Pages

Sabtu, 28 Mei 2016

Resensi: Gadis Penenun Mimpi & Pria yang Melipat Kertas Terbang Karya Gina Gabrielle

Judul buku: Gadis Penenun Mimpi & Pria yang Melipat Kertas Terbang
Penulis: Gina Gabrielle
Desain cover: Uly Novita Andrian Siahaan
Penerbit: Nulis Buku
228 halaman
Buntelan dari @msginagabrielle
Sebuah dongeng bagi kamu, yang sudah cukup dewasa untuk kembali bermimpi.

***

"Konon katanya, pada suatu tidur, kau bisa sampai ke suatu tempat yang disebut Ujung Pelangi. Di sana ada seorang gadis dengan wajah tertutup cadar yang akan menenunkan Mimpi untukmu...”

Seorang pria dengan Hati luka melihat kertas terbang dalam Mimpinya. Ia mengikuti arah kertas tersebut terbang, dan sampai ke Lembah Es. Ia menyangka Hatinya akan sembuh, namun ternyata Lembah Es hanyalah tempat untuk mendinginkan Hati.

Di lain tempat, tanpa ia ketahui, langit memar. Dunia terancam hancur, dan pria itulah yang dipilih untuk menyelamatkannya.

Tapi, karena tidak sanggup lagi menanggung sakit, ia memutuskan untuk selama-lamanya membekukan Hati di Lembah Es.

Lalu langit pun retak, dan hendak runtuh.


***


Diiringi dengan sajak-sajak yang menghangatkan Hati, kisah ini akan membawamu dalam perjalanan untuk menjadi sembuh—dan mengubah dunia, entah bagaimana caranya.


***

Pemesanan: gadispenenunmimpi.com
Teman, aku akan menceritakan sebuah dongeng kepadamu, tentang Gadis Penenun Mimpi dan Pria yang Melipat Kertas Terbang. Cerita bermula ketika seorang pemuda yang memiliki rambut berwarna madu dan membawa ukulele kemana-mana, berjalan melalang buana dengan Hati yang merah cerah dan terpampang jelas bertemu dengan seorang perempuan yang memiliki hati tertutup rapat dan tidak bisa dilihat. Perempuan tersebut meminta hati pemuda dan tanpa curiga langsung memberikannya. Apa yang terjadi? Perempuan tersebut malah menikam dan membuang Hati begitu saja, lalu menghilang. Dengan susah payah pemuda itu mengambil Hati miliknya yang jatuh ke dalam air yang gelap, tapi Hatinya sekarang memiliki sebuah luka sayatan yang mengangga lebar. Pemuda tersebut pergi ke Lembah Es, untuk mendinginkan Hatinya, membekukan Hatinya, mengistirahatkan Hatinya yang luka.

Lalu pemuda yang memiliki Hati tersakiti, kehilangan mimpi dan kehilangan arah tersebut berkeliaran kesana kemari sampai akhirnya tiba di Ujung Pelangi, di tempat tersebut dia bertemu dengan Gadis Penenun Mimpi yang wajahnya tertutup cadar. Pemuda tersebut tidak lagi bermain musik, tapi melipat kertas terbang, membuatnya tenang dan lupa sejenak akan Hatinya. Gadis Penenun pun memberikan penghiburan dengan menceritakan sebuah cerita, menyelimutinya dengan mimpi. Memberikan stok mimpi yang hampir habis karena Benang Perasaan semakin menipis dan Warna Keajaiban belum akan tiba dalam waktu dekat, dua bahan untuk menenun mimpi, dan Gadis Penenun masih bisa mengusahakan bahan yang ketiga, yaitu kegigihan, tapi dia tidak yakin akan mendapatkan bahan keempat dan yang terakhir. Langit lebam, permukaanya penuh dengan memar, dan Dunia Mimpi nyaris hancur.
Ia pun lantas berpikir mungkin, hanya mungkin, lipatan kertas itu juga adalah bentuk dari perasaan. Bahasa yang disampaikan dalam hening dari dalam jiwa ke tangan, bahkan tanpa sadar pria itu pun punya angan.
Raja Kasih pun meminta burung kolibri kecil atau biasa dipanggil Kol. Ibri untuk memandu seorang yang terpilih untuk menyelamatkan Dunia Mimpi lewat petualangan yang istimewa. Pemuda yang Hatinya tersakiti itulah yang terpilih, dia akan mendapatkan penawar ketika melakukan petualangan dengan Kol. Ibri. Pemuda tersebut kemudian menjelma sebagai Kura-Kura Pengelana, menjelajahi Istana Masa Kini, Negeri Bawah Danau, Istana Permai, Kastil Masa Lalu, Liang Hati yang Terdalam yang bisa mengubur Perasaan Tanpa Nama, dan mengarungi Hutan Kabut yang penuh bahaya. Kemudian bertemu dengan Dayang Tikus dan Raja Harimau Putih, serta Putri Boneka dan Pangeran Landak yang sama-sama memiliki Hati yang retak dan ingin menemukan penyembuhnya, sehingga nantinya mereka bisa melangkah maju dengan pasti ke balik Pintu Masa Depan.

Temanku, dongeng ini begitu indah, diksi yang digunakan penulis sangatlah puitis, padahal aku yang berasal dari dunia antah berantah dan sudah kehilangan sayap ini jarang sekali menyukai kalimat yang penuh melodrama karena sudah tidak memiliki daya untuk memahaminya. Namun anehnya, aku sangat menikmati cerita yang penulis lantunkan, sajak yang magis, sangat merdu dan menyejukkan hati. Aku dengan mudahnya memahami cerita, memahami perasaan tokoh-tokohnya, memahami benang merah yang menjalin tiap tokoh walaupun hadir dengan nama dan waktu yang berbeda-beda, dengan mudahnya memahami apa yang sebenarnya ingin disuguhkan penulis, yaitu tentang perasaan yang terluka akan sembuh bila kita bisa memaafkan dengan tulus.

Aku sangat menantikan alunan dongeng lainnya dari penulis, berharap dia akan terus produktif dan menyuguhkan sesuatu yang berbeda, sesuatu yang lebih nyata tanpa adanya balutan fantasi. Aku yakin dengan modal merangkai diksi yang sangat indah, kalimat-kalimat yang puitis akan terjalin cerita lain yang tidak kalah indah. Aku juga sangat menghargai penulis di mana dia menyebarkan dongeng ini dengan cara yang berani dan berbeda untuk ukuran self publish, aku yakin tidak sedikit modal yang penulis keluarkan, dan aku yakin tidak sedikit juga yang penasaran dengan dongeng ini karena cara promosi yang begitu memikat.

Walaupun aku tidak memiliki sayap lagi, tapi aku mempunyai keahlian untuk memberikan sayap kepada orang lain, untuk cerita dongeng yang sekarang sudah langka dan sangat indah ini, aku memberikan tiga setengah sayap untuk menemaninya terbang dan bisa hinggap di rak buku pembaca yang lain. Untuk bisa memberikan mimpi indah kepada para pembacanya.

(Dongeng Gadis Penenun Mimpi & Pria yang Melipat Kertas Terbang.
diambil dari Koleksi Resensi Langka milik Peri Hutan di Kastil Penuh Cinta.)





Nantikan postingan KuisBuku setelah ini ya :D

4 komentar:

  1. Wah baca review-nya juga serasa didongengin. Jadi penasaran sama bukunya, udah lama nggak baca novel lokal yang bernuansa dongeng :D

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*