Pages

Rabu, 16 September 2015

Blue Vino by K. Fischer | Book Review

Blue Vino
Penulis: K. Fischer
Editor: Dini Novita Sari
Penerbit: PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-979-22-8019-7
Cetakan pertama, 2013
328 halaman
Buntelan dari @Gramedia
Mereka terdiam.

Tanpa kata, namun bukan tanpa makna.
Ketika cinta menebarkan mantranya, sebuah senyum mampu membuka seluruh bulir rasa.

Langenlois. Wilayah perkebunan anggur di selatan Austria itu menjadi tempat Roz menyembuhkan luka hati karena dikhianati rekan kerjanya.

Di tengah deretan pohon anggur serta penduduk pedesaan yang ramah dan menyenangkan, Roz berharap bisa menata lagi kehidupan pribadinya yang terlupakan demi ambisinya berkarier.

Bjorn Baum dan Dagny Kerulaner adalah dua pria yang membuat Roz menemukan sisi lain dirinya. Tapi tak disangka oleh Roz, satu dari dua pria tersebut melakukan hal keji yang nyaris membuat Roz melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya.
Merasa 'dijegal' oleh teman kerjanya sendiri, proyek yang selama beberapa bulan tidak bisa membuat tidur Roz tenang diaku oleh orang lain, yang dengan jelas tidak berbuat apa-apa, hanya menggantungkan nama, semua dikerjakan oleh Roz namun malah dia yang menghadiri international meeting, di mana sebelumnya selalu Roz yang mewakili. Roz ingin memberi pelajaran kepada teman sekantornya tersebut, dia akan cuti selama tiga minggu, ingin melihat bisa apa tanpa kehadiran 'Miss Fix-it'. Karena tanpa rencana, Roz bingung ingin menghabiskan liburan kemana, kemudian sekretaris Roz mengabarkan kalau dia juga akan cuti, Lisa akan kembali ke rumah karena akan ada acara pernikahan di guest house milik ibunya. Sebuah tempat yang amat indah, sering dijadikan lokasi pernikahan, sebuah perkebunan anggur. Kota asal Lisa adalah kota wine terbesar se-Austria, Langenlois. Roz pun mendapatkan ide untuk menghabiskan liburan, bebas dari pekerjaan dan sakit hati dikhianati teman kerjanya.

Di Langenlois, Roz terpesona akan indahnya ladang anggur yang sangat luas, merasakan memetik anggur, memakan langsung dari pohonnya, melihat proses pembuatan wine, suasana pedesaan yang masih asri, tempat yang membuatnya damai dan dapat melupakan segala masalah. Namun, Roz memang terbebas dari masalah dan pekerjaan, tapi tidak dengan Lisa. Ternyata selama ini keluarga Lisa terancam bangkrut pasca ditinggal pergi oleh kakaknya, banyak sekali hutang yang ada di bank, hanya dengan menjual guest house peninggalan leluhur yang banyak memiliki nilai sejarah dan perkebunan anggur dia dapat melunasi semuanya. Roz yang tidak bisa diam kalau ada masalah, terlebih yang melilit sekretaris sekaligus orang yang menemaninya selama liburan ini kesusahan, dia tergerak ingin membantu.

Tidak hanya itu, Roz juga bertemu dua laki-laki yang membuat perasaanya jungkir balik. Bjorn Baum, bintang film action yang sangat menawan dan tidak jarang menggoda Roz, tipe lelaki ceria yang mudah beradaptasi dengan orang asing, Roz pun langsung bisa dekat dengannya. Kedua adalah Dagny Kerulaner, pria berewok yang pendiam dan misterius, pemilik perkebunan anggur Kerulaner, yang tinggal bersebelahan dengan Hennerhof, ladang anggur milik keluarga Lisa. Entah bagaimana caranya kehadiran Dagni yang selalu tanpa terencana bisa membuat Roz nyaman dan membawanya ke dalam petualangan seru. Namun, tanpa Roz kira kedua lelaki tersebut memiliki rahasia yang nantinya akan membawa serta dirinya kedalam masalah baru.
"Ada yang aneh rasanya jika aku tahu ada masalah, terus aku hanya diam-diam saja. Sok tidak tahu. Apalagi kalau aku tahu, kalau aku dapat membantu. Biarpun sedikit."
"Mungkin aku takut menjadi tua seperti orangtuaku. Jika tidak melarikan diri dari masalah, atau membesar-besarkan masalah. Dua-duanya tidak menjawab apa-apa. Yang ada malah masalah makin menggunung dan meledak sekalian."
Source
Source
Kali kedua membaca karya dari K. Fischer, kali ini saya disuguhi pemandangan ladang anggur dan seluk beluk wine, sangat menarik karena sebelumnya saya belum pernah membaca cerita yang bertema sama, walau dari segi romance terbilang mainstream, setidaknya penulis ingin membuat ceritanya sedikit berbeda dari kebanyakan kisah cinta. Bagian awal kita akan langsung mendapatkan suasana yang asri layaknya pedesaan yang belum tersentuh oleh teknologi. Saya langsung kepincut ingin ke Langenlois, memetik anggur dan berjalan-jalan di ladang anggur, masalah dijamin bakalan langsung hilang. Dalam hal deskripsi latar penulis bisa diacungi jempol, karena terasa nyata dan membuat saya ingin mengunjungi Langenlois.

Tapi sayangnya liburan yang dialami Roz tidak seperti yang dia inginkan, terbebas dari masalah, di Hannerhof dia mendapatkan tantangan seru, meyelesaikan masalah orang lain, di mana tidak ada habisanya. Satu masalah muncul, datang lagi masalah baru, belum lagi rekannya yang ada di Vienna, Hubbert, terus saja menguber Roz untuk mendapatkan data proyek yang dijadikan bahan dalam international meeting. Dari segi konflik utama bisa dibilang cukup menarik walaupun bukan Roz sendiri yang mengalaminya, namun lewat konflik pemeran pembantu nantinya juga merembet ke masalah yang akan dihadapi Roz sendiri, dalam hal ini melibatkan perasaanya, kegalauan antara Bjorn atau Dagny, dua orang yang sudah berselisih lama dan saling menghindari. Satu penggoda, satunya lagi pendiam dan pemalu. Penulis cukup sukses membangun karakter para tokohnya.

Saya suka sekali dengan Dagny, tipe cowok baik-baik yang sangat mementingkan perasaan perempuan, menghormati mereka. Bagian ketika Roz dan Dagny bertemu adalah bagian favorit saya, selain terasa romantis juga seru. Misalnya saja ketika melihat awan yang berubah warna, melihat perkebunan anggur di malam hari dari atas bukit, menjelaskan tentang bagaimana cara wine keluarga Kerulaner diolah secara tradisional dengan pupuk alami dan diberi bumbu bunga, terlebih ketika mereka menyusuri ruang bawah tanah milik keluarga Hennerhof yang selama ini terkunci rapat, di mana di dalamnya tersimpan gentong-gentong wine, tempat di mana dulunya wine dibuat dan disimpan untuk mendapatkan cita rasa yang sempurna, petualangan mereka sangat mengesankan sekali. Selain itu sejarah keluarga Kerulaner juga menarik untuk disimak, yang dulunya hanya seorang petani, berbeda dengan keluarga Hennerhof yang bangsawan, sedikit demi sedikit status mereka beranjak lebih baik, sekarang perkebunan Kerulaner jauh lebih sukses setelah dipegang oleh Dagny. Dagny sendiri mendapatkan predikat sebagai ahli oenology, ilmu membuat wine saking cinta-nya dia dengan wine.

Ada sedikit ganjalan dari beberapa poin positif yang saya sebutkan di atas. Dengan alur yang lumayan cepat dan gaya tulisan yang tidak berbelit-belit, kadang ada bagian yang terkesan numpang lewat saja. Misalkan saja karakter Ulrike, orang yang menyebabkan hubungan Bjorn dan Dagny tidak harmonis. Sebenarnya lewat dia saya ingin lebih jauh lagi mengetahui masa lalu Dagny, dijelaskan secara singkat tapi tidak detail. Ingin mengetahui perasaan Dagny pasca dikhianati oleh tunangan dan sahabatnya sendiri. Kadang penulis detail di satu sisi namun melupakan bagian lain yang perlu kejelasan lebih banyak. Boleh mengambil konflik dari pemeran pembantu tapi jangan sampai melupakan konflik pemeran utamanya sendiri, dan bagi saya konflik pribadi Roz melibatkan masa lalu Dagny dan Bjorn.

Overall, buku ini rasanya seperti Pinot Noir, wine dari Kerulaner. Tidak berat, tidak membuat pusing, tidak membuat mabuk walau habis satu botol, tapi malah ingin minum lagi. Buku ini akan membuat ketagihan membuka halaman demi halaman untuk menemukan cita rasa yang sesungguhnya.

Recommended bagi yang ingin mencari kisah cinta di ladang anggur, cerita romantis berlatar pemandangan yang menakjubkan.

3.5 sayap untuk Mars bars.

5 komentar:

  1. Salah satu Amore yang lagi-lagi kecul kudapatkan. Heuheuheu. Biyuuung, kenapa diriku ini kayaknya susah banget buat berjodoh sama Amore Gramedia :(
    Amore yang ini rada nyerempet ke chicklit ya. Wanita dewasa, dunia kerja, dan yang pastinya ada masalah cinta. Tuh kan, kangen sama metropop jadinyaaa (┳_┳)
    Amore yang satu ini punya nilai yang lebih karena si Mbak Uti tinggalnya di luar negeri sehingga setting novelnya juga dominan di luar negeri.
    Kalau kesampaian bisa baca ini, maka ini bukan pertama kalinya berkenalan dengan wine. Dulu pernah baca Unforgettable dari Winna Efendi, tapi kalau bukunya Mbak Uti ini pastinya jauh lebih detil ya tentang wine-nya. Hmmm, akika jadi pengin nyicip wine. Tapi sayangnya nggak boleh ya. Haha.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau soal wine nggak detail banget kok, lebih detail Unforgettable. Semoga kesampaian ya baca novel Amorenya :)

      Hapus
  2. Seru banget!!! Udah baca 10x juga gak pernah bosan sip lah

    BalasHapus
  3. Seru banget!!! Udah baca 10x juga gak pernah bosan sip lah

    BalasHapus
  4. Seru banget!!! Udah baca 10x juga gak pernah bosan sip lah

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*