Pages

Minggu, 24 Mei 2015

Kastel Awan Burung Gereja (Samurai #1) by Takashi Matsuoka | Book Review

Kastel Awan Burung Gereja (Samurai #1)
Diterjemahkan dari Cloud of Sparrows: An Epic Novel of Japan
Penulis: Takashi Matsuoka
Penerjemah: Esti Ayu Budihabsari
Penyunting: Maria M. Lubis
Desain dan ilustrasi sampul: Sweta Kartika
Penerbit: Qanita
ISBN: 978-602-1637-54-8
Edisi kedua: Cetakan I, Desember 2014
624 halaman
Buntelan dari @penerbitmizan
Pengetahuan bisa menghambat.
Ketidaktahuan justru membebaskan.
Tahu kapan untuk tahu dan kapan untuk tak tahu,
sama pentingnya dengan pedang yang tajam.

—Suzume-no-Kumo (1434)

Apakah kemampuan mengetahui masa depan bisa menguntungkan, atau justru membawa malapetaka? Mampukah pengetahuan seperti itu melahirkan seorang samurai sejati, yang tabu mengeluh ketika mengalami siksaan fisik paling hebat sekalipun, yang rela mati menjunjung tinggi kehormatan dan kesetiaan, namun tetap dianggap wajar untuk menangis tersedu saat merasakan keharuan dan kebahagiaan?

Samurai: Kastel Awan Burung Gereja adalah kisah hidup Daimyo Akaoka, Genji Okumichi—kisah tentang sebuah pergolakan zaman, perbenturan Timur dan Barat, budaya dan norma, agama dan dogma, kehormatan dan kemanusiaan. Kisah yang menyeruakkan kesadaran kita bahwa pengetahuan dan keyakinan manusia bukan merupakan kebenaran hakiki.

Lama banget menemukan mood untuk membaca Samurai ini, seperti yang pernah saya bilang sebelumnya, untuk genre di luar romance, mood sangat dipentingkan karena kalau dipaksa jadinya nggak maksimal, nggak bisa konsen, sehingga membutuhkan waktu yang lama, tapi kalau udah kebawa seru, nggak bisa berhenti baca kok. Pertama baca buku ini benar-benar membuat saya pusing, bukan hanya karakternya yang banyak, namun alurnya yang loncat-loncat, jadi harus jeli benar ketika membaca. Ini adalah kali pertama saya membaca historical fiction dari Jepang, saya sama sekali tidak tahu menahu tentang dinasti, klan atau para pahlawan dari negeri sakura tersebut, bisa dibilang sejarah Jepang saya nol besar, yang ditahu hanya anime saja XD.

Kastel Awan Burung Gereja ini secara garis besar menceritakan budaya asing yang pertama kali masuk ke Jepang, di mana diketahui pada saat itu orang Jepang sangat kolot sekali, mereka masih dibawah penguasaan seorang kaisar, menganut banyak agama dan berhala. Pada 1 Januari 1861 sebuah kapal dari Amerika mendarat di Teluk Edo, kapal tersebut ditumpangi oleh tiga misionaris Kristen asal San Fransisco; Pendeta Zephaniah Cromwell, Emily Gibson dan Matthew Strak, emmbawa ratusan alkitab. Tujuan mereka adalah menyebarkan agama Kristen kepada orang Jepang, menyebarkan firman Tuhan yang luhur dan menyadarkan orang kafir. Kedatangan mereka tentu saja menjadi pro dan kontra, salah satu orang yang sangat menentang datangnya budaya asing masuk ke Jepang adalah Kawakami Eichi.
Kesetiaan adalah prinsip samurai yang paling fundamental. Tanpa kesetiaan, seorang samurai tidak berarti apa-apa. Bagi Kawakami, yang telah melihat makna kesetiaan dari berbagai sudut -apalagi menyelidiki kesetiaan seorang samurai adalah tugasnya- semakin lama semakin jelas bahwa masa-masa kesetiaan terhadap seorang tuan akan berakhir. Pada masa mendatang, kesetiaan harus ditujukan pada sebuah sebab, prinsip, gagasan, bukan pada seorang atau klan tertantu. Adanya pikiran semacam itu pada diri Kawakami merupakan hal yang luar biasa, sekaligus merupakan tanda kuatnya pengaruh orang-orang asing itu.
Kawakami Eichi adalah komandan polisi rahasia shogun, dia bertugas melindungi kejayaan rezim Tokugawa, melindungi negara dari sentuhan bangsa asing, sehingga dia berniat melenyapkan mereka. Namun usahanya tidak semudah yang dia bayangkan karena ada Lord Genji, bangsawan agung Akaoka pemimpin klan Okumichi, salah satu klan yang menentang Shogun Tokugawa, musuh besar Kawakami, di mana Genji malah sangat terbuka dengan kedatangan bangsa asing, percaya bahwa Jepang memerlukan sentuhan modern untuk menjadi bangsa yang besar dan mandiri tanpa meninggalkan nilai-nilai luhur yang mereka miliki selama ini. Sehingga kalau Kawakami akan memerangi bangsa asing, dia harus memerangi bangsanya sendiri terlebih dahulu, klan Okumichi.

Selain terkenal dengan para samurai yang hebat dan gagah berani, klan Okumichi juga terkenal dengan kemampuan melihat masa depan dari tiap generasinya. Genji adalah penerus terakhir dari klan Okumichi, karena pamannya, Shigeru, akibat penglihatan yang juga dimiliki, dia menjadi gila, dia membunuh ayahnya, Lord Kiyori yang juga kakek Genji dan membantai habis keluarganya sendiri. Kemampuan Shigeru sebagai seorang samurai memang tidak diragukan lagi, dia dikenal sebagai samurai berdarah dingin dan sangat ditakuti, hanya Genji yang bisa membuatnya tenang. Dikelilingi orang yang hebat, tentu saja tidak mudah menghancurkan klan Okumichi sehingga Kawakami membuat stratergi licik. Genji memang tidak sehebat pamannya dalam bertarung, dia terkenal lemah lembut dan tergolong cantik, dan dia menyukai perempuan. Kawakami mengutus seorang geisha tercantik di Edo untuk mematai-matai Genji, membuat Genji bertekuk lutut dan membunuhnya. Namun Heiko, sang geisha, malah jatuh cinta sungguhan terhadap Genji.
"Tidak heran Jepang jauh tertinggal dari negara-negara asing. Mereka punya ilmu dan industri. Mereka memproduksi meriam, kapal uap, dan rel kereta api. Kebalikannya, menyedihkan sekali kita punya terlalu banyak upacara kosong seperti ini. Kita hanya memproduksi bungkukan, berlutut, dan lebih banyak lagi bungkukan."
"Apa jasa Lord Genji sehingga orang-orang menghormatinya sedemikian rupa?"
"Karena dia lahir, hanya itu," Cromwell menjelaskan. Mukanya berkerut kesal tanda tak suka. "Anggota kasta prajurit boleh membunuh siapa pun yang dianggapnya tidak menunjukkan penghormatan kepadanya. Seorang daimyo, itu adalah bahasa Jepang untuk bangsawan agung seperti Lord Genji, berhak membunuh seluruh keluarga bahkan seluruh desa, hanya karena kesalahan seorang individu."
"Aku tak percaya brbarisme semacam itu masih ada di dunia ini, "kata Emily dari dalam joli, kepada Stark dan Cromwell yang berjalan di sisinya.
"Karena itulah kita ada di sini," kata Cromwell. "Allah menyelamatkan kaum papa dari tebasan pedang, dari mulut mereka, dan tangan penguasa."
Karakter Genji memang menarik, sorotan utama buku ini, pikirannya yang sangat terbuka dengan hal baru dan ketidaksukaanya dengan aturan yang mengekang membuat dia mudah dicintai, hanya saja dia bukan tokoh favorit saya di buku ini. Saya justru suka banget dengan paman Genji, yap Shigeru. Ketika membaca bagian dia sangat seru sekali, walau sadis tapi menggambarkan kehebatan seorang samurai yang sesungguhnya, prinsip yang dia pegang, ketakutan akan penglihatan yang dia miliki akan keluarganya sehingga membuat dia nekat membasmi semuanya, sedih banget, waktu dia berhadapan dengan anaknya sendiri, huhuhu. Sebenarnya saya lebih suka akan hubungan Genji dengan Emily ketimbang Genji- Heiko, mungkin udah tahu kalau Heiko seorang penghianat kali ya jadi udah ilfil duluan. Selain itu penglihatan yang Genji alami tentang masa depannya, membuat berharap lebih akan hubungan Genji-Emily.

Buku ini nggak hanya berpusat pada cerita Genji, pada kemampuan klan Okumichi, tetapi juga para musuhnya, orang-orang yang berhianat, tentang kehebatan para samurai, kesetiaan mereka. Selain itu buku ini juga membawa awal perubahan pemerintahan Jepang, pertama kali masuknya bangsa asing dan membawa perubahan sampai Jepang menjadi negara besar seperti yang kita lihat kini, salah satu negara yang sangat maju dalam hal teknologi. Mungkin kalau tidak ada Genji, Jepang masih menjadi negara yang kolot dan primitif :p. Bisa ditiru tuh Indonesia, nggak ada salahnya kok mengambil ilmu dari bangsa asing XD.

Buku ini recommended banget bagi kamu yang menyukai sejarah Jepang, memang agak sedikit kalem, nggak banyak adegan bak-bik-buk, tapi ada. Saya jadi penasaran sama Musashi nih, Shigeru digambarkan kekuatannya sama seperti dirinya, jadi penasaran sehebat apa dia XD. Suka cover dan terjemahannya.

3 sayap untuk penglihatan klan Okumichi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*