Pages

Senin, 28 Desember 2015

Memorial by Gary Crew, Shaun Tan | Book Review

Memorial
Penulis: Gary Crew, Shaun Tan
Penerbit: Simply Read Books
ISBN: 9781894965088
Cetakan pertama, Juni 2004
32 halaman
Pinjam @casualreader4
A Moreton Bay Fig tree, planted as a memorial to Australian soldiers killed in World War I, is slated to be cut down by the local council. A young boy tells the moving story of the tree, as related by his great grandfather, grandfather, and father, each of whom has participated in wars over the years. Interweaving themes of war, memory, and conservation, this book blends a sensitive text with brilliantly original collage art by Shaun Tan to bring an important lesson to young readers.
Berbeda dengan buku Shaun Tan sebelumnya yang saya baca di mana minim narasi bahkan tanpa narasi sama sekali, berkolaborasi dengan Gary Crew, buku ini tetap bernuansa sepi namun beribu makna. Gary Crew penulis ceritanya sedangkan Shaun Tan yang membuat ilustrasi, keduanya bersatu dengan amat baik sekali, baik cerita dan gambar saling melengkapi, menjadikan makna cerita lebih mudah dimengerti.

Memorial bercerita tentang sebatang pohon yang hidup lebih dari tiga generasi, tumbuh tidak jauh dari monumen perang. Ceritanya sendiri dituturkan oleh laki-laki dari generasi paling muda, dari sang cucu. Pohon tersebut menyimpan banyak kenangan, salah satunya sebagai saksi Perang Dunia Pertama. Setiap generasi memiliki cerita tersendiri, ditunjukkan dengan berbagai gambar yang mendukung semasa perang, berbagai potret masa lampau, dengan melibatkan berbagai macam unsur pohon sebagai latarnya. Pohon tersebut sangat berarti bagi para veteran yang masih hidup, pohon tersebut menyimpan memori mereka, menyimpan cerita baik suka maupun duka. Sehingga, ketika pemerintah daerah hendak menebangnya, mereka menyayangkan. Pohon tersebut tumbuh semakin besar dan akarnya sulit diatur, merusak patung di sebelahnya, bahkan menciptakan bahaya lalu lintas, tidak ada pilihan lain selain melenyapkan. Keadaan sudah berbeda, sekarang daerah tempat pohon tersebut tumbuh sudah menjadi kota yang ramai, keberadaanya tidak dibutuhkan lagi.





source
Perasaan yang saya dapat ketika membaca buku ini adalah cukup getir, perasaan kehilangan yang amat sangat terasa. Saya jadi teringat pada sesuatu seperti benda atau makhluk hidup lain sebagai penginggat akan orang-orang yang berarti bagi kita, mengingatkan akan sebuah kejadian yang berarti dan membekas. Layaknya pohon Moreton Bay Fig bagi orang-orang jaman dulu, para tentara yang sudah berumur, mereka mengenang kembali apa yang sudah mereka lalui lewat sebuah pohon yang semakin lama bukannya semakin layu, namun bertambah kuat. Mungkin seperti itulah memori kita nantinya, walau umur kita bertambah, kenangan akan berbagai hal semakin lama akan semakin menguat, setelah kita tua nanti dan tidak bisa melakukan apa-apa, kita hanya bisa mengenang, karena kenangan tidak akan pernah mati.
Then he smiles and says, 'Still, that don't mean they'll forget you. It's the fight in you they'll remember. That memory won't die - not like my old bones. Even concrete and rock won't last forever. But memories, now they're different. Memories, they're ever-livin' things. Like you say, son, like our tree...'
Walau nuansa masa lampaunya cukup kental, buku ini tidak berfokus pada keadaan perang namun lebih ke kehidupan orang-orang jaman dulu di mana pohon Moreton Bay Fig memiliki peran yang cukup besar, sebagai tempat bermain, tempat memadu kasih dan sebagainya. Buku ini bagus sekali, memberikan pesan kepada generasi yang masih muda untuk menghargai apa yang tersisa di masa lampau, mengingatkan kita akan usaha para tentara yang tidak mudah dijalani, menjaga peninggalan mereka dan merawatnya.

Recommended bagi orang-orang yang suka mengenang.

4.5 sayap untuk Memorial.


*picture source: here.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*