Pages

Senin, 31 Oktober 2016

Resensi: A Place You Belong Karya Nicco Machi | Blog Tour + Giveaway

Judul buku: A Place You Belong
Penulis: Nicco Machi
Penyunting naskah: Deasy Serviana
Perancang sampul: eSLC Project
Penerbit: Jendela O' Publishing House
Cetakan pertama, 2016
141 halaman
Buntelan dari @JOPHouse
Pustakawan itu pekerjaan mulia, kan?
Penjaga ilmu pengetahuan, pengelola jendela dunia. Garda terdepan untuk meningkatkan minat baca anak bangsa.

Tak ada yang salah dengan menjadi pustakawan. Kurang bergengsi? Penghasilan tak seberapa? Hidup bukan hanya tentang status dan uang!

Tapi....

Kehidupan pascawisuda tidak semulus teori ideal di bangku kuliah. Ada kebutuhan hidup di balik deretan buku-buku. Ada tuntutan pertemanan dalam lingkaran sosial sesama pustakawan. Dan ada ujian untuk memilih antara integritas profesi atau menyelamatkan orang yang disayangi.

Ketika berpegangan pada tali idealisme terasa semakin sulit, haruskah Helia melepasnya dan membiarkan diri terjatuh ke dalam jurang realitas?
Tindakan impulsif dilakukan Helia Nurwanda, seorang pustakawan di ibukota. Tanpa rencana yang matang dan meninggalkan permasalahan yang belum selesai di tempat kerjanya, dia pergi ke Semarang untuk bertemu dengan Akhyar Mahardika, seseorang yang sangat berarti bagi dirinya di masa lalu. Hubungan mereka dulu berakhir dengan tidak baik, tidak ada lagi komunikasi setelah mereka lulus kuliah. Helia tahu keberadaan Akhyar dari membaca blognya. Helia seperti kehilangan arah, dia butuh seseorang dan yang teringat hanyalah Akhyar, seseorang yang membuka mata Helia dan menyadarkan bahwa teori itu banyak omong kosongnya.

Akhyar sendiri cukup kaget dapat bertemu lagi dengan Helia, dia tahu Helia sedang memiliki masalah tapi karena sangat mengenal perempuan tersebut, bukannya menanyakan dia malah menawari Helia bergabung dengan organisasi pendongeng, Satriacarita, tempat Akhyar bekerja sekarang. Karena tidak tahu apa yang akan dia lakukan dengan hidupnya kini, Helia menerima tawaran tersebut. 

Menjadi pendongeng ternyata tidaklah semudah perkiraan Helia, sama ketika dia mengambil jurusan Ilmu Perpustakaan saat di bangku kuliah dulu, jurusan yang dia bela bahkan sampai menentang paman yang menjadi tulang punggung keluarga pasca ditinggal sang ayah, bahwa menjadi pustakawan tidak akan membawa masa depan menjadi cerah. Bergabung dengan Satriacarita menginggatkan kembali Helia akan impiannya dulu, menyadarkan apa yang benar-benar dibutuhkan dan yang harus dilakukan dengan hidupnya kini.
Satriacarita terbentuk karena adanya orang-orang dewasa yang khawatir pada anak-anak zaman sekarang, khususnya anak-anak usia dini. Globalisasi telah mencekoki mereka dengan asupan-asupan yang tidak tepat: kartun penuh kekerasan, lagu cinta-cintaan, sinetron yang tidak mendidik. Belum lagi perkembangan teknologi yang begitu pesat.
Pendongeng yang hebat pastinya bukan sekadar menyampaikan cerita, melainkan juga menghidupkan keajaiban yang ada dalam cerita itu -membuat pendengarnya merasakan sensasi magis yang sama seperti membaca sendiri.
Setelah beberapa waktu yang lalu membaca juara pertama lomba menulis Way Back Home yang diadakan oleh Jendela O' Publishing House, Satu Mata Panah Pada Kompas yang Buta, kali ini saya mencicipi juara keduanya yang berjudul A Place You Belong. Sama seperti pendahulunya, A Place You Belong bertema self dicovery, tentang cerita perjalanan yang mendewasakan, tentang pelajaran hidup yang penuh ujian dan sarat makna, tentang menemukan jati diri, passion, dan arah hidup. Kali ini bercerita tentang Helia yang ingin menemukan kembali passion dalam hidupnya, yang ingin menemukan kembali arah hidupnya.

Ada dua hal yang sangat menarik menurut saya di buku ini, tentang profesi pustakawan dan pendongeng, keduanya sangat segar karena profesi tersebut sangat jarang diangkat penulis lain. Melihat penulis sendiri adalah seorang pemustaka, tidak heran konflik yang diangkat sangat mengena dan sangat realistis sekali. Misalkan saja perpustakaan yang bukunya hanya itu-itu saja, terbitan entah kapan dengan alasan anggaran yang kurang, sehingga pengunjung pun tidak tertarik dan perpustakaan identik dengan sepi. Tentang jurusan Ilmu Perpustakaan yang dipandang sebelah mata karena tidak memiliki karir yang cemerlang, banyak beranggapan kalau nanti kerjanya hanya menjadi penunggu buku-buku, padahal banyak lapangan kerja yang bisa dikerjakan oleh jurusan tersebut.

Kedua adalah profesi pendongeng, saya sangat menyukai bagian ini, ternyata ada banyak spesialisasi di bidang ini. Misalkan saja ada keahlian mendongeng sejarah atau biografi tokoh, mendongeng dengan boneka atau sebutannya seorang ventriloquist, mendongeng dengan gambar, dan spesialisasi fabel yang jago meniru suara-suara hewan. Menjadi seorang pendongeng bukan pekara hanya menyampaikan cerita saja, tapi lebih dari itu. Selain penghayatan tentunya, kita harus menguasai ekspresi wajah dan intonasi suara, dua hal yang tak terpisahkan. Tidak banyak orang yang tertarik menjadi seorang pendongeng, selain butuh latihan yang ekstra dan tentu saja tidak mudah, diperlukan dedikasi yang tinggi serta ikhlas menjalankannya.

Profesi pustakawan dan pendongeng tentu mempunyai benang merah yang sangat berkaitan, yaitu buku. Helia sangat menyukai buku dan membaca sehingga dia ingin bekerja tidak jauh-jauh dari kecintaanya tersebut, sedangkan Akhyar memiliki kenangan yang berharga tentang dongeng, dia ingin membagikan kepada anak-anak lainnya, turut merasakannya juga. Ada dua timeline di buku ini, masa sekarang dan masa lalu. Masa lalu lebih menekankan akan perjalanan hubungan Helia dan Akhyar ketika sama-sama menjadi mahasiswa jurusan Ilmu Perpustakaan, di mana keduanya sangat bertolak bekalang, Helia sangat percaya pada teori sednagkan Akhyar berpedoman pada yang ada di lapangan. Sedangkan di masa sekarang selain konflik pencarian jati diri yang dilakukan Helia, menyentil tentang profesi pendongeng.

Karena buku ini terbilang cukup tipis dan alurnya cukup cepat, kekurangannya adalah ada beberapa bagian yang kurang tergali alias baru tampak di permukaannya saja. Saya sempat bingung alasan apa yang membuat Helia lari dan sikap Arbei yang tidak bersahabat dengan Helia. Namun, makin ke belakang saya semakin mengerti, secara konflik tersampaikan dengan baik hanya saja jatuhnya terlalu cepat. Saya kurang mendapatkan chemistry antara Helia dan Akhyar, serta permasalahan Helia dengan pacarnya di Jakarta terbilang kurang menarik. Memang bagian tersebut menjadi alasan Helia mempertanyakan kembali tujuan hidupnya, hanya saja karakter Ervan sedikit menganggu, dia lebay banget, hehehe. Yah, karena sejak awal saya tahu bahwa temannya adalah self dicovery, saya tidak fokus akan kisah cintanya, tapi saya cukup menyukai hubungan antara Helia dan Akhyar, keduanya ternyata menyimpan permasalahan yang sama.

Secara keseluruhan buku ini recommended banget bagi kalian yang ingin tahu lebih banyak tentang profesi pestakawan dan pendongeng, bahkan siapa tahu kalian akan kepincut dengan profesi tersebut. Buku ini bisa dibaca oleh siapa saja, tema self dicovery selalu banyak menyisipkan pesan moral dan bisa dijadikan pembelajaran oleh siapa saja.

3.5 sayap untuk Satriacarita, penasaran apakah ada organisasi seperti ini?



Saatnya giveaway!
Ada satu buku gratis A Place You Belong persembahan penerbit untuk satu pembaca setia Kubikel Romance yang berdomisili di Indonesia. Caranya:
1. Follow blog Kubikel Romance via GFC
2. Follow akun twitter @JOPHouse dan @peri_hutan
3. Share link postingan ini di sosial media yang kalian punya dengan hastag #BlogTourAPYB, boleh mention akun di atas
4. Jawab pertanyaan ini di kolom komentar dengan menyertakan akun twitter kalian, "Kalau kalian berprofesi sebagai pendongeng, spesialisasi apa yang kalian pilih?" Yang baca reviewnya pasti tahu, jadi kalian tinggal milih di atas, nggak perlu kasih alasan nggak pa-pa, santai aja :p

Yak itu saja, pemenang akan di umumkan di akun twitter @JOPHouse pada tanggal 19 November 2016 bertepatan dengan jadwal ask author. Giveaway sendiri berlangsung selama satu minggu, berakhir pada tanggal 6 November 2016. Pemenang akan saya pilih secara random dan setelah diumumkan oleh @JOPHouse nanti akan saya tulis juga di postingan ini sebagai arsip atau yang ketinggalan informasi tersebut di twitter. Semoga beruntung :D

*Update*

Pemenangnya adalah @rohaenah1 :D

38 komentar:

  1. @sitasiska95

    Profesi fabel yang jago menirukan suara-suara hewan. Aku adalah salah satu pencinta dongeng dan sangat suka didongengi, dan kalau bisa menirukan suara hewan saat mendongeng itu keren dan bisa membuat ceria lebih hidup dan menarik untuk diikuti

    BalasHapus
  2. Jawaban : spesialisasi fabel yang jago meniru suara-suara hewan
    Twitter : @hervayulyanti

    BalasHapus
  3. "Kalau kalian berprofesi sebagai pendongeng, spesialisasi apa yang kalian pilih?"

    Spesialis yang pake gambar.
    Twitter: @san_fairydevil

    BalasHapus
  4. Akun Twitter: @rohaenah1
    Jawaban: spesialisasi fabel yg jago meniru suara-suara hewan

    BalasHapus
  5. @PidaAlandrian92

    "Kalau kalian berprofesi sebagai pendongeng, spesialisasi apa yang kalian pilih?"
    >> Aku pilih spesialis sejarah atau biografi tokoh :)

    BalasHapus
  6. Akun Twitter: @nurulastrirmdn

    Mendongeng dengan gambar.

    Hal ini seperti mengajak anak-anak untuk menyelami apa yang didongengkan. Bukan hanya dongengnya, tapi juga gambar yang dapat membuat anak tersebut berimajinasi dengan kemampuan mereka. Menurutku bagus buat daya pikirnya :)

    BalasHapus
  7. Twitter: @bety_19930114
    Jawaban: Mendongeng sejarah atau biografi tokoh

    BalasHapus
  8. twitter : tanyafcsh_

    jawaban : pilih spesialis mendongeng sejarah atau biografitokoh dan juga spesialis fabel yang jago meniru suara suara hewan

    BalasHapus
  9. @adindilla

    Saya pilih spesialisasi fabel yang mendongeng dengan menirukan suara-suara binatang. Teknik ini lebih menarik buat anak-anak karena sifat polos mereka untuk tahu binatang-binatang sangat tinggi. Percaya atau tidak, kebanyakan orang akan lebih mengingat dongeng waktu kecil mengenai binatang-binatang, dibandingkan dongeng yang lain.

    BalasHapus
  10. @Octannow_
    Aku pilih spesialisasi fabel yang jago meniru suara-suara hewan. Teknik seperti ini sangat menarik bagi anak-anak. Karna anak-anak lebih suka sama dunia imajinasinya.

    BalasHapus
  11. @dwioranye

    mau jadi ventriloquist aja dhe, sebutannya keren. hahaha XD
    kalo ditanya , profesimu apa? aku jawab ventriloquist , keren ga tuh. hahaha. profesi antimainstream XD

    kalo dipikir juga mah ,spesialisasi yang ini bisa mencangkup spesialisasi yang lain juga #rakus# hahaha
    pake boneka + niruin suara hewan , bisa. Pake boneka + ceritain biografi orang juga bisa. hahaha XD

    udah sebutannya keren, bisa di kombinasiin sama keahlian lain lagi. apa ga super :D :D :D

    BalasHapus
  12. @ulvanov

    Mendongen sejarah atau biografi tokoh 😊

    BalasHapus
  13. @ulvanov

    Mendongen sejarah atau biografi tokoh 😊

    BalasHapus
  14. @kyoungsaeng

    ventriloquist :D
    Kayak boneka susan ya haha pasti seru. Ah pengen banget siapa tahu ketemu jodoh #eh

    BalasHapus
  15. @nAshari3

    Jawaban: Saya pengen jd pendongeng spesialis dengan boneka atau ventriloquist. Umumnya anak-anak lebih suka dengan boneka, jadi lebih gampang diterima oleh target saya mendongeng yaitu anak-anak.

    BalasHapus
  16. @mariyam_elf

    kayaknya dri spesialisasi yg mudah itu yg ventriloquist.

    BalasHapus
  17. @dust_pain

    aku pengin jadi pendongeng dengan boneka atau sebutannya seorang ventriloquist. keren aja namanya hehe :p

    BalasHapus
  18. @hensus91

    Berhubung aku tidak memiliki bakat menirukan suara, menggambar ataupun melakonkan boneka, mungkin kalau jadi pendongeng aku lebih memilih mendongeng dengan tulisan saja. Aku akan menulis dongengnya dan meminta bantuan orang lain untuk menggambarkan ilustrasinya. Intinya tidak memaksanakan kemampuan diri.

    Demikian dan terima kasih :)

    BalasHapus
  19. @Aim_La27

    Spesialis mendongeng menggunakan bonek (Ventriloquist)

    Terimakasih :)

    BalasHapus
  20. @wawha_Cuza

    Pas aku nyari di google tentang jenis-jenis pendongeng, aku kok nggak nemu artikel yang pas ya, umumnya tentang apa itu dongeng, mendongeng yang baik. Aku jadi penasaran pendongeng seperti apa saja yang diceritakan di novel ini.
    Kalo aku sendiri lebih memilih jadi pendongeng yang bercerita tentang hikmah-hikmah sederhana dalam kehidupan sehari yang bisa dibuktikan anak-anak di dunia nyata(berkaitan dengan dongeng pendidikan).

    BalasHapus
  21. Nama: ahmad azwar avisin alhaidar
    @azwaravisin
    Domisili: sidoarjo

    Jika saya jadi pendongeng spesialisasi apa yang saya sukai? Jelas Fabel. Fabel membuat saya merasa nyaman menirukan dan menyerupai suara dan gerak gerik hewan. Saya lihat anak - anak yang saya dongengi juga tertarik dengan cerita fabel yang tak pernah lekang oleh waktu. Materi pesan moral yang dapat dipetik juga banyak. Saya jadi berpikir mendongeng yang paling simple dan favorit juga tak lekang oleh zaman ya fabel.
    Sekarang cerita fabel juga bisa dibantu dengan media mainan seperti boneka atau gambar visual dan audio canggih. Jadi makin menyenangkan serta memudahkan dalam berdongeng.

    BalasHapus
  22. Nama: ahmad azwar avisin alhaidar
    @azwaravisin
    Domisili: sidoarjo

    Jika saya jadi pendongeng spesialisasi apa yang saya sukai? Jelas Fabel. Fabel membuat saya merasa nyaman menirukan dan menyerupai suara dan gerak gerik hewan. Saya lihat anak - anak yang saya dongengi juga tertarik dengan cerita fabel yang tak pernah lekang oleh waktu. Materi pesan moral yang dapat dipetik juga banyak. Saya jadi berpikir mendongeng yang paling simple dan favorit juga tak lekang oleh zaman ya fabel.
    Sekarang cerita fabel juga bisa dibantu dengan media mainan seperti boneka atau gambar visual dan audio canggih. Jadi makin menyenangkan serta memudahkan dalam berdongeng.

    BalasHapus
  23. Anggirdth_

    Saya lebih memilih spesialis mendongeng menggunakan sejarah atau tokoh biografi karna kalo spesialis menggambar saya sadar kalau gambar saya jelek dan saya ta pandai menggambar wkwk terus kalau menirukan suara hewan2 apalagi saya gabisa suara saya kelewat cempreng wkwkkw dan terakhir jika mendongeng lewat boneka saya rasa kurang dapet 'feel' nya dan saya juga sadar kemampuan hehe jadi ngikutin kemampuan aja jadi spesialis sejarah atau biografi tokoh karna kebetulan saya suka baca biografi juga terus kebetulan saya juga anak ips yang suka sama sejarah dan sejarah sudah jadi makanan sehari2 dan mendongeng sejarah dan biografi tokoh dapat menambah wawasan pengetahuan pendongeng atau pun yang mendengarkan nya^^

    BalasHapus
  24. Akun twitter: @terhujan
    Spesialisasi mendongeng dengan gambar.
    Karena saya selalu senang melihat buku dongeng dengan gambar-gambarnya yang penuh warna (bahkan sampai sekarang). Gambar di dalam buku dongeng juga memberikan 'suara' yang melipatgandakan kesenangan membaca dongeng. Begitu halnya dengan mendongeng. Adanya gambar, dapat membuat dongeng saya ceritakan semakin 'hidup'.

    BalasHapus
  25. "Kalau kalian berprofesi sebagai pendongeng, spesialisasi apa yang kalian pilih?"

    Mendongeng dengan gambar, karena anak-anak biasanya lebih tertarik dengan visualisasi. Jadi mendongeng dengan gambar membuat anak-anak lebih semangat untuk mengikutinya.

    Twitter: @nunaalia

    BalasHapus
  26. Twitter : @Anaindriyani

    mengingat saya adalah tipe pembelajar visual, saya senang mendongeng dengan gambar yang dapat memperjelas cerita.

    BalasHapus
  27. Twitter : @Damar_BookComa

    Kalau saya berprofesi sebagai pendongeng, spesialisasi yang saya pilih adalah spesialisasi fabel yang jago meniru suara-suara hewan. Terutama untuk dongeng hewan yang bisa berbicara dan berekspresi layaknya seperti manusia. Anak-anak sebagai pendengar akan lebih tertarik dengan dongeng dengan tokoh hewan. Walaupun dibutuhkan penghayatan yang ekstra, namun meniru ekspresi wajah dan intonasi suara hewan sedikit lebih mudah karena setiap hewan memiliki karakteristik yang mudah diingat. Ketika perubahan karakter pada dialog terjadi, tidak sulit untuk menjaga konsistensi jenis intonasi suara setiap hewan.

    BalasHapus
  28. Twitter: @salimah_IA

    Saya akan memilih untuk menjadi spesialis dalam mendongeng tentang sejarah atau biografi tokoh. Karena banyak yang dapat dipelajari dari tokoh-tokoh tersebut dan alangkah baiknya untuk mempengaruhi anak-anak untuk meniru sifat-sifat baik yang dapat diambil dari tokoh-tokoh tersebut. Maka dengan metode yang baik, saya rasa anak-anak akan mudah untuk menangkap apa yang dimaksud dari pembelajaran tersebut.

    BalasHapus
  29. @rinicipta

    Pengin punya spesialisasi mendongeng sejarah atau biografi tokoh. Menurutku, ini sangat menantang soalnya nggak gampang untuk menghidupkan kembali kejadian atau sosok yang pernah sangat fenomenal dalam sejarah kehidupan manusia. Apalagi kalau orang yang kita dongengi tidak hidup pada jamannya. Mendongeng yang realistis juga perlu pemahaman ilmu pengetahuan terkait sejarah peristiwa/tokoh yang baik, meskipun menyampaikannya lewat dongeng tapi jangan sampai merubah kejadian dan makna sesungguhnya. Pembelajaran dalam hidup pasti akan lebih mengena karena terinspirasi dari kejadian nyata :)

    BalasHapus
  30. Kalau kalian berprofesi sebagai pendongeng, spesialisasi apa yang kalian pilih?
    Berhubung saya gak bisa gmbar... Saya pengin pake gerakan dan suara yg dobedakan...mendongeng cerita tentang fabel, legenda yg amanat sesuai dg anak2...atau bahkan sejarah...tentunya jika sejarah ada tantangan sendiri itu bisa membawa anak2 terbawa suasana heroin dan kepahlawanan... Selain itu mungkin juga aku bakal dongeng tentang cerita2 nabi dan keteladanannya

    BalasHapus
  31. Bismillah
    Akun Twitter : NhisaMinoz75

    aku pilih spesialisasi fabel yang bisa menirukan suara hewan.

    BalasHapus
  32. Akun twitter : @jawarifah

    Kalo aku jd pendongeng, aku pilih jd spesialis fabel. Kena menerangkan dongeng bergambar sama anak anak itu menyenangkan. Hehe. Bisa bangun imajinasi anak anak yg realistis.

    Sekian dan terima kasih.

    BalasHapus
  33. Twitter: @anisazahra01

    Kalau kalian berprofesi sebagai pendongeng, spesialisasi apa yang kalian pilih?

    Saya ingin menjadi pendongeng yang berspesialis fabel yang meniru suara-suara hewan.

    BalasHapus
  34. Twitter: @retnomauli08

    "Kalau kalian berprofesi sebagai pendongeng, spesialisasi apa yang kalian pilih?"

    Mendongeng dengan gambar, krna saya gak jago menirukan suara.

    BalasHapus
  35. Twitter : @gemaulani
    Jawaban : mendongeng dengan boneka

    BalasHapus
  36. Akun twitter: @anabahtera
    Jawaban:

    Ventriloquist
    Mendongeng dengan boneka sepertinya akan lebih bisa dijiwai karena dari dulu memang suka bercerita dengan boneka kesayangan..hahaha

    BalasHapus
  37. Twitter: @Lynlainy17
    Jawaban: mendongeng dengan gambar.

    BalasHapus
  38. Hai Sulis...saya ikutan ya

    Twitter: @ifaavianty

    Saya ingin jadi pendongeng sejarah /biografi yang pakai boneka yang mirip dengan karakter si tokoh...digabung dengan buku tentunya:)

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*