Pages

Minggu, 13 Desember 2015

Suti by Sapardi Djoko Damono | Blog Tour, Book Review, Giveaway

Penulis: Sapardi Djoko Damono
Desain sampul: AN. Rahmawanta
Penerbit: Buku Kompas
ISBN: 978-979-709-986-2
Cetakan pertama, November 2015
192 halaman
Buntelan dari @BukuKOMPAS
Bisa dibeli di @bukupediacom
Suti adalah seorang perempuan yang dengan enteng tetapi tegar menyaksikan dan menghayati proses perubahan masyarakat pramodern ke modern yang dijalaninya ketika bergerak dari sebuah kampung pinggir kota ke tengah-tengah kota besar. Ia bergaul dengan gerombolan pemuda berandalan maupun keluarga priayi tanpa merasa kikuk, dan melaksanakan apa pun yang bisa mendewasakan dan mencerdaskan dirinya. Suti terlibat dalam masalah yang sangat rumit dalam keluarga Den Sastro, yang sulit dibayangkan ujung maupun pangkalnya.
Suti adalah perempuan muda yang tidak bisa diam, dia selalu penuh semangat, suka mencoba segala sesuatu yang baru dan tidak malu untuk melakukan apa saja. Karena tidak ingin menjadi gunjingan orang, Ibu Suti, Parni, lantas menihkankannya dengan Sarno, seorang pekerja serabutan dan duda yang usianya jauh di atas Surti. Parni menganggap usia Suti yang terbilang masih muda tersebut sudah pantas untuk menikah. Surti mempunyai tetangga sekaligus sahabat, Tomblok. Sambil mencuci pakaian di sungai, mereka sering berbagi cerita, biasanya tentang gosip yang sedang hangat di lingkungan mereka. Salah satunya adalah kedatangan keluarga priayi di desa mereka.

Keluarga Den Sastro datang dari Ngadijayan kemudian pindah ke desa Tungkal, sebuah desa di pinggiran kota Solo yang belum tersentuh rencana pembangunan kota, sebuah desa yang masih murni dan harga tanah sangat murah. Tempat tinggal mereka tidak jauh dari makam Mbah Parmin, sebuah makam yang keramat dan sering didatangi peziarah dari kota lain. Bersama istri dan kedua putra-nya, keluarga Den Sastro langsung menjadi sorotan, terlebih mereka juga membuat sumur. Hanya orang-orang kaya yang bisa membuat sumur pada jaman dahulu, terlebih sumur jenis kerekan. Suti yang bisa melakukan apa saja sering diminta bantuan mengurus rumah keluarga Den Sastro, yang lama-lama menjadi pekerja tetap, Suti merasa seperti pindah keluarga.

Suti sangat mengagumi Den Sastro, lelaki mantan abdi dalem Kasunanan tersebut bagi Suti seperti Prabu Kresna, dia penuh wibawa. Sedangkan Bu Sastro sendiri bagi Suti sudah seperti panutan, dia adalah contoh seorang istri yang sangat berbakti pada suaminya. Kunto, anak pertama, sangat dekat dengan Suti, bahkan tidak jarang Suti diajak  nonton ke bioskop, ke perpustakaan atau dikenalkan kepada temannya, mereka sering bertengkah dan mengejek, tapi kedekatan mereka tidak hanya sebagai majikan dan pelayan. Kemudian ada Dewo, sang ksatria kebon tebu, dia sangat bertolak belakang dengan kakaknya yang pendiam, dia adalah pemberontak, dia jago berkelahi bahkan ditakuti oleh para berandalan di desa. Dewo juga tidak pernah cocok dengan ayahnya, namun demikian dia sangat menyayangi ibunya. Tanpa pernah Suti bayangkan, kedekatannya dengan keluarga Den Sastro akan mengubah kehidupannya di masa mendatang, dari seorang gadis desa yang kemudian mengenal kehidupan modern, menjadi wanita dewasa.
Perempuan muda itu yatim, dan itu mungkin sebabnya orang desa cenderung menerima sebagai hal yang wajar-sewajar-wajarnya kalau ada berita aneh tentangnya, meskipun mereka tentu juga tahu bahwa orang yatim tidak harus aneh tingkah lakunya. Suti, nama lengkapnya Sutini, masih di ujung belasan tahun umurnya, dan sifatnya yang suka konyal-kanyil bisa ditafsirkan macam-macam. Kalau lagi senang ia suka menepuk-nepukkan tangganya dengan irama yang sangat cepat sambil loncat-loncat kecil. Menurut teori yang diciptakan orang kota, umumnya bagi warga desa kawin-cerai-kawin lagi-cerai lagi dengan orang lain atau orang yang sama bukan hal yang menarik untuk dijadikan bahan perbincangan. Hal yang biasa terjadi, yang menimpa diri sendiri maupun orang lain, tentu bukan pasal panas yang bisa menyulut pembicaraan. Masih banyak cerita jenis lain yang bisa dijadikan bahan bakar untuk menghangatkan hidup sehari-hari mereka.
Kampung di manapun adalah bagaikan pohon yang lebat dan penuh sarang kabar burung. Kalau burungnya prnjak masih bolehlah, tetapi kalau burungnya gagak? Dua-duanya sama saja, apa bedanya? Dua-duanya suka keras-keras ngoceh seenaknya. Yang satu terdengar indah, kata orang; burung yang lain menakutkan bunyinya, kata orang lain. Bagitu mungkin pikir Suti seandainya dia punya hak untuk berpikir tenang. Namun, kali ini pikirannya tidak jelas mengalir ke hulu atau ke hilir atau terjun di sebuah ngarai yang gemuruh suaranya meskipun, kata gambar hidup yang pernah dilihatnya di sebuah bioskop, indah kalau ditonton.
Ketika menutup buku ini, kesan yang saya dapatkan pertama kali adalah sangat lawas dan Jawa, tidak heran melihat setting cerita terjadi pada tahun 1960-an dan di kota Solo, banyak bahasa Jawa berseliweran, bahkan kebiasaan orang desa jaman dulu, tapi tenang saja, di bagian awal ada terjemahannya kok. Sebelumnya saya sudah pernah membaca novel Pak Sapardi Djoko Damono, Hujan Bulan Juni, memang tidak bisa disamakan karena berbeda sekali. Kalau Hujan Bulan Juni bercerita tentang penantian, Suti sendiri lebih menekankan kepada perjalanan hidup sang tokoh utama. Dari seorang gadis desa menjadi seorang perempuan dewasa yang kenyang akan pengalaman hidup.

Selain Suti, keluarga Den Sastro tentu mempunyai peran yang sangat besar, kalau tidak ada mereka maka Suti tidak akan berarti. Karakter Suti memang unik, dia gampang beradaptasi, sangat cuek dan memiliki rasa tahu yang tinggi. Sedangkan untuk keluarga Den Sastro, tokoh favorit saya jatuh pada Bu Sastro dan Dewo. Bu Sastro benar-benar perempuan yang sangat kuat, dia tidak memperdulikan omongan orang lain tentang suaminya yang mata keranjang, mempunyai simpanan di mana-mana, dia percaya dan patuh, sudah menganggap suaminya seperti sahabat sendiri. Sedangkan Dewo, yang haus akan petualangan, saya menganggap tingkah polahnya yang tidak mudah diatur adalah perlawanan untuk ayahnya yang sering melukai ibunya, walau dia sangat nakal tapi Dewo mempunyai prinsip, ibunya adalah orang yang wajib dia lindungi, bahkan tidak jarah dia lebih bersikap dewasa daripada kakaknya. Sedangkan karakter Kunto, sangat tidak jantan, dia terlalu penakut dan berhati-hati, sangat tidak tegas, sehingga tidak heran Suti bingung dengan perasannya sendiri. Untuk Den Sastro, yah, memang tidak jarang orang seperti dia, banyak malah.

Untuk kisah cintanya sendiri, saya tidak menyangka bakalan sekompleks itu, saya kira hanya kisah cinta Suti dan Kunto saja. Bagian favorit saya adalah ketika Bu Sastro membela Dewo yang mau dilabrak tetangganya karena membunuh anjing kesayangannya untuk dijadikan 'sate jamu', Bu Sastro bilang kalau anjing tersebut memang sebaiknya dilenyapkan karena suka menganggu dan menakuti warga, hanya dia yang berani melawan Bu Mayor. Bagian yang paling dibenci ketika Suti membuat pilihan yang seharusnya terlarang, yah, mungkin harus begitu adanya.
Perempuan yang selama ini dianggapnya Sembrodo wayang ini ternyata perempuan beneran yang dibayangkannya sebagai Srikandi dan Sembrodo beneran diolah menjadi satu. Suti tidak lagi membayangkan Bu Sastro sebagai sekadar tokoh di kelir.
Mungkin awalnya agak sulit mencerna, tapi lama kelamaan kita akan memahami inti cerita dari Suti, Pak Sapardi menuliskannya dengan sangat mengalir, apa adanya, pelan-pelan, bahkan sangat jauh dari kalimat puitis. Jujur saja saya lebih menikmati Suti daripada Hujan Bulan Juni, Suti ini mengingatkan saya akan kehidupan jaman dahulu kala yang belum tersentuh peradaban modern, kita bisa bernostalgia dengan membaca Suti. Contohnya seperti orang yang melakukan aktivitas di pinggir sungai, sumur kerekan, anak-anak yang bermain di makam, mencuri tebu, mitos burung gagak yang membawa pesan kematian, sangat jadul sekali, ditambah setting cerita yang sangat pas.

Saya sempat bingung apakah novel Suti ini adalah karya lawas yang diterbitkan kembali dengan formula baru, melihat ada dua cover di goodreads, setelah saya konfirmasi langsung ke Pak Sapardi via email (beliau sangat humble sekali), awalnya novel Suti ini hanya dicetak beberapa puluh eksemplar, yang mula-mula hanya dibagikan, lalu dipermak sedikit oleh Pak Sapardi kemudian diterbitkan Buku Kompas, jarak waktu terbitnya hanya beberapa bulan. 

Membaca Suti, kita akan di bawa ke masa di mana sebuah perubahan mulai terjadi, kehidupan desa yang tersentuh efek modern, tentang nilai-nilai moral, tentang kedewasaan seorang perempuan, tentang takdir yang memang semestinya terjadi.

3.5 sayap untuk Suti.


Giveaway!
Bagi satu pembaca setia Kubikel Romance yang berdomisili di Indonesia berkesempatan mendapatkan novel Suti gratis!
Caranya:
1. Follow Kubikel Romance via Google Friend Connect (GFC)

Follow
2. Follow @BukuKOMPAS dan @peri_hutan
3. Share link postingan ini di sosial media yang kamu punya, boleh mention kedua akun di atas, jangan lupa sertakan hastag #novelSuti ya.
3. Jawab perntanyaan di kolom komentar di bawah beserta akun twittermu, "Buku Pak Sapardi Djoko Damono apa saja yang pernah kamu baca? Kalau belum pernah, bisa menuliskan kenapa kamu tertarik pada #novelSuti ini."

Gampang kan? Yuk ikutan, buku dari salah satu sastrawan besar Indonesia ini tidak boleh kamu lewatkan! Giveaway berlangsung sampai tanggal 18 Desember 2015, pengumuman pemenang di postingan ini paling lambat dua hari setelah deadline. Semoga beruntung :D. 

Untuk jadwal blog tour selanjutnya bisa di lihat di banner ya :D


*UPDATE*

Hai halooo, saatnya pengumuman, sebelumnya terimakasih sekali ya sudah mau ikutan, maaf kalau hanya satu pemenangnya, tapi kalian masih bisa ikutan di blog-nya Mas Ridho dan Dion kok, semangat ya :D
Untuk pemenang Suti di Kubikel Romance adalah....

Ratih Dwi 
@erdeaka

Selamat ya! Nanti akan saya hubungi, buat yang lain terus semangat, masih banyak giveaway di Kubikel Romance :D

36 komentar:

  1. Belum pernah baca satu pun. Makanya penasaran banget pingin baca karya beliau. Apalagi beliau adalah salah satu penulis yang mempengaruhi tulisan-tulisan salah satu penulis favorit saya, Dee Lestari. Jadi, saya juga harus membaca karya beliau dong. Hehehe. :)
    @aa_muizz

    BalasHapus
    Balasan
    1. Link share:https://twitter.com/aa_muizz/status/676002783342944256

      Hapus
  2. Belum satupun baca, padahal sudah punya Hujan bulan juni sejak sebulan lalu. Tapi itu juga kubeli karena pak Sapardi lagi mau hadir di workshop irf2015, semoga aja buku ini bisa bikin aku semangat baca buku lainnya karya pak Sapardi :)

    BalasHapus
  3. Belum pernah baca satu pun, cuma pernah baca beberapa puisinya, yang paling saya ingat adalah "Aku Ingin", merinding bacanya. Maka dari itu, saya pengin coba baca novel beliau, soalnya saya lbh familiar akan beliau sbg penulis puisi. Selain itu, saya tertarik krn kisahnya ttg seorang perempuan desa yg nggak menye-menye (apa ya bahasa Indonesia-nya), dan nuansa desa dan Njawani-nya itu lho! Terakhir baca yg beneran kerasa nuansa pedesaan dan kelawasannya adalah Ronggeng Dukuh Paruk dan Bekisar Merah, hihi.

    @kimfricung
    Link share: https://twitter.com/kimfricung/status/676025956578910208

    BalasHapus
  4. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  5. @ten_alten | https://twitter.com/ten_alten/status/676062856656236544

    "Buku Pak Sapardi Djoko Damono apa saja yang pernah kamu baca? Kalau belum pernah, bisa menuliskan kenapa kamu tertarik pada #novelSuti ini."

    aku pengen buku ini karena aku anak jurusan bahasa & sastra Indonesia..
    dulu aku pernah baca buku Puisi Indonesia Sebelum Kemerdekaan, Jejak Realisme dalam Sastra Indonesia, dan beberapa cerpen dan puisinya beliau untuk tugas makul puisi dan makul fiksi.. jadi aku juga terbiasa baca buku angkatan beliau, dan aku suka.. karena pada dasarnya aku memang suka buku.. :D

    Suti, semoga kita berjodoh dan bisa berteman di rak bukuku.. ^^/

    BalasHapus
  6. Nama: Akhfhin
    Twitter: @afingleek
    Link share: https://twitter.com/afingleek/status/676078593324228608

    Belum pernah baca karya Pak SDD, pengen coba baca seperti apa sih buku-bukunya Pak SDD ini yang disukai banyak orang. Sebenarnya pengen baca judul apa aja, kebetulan giveaway-nya untuk novel Suti ini jadi ya bolehlah untuk coba-coba dapet gratis dari buku kak Sulis buat perkenalanku dengan Pak SDD :p

    BalasHapus
  7. Twitter: @uyunistaff

    Belum pernah baca satupun karya beliau. Aku pengen novel Suti ini karna novelnya lawas banget, aku jadi keinget kampung halaman yg kuno, masih banyak tanah kosong. Dan penasaran ama sosok Dewo yg pemberontak tapi penyayang ibunya.

    BalasHapus
  8. Nama: Nur Ramadhani Anwar
    Twitter: @DhaniRamadhani
    Link share: https://twitter.com/DhaniRamadhani/status/676212528188252160

    Sudah baca beberapa buku kumpulan sajak beliau yang berjudul Hujan Bulan Juni,Ada apa den Sastra. Itu diahadiahi oleh beliau sendiri waktu jadi volunteer di Makassar International Writer Festival.

    Yang saya suka buku beliau yang agak unik, bukunya tersedia dua cover depan dan belakang dengan judul yang berbeda. Dan sampul untuk judul yang satu dibalik. Isinya penuh warna dan gambar abstrak. Cara berpikir eyang Sapardi memang benar-benar out of the box di buku ini. mbak sulis harus baca, bukunya bagus.Judulnya Pada suatu Hari dan Malam Wabah.

    Nah setelah terkagum-kagum dnegan cara berpikir dan menulis eyang Sapardi, saya jadi ingin baca Suti ini.

    Terima kasih mbak Sulis, semoga saya dimenangkan, heheh

    BalasHapus
  9. Nama : Cahya Widyastutik
    Twitter : @cahyawid
    Link share : https://twitter.com/cahyawid/status/676218240071176192

    Belum pernah baca karya beliau satupun dan utk itu aku pengen baca.
    Aku pengen banget baca novel Suti ini karna aku ingin mengenal Suti lebih intim lagi dan mengenal kota Solo tempo dulu lewat kisah sederhana ini.
    Selain itu, anggap aja buku ini jdi jembatan utk aku berkenalan dg pak Sapardi. Kan aku jg ingin mencicipi buah karya pemikiran fenomenal beliau.
    Semoga kita berjodoh yaa, Suti.~

    BalasHapus
  10. Sri Darmawati
    @Eyiaz_AB
    Link share : https://twitter.com/Eyiaz_AB/status/676290347161550848

    Saya belum pernah membaca buku Beliau satu pun, namun saya telah mendengar tentang kemasyhuran Pak Sapardi Djoko Damono ini di dunia kepenulisan karena ada seorang teman saya yang sangat mengagumi karya karya beliau. Oleh karena itu, saya sangat menginginkan untuk bisa mengoleksi buku-buku karya beliau, salah satunya novel Suti ini. Mendengar juduknya, Suti, pasti novel ini berlatarbelakang perempuan desa dengan segala konflik hidupnya. Bukan sembarang cerita jika itu ditulis oleh seorang penulis yang telah banyak makan asam garam dengan segudang pengalaman hidupnya. Saya sangat inginberkenalan dengan tulisan beliau, membaca dan menikmatinya, untuk kemudia saya tuangkan dalam bentuk resensi agar lebih banyak orang yang tertarik untuk membacanya. Semoga rezeki, ya. Aamiiin...

    BalasHapus
  11. Pernah baca Hujan Bulan Juni, tapi ndak tuntas gegara yang punya udah minta, banyak yg antri minjem katanya. :)

    Tertarik sama novel ini gegara gratis dan gak enak sama si penulis sudah lama sering ngutip2 quote2 cetar mebahananya setiap hujan di bulan juni tapi gak pernah nyelesain baca bukunya sekalipun. eheheheheee

    @pararang

    BalasHapus
  12. Nama : Rheinita CN
    Twitter :@rheinitacn
    Link Share : https://twitter.com/rheinitaCN/status/676369535532818433

    Saya sudah membaca kumpulan puisi beliau di buku Hujan bulan Juni, dan novelnya dengan judul yang sama. Saya menyukai karya-karya beliau karena setiap karyanya memiliki tantangan sendiri untuk dibaca.
    Saya tertarik dengan karya baru beliau Suti, sebab ini mirip dengan kehidupan saya yang dari desa (rumah saya juga dekat solo) dan sekarang saya sedang bekerja di ibukota untuk membiayai kuliah dan sekolah adik saya.
    saya berharap dengan membaca karya ini, saya akan mendapat banyak pelajaran dan inspirasi dari amanat yang tersirat dalam novel ini sehingga membantu saya juga dalam bertahan hidup ditengah hiruk pikuknya masyarakat modern yang sangat abstrak dan beragam sekali seperti saat ini.
    semoga. :)) Terimakasih banyak.

    BalasHapus
  13. Nama : M. Sulhan Habibi
    Twitter : @SulhanHabibi
    Link Share : https://twitter.com/SulhanHabibi/status/676385560815001602

    Aku lupa dan ragu apakah benar-benar pernah membaca buku karya Sapardi Djoko Damono. Tapi, karena keraguan itulah aku jawab BELUM PERNAH. Tapi, tentu saja aku oernah membaca beberapa karya puisi beliau secara terpisah. Siapa sih yang gak tahu puisi "AKU INGIN" yang fenomenal itu?
    Ya, aku suka banget puisi tersebut.

    Kenapa aku tertarik ingin baca Novel Suti karya Sapardi Djoko Damono? Ada beberapa alasan sih.
    1. Dari dahulu, terus terang, aku tertarik untuk membaca karya beliau. Sangat-sangat ingin sebenarnya. Tapi, sampai saat ini belum pernah kesampaian. Alasannya? karena aku selalu lupa untuk mencari buku beliau. Lagipula, karya beliau jarang aku lihat di toko buku.

    2. Judul buku SDD adalah SUTI. Entah kenapa judul ini sangat menarik perhatianku. Di ruangan tempatku bekerja, ada senior yang kami panggil Mas Suti. Dia salah seorang yang kerjanya bagus, suka ngelawak, dan menyenangkan.
    Nah, membaca judul novel SDD SUTI ini enatah kenapa membuatku jadi teringat seniorku tersebut dan justru makin penasaran, apa sih isi buku ini? Apa yang mau diceritakan?

    3. Awalnya SUTI cuma dicetak beberapa eksemplar saja? Wow, justru ini nih yang bikin aku makin penasaran. Apa sih yang mengakibatkan novel ini akhirnya dicetak dalam jumlah yang banyak?
    Buku ini tentang masa di mana sebuah perubahan mulai terjadi, kehidupan desa yang tersentuh efek modern, tentang nilai-nilai moral, tentang kedewasaan seorang perempuan, tentang takdir yang memang semestinya terjadi? ---> MAKIN PENASARAN

    Oot. Aku ingat sekitar tahun 2009 pernah menghadiri acara workshop kepenulisan kecil-kecilan di kampusku yang kebetulan salah satu bintang tamunya adalah Sapardi Djoko Damono. Seingatku beliau memang orangnya baik, humble, ramah, dan sempat berfoto sama beliau. Saat itu rasanya senang sekali - walaupun belum terlalu familiar sama karya beliau.
    Gara-gara postingan giveaway ini pula aku sampai membongkar album foto lama untuk mencari foto bersama beliau, dan akhirnya KETEMU. Ah, senangnya.

    Btw, terima kasih banyak sebelumnya buat Sulis sudah mengingatkan dan menyelenggarakan giveaway karya Sapardi DD. Jadi semakin mengebu-gebu biar bisa menang nih :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ah, maaf kepanjangan.
      Tambahan 1 lagi. Aku suka cover-nya.
      Siluet pohon, sumur - timba air berwarna hitam. terkesan lukisan anak-anak tapi Classic!!!

      Hapus
  14. Nama: Kiki Suarni
    Twitter: @Kimol12
    Link share: https://mobile.twitter.com/Kimol12/status/676482384431210496

    "Buku Pak Sapardi Djoko Damono apa saja yang pernah kamu baca? Kalau belum pernah, bisa menuliskan kenapa kamu tertarik pada #novelSuti ini."

    Jawaban:

    Sayangnya belum pernah satupun. Beliau ini adalah salah satu sastrawan hebat tanah air saat ini. Jadi aku harap bisa mencicipi karya beliau melalui SUTI ini.
    Aku sangat tertarik dengan novel ini selain karna nama besar beliau juga karena nuansa jawa yang kental di novel ini. Tentu sebagai sastrawan, beliau tidak hanya asal membuat tulisan tanpa pesan yang tersirat di dalamnya dan aku ingin mengenal lebih jauh sosok beliau lewat novel ini. Aku juga belum pernah baca novel dengan nuansa daerah dan kehidupan khas indonesia seperti Suti ini. Untuk itu aku pengen banget baca novel ini. Wish me luck.

    Terima kasih

    BalasHapus
  15. Nama:Ratih Dwi
    Twitter: @erdeaka
    Jawaban: aku dah pernah baca Trilogi Soekram, kumpulan puisi Hujan Bulan Juni, sama kumcer Pada Suatu Hari Nanti /Malam Wabah. Dari baca karya-karya beliau itulah aku jadi jatuh cinta setengah mati ma beliau & karya-karyanya, istilahnya kayak nemu soulmate gitu. Karena aku cocok banget sama ide-ide yg diusung Pak SDD dan gaya penulisan beliau yg sederhana tp dalem banget maknanya. Jadi aku ngebet banget pengen punya dan baca nih buku. Semoga beruntung deh :)))

    BalasHapus
  16. GFC: Etika setya
    link share: https://twitter.com/tikikabum/status/676575013017772032
    jawaban: belum pernah baca sekalipun. Aslinya pengen baca Hujan Bulan Juni juga tapi belum kebeli. hehehe. pengen baca karena mulai tertarik sama cerita-cerita yang mengangkat tentang indonesia 'jaman dulu' sejak baca ronggeng dukuh paruk. Ditambah lagi baca review di sini, bikin tambah penasaran

    BalasHapus
  17. @Bintang_Ach / https://twitter.com/Bintang_Ach/status/676251854313881601
    .
    Karena aku belum punya bku Bapak Sapardi Djoko Damono, maka aku jawab pertanyaan yang kedua aja, hehe
    .
    Buku ini mengangkat keresahan yang dialami oleh warga perkampungan. Salah satunya adalah tentang kawin muda dan mitos yang tersebar dari mulut ke mulut. Hal ini sebenarnya sangat berkaitan dengan apa yang terjadi pada kampung yang aku tempati sekarang. Aku tertarik untuk membaca buku ini karena aku ingin mengetahui seperti apa bapak Sopardi Djoko Damono mengangkat semua kisah kisah itu menjadi sebuah cerita dengan sudut pandang beliau melalui tokoh Suti.
    .
    Thanks, wish me luck!

    BalasHapus
  18. Nama : Siti Nuryanti
    Twitter : @NelyRyanti
    Link share : https://twitter.com/NelyRyanti/status/676764204859195392

    Saya belum pernah baca buku-buku karya Sapardi Djoko Damono...Tetapi nama besarnya sebagai salah satu sastrawan Indonesia sering ku dengar. Meskipun saya suka baca, tetapi masih sebatas bacaan novel yang ringan dan gampang dicerna, saya masih jarang membaca buku atau novel yang berbau sastra atau puisi. Tetapi harus ada yang awal bukan? jadi kuharap saya dapat memulai membaca buku yang seperti ini. Dengan membaca buku karangan SDD ini kuharap makin menambah perbendaharaanku tentang novel-novel yang bermutu

    BalasHapus
  19. Nama: Evita
    twitter: @evitta_mf
    link share: https://twitter.com/evitta_mf/status/676774565121359874

    Belum pernah baca novel pak Sapardi Djoko Damono padahal beliau terkanal sekali dalam dunia sastra. Tapi aku pernah baca beberapa puisinya. Aku suka puisi-puisi pak SDD..
    alasan pengin banget baca karena aku udah ikut tiga blogtour novel Suti ini. Dan reviewnya kak Luckty dan Dhyn bikin aku kepingin baca. Lagi-lagi baca reviewnya kakak di blog ini makin pengin baca. Lebih bagus dari hujan bulan juni, ya..
    aaah penasaran...

    BalasHapus
  20. Nama: Yusrizal Yusuf
    twitter: @tebography
    link share: https://twitter.com/tebography/status/676896137442291713

    kala novel Pak Sapardi Djoko Damono belum pernah baca, hanya beberapa puisi dari beliau yang pernah aku baca. alasan ingin dapat buku ini; Pertama, ingin membaca sendiri buku ini, karena reviewnya bagus dan membikin penasaran. Kedua, ingin menghadiahi buku ini untuk teman yang suka banget sama karya Sapardi Djoko Damono.

    BalasHapus
  21. Nama: Cahya
    Twitter: @chynrm
    Link tweet: https://twitter.com/chynrm/status/676960590577954816

    Aku belum pernah baca bukunya Pak Sapardi. Kalau ditanya kenapa tertarik sama novel SUTI, alasannya karena ketimbang pada tokoh Suti aku justru lebih ingin mengenal lebih dekat dengan tokoh Bu Sastro. Soalnya pas baca di wawancara di blognya Kak Luckty, Pak Sapardi bilang kalau penciptaan tokoh Bu Sastro adalah hal yang paling berkesan untuk beliau. Kemudian Kak Luckty sempat bilang di review-nya bahwa Bu Sastro jadi tokoh favorit. Kak Luckty juga bilang bagian favoritnya di sini pas Bu Sastro belain Dewo. Tuh, kan, Bu Sastro lagi. Entahlah, Kak. Tokoh Bu Sastro ini seperti punya magnet tersendiri buatku. Mungkin dia itu memang interpretasi dari sosok istri dan ibu yang ada di desa di jaman dulu sebagai orang kaya. Dia juga sosok yang mau melakukan apa pun demi mempertahankan keutuhan keluarga, kan? Tapi juga masih percaya dengan mitos-mitos kramat. Bu Sastro ini punya sisi positif dan negatifnya yang menurutku menarik untuk diikuti.

    BalasHapus
  22. Fitrotul Azizah
    @fitrotulpai

    Aku blm pernah baca bukunya pak SDD tapi pernah baca puisinya beliau brberapa kali dari postingan temen di sosmed.. Nyastra bangett :) dan beberapa kali ada temen yg cerita ttg puisi2 beliau dr situ aku penasaran banget sm karya beliau, tp sampe sekarang blm kesampean mbaca :( hiks
    Baca rewievnya kak sulis jadi penasaran cerita lengkapnya SUTI, asyik sekali kayaknya., di zaman yang serba moderen ini baca novel yang berbau tradisional n tempo dulu dg tokoh2 yang kuat dan konflik yang kompleks disertai pesan2 moral tersirat sungguh suguhan yang lezaatt :):)

    BalasHapus
  23. Bintang Maharani
    @btgmr
    https://twitter.com/btgmr/status/677110815783182337

    Saya belum pernah baca karya dari Bapak SDD :(

    Karena novel SUTI ditulis oleh si penulis yang cukup fenomenal, terutama setelah karena karyanya yang Hujan Bulan Juni itu banyak dikenal masyarakat. Ditulis oleh seorang sesepuh yang pastinya sudah banyak makan asam garam hidup sehingga ada banyak hal yang bisa beliau sampaikan dalam karyanya.

    Kalau novel yang mengangkat cerita di kota-kota besar dan modern sudah ada banyak. Tetapi yang mau mengambil setting di desa, dengan tempo jadul dan menyoroti rakyat miskinnya malah jarang ditemui. Kehidupan yang sulit a la orang desa biasanya punya banyak ‘pesan’ yang tersirat dan sarat makna dibanding cerita ala orang-orang kota dan modern. Hal itu yang ingin saya gali di buku ini :)

    BalasHapus
  24. Nama : Asep Dandan
    Twitter : @DandanAsep
    Link Share : https://twitter.com/DandanAsep/status/677137155857059840

    Buku karya Bapak Sapardi Djoko Damono yang pernah saya baca adalah buku tentang kumpulan sajak-sajak beliau. yang isinya ada sajak yang judulnya Aku ingin dan yang fana adalah waktu.
    saya tertarik untuk membaca novel ini karena dilihat dari sajak-sajak beliau yang telah saya baca, bahasanya sederhana tapi penuh makna. dan saya ingin melihat dan merasakan seluruh cerita serta suasana desa yang di gambarkan beliau dalam novel ini.
    Semoga kali ini beruntung. Amiin

    BalasHapus
  25. Nama : Ratnani Latifah
    Twitter : @ratnaShinju2chi
    DOmisili : Jepara
    Link Share : https://twitter.com/ratnaShinju2chi/status/677321765442347008

    Belum pernah membaca, karena itu ingin sekali berkesempatan membaca buku karya Bapak Sapardi Djoko. Kenapa tertarik dengan novel Suti? Membaca nama besar beliau dan dari review yang semakin membuat penasaran. Apalagi novel ini sedikit berbeda dari kebanyaka novel yang ada. Jika saat ini banyak penulis yang mengambil latar moderen dan berada di zaman saat ini, beliau memilih mengembangkan kisah tahun 1960-an. Ini adalah keunikan sendiri. Bagi saya yang tidak terlalu paham masa itu dan memang belum lahir tentu saja ingin ikut mengetahui tapak-tapak kehidupan masa dulu, untuk cermin dan perbaikan. Dan jika banyak penulis suka mengambil setting luar negeri, beliau tetap memilih setting di rumah sendiri, Solo Indonesia.

    BalasHapus
  26. Saya belum pernah membaca buku karya beliau, tapi sudah berkali-kali menikmati puisi-puisi beliau yang berkeliaran di postingan-postingan blog.
    Saya tertarik pada novel Suti karena keunikan kisahnya, inovasi yang tidak ada habis-habisnya dari penulis, dan (selain karena penulisnya adalah bapak Sapardji Joko) ini adalah blogtour; yang berarti novel gratis :D

    akun twitter: @cha_ichie

    BalasHapus
  27. Belum pernah baca buku dari Pak SDD. Tapi kalau mendengar ketika disebutkan "Hujan Bulan Juni" itu bukanlah sesuatu yang asing di telinga ini.

    Aku tertarik mau baca novel SUTI karena novel setting jadul adalah salah satu jenis fiksi favoritku. Dulu aku pernah suka sama novel Entrok dan mengungkapkan beberapa pelajaran hidup yang biasa terjadi di masyarakat jaman dulu terutama di kampung. Novel SUTI sepertinya punya taste yang mirip seperti itu. Sekalian deh aku pengin bisa kenalan sama tulisannya Pak SDD melalui novel SUTI ini hehehe. :)

    @murniaya

    BalasHapus
  28. Saya belum pernah membaca novel karya Sapardi Djoko Damono sebelumnya, tapi lewat cuplikan sekilas dari Novel Suti ini saya tahu bahwa Sapardi Djoko Damono adalah tipe novelis yang menulis dengan ketajaman sastra yang begitu kental. Saya selalu menghargai penulis seperti ini. Semoga saya bisa membaca novel ini, karena saya ingin memutar passion saya dalam menulis dari yang sebelumnya lebih nge-pop ke tulisan yang lebis nyastra. Novel ini akan saya jadikan sebagai bahan referensi.

    Ibnu Majah
    @ibnu_berkicau
    Boyolali, Jawa Tengah, Indonesia

    BalasHapus
  29. Saya pernah baca karya Pak Sapardi yang Hujan Bulan Juni tapi gak sampai selesai karena itu bacaan yang cukup berat dan membutuhkan konsentrasi dan fokus yang tinggi menurut saya... :D Tapi saya pikir novel SUTI ini kayaknya gak akan seberat Hujan Bulan Juni. Selain karena review yang saya baca baik dari para host blog maupun dari goodreads yang menagtakan demikian, sinopsisnya juga gak terkesan nyastra banget dan dari awal saya baca sinopsisnya saya langsung penasaran dengan SUTI. Semoga berjodoh dengan buku ini... :)

    Terima Kasih kak ^^

    @n0v4ip
    Link Share : https://twitter.com/n0v4ip/status/677757421876436992

    BalasHapus
  30. "Buku Pak Sapardi Djoko Damono apa saja yang pernah kamu baca? Kalau belum pernah, bisa menuliskan kenapa kamu tertarik pada #novelSuti ini."

    Sayangnya aku belum pernah baca, tertarik dengan sinopsis dan reviewnya,bagaimana akhir dari kisah Suti.
    Penasaran dengan Bu Sastro si perempuan yang sangat kuat, bagaimana dia bisa bertahan dalam pernikahannya
    Pengen baca novel dengan nuansa yang sangat lawas dan Jawa :)
    Kehidupan pedesaan, orang-orang, kebiasaan, gosip dan kisah masing-masing tokoh di pedesaan selalu menarik untuk di ikuti :)

    GFC : Mawar Hs
    Akun twitter: @goodenoughoks

    BalasHapus
  31. Aku belum pernah baca novel Pak Sapardi ini, tapi kalau tentang buku ilmu pengetahuan yang beliau tulis terutama tentang sastra aku sudah pernah baca tuntutan tugas kuliah juga. Aku juga kaget sih sewaktu mengetahui ternyata Pak Sapardi juga menulis novel. Aku pikir benar pasti novelnya bakalan nyastra. Setelah membaca review kak Suti, aku tertarik sama tema yang Bapak Sapardi ambil. Tema yang mengangkat isu perempuan di era pra-modern dan modern memang sangat menarik apalagi tidak banyak yang tahu bagaimana kehidupan perempuan di era pra-modern secara lebih detail dan jelas. Hanya seputar pengetahuan umum saja. Aku juga kenalnya tentang sejarah perempuan dari perjuangan Ibu Kartini. Bahasa jawa yang mulai ditinggalkan dengan bahasa gaul dan bahasa asing (biar dibilang keren gitu). Novel sastra ini benar-benar menggugah selera untuk menikmati setiap perjalanan menyusuri seluk-beluk kehidupan perempuan dan era pra-modern. Pasti makin banyak ilmu yang nantinya akan kudapatkan.

    Akun twitter : @Agatha_AVM

    BalasHapus
  32. Aku udah pernah baca puisi-puisi beliau dan beberapa kutipan yang sering dibagikan oleh para pembaca,tapi untuk novelnya memang belum. Semoga saja bisa segera :)
    Karya beliau sangat 'nyastra', seringnya walaupun mengangkat tema kehidupan sehari-hari tapi maknanya dalem banget. Banyak pesan positif yang beliau sampaikan melalui karyanya. Membuat aku sebagai pembaca merasa termotivasi dan lebih memandang segala sesuatunya dengan sisi yang lain.

    @rinicipta

    BalasHapus
  33. Naning Pratiwi
    @chelseas_lovers
    https://twitter.com/chelseas_lovers/status/678147767370256384

    Belum pernah baca. Tapi mungkin dengan baca #novelsuti bisa merasakan aroma jadul yang jauh di belakang. :D :D
    Terlebih, pengin mencoba tulisan penulis senior, yang pernah hidup di masa jadul :D :D

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*