Pages

Senin, 30 Maret 2015

Gerbang Dialog Danur by Risa Saraswati | Blog Tour, Book Review

Gerbang Dialog Danur
Penulis: Risa Saraswati
Editor: Syafial Rustama
Ilustrasi isi: Diantra Irawan & Qori Hafiz
Desain sampul: Fariza Dzatalin
Penerbit: Bukune
ISBN: 602-220-150-0
Cetakan pertama, Maret 2015
224 halaman
Buntelan dari @Bukune
Bisa dibeli di @bukupediacom
Jangan heran jika mendapatiku sedang bicara sendirian atau tertawa tanpa seorang pun terlihat bersamaku. Saat itu, mungkin saja aku sedang bersama salah satu dari lima sahabatku.



Kalian mungkin tak melihatnya. Wajar. Mereka memang tak kasat mata dan sering disebut... hantu---jiwa-jiwa penasaran atas kehidupan yang dianggap mereka tidak adil.

Kelebihanku dapat melihat mereka adalah anugerah sekaligus kutukan. Kelebihan ini membawaku ke dalam persahabatan unik dengan lima anak hantu Belanda. Hari-hariku dilewati dengan canda Peter, pertengkaran Hans dan Hendrick dua sahabat yang sering berkelahi, alunan lirih biola William, dan tak lupa; rengekan si Bungsu Johnsen.

Jauh dari kehidupan "normal" adalah harga yang harus dibayar atas kebahagiaanku bersama mereka. Dan semua itu harus berubah ketika persahabatan kami meminta lebih, yaitu kebersamaan selamanya. Aku tak bisa memberi itu. Aku mulai menyadari bahwa hidup ini bukan hanya milikku seorang....

Namaku Risa. Aku bisa melihat 'mereka'.

Pertemuan pertama Risa dengan teman-teman spesialnya adalah ketika Risa masih di bangku sekolah dasar, ketika dia baru saja pindah ke Bandung tinggal di rumah peninggalan zaman Belanda bersama neneknya. Risa tidak nyaman dengan teman sekolahnya, dia mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan, sering waktunya dihabiskan sendiri, hari-harinya terasa menyiksa. Namun, sejak ada suara anak laki-laki yang memanggil namanya, seorang anak laki-laki keturunan Belanda berambut pirang agak kecokelatan menghampirinya, kehidupan Risa berubah, dia mendapatkan sahabat, tidak hanya satu, tetapi lima sekaligus, sahabat beda dunia, mereka adalah hantu.

Mereka tak terpisahkan, bahkan Peter si nakal, William si pemain biola yang bijaksana, Hans si ahli pembuat kue, Hendrick sang primadona, dan Janshen si ompong sering memberi Risa semangat dalam hal apa pun, salah satu contoh untuk pergi sekolah, hal yang sangat tidak disukai Risa. Mereka adalah sumber tawa Risa, keluarga kecilnya. Namun, Risa sadar persahabatan mereka tidak akan abadi, Risa akan terus tumbuh menjadi gadis dewasa, mempunyai kehidupan sendiri bersama teman-teman yang sesungguhnya, sedangkan kelima sahabat kecilnya tetap akan menjadi anak kecil yang polos, lugu, jahil, dan tidak akan tumbuh dewasa.

Pernah terbersit untuk ikut ke dunia Peter, beberapa kali dia mencoba bunuh diri tetapi selalu gagal sampai akhirnya Risa sadar kalau hidupnya bukan hanya untuk dirinya, ada keluarga yang menyayanginya, ada teman-teman baru yang tidak akan rela bila Risa meninggalkan mereka. Bahkan, kisah hidup para sahabatnya menjadi pelajaran bagi Risa akan betapa pentingnya arti sebuah keluarga. Peter yang sangat merindukan ibunya, Hans dan Hendrick yang dulunya bertetanggan walau sering bertengkar mereka saling menyayangi satu sama lain, sama halnya dengan kebanyakan orang. William yang kesepian, dia berasal dari keluarga kaya raya tapi minim perhatian, hanya dengan biolanya -Nouval dia tidak merasa sendirian. Kemudian si kecil Janshen yang sangat merindukan kakak perempuanya, Annabelle. Mereka memang nakal dan usil, tapi mereka layaknya anak kecil kebanyakan, semua mereka lakukan untuk menarik perhatian agar lebih didengar.

Pertemuan terakhir Risa dengan kelima sahabatnya adalah ketika Risa menginjak usia tiga belas tahun. Dulu Risa berjanji kalau usinya sama seperti Peter dia akan ikut ke dunianya, mengakhiri hidupnya. Tapi Risa mengingkari janji, dia ingin terus melanjutkan hidup. Peter marah dan bersama lainnya menghilang tidak pernah muncul lagi. Risa sangat kehilangan mereka, beberapa kali memohon agar mereka kembali, Risa tahu mereka masih berada di sekitarnya tapi enggan menampakkan diri. Beranjak dewasa, kemampuannya masih tetap ada tapi bukan kelima hantu kecil Belanda yang dia lihat, dia melihat hantu-hantu yang lain, berbagai rupa, mendengar kisah hidup mereka, kadang sampai tidak tahan, ingin buta dan tuli sekaligus agar bisa hidup normal. Risa berharap suatu saat dia akan bertemu dengan sahabat-sahabat kecilnya, walau dia sudah tidak anak-anak lagi.
Seringkali kalian para orangtua, bersikap sangat realistis hingga acuh tak acuh dengan apa yang menurut kalian sangatlah tak logis.
Kuputuskan untuk bersabar sajalah. Mereka pasti nggak akan kuat berlama-lama tak menemuiku lagi. Sementara waktu, aku bisa bergaul dengan teman-teman sekolahku yang sangat menyenangkan. Lagipula nggak ada salahnya mengenal hantu-hantu baru. Biarpun mereka jelek, tapi mereka sangat kasihan dan butuh teman bicara. Aku bisa menjadi sepertimu bagi mereka, menjadi diary yang bisa mereka coret dengan tinta-tinta kehidupan mereka saat masih hidup.
Bisa dibilang Gerbang Dialog Danur ini adalah repackaged dari Danur yang pertama kali rilis pada tahun 2011. Tidak ada perubahan cerita tetapi selain pergantian cover, ada tambahan beberapa ilustrasi dan tulisan seperti kesimpulan yang Risa tulis di beberapa akhir bab. Ada pergantian font juga tapi malah membuat buku ini rapi dan minim kesalahan penulisan atau typo. Suka sekali dengan ilustrasi di buku ini, selain gloomy sesuai dengan apa yang hendak Risa kisahkan. Covernya pun jauh-jauh lebih bagus dari cetakan terdahulu, sangat mewakili bayangan saya akan pemeran utama novel ini. Ada beberapa macam cara penulisan selain berupa narasi dan dialog pada umumnya. Ada bab yang full dialog, ada yang berupa surat. Bahasa yang digunakan pun tidak sulit untuk dimengerti.

Buku ini adalah memoar Risa, pengakuan Risa untuk pertama kalinya tentang kelima sahabatnya kepada khalayak umum, tentang keahlian yang dia punya. Dia mengunakan sudut pandang orang pertama untuk bercerita, lewat dirinya sendiri dan juga lewat mereka, para hantu yang Risa ceritakan sehingga kita secara langsung mendengar kisah hidup mereka. Walau berganti-ganti narator, kita tidak akan kesusahan membedakan siapa yang berbicara, mungkin karena Risa hanya mewakili saja sehingga terasa nyata, kita menjadi lebih dekat dengan mereka. Bagian favorit saya tentu saja ketika Risa bercerita tentang kelima sahabatnya, ingin tahu lebih banyak tentang mereka, berharap bagian mereka lebih banyak lagi, atau kalau perlu satu buku bercerita tentang mereka semua :D.

Walau bergenre horor, buku ini tidak akan membuatmu takut, percaya deh. Memang ada saat-saat yang membuat bulu kuduk berdiri tapi saya lebih terhanyut akan kesedihan mereka. Walau mereka hantu, mereka dulunya sama seperti kita, mempunyai kisah yang menyedihkan, mempunyai akhir yang tragis. Kalau kita sedang down pun kita membutuhkan orang lain untuk melepas stress, mencurahkan perasaan kita. Mereka tidak berbeda dengan kita. Mereka hanya ingin berbagi kisah, berbagi kesedihan dan siapa tahu ada yang bisa menolong mereka. Membaca buku ini membuat saya ingin berkenalan dengan Peter, William, Hans, Hendrick dan Janshen tapi dengan wujud yang normal ya, hehehehe.
Jika kalian menganggap mereka hanya khayalan, mungkin cerita-cerita ini bisa menjadi sedikit motivasi untuk menjalani hidup dengan lebih baik. Kalian tidak perlu memercayai keberadaan mereka karena mereka tak butuh pengakuan. Jika kalian memang orang-orang yang percaya mereka ada, mungkin cerita-cerita ini bisa mengubah cara pandang kalian tentang mereka. Mereka pernah hidup, sama sepertiku, sama seperti kalian. Mereka hanya butuh didengar.
Recommended bagi kamu yang percaya akan dunia mereka, bagi kamu yang ingin mendengar cerita mereka.

4 sayap untuk kelima hantu kecil Belanda. Hey, siapa yang ada di belakangmu?



NB:

Yuk, dengar pendapat yang lain tentang Gerbang Dialog Danur:
28 Maret: http://readingwonderland.tumblr.com/
29 Maret: http://arifabdurahman.com/
30 Maret: Kubikel romance
31 Maret: http://www.wodowaido.com/
1 April: http://www.ridoarbain.com/


Bagi yang berdomisili di Bandung dan sekitarnya, jangan lewatkan bedah buku Gerbang Dialog Danur yang akan diadakan pada tanggal 2 April 2015 pukul 19.00 sampai selesai, bertempat di Cafe The PanasDalam Bandung, dipandu oleh Pidi Baiq. Pasti seru deh, datang ya, bisa bertemu langsung dengan Risa Saraswati nih, atau jangan-jangan bakalan ada Peter, William, Hans, Hendrick dan Janshen lagi? Ahhhh, coba dekat pasti bakalan datang. Informasi lengkap ada di e-flyer di atas ya :D


6 komentar:

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*