Anne Avantie: Inspirasi, Karya & Cinta
Penulis: Anne Avantie
Editor: Nana Lystiani
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
Cetakan pertama, 2012
ISBN: 9789792283624
207 halaman
Baca di Scoop
Menyelesaikan buku ini seperti perjalanan panjang yang sangat melelahkan. Terkadang ketika berada di persimpangan jalan, saya sempat terpikir untuk mengurungkan niat melanjutkan perjalanan...
Tapi saya terus mencoba membangkitkan semangat untuk berjuang sampai pada Tujuan, karena saya percaya ada rambu-rambu penunjuk arah yang Tuhan siapkan untuk mengantarkan langkah saya...
Saya menyadari bahwa saya adalah seorang “Anne Avantie” yang “perancang mode”. Tetapi saya tidak ingin pembaca buku ini hanya membolak-balikan halaman demi halaman untuk melihat karya-karya saya.
“Karena ada karya cinta yang lebih indah dari sekadar inspirasi fashion yang ingin saya bagi. Apa yang saya tulis dengan jemari tangan saya sendiri mengalir keluar dari sumber pengalaman yang saya imani, sehingga mampu mengubah suatu kehidupan dan membawa pencerahan.“
Saya ingin membawa pembaca buku “Anne Avantie: Inspirasi, Karya, & Cinta” menyusuri perjalanan kalimat demi kalimat dalam setiap halamannya, dan menemukan cinta dalam setiap lembarannya melalui bakat dan berkat yang sudah kita terima, dan mengubahnya menjadi karya bagi sesama.
Syukur pada Allah.
Anne Avantie
Buku ini bisa dibilang memoar, tidak benar-benar biografi tentang dirinya karena tidak banyak informasi yang mendetail, mungkin dalam karya Alberthiene Endah kita akan mendapatkannya. Buku ini ditulis langsung oleh Anne Avantie tentang makna kebaya bagi dirinya, sumber inspirasi, sebuah karya, dan perwujudan dari cinta. Anne sendiri bilang kalau sebenarnya dia penulis religi, tidak terbiasa menulis di luar itu, sehingga tidak heran kalau dalam bukunya ini sangat kental aura religinya. Semua adalah berkat dari Tuhan dan dia ingin 'membalasnya' kepada sesama dengan berbagi. Perjalanan hidup seorang Anne Avantie ternyata tidaklah indah pada masa lampau, dia pernah putus sekolah, kesulitan ekonomi, gagal mengarungi pernikahan pertama kali. Semua dia kumpulkan sebagai pondasi agar kokoh di masa depan.
Anne hanya tamatan SMP Regina Pacis Surakarta, bahkan dia tidak sanggup menamatkan SMA. Kemudian dia memberanikan diri membuka persewaan baju tari kejil-kecilan di garasi rumah kontakan dan diberi nama 'Griya Busana Permatasari' pada tahun 1989. Dari situ, dia merambah membuat gaun malam. Griya Busana Permatasari '89 bisa dibilang pendomprak kreativitas yang membuat Anne tertantang dengan konsep yang berubah-ubah, tematik dan memiliki daya fantasi tinggi. Jadi, banyak orang yang tidak menyangka ketika Anne Avantie bekerjasama dengan Agnez Monica untuk debut internasionalnya, padahal pengalaman masa lalu Anne memang berasal dari kostum panggung.
Sebuah KARYA akan dihargai
bukan karena "bagus"nya.
Tapi image positif yang terkandung dalamnya!
Ada AURA yang menyelinap,
ada CINTA yang menggerakkan,
dan ada KASIH yang menggantarkannya!
Saya mulai merangkak dan berdiri di antara sisa-sisa puing reruntuhan. Saya menyadari bahwa hidup di dunia ini baru merupakan "SAMPUL DAN HALAMAN JUDUL."
Saya telah gagal menulis Bab 1, Bab 2, Bab 3! Tetapi saya percaya masih banyak bab yang harus lebih bagus dari pada bab-bab sebelumnya.
Karakter saya dibangun melalui ujian, Tuhan mancatat bagaimana reaksi saya terhadap masalah, konflik, dan kekecewaan.
Karena nanti tangan Tuhan sendiri yang akan menutup bab terakhir buku kehidupan.
Ketika Griya Busana Permatasari berganti nama menjadi Ann House dan mulai beroperasi di Mall Ciputra Semarang, perekonomian Anne tetap tidak baik, bahkan mengalami kemunduran karena selama ini dia hanya membuat koleksi untuk panggung hiburan yang glamour tanpa memperhatikan kenyamanan. Anne pun bantir setir dari kostum panggung ke gaun malam, sebuah tantangan baru yang bukan merupakan hal mudah. Lalu, tawaran Musa Widyatmojo untuk bergabung di The Catwalk Mall Kelapa Gading menjadi titik awal perjuangan Anne di Jakarta, sampai akhirnya menjadi desainer kebaya.
Tentu saja kesuksesnya juga tidak berjalan mulus, Anne dianggap tidak mengerti budaya, menabrak arus. Anne tidak pernah mengenyam pendidikan di dunia fesyen, dia bahkan membuat karya tanpa pemahaman pola, cara memotong dan menjahit sebagaimana mestinya, dia memiliki caranya sendiri. Namun, Anne percaya akan tujuannya, dia terus melangkah, bahkan ketika banyak desainer lain menjiplak karyanya dia diam saja, biarkan orang lain mendapatkan inspirasi darinya.
Untuk memikirkan bagaimana siluet kebaya tetap bertahan, saya sangat jeli dalam mencantumkan bagian mana yang saya beri sentuhan inovasi lebih banyak dan bagaian mana yang saya pertahankan. Sehingga siluet sentuhan kebaya masih tampak melekat.
Buku ini juga menceritakan kebaya dari masa ke masa, mulai dari asal muasal kebaya sebelum abad ke-18, pengaruh Cina dan Belanda, kebaya kartini, kebaya etnik kontemporer sampai pada kebaya era Anne Avantie. Fenomena kebaya abad milenium di mana kebaya asimetris, detail bordir, sulam, renda, payet, parel dan monte menjadikan kebaya Anne Avantie menembus garis batas kedaerahan tanpa kehilangan jati diri. Di buku ini juga banyak disisipkan berbagai karya kebaya dari Anne Avantie, dari pagelaran busananya yang dibawakan model dan selebritas ternama.
Buku ini cukup mengispirasi dan memotivasi, bahwa kegagalan adalah bab awal, kita perlu menuliskan bab selanjutnya, sampai selesai dan lulus.
Berbicara tentang kebaya, di era modern ini kita tidak perlu pusing membuatnya secara khusus, sekarang banyak pilihan, bahkan kebaya mode Anne Avantie. Misalkan saja kita bisa menemukan berbagai mode kebaya yang sudah jadi di koleksi kebaya modern di ZALORA Indonesia, kita tinggal memilih sesuai kebutuhan dan gaya kita :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*