Pages

Rabu, 18 Mei 2016

Resensi: Bridget Si Ratu Sekolah Karya Paige Harbison

Judul buku: Here Lies Bidget - Bridget Si Ratu Sekolah
Penulis: Paige Harbison
Penerjemah: Inosensus Rotorua
Editor: Yuki Anggia Putri
Cover dan Ilustrator: Satrio Abe
Penerbit: Esensi
ISBN: 9786026847010
Cetakan pertama, 2016
244 halaman
Buntelan dari @esensimagz
Bridget adalah gadis yang cantik dan populer di sekolahnya. Sayangnya, ia sangat sombong, egois, dan bersikap seenaknya sendiri. Suatu hari, gadis bernama Anna Judge pindah ke sekolahnya. Ia langsung disukai semua orang karena sifatnya yang baik. Sejak itu Bridget merasa dunianya jungkir balik karena semua yang dimilikinya direbut oleh Anna, termasuk sahabatnya.

Satu demi satu peristiwa menjengkelkan terjadi pada Bridget. Semakin ia berusaha merebut kembali apa yang menurutnya miliknya, semakin menjauh hal-hal itu darinya. Bridget pun tak tahan lagi. Ia melakukan sesuatu yang ekstrem tanpa memikirkan risiko terburuknya: mencelakai diri sendiri demi mendapatkan perhatian.

Siapa sangka, Bridget malah terdampar di alam antara hidup dan mati. Ia tak mampu berbuat apa-apa selain menunggu keputusan apakah ia akan hidup atau mati. Ia hanya diberi sedikit waktu untuk menyadari semua kesalahannya dan meminta maaf pada orang-orang yang disakitinya.

Tapi, apakah itu cukup? Apakah ia pantas diberi kesempatan kedua? Inikah akhir hidup Bridget?
Bridget bisa dibilang memiliki segalanya, kaya, cantik, dan populer di sekolah, ayahnya tampan dan terkenal, mantan atlet dan sekarang pembawa acara olahraga, dia terkenal mengadakan pesta meriah dan hanya orang tertentu yang diundang. Dia ditinggal ibunya ketika masih kecil, ayahnya menikah lagi dan ibu tirinya sangat menyayangi Bridget. Bridget juga memiliki sahabat di sekolah, dia selalu menjadi sorotan. Walau memiliki hal yang diirikan teman-temannya, Bridget tidak jarang membuat masalah di sekolah, dia juga terkenal anak nakal, suka telat, dan tidak disukai para guru. Awalnya terasa sempurna, tapi semua berubah ketika kedatangan anak baru bernama Anna.

Anna dengan mudahnya bergaul dengan orang lain, terlebih Liam, sahabat dan orang yang sangat berarti bagi Bridget. Tidak hanya itu, kedatangan Anna menimbulkan masalah, Bridget menjadi iri, dia melakukan segala hal demi memuaskan ego, tanpa memikirkan perasaan orang lain. Di mulai dari ibu tirinya, Breet, Mr. Ezhno, Michelle, Jillian. Sedikit demi sedikit Bridget mulai kehilangan apa yang sebenarnya dia butuhkan, apa yang sebenarnya menjadi berharga. Apa yang dilakukan Bridget ternyata sangat berpengaruh pada orang lain.
"Kadang suatu hubungan memang seperti ini. Akan ada pertengkaran, kepahitan, dan saat-saat ketika kau merasa ingin menyerah, tapi tidak bisa. Aku yakinkan kau, memang seperti itulah yang terjadi."
Sinopsis di belakang sampul buku secara garis besar sudah menceritakan isi buku ini, bisa diambil kesimpulan juga kalau Bridget biasa dijumpai sebagai tokoh antagonis, inilah yang menarik dari buku ini. Tokoh Bridget memang tidak mudah disukai, perbuatannya cukup culas dan tanpa hati, saya sempat jengkel padanya. Namun, semua pasti memiliki sebab, disebutkan juga kenapa Bridget menjadi sosok seperti sekarang, yang akhirnya membuat Liam meninggalkan karena Bridget berubah dan tidak seperti dirinya yang sebenarnya.

Saya cukup bersimpati, walau memiliki ayah yang super sibuk dan jarang sekali di rumah, hampir tidak pernah ada waktu tapi dia sebenarnya menyayangi Bridget, lewat Meredith lah ayahnya berharap Bridget memiliki sosok yang memperhatikan dan menyayanginya, sayangnya hal tersebut disalah artikan oleh Bridget, dia malah sering kali bersikap kasar dan menyakitkan hati. Pun perlakuannya dengan para sahabatnya, semena-mena dan seenaknya sendiri. Yang paling kejam menurut saya adalah perlakuan Bridget kepada Mr. Ezhno, gurunya, sangat tega dan tak berperasaan, mudah sekali memanipulasi. Pembaca dengan sukses akan dibuat benci kepada Bridget, tapi lambat laun akan bersimpati juga, terlebih kehadiran Anna membawa sesuatu perubahan besar di kemudian hari

Kekurangannya, terlalu sedikit kisah cintanya, hehehe, tapi nggak masalah juga sih, karena inti ceritanya memang bukan tentang kisah cinta, tetapi tentang menyadari apa yang kita lakukan bisa berdampak besar bagi orang lain, jadi perlakukan siapa pun dengan baik. Semua perbuatan akan mendapatkan konsekuensinya, jangan sampai menyesal.

Recommended bagi yang mencari tokoh anti hero sebagai lakon utamanya.

4 komentar:

  1. Wah.. Makasih banyak sulis.. :)
    Jadi pengen baca :D

    BalasHapus
  2. Udah lama nggak baca novel tentang anak-anak populer di sekolah. Apalagi ini tokoh utamanya malah yang antagonis. Jadi penasaran :D

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*