Pages

Jumat, 18 September 2015

The Unbroken Vow by Kezia Evi Wiadji | Book Review

The Unbroken Vow
Penulis: Kezia Evi Wiadji
Desainer cover: Marcel A. W.
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-602-03-1963-6
Cetakan pertama, 2015
232 halaman
Buntelan dari @keziaeviwiadji
Di usianya yang masih muda, Ivy Sutedja boleh berbangga diri. Ia memiliki semua yang diimpikan oleh wanita seusianya. Usaha bridal yang mapan, putri cilik yang menggemaskan dan kehidupan tenang bersama laki-laki tampan bernama Ethan Wicaksana. 



Sampai suatu hari, guru anaknya, berada di antara dirinya dan Ethan, mengguncang kehidupan nyamannya. Kemudian muncul laki-laki lain yang menawarkan bahunya untuk Ivy bersandar, terutama ketika teror masa lalu mengincar nyawanya.

Kehidupan Ivy Sutedja bisa dibilang sempurna pada usia 28 tahun, memiliki usaha bridal sukses bersama sahabatnya, Hannah, memiliki seorang putri yang menggemaskan, Cindy, serta kehidupan yang nyaman dan tenang bersama Ethan Wicaksana. Ethan memiliki usaha design interior yang berada tidak jauh dari tempat Ivy bekerja, memudahkan mereka untuk membagi waktu dengan Cindy. Bersama Ethan, mereka saling bekerjasama menjaga Cindy, berusaha selalu ada, memenuhi kebutuhan dan perkembangan gadis kecil mereka. Namun hubungan harmonis tersebut terganggu ketika hadir Miss Sally, guru di sekolah Cindy. Cindy sangat menyukai Miss Sally, bahkan sering mengajaknya jalan-jalan ke mall atau makan es krim sepulang sekolah, tidak jarang juga meminta Ethan untuk mengantarkannya pulang ke rumah. Biasanya menjemput sekolah adalah tugas Ivy namun karena suatu hal dia meminta Ethan untuk menjemput selama beberapa waktu. Dari sanalah kedekatan Ethan dan Sally mulai terjalin.

Ivy marah dan kecewa, tidak sepantasnya Ethan menjalin hubungan dengan guru Cindy, namun Ivy juga tidak berhak mengatur kehidupan Ethan. Walau hubungan mereka sedikit renggang dan Ivy cenderung menjaga jarak pasca Ethan berkencan dengan Sally, Ethan tetap menjadi sosok yang selalu menyayangi Cindy. Tetap menjenguk dan mengunjungi sesering mungkin, mengantar ke sekolah tiap pagi. Hannah menasehati Ivy kalau dia juga bisa mendapatkan kebahagiaan, move on, menemukan orang baru. Suatu hari ketika berkendara berdua dengan Cindy, ada beberapa preman yang mencoba mengganggu Ivy, karena panik dia tidak sengaja menabrak mobil yang ada di depannya. Itulah pertama kali Ivy berkenalan dengan Max, seseorang yang menawarkan hubungan baru, yang kehadirannya juga sangat disukai Cindy. Sekarang gantian Ethan yang merasa tersisih, apakah ini wujud balas dendam Ivy? Keruwetan hubungan asmara Ivy tidak seberapa ketika mimpi buruk masa lalunya hadir kembali, mimpi buruk yang bisa merenggut kebahagiaan seorang anak terhadap sosok seorang ibu.
Nak, semua orang mengalami masalah, karena... begitulah hidup. Selama kita bernapas, masalah akan selalu ada. Intinya, kamu akan memakai kacamata apa dan bagaimana kamu menyikapinya.
Sejak awal membaca sinopsis di belakang cover buku saya sudah meraba-raba sebenarnya cerita buku ini tentang apa, sampai beberapa bab awal pun belum juga menemukan jawabannya. Penulis cukup pandai menyimpan rapat hubungan yang sesungguhnya antara Ivy dan Ethan, baru di halaman 71 semua terkuak. Ini adalah kali pertama saya membaca tema cerita yang penulis usung, salah satu jenis hubungan dalam pernikahan atau pasca pernikahan. Menarik sekali, karena penulis menyampaikannya dengan cukup baik, terlebih adanya kehadiran sosok Cindy yang menjadi masalah utama mereka sekaligus perekat hubungan. Saya tidak akan bercerita hubungan apa antara Ivy dan Ethan karena akan lebih menarik bila pembaca mengetahuinya sendiri. Gaya menulis penulis tidak berbelit-belit sehingga alurnya terasa cepat, tidak banyak tokoh sampingan, beberapa yang muncul punya peran yang cukup jelas, walau ada beberapa bagian yang tidak terlalu detail dalam penyampaiannya namun apa yang menjadi masalah dijabarkan secara jelas.

Yang paling saya suka adalah bagaimana Ivy dan Ethan bahu membahu menjaga dan merawat Cindy, mereka saling berkompromi, tidak ingin Cindy kehilangan sosok orangtua di usianya yang masih kecil. Mereka memperhatikan perkembangan psikis Cindy, yang bisa mempengaruhi kedewasaanya nanti. Terlihat ketika Cindy tidak menyukai Miss Sally lagi saat dia melihat Ethan bersmesraan dengan gurunya tersebut, langsung tercetak kalau kehadiran Miss Sally akan membuat dirinya tidak bahagia, orang yang dia kagumi merebut Ethan darinya. Sedangkan kehadiran Max cukup berbeda karena kesan pertama yang Cindy dapatkan adalah Max sebagai penolong dirinya dan ibunya ketika diganggu preman, Max bisa melindungi mereka berdua sehingga kehadiran Max disambut baik. Menghadirkan sosok anak kecil ke dalam novel dewasa memang tidak mudah, penulis harus paham betul cara berpikir mereka. Saya juga menyukai cara penulis menjelaskan dampak hubungan Ivy dan Ethan terhadap orang-orang terdekat selain terhadap diri mereka sendiri, contohnya kehadiran ibu Ethan. Kecemburuan dan merasa tersisih dirasakan baik Ivy maupun Ethan ketika orang ketiga hadir di dalam hubungan mereka yang sudah nyaman, posisi mereka terancam, takut kehilangan. Dalam hal ini penulis cukup sukses membangun karakter tokoh yang dia buat.

Satu hal yang bisa menjadi masukan untuk penulis adalah saya berharap tidak menganut sistem 'habis manis sepah dibuang' terhadap pemeran pembantu, dalam hal ini adalah Sally dan Max, yang paling terasa adalah Max. Walau mempunyai peran yang jelas kehadiran mereka hanya terasa sekilas, seperti tempelan saja, tidak ada emosi yang benar-benar kuat yang merekatkan mereka dengan tokoh utama. Selain itu penulis juga kurang detail di beberapa bagian, khususnya masa lalu Ivy dengan ibunya karena bagian ini menjadi sub konflik yang cukup berpengaruh di bagian akhir, bagaimana Ivy pertama kali bertemu dengan Ethan sampai terciptanya kedekatan mereka, dan latar belakang para peran pembantu khususnya Max. Semoga kedepannya penulis lebih jeli lagi, tema yang dihadirkan sudah sangat menarik dan tidak umum.

Bagian favorit saya adalah ketika Ethan menyebutkan kalimat ketika Ivy menyatakan kebenaran hubungannya dengan Sally, pun sebaliknya ketika Ivy memberikan pembelaan yang sama ketika dia mulai dekat dengan Max, menjadi jawaban dari hubungan seperti apa yang mereka jalani. Tokoh favorit saya adalah Ethan, karena dia sangat pengertian dan bertanggung jawab, terlebih ketika menemani Ivy dalam masa-masa sulit menghadapi mimpi buruk masa lalunya. Ethan juga bapakable banget ketika selalu memeriksa kolong tempat tidur Cindy kalau Cindy ingin pergi tidur, manis banget.

Buku ini bercerita tentang bagaimana seseorang mencoba berkompromi, berdamai dengan masa lalu, bertanggung jawab akan peran yang mereka jalani, mencoba move on, mencoba menemukan kebahagiaan yang baru. Recommended bagi penyuka kisah pernikahan yang lain daripada yang lain.

3.5 sayap untuk The Unbroken Vow, covernya bagus banget.


8 komentar:

  1. Tertarikkkkk

    Kehidupan rumah tangga yg penuh komflikkk

    BalasHapus
  2. Reviewnya bagus kak. Aku malah khilaf spoiler pas bahas novel ini. saking excitednya x(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih, emang agak susah untuk menceritakan hubungan mereka tanpa spoiler, aku mencoba hati-hati banget :p

      Hapus
  3. Ada apa di halaman 71 yah?!
    Pernah baca review dari Kak Luckty deh waktu itu. Kalau tidak salah, beliau juga mengatakan hal yang sama, tentang "sesuatu yang akhirnya terkuak". Eeerrr gemesss deh aku lama2. XD

    BalasHapus
    Balasan
    1. Baca sendiri aja yah, nggak seru kalau aku bilangin di review, percaya deh :)

      Hapus
    2. Oke deh kak. Semoga akika berjodoh sama The Unbroken Vow. Aamiin :D

      Hapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*