Pages

Jumat, 03 April 2015

The Theory of Everything | Movie Review


The Theory of Everything (2014)
Sutradara: James Marsh
Produser: Tim Bevan, Lisa Bruce
Penulis Naskah: Anthony MacCarten
Pemain: Eddie Redmayne, Felicity Jones, David Thewlis, Charlie Cox, Maxine Peake, Harry Llyod
Produksi: Working Title Film, Focus Features
Durasi: 123 menit
Rating: PG-13

Based on Jane Hawking Memoir Book, Travelling to Infinity: My Life with Stephen. 

Dimulai pada tahun 1963, berlokasi di Cambridge ketika Stephen Hawking (Eddie Redmayne) mengejar gelar Ph.D dia bertemu dengan Jane Wilde (Felicity Jones), mahasiswa bahasa di Westerfield. Stephen langsung terpesona pada pandangan pertama, pada kecantikan Jane. Awalnya Stephen malu-malu tapi ketika ada pesta di kampus dia berani mengajak Jane menjadi pasangannya, mengajaknya berdansa dan menaiki bianglala. Teman Jane tidak setuju kalau dia dekat dengan Stephen yang anak pintar dan cupu, dia juga tidak termasuk kalangan cowok populer. Tapi hati Jane tidak bisa dibohongi, bagaimanapun dia menghindar, tetap Stephen yang memenangkan hatinya.

Stephen tidak menyadari tanda-tanda yang akan mengubah seluruh hidupnya kelak, jalannya mulai terseok-seok, kadang dia menjatuhkan pulpen yang dia pegang. Lalu suatu hari dia tersandung dan tak sadarkan diri. Setelah diperiksa dia mengidap penyakit yang belum ada obatnya, ALS atau kelumpuhan syaraf motorik pada umur 21 tahun. Dokter memprediksikan kalau nyawa Stephen hanya mampu bertahan sampai dua tahun. Kenyataan ini membuat Stephen down, dia tidak ingin bertemu dengan Jane lagi, bahwa mereka tidak akan ada harapan. Tapi Jane tidak menyerah, dia terus menemui Stephen dan memberi semangat dan mengungkapkan perasaan kalau Jane sudah jatuh cinta pada Stephen.



Pada Juli 1965 mereka menikah, Stephen mengejar beasiswa untuk penelitian sekaligus berusaha menghidupi keluarga kecilnya dari riset tersebut. Kampusnya membayar gaji untuk para peneliti. Mereka memliliki rumah sederhana dan tidak lama setelah menikah, mereka dikaruniani dua anak, Robert dan Lucy Hawking. Berkat bantuan dosen Stephen juga, Dennis Sciama (David Thewlis) karir Stephen semakin menanjak, teori lubang hitam yang dia gagas dapat diterima oleh para ilmuwan lain, membawa Stephen ke berbagai negara untuk menghadiri konferensi sains.

Dampak ketenaran Stephen dan mengurus anak serta suami, belum lagi kuliahnya sendiri, membuat Jane kewalahan. Dia tertekan dan stress, semua beban dia tanggung sendiri. Ibu Jane kemudian merekomendasikan agar Jane mengikuti paduan suara di gereja, agar mendekatkan diri pada Tuhan. Jane pun mengikuti saran tersebut dan di sanalah dia bertemu pertama kali dengan Jonathan Hellyer Jones (Charlie Cox), sang pelatih paduan suara. Hubungan Jane dan Jonathan cepat akrab, Jane juga memperkenalakan Jonathan pada Stephen dan menjadi guru musik untuk anaknya. Saking dekatnya hubungan mereka, Jonathan seperti keluarga sendiri, dia banyak membantu Jane mengurus Stephen, mengendongnya, mengantarnya ke kamar mandi, hal-hal yang sulit Jane lakukan sendiri. Saking dekatnya hubungan mereka, anak Jane dan Stephen yang ketiga, Timonthy dicurigai sebagai anak haram Jane dengan Jonathan.

Jonathan mengaku kalau dia memiliki perasaan dengan Jane, begitu pula sebaliknya tapi hubungan mereka sulit, Jane tidak bisa meninggalkan Stephen. Jonathan pun pergi meninggalkan Jane. Jane sudah tidak sanggup lagi kalau mengurus semua sendirian, akhirnya dia menyewa perawat, Elaine Mason (Maxine Peake) yang bisa menjaga Stephen karena sekarang Stephen sudah tidak bisa bicara lagi pasca trakeostomi yang Jane pilih untuk menyelamatkan hidup suaminya tersebut. Elaine sangat mengerti Stephen, dia terbiasa menangani pasien sehingga tahu apa yang dibutuhkan Stephen. Hal ini membuat Jane cemburu, membuat dia merasa tidak dibutuhkan lagi. Jane akhirnya meminta cerai dan menikah dengan Jonathan. Walau sudah tidak menjadi suami istri lagi, Jane dan Stephen masih bersahabat sampai sekarang bahkan mereka dikarunia tiga cucu. 



Dari segi cerita, film ini tidak jauh berbeda dengan autobiography yang Stephen Hawking tulis pada My Brief History, hanya saja alurnya lebih cepat. Cerita langsung dimulai ketika Stephen dan Jane pertama kali bertemu sampai Stephen menjadi ilmuwan yang sangat populer. Melihat film ini bergenre drama percintaan, kisah hidup Stephen dan Jane Hawking, maka tidak perlu kaget kalau tidak ada spesial efek yang mencengangkan kala kita melihat film superhero. Memang sedikit membosankan bagi yang tidak suka menonton film drama. Film ini menarik dari sisi akting para pemainnya.

Jangan tanya akting Eddie Redmayne, benar-benar luar biasa, nggak heran dia memboyong piala OSCAR untuk aktor terbaik awal tahun kemarin karena dia dengan baiknya secara visual berhasil menghidupkan Stephen Hawking, dia meniru persis logat Stephen di mana pastinya sangat sulit, terlebih waktu Stephen belum lumpuh total, jalan terseok-seok dengan tongkat, kemudian ketika menghabiskan hidupnya di kursi roda dan tidak bisa melakukan apa-apa, memang perlu kita acungi jempol. Sedangkan Felicity Jones juga tidak buruk, dia berhasil memerankan sosok perempuan yang kuat, semua beban hidup yang dia tanggung coba dia lalui dan dia tidak menyerah akan Stephen, selalu ada di sisinya, mendukungnya.

Memang agak sebal sih ketika Jane bertemu dengan Jonathan, rasanya Stephen merasa tidak dianggap, tidak berguna, tidak bisa membahagiakan keluarganya, tidak bisa berfungsi sebagai ayah sebagaimana mestinya. Tapi kita juga tidak bisa lantas menyalahkan Jane, mungkin tidak banyak seorang istri seperti Jane, dia tetap ingin menikahi Stephen padahal dokter mengatakan kalau hidup Stephen tidak akan lama lagi. Di film ini juga digambarkan betapa sulitnya menjadi istri Stephen, mereka menikah ketika Jane masih kuliah, kemudian tidak hanya mengurus dua anak tapi ada Stephen yang tidak bisa mengurusi dirinya sendiri, Jonathan lah yang meringankan beban Jane selama ini, dia sangat terbantu akan kehadiran pria tersebut. Kebaikan Jonathan membuat Jane jatuh cinta padanya. Dan ketika Stephen bertemu dengan Elaine, perawatnya, Jane merasakan apa yang dirasakan Stephen, kalau dia tidak bisa membantu banyak, Elaine lebih mengerti dirinya dan membutuhkannya. 

Bagian tersedih di buku ini menurut saya adalah ketika Jane berkata pada Stephen kalau dia pernah mencintainya. Memang sangat disayangkan perasaan mereka tidak bisa berlangsung selamanya, tapi kehidupan tetap harus dijalani, tetap harus disyukuri.
Sudah jelas kita semua hanyalah evolusi dari primata, di sebuah perut kecil yang mengorbit pada sebuah bintang yang sangat besar, di pinggiran salah satu dari ratusan miliar galaksi. Tapi, sejak adanya peradaban, manusia mulai mencari pemahaman tentang bagaimana terjadinya dunia. Pastilah ada sesuatu yang sangat istimewa dari sebuah keterbatasan alam semesta. Dan apa yang lebih istimewa daripada tidak adanya batasan? Dan seharusnya memang tidak ada batasan dalam hubungan manusia, kita semua berbeda. Bagaimanapun buruknya hidup, akan selalu ada sesuatu yang bisa kau lakukan dan bisa kau gapai. Selama masih ada kehidupan, maka akan selalu ada harapan.

3 sayap untuk kisah hidup Stephen dan Jane Hawking.


5 komentar:

  1. :( Ini kisah cinta yang tidak sampai... Aku baca review kamu sambil dengerin lagu Chrisye yang judulnya Andai Aku Bisa. Makin merasuk. hiks...
    Nice... :')

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bukan kisah cinta tak sampai sih, kan mereka pernah bersama, hehehehe. Mungkin lebih ke pengorbanan, merelakan orang yang dulu pernah dicintai untuk bersama dengan orang lain, dengan orang yang lebih mengerti dirinya :)

      Hapus
  2. Sama. Rada-rada sebel kenapa Jane sampai harus meninggalkan Stephen di saat kondisinya down dan malah menikahi Jonathan.. Tapi mungkin karena aku ngga tau gimana posisi Jane yang sebenarnya dilema banget..

    Ah.. Jadi sedih deh denger kisah hidupnya Stephen Hawking :'

    BalasHapus
  3. Sedih ya :'( cemburu sampe minta cerai dan nikah sama yang lain, kalo aku sih cemburu malah diputusin *eh* hahaha :'D #salahfokus

    BalasHapus
  4. @vivicynthia kisah Jane & Stephen memang menyentuh.cinta tidak menjamin keutuhan rumah tangga.perjuangan mempertahankan rumah tangga cukup sulit.jdi tertarik.makasih reviewnya.

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*