Pages

Jumat, 31 Oktober 2014

[Book Review] Lost by Eve Shi

Lost
Penulis: Eve Shi
Editor: Alit Tisna palupi
Desain cover: Jumanta
Penerbit: GagasMedia
ISBN: 979-780-698-7
Cetakan pertama, 2014
310 halaman
Pinjem @dyahmuawiiyah

INI BUKAN CERITA BAHAGIA.
INI TENTANG KAKAK-BERADIK DAN PENGHUNI LAMA

DI APARTEMEN BARU MEREKA.


Ia menggulingkan badan menghadap dinding, dan tempat tidur berderit.

Maura mengucek mata. Tempat tidur ini dibawa dari apartemen lama dan sudah tidak baru. Tapi pasti belum reyot sampai berbunyi tiap kali ia bergerak. Maura mulai menegakkan badan untuk memeriksa kerangka tempat tidur, lalu terkesima.

Di ujung tempat tidur duduk seorang perempuan berambut panjang, memunggungi Maura....

Karena ada sengketa tanah di apartemen lamanya, Ryan mengajak Maura untuk pindah ke apartemen yang baru, Ilustre Casa. Lokasinya pun tidak jauh dari sekolah Maura dan usaha kafe buku Ryan. Ryan menjadi tulang punggung Maura selepas ayahnya meninggal, ibunya lebih memilih bekerja di London dan Maura tinggal bersama Ryan. Walau tinggal bersama, kesibukan Ryan sebagai manager girlband White Juliet membuatnya jarang bertemu dengan adik semata wayangnya itu, alhasil Maura sering sendirian di rumah.

Ilustre Casa adalah bangunan yang sebenarnya berlantai sepuluh, tapi seperti kebanyakan bangunan yang lain tidak ada lantai empat sehingga lantai tertinggi adalah lantai sebelas. Maura tinggal di lantai enam Unit 603. Tiap lantai hanya berisi tiga unit, di depan unit Maura, unit 602 tinggal seorang perempuan yang bekerja di perusahaan asing, orangnya sangat ramah. Sedangkan di unit 601 tinggal seorang pemuda yang seumuran dengan Maura, pemuda yang misterius, dia masih saudara dari pemilik Ilustre Casa, untuk sementara dia tinggal di Ilustre Casa untuk menenangkan diri, dia shock karena melihat sahabatnya meninggal bunuh diri.

Awalnya Maura tidak tahu siapa yang menempati apartemen yang sekarang dia tinggali, dia hanya mendengar selentingan 'semoga saja buang sial'. Maura juga merasakan ada yang aneh, sering melihat bayangan orang di lorong unitnya, keran di kamar mandi menyala sendiri, ada rambut panjang rontok di apartemennya, Maura merasa ada yang mengikuti dirinya dan kakaknya. Dia pun mencari tahu siapa penghuni sebelumnya. Setelah bersusah payah mencari tahu, penghuni sebelumnya juga seorang kakak adik seperti Maura dan Ryan. sang adik meninggal karena kecelakaan dan sang kakak tidak diketahui nasipnya sampai sekarang.

Sebenarnya dari segi cerita, buku ini lebih berpotensi sangat horor daripada Aku Tahu Kamu Hantu, covernya pun juga sudah sangat mendukung. Sayangnya, saya kurang puas dengan buku kedua Eve Shi ini. Kalau di Aku Tahu Kamu Hantu, plotnya jelas sekali, pemeran utamanya punya misi, yaitu menemukan siapa pembunuh temannya. Di buku ini? Penulis terlalu banyak membahas hal yang tidak penting, yang tidak mendukung konflik utama buku ini, penghuni apartemen sebelumnya. Contoh hal yang tidak penting menurut saya adalah cerita tentang mantan pacar Maura, Andry dan soal kesehatan sahabatnya Dylis, kemudian sewaktu Ryan bercerita tentang teman kerjanya yang mempunyai hubungan terlarang dengan bosnya, bisa dibilang buang-buang waktu saja. Alangkah lebih serunya kalau fokus cerita ke apartemen, kehidupan sekolah buat selingan saja.

Untungnya saya suka sosok Julian, penghuni unit 601 yang mempunyai kelebihan seperti Maura, hanya saja dia lebih berpengalaman. Saya suka banget dengan karakternya, agak songong tapi kece. Saya berharap banget akan sosok Julian, inginnya sih dia bersama Maura memecahkan masalah yang ada di apartemen mereka. Kalau di buku pertama penulis lebih menjelaskan akan bakat yang diturunkan (di buku ini pun juga disingung sedikit), kali ini penulis mengenalkan kita akan tatar, keadaan di mana kita tiba-tiba terlempar ke dunia lain, biasanya menyerang kalau keadaan kita sedang lengah dan sering melamun. Pengenalan tatar benar-benar ampuh, cukup kerasa horornya yaitu tiba-tiba saja Maura berpindah ke dunia lain dan bertemu dengan satpam yang bernama Bram, ternyata si satpam itu.........hiiiiiiiiii. Kalau sampai tersesat di tatar, wassalam.

Adegan horornya sebenarnya banyak tapi tidak semenegangkan di Aku Tahu Kamu Hantu yang benar-benar bikin merinding (bagian ketok-ketok jendela masih membekas banget), mungkin karena tidak fokus kali ya jadi atmosfer merindingnya nggak kerasa, terkesan buru-buru. Yang bikin was-was ya bagian si Bram dan sewaktu di lift yang sering macet. Bagian yang paling favorit adalah ketika Nila, penghuni unit 602 bicara pada Pandu, suaminya, Nila bercerita kalau dia kaget sewaktu Maura bisa melihat Pandu, ahhhhhh romantis banget, jadi pengin nyari kisah cinta dua dunia, ahahahahaha. Bisa dibilang di buku ini ada adegan romantisnya lah, hehehehe.

Seperti yang saya katakan sebelumnya, cerita di buku ini sebenarnya punya modal yang bangus banget tapi jatuhnya kentang, kena tanggung. Banyak baget cerita yang bisa digali di apartemen daripada membahas hal yang tidak penting di sekolahan, porsi Julian diperbanyak dan fokus ke penghuni lama unit 603, selesaikan masalah mereka. Penyelesaiannya terkesan buru-buru dan saya sama sekali tidak suka dengan endingnya. NGGAK SUKA BANGET. Semoga ada lanjutannya, sebagai obat sakit hati.

Yah, walau nggak semenakutkan buku sebelumnya, setidaknya saya suka banget dengan tokoh Julian, semoga buku selanjutnya lebih baik lagi. Recommended bagi yang sedang nyari kisah serem.

3 sayap untuk si tatar yang menjerumuskan.

4 komentar:

  1. LOL. Aku juga deg-degan banget di bagian lift bersama Bram itu.

    Hiks. Kok gak ada tokoh yang benar-benar aku suka ya di buku ini? Maura... not my type. Julian.... ah jutek. Ngomong kasar ke eyke bukan lagi eyke timpuk pake tas, tapi eyke garuk sampe bedarah biar taw rasa.

    Endingnya... ahahahahahahaha. Capek deh. Tapi kenapa aku ngerasa lebih suka cerita Lost ketimbang ATKH ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wakakakaka, kalau aku tak tabok pake sandal swallow deh
      Aku suka Julian, type badboy favoritku sih, hihihi.

      Sama, premis buku ini sebenernya bagus banget dan horor banget sayang penulis nggak fokus ke cerita utama sehingga kurang berkesan.

      Hapus
  2. Errr... semoga ini bukan spoiler ya saudara saudara..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Hihihi, maaf, habis aku suka banget bagian Nila ngobrol sama suaminya, pun waktu Pandu ngobrol sama Julian, aku lebih suka kalau bagian cerita mereka diperbanyak

      Hapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*