Pages

Selasa, 07 Januari 2014

Revenge of the Girl with the Great Personality

Revenge of the Girl with the Great Personality
Penulis: Elizabeth Eulberg
Penerjemah: Mery Riansyah
Ilustrasi sampul & isi: Shutterstock, Rifqa Army, & 4drian
Penerbit: Bentang Belia
ISBN: 978-602-7975-15-6
Cetakan I, Juli 2013
314 halaman
Kado ultah dari Anissa M Zahro

Saatnya melakukan perubahan!

Hidupku dikelilingi putri-putri cantik. Adikku, Mac, ratu kecantikan cilik. Ini gara-gara Mom yang ketagihan mendaftarkannya ke semua kontes. Alyssa, pacar dari gebetanku juga bintang fashion show. Cantik dan populer tentu saja!

Mereka, selalu sempurna di mata banyak orang. Apa kabar orang-orang sepertiku? Di dunia itu, aku merasa ada yang salah. Semuanya tampak dipaksakan, dan … palsu. Seharusnya, orang merasa sempurna bukan hanya karena penampilan yang kece, melainkan juga punya kepribadian yang mengagumkan.

Aku harus melakukan ini, gerakan orang-orang berkepribadian mengagumkan! Lihat apa yang akan kulakukan. Mau ikut denganku?


Apa sih makna dari mempunyai Kepribadian Mengagumkan? Kata Logan, cowok inceran Lexy Anderson di sekolahnya, mengatakan kalau Lexi mempunyai kepribadian yang mengagumkan yang mempunyai makna sama dengan asyik diajak berteman, orang yang bisa terus diajak ngobrol tapi bukan tipe cewek yang ingin diajak kencan, bukan salah satu dari cewek populer di sekolahnya, seorang cewek yang sedang-sedang saja. Bagi Lexi itu sama aja dengan penghinaan dan membuat dia tertusuk. Terlebih yang mengatakannya adalah Logan.

Menggunakan kata kepribadian mengagumkan untuk mendeskripsikan seorang cewek adalah cara sopan untuk mengatakan cewek itu gendut dan jelek.

Lexi pernah menjadi cantik, seorang Princess selama sembilan tahun pertama dalam hidupnya, sebelum kemunculan adiknya dan perceraian kedua orangtuanya. Sekarang dia berusia enam belas tahun, dan adiknya sudah berumur tujuh tahun, menjadi primadona ibunya. sedangkan dia merasa tak dianggap dan jelek. Mackenzie adalah ratu kecantikan, ibu mereka selalu mendaftarkan Mackenzie dari satu kontes kecantikan ke kontes kecantikan yang lain demi mendapatkan mahkota imitasi, tidak mempedulikan kalau mengikuti ajang itu membutuhkan biaya yang tidak murah, hanya sebuah obsesi. Dan Lexi lah yang selalu terkena dampak buruknya, dia seperti kacung, berdiri di belakang panggung dan pura-pura menjadi pendukungnya. Untungnya tidak sebegitu membosankan datang ke acara seperti itu karena akan selalu ada Logan, yang juga mengantar pacarnya mengikuti kontes kecantikan.

Lexi mempunyai dua sahabat yang mengagumkan, yang menerima dia apa adanya dan tempat berbagi susah ataupun senang. Benny si raksasa yang mempunyai keluarga sempurna dan Cam si ceking yang pandai dan tidak mempunyai masalah berkencan dengan cowok. Mereka memang tidak populer tapi mereka ada untuk satu sama lain. Mereka saling mendukung, terlebih ketika Benny selalu dilecehkan dengan badan besarnya dan seleranya yang oldies. Lexi tidak terima katika Benny diganggu oleh seorang anak dan mendorong Benny untuk berani berkenalan dengan Chris, salah satu teman di sekolah. Sayangnya Benny pemalu dan Lexi pun membuat taruhan. Benny akan mau mengajak Chris berkenalan dan berbicara asal Lexi mau berdandan dan memakai pakaian yang pantas. Begitu seterusnya, sampai mereka tidak menyangka akan perubahan yang dilakukan Lexi ternyata menjadi sorotan teman-teman sekolah mereka.

Lexi menjadi terkenal, dengan memakai make up -dua jam bangun lebih pagi untuk berdandan- memunculkan kecantikan Lexi yang selama ini tersimpan. Tentu yang paling senang adalah Benny, sejak dulu dia tahu kalau Lexi cantik hanya saja dia terlalu cuek dan terlalu memikirkan pendapat orang lain. Benar saja, setelah Lexi bertrasformasi menjadi cantik dengan sulapan make up banyak cowok di sekolah yang meliriknya, contohnya saja Taylor yang terang-terangan mendekatinya, bahkan Logan tanpa pikir panjang mengajaknya berkencan setelah putus dengan Alyssa, ratu kecantikan di sekolahnya. Apakah kedua cowok itu tulus? Kenapa mereka mendekati Lexi setelah dia menjadi cantik? Apakah hanya dengan mempunyai kepribadian yang mengagumkan tidak cukup menarik di mata orang lain?

"Aku tahu. Kamu cantik, Lexi, serius, deh. Aku benci kamu ngebiarin pendapat orang lain memengaruhi pendapatmu tentang diri sendiri. Terutama karena orang-orang itu delusional."

Be your self. Itulah tema yang kali ini Elizabeth Eulberg angkat, memang sedikit pasaran untuk sebuah kisah YA atau teenlit tapi tetap saja setiap remaja memerlukannya sebagai gambaran kalau menjadi diri sendiri itu tidak buruk, terlebih lagi masa remaja adalah masa yang paling rawan karena masa pencarian jati diri. Namun tidak hanya kisah si cewek biasa saja yang disulap dengan make up kemudian menjadi cewek populer, Elizabeth menambahkan konflik keluarga di dalamnya, konflik utama buku ini, seorang ibu yang ketagihan mengikutkan anaknya untuk mengikuti sebuah kontes kecantikan, sebuah ajang yang penuh kepura-puraan.

Mau nggak mau saya setuju dengan pendapat Lexi tentang obsesi ibunya mengikuti setiap ajang kontes kecantikan, menjadikan adiknya manja, merusak kulitnya yang halus dengan produk berbahan kimia dan memakai pakaian orang dewasa, Apa manfaatnya? Menjadi terkenal dan diakui? Mendapat piala? Toh biaya yang dikeluarkan tidak sebanding dengan apa yang dihasilkan kalau memenangi kontes tersebut, paialanya pun nggak akan laku kalau diloakin. Dan saya mrebes mili (iya saya akui kalau sekarang saya ini cengeng banget) ketika ibunya tanpa ijin mengambil uang tabungan Lexi untuk membayar pajak dan tagihan listrik karena uangnya habis demi mendaftarkan adiknya ikut kontes kecantikan. Saya bisa merasakan apa yang dialami Lexi, dia menabung untuk bisa keluar dari kehidupannya, ingin tinggal di New York bersama sahabatnya, Benny, memulai kehidupan yang baru. Tapi ketika dia melihat saldo tabungannya yang ludes demi sesuatu yang sia-sia, itu sakit banget. Saya tahu karena saya terbiasa menabung untuk mendapatkan apa yang saya impikan juga. 

Aku ingat sewaktu berusia tujuh tahun. Aku menyukai usia itu. Menjadi tujuh tahun sungguh asyik. Kamu tidak punya tanggung jawab apa pun atau PR sebanyak itu. Dan, bekerja dianggap ilegal, jadi kita hanya bermain terus-menerus. Sangat menyenangkan berusia tujuh tahun. Atau, seharusnya memang menyenangkan.

Saya sangat sangat benci ibu Lexi, dia egois banget, saya nggak tahu apa yang dia pikirkan atau apa yang menyebabkan dia terobsesi menjadikan anaknya pajangan berjalan, mungkinkah efek perceraian? Lexi pun menghalaminya juga, bahkan dampaknya sangat buruk bagi perkembangan masa remajanya, dia menjadi tidak percaya diri dan menutupi kelebihannya, dia merasa dirinya selalu kurang dan tidak diinginkan. Bahkan Mackenzie pun sebenernya tidak menyukai ikut kontes, dia tidak mempunyai teman di sekolah dan diumur sekecil itu dia sudah dibully, bisa dibilang dia kehilangan masa kecilnya yang seharusnya dipakai untuk bermain sepuasnya, dia setuju karena ibunya bahagia dan tidak ingin membuatnya marah. 

Saya sangat suka dengan sahabat Lexi; Benny dan Cam, mereka benar-benar sahabat sempurna, mungkin Lexi udah terpuruk kalau saja tidak ada dua orang tersebut, mereka pas sekali dengan kepribadian yang unik dan malah menjadikan mereka spesial satu sama lain. Benny baik hati, dia tidak pernah marah kalau ada orang mengejeknya, dia akan membiarkannya saja, berbeda dengan Lexi yang paling tidak terima kalau Benny diejek. Sedangkan Cam adalah orang yang paling rasional diantara mereka, yang paling pandai dan cuek. Kalau Benny mempunyai masalah dengan berat badannya, lain lagi dengan Cam, dia merasa terpaksa harus lulus lebih dahulu daripada teman-temannya. Sedangkan masalah Lexi sudah jelas bukan? Dia merasa jelek dan tidak tak dianggap.

"Tapi, ini, kan, gunanya teman. Kita saling menginggatkan betapa hebatnya kita."

Di buku Elizabeth Eulberg sebelumnya; The Lonely Hearts Club, Prom and Prejudice, dan Take A Bow, penulis selalu membubuhkan musik di dalamnya, kali ini sedikit berbeda, walau kecintaannya terhadap musik dia salurkan melalui Benny, tidak sebanyak bukunya terdahulu. Kalau dari kavernya udah jelas banget buku ini bercerita tentang apa, ada make up maka ada cantik. Nggak banyak juga tips kecantikan didalamnya, hanya fakta kalau berdandan itu ribet dan membutuhkan waktu yang lama :p. Kekurangannya adalah penulis tidak terlalu menonjolkan kisah cinta di buku ini dan agak menyia-nyiakan bakat Lexi. Kalau dari pengamatan saya Lexi jago banget kalo jadi fashion desaign, insting fashionnya keren dan dia jago gambar pula, seharusnya lebih dipertajam lagi, nggak hanya sebatas Lexi itu cantik kalau didandani.

Saya sangat suka kaver terjemahannya, bahkan lebih cekep dari kaver asli! Acungin jempol deh :D. Untuk terjemahahannya nggak ada masalah, penerjemah sepertinya memilih bahasa sehari-hari agar buku ini nggak kaku dan terasa teenlit banget, menginggat ceritanya seputar remaja. Untuk typo, saya kayaknya nggak menemuinya deh, lebih fokus keceritanya soalnya :D.

Buku ini berpesan kepada pembaca kalau menjadi diri kita sendiri itu nggak buruk, menerima diri kita apa adanya itu merupakan sebuah penghargaan untuk diri kita sendiri. Jangan merasa jelek, karena nggak ada yang jelek, kita mempunyai kelebihan masing-masing yang nggak setiap orang punya, kita harus bangga dengan diri kita sendiri. Buku ini saya rekomendasikan buat para remaja yang sedang tumbuh, yang sedang mencari jati diri. Yang sedang mencari kisah persahabatan yang manis, sahabat yang menerima kita apa adanya. Dan yang tidak malu mempunyai kepribadian yang mengagumkan.

Tampaknya kita semua memang butuh surga aman kita untuk menjadi diri sendiri.

3.5 sayap untuk be your self, be strong :D



2 komentar:

  1. kok Bagus ya kayanyaa. Jadi pengen baca :|

    BalasHapus
    Balasan
    1. bagussssss, recommended :) aku suka buku-bukunya Elizabeth Eulberg, wajib baca :)

      Hapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*