Pages

Selasa, 18 Oktober 2016

Resensi: You Are My Moon Karya Rompaeng

Judul buku: You Are My Moon
Penulis: Rompaeng
Penerjemah: Suchada Ung-Amporn, Wisnu Wardhana
Penyunting: K.P Januwarsi
Design cover: Dedy Andrianto
Penerbit: Haru
ISBN: 978-602-7742-81-9
Cetakan pertama, September 2016
296 halaman
Buntelan dari @penerbitharu
Darika

Seorang gadis anak pengurus kuil sederhana. Hidupnya tiba-tiba berubah 180 derajat ketika seorang bangsawan kaya memintanya untuk bekerja sebagai bodyguard-nya. Tugas gadis itu adalah untuk melindungi sang bangsawan dari istri centil sahabatnya.


Juntharapanu

Seorang bangsawan tampan yang masih lajang. Dia mempekerjakan gadis sederhana yang blakblakan dan cerdas itu sebagai sekretaris pribadi sekaligus bodyguard-nya. Tapi, kenapa jantung Juntharapanu selalu berdetak lebih kencang ketika berdekatan dengan gadis itu?
Darika adalah gadis yang ramah, murah senyum, menyenangkan, sangat jujur dan sedikit polos. Dia tinggal bersama kakeknya yang seorang pengurus makam dan ibunya yang single parent. Mereka tinggal di rumah yang terbuat dari peti mati, kehidupan mereka sangat miskin. Darika juga tidak mempunyai teman karena takut dengan pekerjaan kakeknya serta tempat tinggalnya. Kakek Darika sejak kecil selalu berpesan agar cucunya tersebut meraih gelar yang tinggi agar bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, Darika bahkan berhasil membiayai kuliahnya sendiri. Darika gadis pekerja keras dan sangat pelit, dia sangat mencintai uang, masa lalu ibunya yang dikhianati oleh laki-laki yang merupakan ayah Darika membuatnya tidak percaya pada cinta, dia akan menikah hanya karena uang.

Mom Luang Juntharakan Navarat adalah laki-laki yang sangat luar biasa, ketampanan dan kepribadiannya sempurna, dia adalah anak tunggal dari konglomerat Juntharapanu Navarat dan Praguydao pemilik perusahaan Media Grup. Juntharakan baru saja kembali dari Amerika setelah menghabiskan 10 tahun masa mudanya di sana, kedatangannya kembali ke Thailand dan sebagai pewaris pundi-pundi uang keluarganya menarik perhatian banyak pihak, khususnya Pitchaya. Pitchaya adahah istri dari Jakkapat, sepupu Juntharakan yang memiliki penyakit jantung. Gadis tersebut sudah mengejar Juntharakan sejak di Amerika, tapi sayangnya dia tidak pernah berhasil menggaet karena Juntharakan sangat dingin padanya, dia pun memilih menjadi istri Jakkapat yang siapa tahu sama kayanya. Namun semua itu belum cukup, Pitchaya bertekat akan mendapatkan Juntharakan bagaimanapun caranya.

Darika dan Juntharakan bertemu ketika lelaki tersebut tergeletak di lorong kondo, kebetulan Darika diminta temannya untuk menempati kodonya selama tiga bulan, yang kebetulan letaknya bersebelahan dengan kondo milik Juntharakan. Karena awalnya Darika tidak tahu yang mana tempat tinggal lelaki tersebut, dia pun membawa masuk ke kamarnya. Setelah sadar Juntharakan curiga kalau dia diracun oleh Pitchaya, dia membutuhkan Darika untuk menjauhkannya dari gadis gila tersebut. Tawaran uang yang akan didapatkan Darika tentu saja sangat menggiurkan dan tak dapat ditolak, alih-alih bekerja sebagai sekretaris kedua, tugas utamanya adalah menjaga Juntharakan dari terkaman Pitchaya.

Kebersamaan mereka ternyata menimbulkan rasa yang berbeda bagi satu sama lain. Darika menyukai Juntharakan tapi yakin lelaki tersebut tidak akan pernah meliriknya karena status yang dimiliki Darika, dia hanya gadis miskin yang tidak cantik, tidak mungkin lelaki tampan dan memiliki segalanya akan melirik dirinya, Darika juga lebih tua tiga tahun dari bosnya. Di sisi lain, ternyata Juntharakan juga menaruh hati pada Darika, dia terpesona akan sifatnya yang unik, yang sangat mirip dengan ibunya. Namun sayangnya kedekatan Darika dengan sekretarisnya, Viwat disalahartikan, membuatnya cemburu tapi tidak bisa berbuat banyak. Tidak hanya itu, Juntharakan juga dijocohkan oleh ibunya dengan teman anaknya yang sama-sama kaya dan cantik, Engfar. Akankah kesalahpahaman ini bisa diluruskan? Dan apakah Pitchaya akan jera dengan usahanya mengejar Juntharakan? Berbagai adegan kocok di buku ini akan membuat kalian betah membacanya :D
"Aku bukan pengecut. Dan aku serius mencintainya. Tapi aku tidak mau memaksanya. Aku hanya ingin dia mencintaiku karena diriku. Dia pasti akan menjadi milikku, tapi itu butuh waktu. Aku tidak mau dia melarikan diri dariku. Aku tidak memikirkannya dengan matang malam itu dan aku tidak mau itu terjadi lagi. Aku ingin berada dekat dengannya selamanya, bahkan ketika aku menyadari kalau dia tidak memiliki perasaan yang sama."
"Karena seandainya kita membiarkannya terjadi dengan mudah, kita akan dibuang dengan mudah. Laki-laki tidak akan menghargai apa pun atau siapa pun yang bisa dia dapatkan dengan mudah.
Setelah beberapa waktu lalu berkesempatan mencicipi Phil-Fict pertama yang diterbitkan Penerbit Haru lewat Operation: Break the Casanova's Heart, kali ini saya berkesempatan lagi mencicipi karya perdana dari Thai-Story. Sama halnya dengan cerita dari negara Asia yang lain, sesuatu yang saya cari adalah ciri khasnya, layaknya Korea dengan romance comedy-nya serta Jepang dengan dark dan thrillernya. Saya belum membaca Gantung yang diterjemahkan dari Malaysia, melihat judul dan sinopsisnya lebih ke thriller. Setelah membaca satu buku dari Filipina dan Thailand, saya rasa tidak jauh berbeda, yakni sama-sama romance comedy, hanya saja untuk Thailand ini alurnya sangat cepat, sedangkan Korea bisa dibilang lambat sedangkan Filipina cerita bisa melebar kemana-mana, memiliki banyak sub konflik dengan alur yang cukup cepat juga. 

Tentu bisa dibilang tidak menjadi patokan pasti karena belum banyak buku yang saya baca dari negara tersebut, setidaknya dari pengalaman ada sesuatu yang tidak pernah terlewatkan, kebudayaan lokal dari negara tersebut. Pun dengan buku ini, kita akan disuguhkan dengan berbagai gelar dan status sosial di sana, kebiasaan atau kehidupan sehari-hari orang Thailand, serta makanannya. Misalkan saja M.L atau Mom Luang yang artinya Yang Terhormat, gelar yang diperoleh keturunan terakhir raja. Diberikan pada anak laki-laki M.R. Kemudian kebiasaan berkumpul keluarga besar, merencanakan sesuatu seperti pesta besar, berkaraoke, serta yang paling penting adalah namanya, hahaha. Awalnya sangat susah dilafalkan dan diingat, terlebih tidak bisa membedakan mana yang untuk lelaki ataupun perempuan, tapi lama-lama terbiasa dan lucu.

Buku ini sangat ringan dan cukup humoris, kekuatannya ada pada karakter utama, Darika, yang ceplas ceplos, selalu jujur dan apa adanya. Dari segi tema cerita tentu tidak biasa lagi, kisah Cinderella, si kaya dan si miskin, tapi tetap saja menarik untuk disimak. Yang saya suka adalah perbedaan tersebut tidak dipermasalahkan atau dibuat berat, menjadi fokus utama tapi tidak menjadi yang utama, penulis sepertinya lebih ingin menceritakan kisah perjalanan cinta kedua tokoh utamanya, membangun chemistry lewat berbagai konflik yang ada, misalkan saja lewat Pitchaya dan Viwat. Selain itu tidak ada pertentangan dari keluarga si kaya, yang biasanya terjadi, bahkan orangtua Juntharakan sangat pengertian, tidak peduli status yang dimiliki gadis yang dicintai anaknya, asal bisa membuat bahagia akan mereka dukung.

Juntharakan sendiri cukup lembut dan tidak pemaksa ketika menginginkan sesuatu, dia sangat sabar menghadapi perasaanya, cukup berhati-hati, yang malah membuat ibunya, Praguydao tidak sabaran dan akhirnya turun tangan. Praguydao sama menariknya dengan Darika, dan sifat mereka memang beneran mirip, sama-sama kuat dan unik, hahaha. Untung saja Haru juga akan menerbitkan prekuelnya, yang mengisahkan perjalanan cinta Juntharapanu dan Praguydao, si playboy dan si cewek tangguh, jadi nggak sabar baca kisah masa lalu mereka :D. Satu lagi yang membuat saya menyukai buku ini, tidak ada karakter yang sangat-sangat jahat, bahkan Pitchaya pun terlihat manusiawi dan sikap Darika sangat baik padanya, dia sangat pengertian dan tidak melulu menghakimi kesalahan seseorang.
Karena Darika tinggal di dekat kuil dan melihat lebih dari seratus kematian, pandangannya mengenai hidup agak berbeda dari orang-orang seusianya. Selain itu, karena kejadian dengan Kusuma, kakek Darika mengajari gadis itu cara membaca orang.
Membaca wawancara dari Abo, membutuhkan waktu yang lama untuk menerjemahkan bahkan sampai ada dua penerjemah, di mana harus menerjemahkan dulu dari Thailand ke Inggris baru ke bahasa Indonesia. Secara garis besar feel-nya cukup terasa, saya sangat menghargai usaha penerbit walau memang baiknya diterjemahkan dari bahasa asli agar tidak terjadi pergeseran makna yang lebih luas, dan bagi saya tidak terlalu menjadi masalah, saya masih bisa menikmati dan bisa mendapatkan makna ceritanya. Usaha yang harus diapresiasi karena masih sedikit sekali bahkan saya belum pernah menemukan buku kontemporer dari Thailand yang sudah diterjemahkan.

Secara keseluruhan walau dibilang tidak menyuguhkan sesuatu yang baru, You Are My Moon tetap asik untuk dibaca, ringan, dan menghibur. Bisa dibaca oleh siapa saja, mulai dari remaja sampai dewasa muda, tidak ada adegan yang eksplisit, hanya ciuman yang masih bisa ditolerir.

3.5 sayap untuk dua orang yang bernama Dao.



NB: ada giveaway buku You Are My Moon setelah postingan ini, pantengin terus ya!

2 komentar:

  1. Waah, banyak hal baru terbongkar dari review ini, xixixiixi..

    Aku masih heran nih, si Jun kok bisa sebaik itu ya padahal dia orang kaya dengan semua hal yang bisa membuat seseorang jadi bersikap agak sombong. Kalo di dunia nyata ada gak yaa, haha.

    Btw, aku juga penasaran sama buku ini karena aku pengen tahu tentang budaya Thailand itu gimana dari fiksi-fiksinya. Umm, kepo meningkaaat..

    BalasHapus
  2. Makin penasaraaan setelah baca review dr kakak.
    Ke kepo.anku jadi makin nambah ka 😂😂

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*