Pages

Jumat, 07 Maret 2014

GlamTeen: Face of The Glam

Magnificent (Glam Girls: GlamTeen #1)
Penulis: aL Dhimas
Editor: Christian Simamora
Desain cover & ilustrasi majalah: Dwi Anissa Anindhika
Penerbit: GagasMedia
ISBN: 979-780-355-4
Cetakan pertama, 2009
330 halaman
Pinjem @noninge

Berani taruhan, yang bilang kontes kecantikan hanya diikuti cewek-cewek bodoh pasti yang sirik berat karena nggak lulus masa penyaringan-atau yang sejak awal sadar diri tempat mereka bukan di sana. Dengan bangga kami mengaku, jadi finalis kontes kecantikan sama mendebarkannya dengan kencan pertama. It's. So. Friggin'. Awesome!

Masa-masa karantinanya lebih dramatis ketimbang menonton America's Next Top Model dua belas season berturut-turut. Ada aja kemungkinan ketemu cewek-cewek yang terobsesi tampil supermatching. Ada juga tipe artis wannabe, yang senang mengumbar nama orang terkenal di sela-sela percakapan. Atau, eh, inget nggak sama si cengeng yang selalu melunturkan riasannya setiap kali dimarahin chaperone? Gawd, they're so lame.

Bagian paling seru tentu aja ketika menang. Kamu maju dengan tiara di kepala, lalu sekelebat menatap kontestan-kontestan lain di belakang. Diam-diam kamu pun membatin, "Ha, I win-in your face y'all!"


WELCOME TO VOLTAIRE INTERNATIONAL
SCHOOL,
A PLACE FOR RIDICULOUSLY RICH AND
GORGEOUS PEOPLE

FABULOUS ATTIRE IS A MUST.

Syarat utama di Voltaire supaya dianggap dalam pergaulan adalah harus KAYA BANGET atau PINTER BANGET, contoh yang kaya banget adalah seperti Rashi, yang selalu memakai barang bermerek, sedangkan tipe pinter banget didominasi oleh anak-anak beasiswa yang direkrut dari SMP jempolan, salah satu cara VIS mempertahankan reputasinya, di satu sisi hedon banget dan di sisi lain melahirkan lulusan yang diakui secara internasional. Nah, bagaimana dengan kisah orang yang berada di tengahnya? Kita bisa mendapatkannya di sini.

Gayatri punya genk cewek yang bisa dibilang nggak terkenal, mereka berasal dari keluarga yang pas-pasan, nggak ada apa-apanya daripada keluarga Rashi yang kayanya nggak ketulungan. Gayatri punya clique yang terdiri dari Mischa, Nae dan Andara. Gayatri cuek, dia tidak peduli dengan penampilan dan senang berurusan dengan bidang jurnalistik, sedangkan Mischa lah yang fanatik dengan mode, bisa dibilang dia sirik dengan Rashi, Andara pintar dalam pelajaran sedangkan Nae adalah cewek basket. Gayatri memberi saran pada Mischa kalau ingin jadi tenar dan masuk majalah nggak harus jadi kaya raya, salah satunya adalah mengikuti ajang beauty pageant, Face of the Glam dari majalah GlamTeen, sebuah ajang bergengsi bagi para remaja yang ingin memulai karier di dunia entartainment. Mischa nggak ingin ikut ajang seperti itu tapi Gayatri bersikeras mendukung Mischa melihat potensi yang dia miliki. Akhirnya Mischa pun menyetujui asalkan Gayatri juga ikut, karena dia yang paling semangat agar Mischa ikut lomba kecantikan tersebut.

Tidak disangka, yang awalnya hanya iseng ternyata menjadi kenyataan, Gayatri dan Mischa masuk ke dalam sepuluh finalis Face of The Glam, di mana pasti pemilihannya sangat ketat secara GlamTeens adalah majalah yang udah punya nama, majalah di Indonesia yang berkonsentrasi pada gaya hidup remaja urban dan konsisten menjadikan fashion trend sebagai komoditas utama. Gayatri merasa hanya karena faktor luck lah dia bisa terpilih, dia benar-benar tidak punya bakat dalam bidang mode atau showbiz, menjadi model saja tidak pernah terpikirkan, tetapi dia tetap senang mencoba pengalaman baru ini, dan yang terpenting dia bersama sahabatnya.
Hukum pertama dunia cewek: we don't do violence. We tend to survive and humiliate each other.
Karantina dilakukan selama seminggu, bertepatan dengan musim libur sekolah, setelah mendapatkan ijin dari orang tuanya yang terbilang otoriter, berkat bujukan dari kakak Gayatri juga, Nessa, dia boleh mengikuti ajang ini. Selain mendapatkan pelajaran cara berjalan di catwalk dan make up, di karantina tersebut akan diajari juga tentang bagaimana attitude seorang profesional, mendapatkan pelatihan dari orang-orang berpengalaman. Bukan hanya para juri dan pelatihnya aja yang udah jago, para finalisnya juga bisa dibilang sangat berbakat, Gayatri merasa hanya dia dan Mischa lah yang paling amatiran mengikuti ajang seperti ini, nggak yakin bisa menang.
Florence dan Quinn benar. Penampilan itu cuma bentuk luar saja dan ya harus terlihat menarik. Tapi kalau penampilan itu sama sekali nggak menunjukkan diri kita, buat apa kita berpenampilan seperti itu? Aku menarik napas sebelum melanjutkan, "Saya yakin kita semua tahu siapa diri kita, so nggak ada alasan buat berpenampilan seperti orang lain. Nggak usah lah kita ikutin semua tren yang ada. Nggak selamanya mode bisa membantu. Kita yang menentukan apa yang akan kita pakai. Itu yang terpenting." 
Contohnya adalah Geri, teman sekamar Gayatri. Cewek Latino Princess ini udah wara wiri di dunia hiburan dan expert mengikuti ajang pencarian bakat, kemudian ada Mey Lin, yang pendiam dan halus, yang jago banget main alat musik violin, dan tentu saja selalu ada si pemeran antagonis, Quinn, yang satu kamar dengan Mischa. Dia adalah adik dari Andrea Huwae, artis yang sedang in saat ini, membuat dia sombong dan nggak bersahabat dengan finalis lain, terlebih perlakuannya dengan Mischa selama karantina, menjadikan sahabatnya seperti kacung dan membuat hubungan mereka retak, Apakah dengan mengikuti Face of The Glam ini malah membuat persahabatan Gayatri dengan Mischa bubar? Padahal dialah yang awalnya ingin sahabatnya menjadi juara, tetapi malah berujung menjadi persaingan
Persahabatan itu seperti kaos Mango. Ada di mana-mana. Ada yang asli dan banyak juga yang palsu. Persahabatan yang asli selalu memberi jeda, tidak overprotected, dan tidak perlu dipaksa ada karena selalu ada walau tak ada. Sementara, persahabatan yang palsu selalu mengedepankan kepentingan, mengikat tapi sesaat. So, choose the right one. 'Cos boyfriends come and go, but best friend always stay forever.
Buku ini adalah seri GlamTeen yang pertama, masih satu univers dengan seri GlamGirls, hanya saja sudah tidak berhubungan lagi dengan Rashi and the clique walau mereka masih bisa ditemui di serial ini, universnya adalah Voltaire International School. Bedanya lagi, ceritanya berdiri sendiri, kalau GlamGirls sendiri diceritakan dari sudut pandang para anggota clique sedangkan mulai buku ini tidak ada keterkaitan dengan tokoh yang lain, murni cerita dan masalah yang berbeda, hanya benang merah saja yang menyatukan. Untuk perdanyanya membahas tentang dunia beauty pageant, ajang pencarian bakat atau kecantikan, seperti Gadis Sampul, Cover Girl.

Serunya membaca buku ini adalah kita bisa tahu dunia dibalik pencarian bakat tersebut, persaingan pasti ada tapi di sana juga kita bisa melihat kalau selain persaingan, kita bisa menemui orang-orang baru dengan bakatnya masing-masing, mendapatkan teman baru, info dan tips yang sebelumnya belum pernah kita ketahui seputar dunia kecantikan dan mode, seperti contohnya adalah cara make up, memilih baju, berlenggak-lenggok dan terpenting bisa lebih mengenali bakat diri sendiri. Konfliknya biasa, menonjolkan sesuatu yang pasti ada, yaitu persaingan antara para finalis, walau terbilang ringan dan mainstream tetap bisa dinikmati, terlebih ada persahabatan yang diuji di dalam konflik tersebut.

Di buku ini juga disisipkan seperti majalah atau tips seputar dunia fashion dan lainnya, seperti Start to Lead, Be A Beauty Queen, Fashion Must Have. Manarik banget dan cocok banget buat para remaja cewek, kayak baca majalah aja :D. Bisa dibilang sama sekali nggak ada bumbu kisah cintanya. Murni tentang dunia pencarian bakat Gadis Sampul.

Tetep saya rekomendasikan bagi para pembaca GlamGirls, nggak rugi kok baca buku yang penuh dengan tips ini, banyak informasi bermanfaat yang bisa kita petik di dalamnya. So, be glam :D

3 sayap untuk face of the glam.


2 komentar:

  1. wah kayanya seru ya lis, banyak drama nya :) selalu penasaran sama kisah2 di balik ajang putri2an gitu...

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*