan, lewat perjalanan tersebut kita juga bisa melihat perkembangan hubungan antara Ethan dan Gaby yang tanpa tergesa-gesa, melihat walau sudah lama mengenal Gaby, mulanya Ethan sama sekali tidak tertarik pada dirinya, dia bukan tipe perempuan yang disukai Ethan yang biasanya seksi dan cantik. Sebelumnya dia hanya tahu kalau Gaby memang bisa diandalkan dalam pekerjaan, baru ketika bersinggungan langsung Ethan merasa kalau Gaby benar-benar menarik dan tidak manja. Bukan berarti Gaby tidak cantik, dia hanya suka berpenampilan sederhana dan praktis.

Untuk karakter para tokohnya, paling favorit tentu Gaby, dia tipe perkerja yang penuh tantangan dan tidak mudah menyerah, dan dia juga tidak gampang takluk oleh Ethan walau dia menyadari kalau memiliki perasaan, dia mencoba profesional. Sedangkan Ethan sendiri terlihat lebih manja, dia bukan tipe playboy kelas berat, hanya karena pernah patah hati dia kemudian menjadi lemah akan perhatian lawan jenisnya, dia tidak ingin sendirian. Saya juga menyukai kakak beradik Fahim yang lain. Ian benar-benar sosok anak sulung, lebih tenang dan berwibawa, sedangkan Barry paling santai diantara keduanya, mudah bergaul dengan orang lain.

Yang saya suka dari buku ini adalah bagian travellingnya sangat terasa, deskripsinya cukup lengkap, jadi tidak hanya tempelan semata, serasa kita sendiri yang mengalami. Kemudian konfliknya sendiri, rasanya puas sekali, ketebalan buku ini benar-benar membuat cerita sangat lengkap, mulai dari munculnya benih-benih cinta sampai ke penyelesaian konflik yang tidak nanggung. Mungkin satu kelemahan saja kalau menurut saya, ini lebih ke selera, sih, hehehe. Entah kenapa saya berharap Elektra membuat cerita lebih dewasa. Ada sih adegan romantisnya, tapi bagi saya kurang, hahaha. Namun, dilihat dari buku pertamanya, sepertinya Elektra memang jenis penulis yang 'lembut' dan sopan dalam urusan interaksi kedua tokoh utamanya.

Buku ini cocok bagi kalian yang mencari bacaan bergenre office romance, ada adegan dewasanya tapi hanya sebatas ciuman dan masih tergolong aman untuk dikonsumsi. Dan bagi kalian yang ingin merasakan bagaimana menikmati paket perjalanan bulan madu, hehehe.


Ask Author with Elektra Queen
Giveaway Yes, Boss


Challenge
Seperti biasa, selalu ada tantangan bagi para host dalam blog tour yang diadakan oleh Twigora. Tantangan kali ini adalah foto dengan buku Yes, Boss dengan mengunakan kacamata. Kecillllll, hahaha.



2 komentar:

  1. Aku sudah baca novel Wonder Fall sebelumnya dan jadi penasaran dengan karya kak Elektra Queen yang terbaru ini. Setuju sama kak Sulis, aku juga sedikit geregetan dengan romansa dua tokoh dalam tulisan kak Elektra yang kurang gereget interaksinya, kurang hot gitu ya hahahaaa

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, romantisnya sih dapat cuman kurang hot aja, coba berani kayak bang Ino, tambah asik deh, hahahaha

      Hapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*