Pages

Senin, 04 November 2013

[Author] Interview With Amanda Inez


Yeay, akhirnya bisa memposting ask author kedua salah satu penulis #GagasDebut. Saya exited sekali karena sebelumnya belum pernah membaca karya penulis, yang memang Beauty Sleep adalah karya perdananya. Seperti biasa, saya menanyakan dulu metode apa yang lebih disukai penulis, dan dia menjawab lebih flexibel lewat chat/email/skype. Karena penulis sekarang ini tinggal di Toronto, Canada dan perbedaan waktu yang cukup besar antara 12-13 jam serta penulis lebih nyaman kalau wawancara dilakukan pada hari Jumat-Minggu waktu Toronto, jujur saja, waktu tahu saya malah pusing mau nyocokinnya =)), selain itu harus dilakukan segera karena saya mendapat jadwal awal Virtual Book Tour. Ambil gampangnya aja deh, ngasih semua pertanyaan lewat email baru penulis menjawabnya, kalau ada jawaban yang mendukung pertanyaan baru, tanya lagi :p. 

Tidak membutuhkan waktu lama mendapatkan jawaban dari penulis, saya kirim 29 Oktober malam hari dan jawabannya (sesuai email) 30 Oktober pukul 2:40 AM, itung sendiri dengan selisih waktu Indonesia - Toronto :p. Langsung aja ya, karena jawaban penulis seru banget!


 Dear Sulis, ini jawaban pertanyaan-pertanyaan kamu, ya :)

1. Kayaknya banyak yang belum tahu siapa kak Amanda, bisa perkenalkan diri: biodata serta kesibukannya sekarang?
Namaku Amanda Inez, biasa dipanggil Amanda di sekolah, Inez di luar sekolah. Aku lahir tahun 1993. Sehabis lulus SMA, aku pindah ke Toronto, Canada untuk masuk Sheridan College. Di sini aku belajar Accounting, semester 4. Selain menulis, aku senang main piano dan bulutangkis juga. Sekarang kesibukanku sehari-hari itu kerja kantor (bagian dari program Accounting), belajar dan mengajar piano, juga menjadi volunteer.

2. Wah, kalau boleh tahu menjadi volunteer dimana kak? Lalu kegiatan yang dilakukan apa saja?
Aku saat ini volunteer di gereja dan WWF Canada (World Wildlife Fund). Kalau di gereja aku main piano mengiringi choir, kalau di WWF aku ikut membantu acara CN Tower Climb yang diadakan setiap tahun.

3. Sejak kapan mulai aktif menulis?
Umm. Aku sudah mulai menulis sejak kecil. Pertama-tama aku masih menulis diary. Tapi sewaktu kelas 5-6 SD, aku mulai menulis cerpen yang kemudian berkembang menjadi novel. Semuanya bergenre fantasi, karena aku penggemar fantasi. Lalu, aku mulai menulis di blog sampai sekarang untuk mengisi waktu. Oh, aku juga masih menulis journal walaupun nggak sesering dulu.

4. Apakah sebelumnya pernah menulis cerita, seperti cerpen di media massa atau kompilasi?
Aku termasuk penulis yang masih malu-malu, jadi selama ini aku menulis cuma untuk pribadi dan beberapa teman dekat. Beauty Sleep adalah novel pertama yang ada di media massa. Selebihnya, mungkin ada beberapa tulisan yang aku pasang di blog.

5. Cerita dong darimana bisa kenal sama GagasMedia dan memilih penerbit tersebut untuk menerbitkan novel debut kakak?
Adikku senang membaca, kebalikan denganku. Beberapa tahun lalu sewaktu teman-teman mulai mendukung aku untuk menerbitkan novel, adikku yang pertama menyebut GagasMedia, karena rupanya dia sering membaca buku-buku terbitan GagasMedia. Hanya saja, aku masih terikat kuat dengan genre fiksi, sehingga menurutku penerbit GagasMedia mungkin nggak cocok untuk genre itu (kebanyakan buku-buku GagasMedia itu young adult). Tapi saat selesai menulis Beauty Sleep, aku langsung tahu harus mengirim ke mana.

6. Menurut saya, Beauty Sleep (BS) dari segi penceritaannya sangat unik, seperti dongeng snow white, dari mana ide untuk menulis cerita yang indah itu?
Mungkin lebih condong ke Sleeping Beauty… hehe. Sebenarnya sudah banyak orang yang tanya, termasuk teman-teman dekat, tentang ide cerita BS. Aku sendiri nggak punya jawaban yang pasti, karena ide ini datang sendiri (aku selama ini selalu menulis cerita fantasi, dan novel ini satu-satunya novel yang bukan genre-ku) entah dari mana.

Sampai sekarang, aku percaya bahwa novel ini datang dari Tuhan, karena aku sendiri nggak pernah mempunyai ide untuk menulis di luar genre fantasi.

7. Ehehehe iya, yang saya maksud dongeng Sleeping Beauty *getok diri sendiri*. Apakah ada rencana untuk membuat cerita dari dongeng terkenal lainnya? Dan kira-kira dari dongeng Disney mana yang menjadi favorit kakak?
Untuk sementara aku nggak ingin membuat adaptasi dari dongeng terkenal... dan kalau kebetulan mirip, mungkin hanya kebetulan saja... Dongeng Disney favorit? Umm, mungkin aku suka Hercules, karena tokohnya heroik :)

8. Apakah ada kesulitan dalam menulis BS?
Kesulitan terbesarnya itu karena aku sudah lama nggak menulis dalam bahasa Indonesia, jadi kebingungan saat harus memutuskan untuk memakai bahasa formal. Selebihnya, aku nggak merasakan kesulitan apa pun.

9. Kenapa tokoh utamanya hanya dipanggil Si Bodoh dan Tuan Puteri? Baru identitas sebenarnya terungkap di akhir cerita?
Ini pertanyaan yang juga sering datang dari pembaca. Sewaktu menulis prolog BS, aku cuma iseng-iseng menulis. Aku menamakan mereka si Bodoh dan Tuan Putri karena aku nggak tahu harus menamai mereka apa, dan sepanjang penulisan aku juga merasa nyaman dengan julukan itu. Barulah saat menulis epilog, aku merasa bahwa sudah waktunya memberi nama. Jadilah, nama asli kedua karakter itu baru benar-benar kupikirkan di akhir penulisan. Mudah-mudahan pembaca nggak kecewa dengan jawaban ini, ya…

10. Ide Si Bodoh dan Tuan Puteri itu malah terkesan romantis banget loh, dan endingnya pun jadi kejutan yang manis. Nah, inspirasi nama kedua tokoh utama itu dari mana?
Inspirasi nama aku dapat begitu saja, habisnya kadang aku nggak terlalu ingin memberikan nama yang terlalu bule untuk tokoh orang Indonesia, makanya aku kasih nama Elisa. Untuk Ralph, aku iseng-iseng browsing nama barat dan aku pikir namanya cukup catchy :P

11. Apakah BS terispirasi dari kisah nyata? Atau ada bagian yang benar-benar pernah dialami penulis?
Isi novel ini seutuhnya fiksi. Aku nggak pernah mengenal pemadam kebakaran seperti si Bodoh atau gadis seperti Tuan Putri. Aku juga nggak pernah mengenal orang yang ‘pemakai’. Bagian saat si Bodoh berhenti merokok datang dari pengalaman seorang teman di Canada. Selebihnya, adegan-adegan dan bagian-bagian itu adalah imajinasi aku sendiri.

12. Di awal cerita saya bingung dengan sudut pandang pencerita, apakah pov orang pertama atau kedua? Kenapa memilih sudut pandang tersebut?
POV yang aku pakai adalah POV orang kedua. Aku ingin berinteraksi dengan pembaca sehingga dalam menyampaikan pesan cerita, akan lebih mengena di hati pembaca. Juga, aku selalu mendengar tips (termasuk di Canada) untuk nggak menggunakan POV kedua. Karena itu, aku malah penasaran dan ternyata terbukti bahwa nggak ada yang salah menulis dengan POV kedua, asal kita tahu bagaimana cara menyampaikan cerita itu sendiri.

13. Siapakah tokoh favorit kakak dan tokoh yang paling disebelin? Adakah karakter yang susah dibuat?
Umm. Aku menyukai semua tokoh yang ada di novel ini, karena aku yang pertama menciptakan mereka. Walaupun nggak semua tokoh bersifat baik, mereka berperan besar dalam membuat cerita ini lebih hidup. Karakter yang sulit dibuat adalah Tuan Putri, karena aku nggak ingin membuat Tuan Putri terlalu baik dan sempurna. Maka, aku menambahkan sifat keras kepala untuknya.

14. Berapa lama penulisan BS?
Kurang dari lima hari. Aku mulai menulis tanggal 28 Agustus 2012 (Selasa malam) dan selesai di Minggu pagi. Ini membuktikan bahwa novel ini semata-mata adalah anugerah dari Tuhan.

15. APAH? CUMA 5 HARI? Padahal biasanya, baik penulis pemula atau bahkan yang udah kawakan pun perlu berbulan-bulan atau bertahun-tahun menyelesaikan satu novel, bener-bener amazing! Apakah selama menulis nggak ada yang namanya writer's block atau bingung untuk melanjutkan cerita? Apakah sebelum menulis memakai kerangka plot? Apakah tidak membutuhkan riset? Berapa lama proses revisi dari editor?
Iya, cuma lima hari... Makanya aku merasa novel ini adalah anugerah. Selama menulis novel ini, aku terus menulis dan nggak sekalipun stuck di tengah jalan. Ide-ide yang ada mengalir begitu saja tanpa berhenti, sampai akhirnya aku menarik napas lega sekaligus heran saat menulis kata The End. Naskah itu selanjutnya hanya aku baca ulang untuk diperiksa typo, lalu aku kirim ke Indonesia.

Sempat merasa juga bahwa mungkin nggak akan diterima, tapi ternyata 3 bulan kemudian aku mendapat email yang menyatakan sebaliknya. Selanjutnya proses revisi memakan waktu beberapa bulan, terutama karena aku sudah lama nggak mengikuti perkembangan EYD di Indonesia. Jadi kurang lebih yang direvisi adalah EYD dan kerangka kalimat.

16. Kalau nggak salah judul semula BS adalah Before She's Awake, kenapa diganti dan apa sebenarnya makna dari judul novel ini?
Awalnya aku menamai novel ini Before She’s Awake, karena kisah ini terjadi selama Tuan Putri tertidur. Karena Tuan Putri tertidur-lah, kisah ini lahir. Tetapi karena GagasMedia lebih professional dalam memilihkan judul, aku percayakan novel ini dengan pilihan mereka.

17. Adakah bagian/scene BS yg menjadi fav kakak?
Wah, ada banyak scene yang aku suka sekali di novel BS. Kalau boleh, aku tulis 3 scene favoritku:
  • Perkenalan Tuan Putri dengan si Bodoh melalui Daniel. Menurutku, perkenalan di rumah sakit itu sesuatu yang nggak biasa. Terlebih ketika karena scene itu termasuk out of the blue, yang tiba-tiba terpikir.
  • Saat si Bodoh pertama menemukan Tuan Putri terduduk menangis di dalam kamar mandi. Mungkin itu adalah scene paling emosional di novel ini, karena itu mengubah pandangan si Bodoh tentang Tuan Putri yang selama ini berbeda.
  • Epilog. Tentu saja, karena ini adalah akhir cerita yang menentukan kelanjutan hubungan si Bodoh dan Tuan Putri.
18. Adakah bagian yang pengen kakak ubah atau ditambahi dalam BS?
Umm, menurutku, don’t fix something that is not broken. Novel yang sudah jadi dan direvisi lebih baik nggak ditambahi/dikurangi/diubah. Dari kritik dan komentar pembaca, lama-lama akan ada perkembangan di novel-novel selanjutnya saja…

19. Kakak kan tinggal di Canada, bagaimana cara kakak memantau perkembangan BS dari segi penjualan ataupun promosi?
Proses penulisan Beauty Sleep itu berlangsung di Canada. Sejak aku titipkan ke tante yang kebetulan lagi berkunjung, aku nggak pernah lagi memantau perkembangan BS bahkan setelah diterbitkan. Papa dan Mama yang sering memberi kabar berapa buku yang tersisa di Gramedia. Beberapa teman juga suka mengirimkan foto BS di rak-rak toko buku.

Jujur, aku nggak begitu nyaman mempromosikan diri sendiri, maka selama ini aku cukup puas dengan melihat tweet-tweet GagasMedia tentang BS. Aku juga cukup merasa nyaman dengan adanya promo GagasDebut ini. Untuk yang lainnya, agak susah dilakukan dari sini karena jaraknya terlalu jauh >.<

20. Berikan lima kata untuk menggambarkan BS secara singkat?
Apa, ya? Kisah tentang faith, love, hope. Hehe.

21. Bagi kakak sendiri apa sih makna BS bagi kakak dan apa yg sebenernya ingin ditunjukkan ke pembaca?
Makna BS bagi aku sendiri adalah bahwa nggak ada hal yang mustahil bagi setiap orang di dunia ini, asalkan kita melibatkan kekuatan spiritual kita di segala hal (maksud: agama, apa pun kepercayaan kita). Aku menulis novel ini bukan untuk mempromosikan kepercayaan apa yang aku anut, tapi karena ingin berbagi cerita tentang kepercayaan akan suatu iman yang baik dan benar.

BS adalah satu-satunya novel yang aku tulis dalam waktu singkat, aku kirim dari tempat terjauh, dan ternyata masih bisa diterima di penerbit. Menurutku, itu adalah miracle, karena aku sempat putus asa, bahkan sempat ingin berhenti menulis. Dengan terbitnya BS, satu mimpi sudah bisa kugapai. Aku percaya kalau kita memang berusaha keras dan berdoa, semua bisa kita raih.

22. Apa buku pertama yang kakak baca?
Waduh, aku nggak ingat. Aku sebenarnya nggak suka membaca. Tapi aku ingat dulu sering membaca komik Doraemon dan Detektif Conan. Untuk novel, aku dulu sering meminjam seri Goosebumps, The Baby-sitters Club, dan Little House di perpustakaan sekolah.

23. Sebutkan lima penulis fav kakak baik dalam negeri ataupun di luar negeri?
Sekali lagi, karena aku sudah lama nggak membaca buku dan aku nggak begitu suka membaca, nama penulis yang bukunya benar-benar kubaca adalah Erin Morgenstern (The Night Circus), Nicholas Sparks (A Walk to Remember, atas permintaan Christian Simamora untuk bahan referensi selama revisi naskah), dan Winna Efendi (AI). Maaf, ya, kalau jawabannya mengecewakan :(

24. Sebutkan lima buku favorit sepanjang masa?
Umm. Buku yang aku baca berulang kali adalah A Walk to Remember dan The Night Circus. Lagi-lagi maaf ya, membaca bukan termasuk hobiku :(

25. Kejutan kedua setelah tahu lama pengerjaan BS yaitu penulis yang nggak suka membaca. Jarang ditemui karena kebanyakan suka membaca juga, bahkan ada yang bilang dengan biasa membaca kita juga akan bisa menulis. Nggak suka membaca aja bisa buat novel kece kayak gini :p. Nah, adakah kiat-kiat kakak untuk mengasah kemampuan menulis?
Iya, aku memang nggak minat membaca, dan kadang aku menyesal juga. Tapi mungkin karena aku nggak membaca, aku jadi nggak bisa dibilang meniru cara bercerita orang, karena aku percaya bahwa cara menulisku cukup khas.

Untuk mengasah kemampuan menulis, biasanya aku terus menulis dan meminta saran dari beberapa teman-temanku. Dari kritik mereka, aku mulai memperbaiki cara menulisku sampai saat ini.

26. Bagaimana tanggapan kakak kalau ada pembaca yang mereview buku kakak secara sadis?
Buku itu karya seni, dan yang namanya karya seni belum tentu bisa dinikmati oleh semua orang. Selama ini belum pernah ada yang mereview buku aku secara sadis, tapi aku pernah melihat rating 2 bintang, dan aku bisa mengerti. Asalkan isi review itu benar-benar objektif dan semata-mata menilai karya itu sendiri, bukan karena ada dendam pribadi dengan sang penulis, menurutku review adalah sebuah hadiah pembaca yang peduli terhadap perkembangan penulisnya.

27. Apa rencana kakak selanjutnya dalam bidang menulis?
Karena aku sudah tinggal jauh di Canada dan ingin menetap di sini, aku ingin mencoba menulis dalam bahasa Inggris. Terus terang aku lebih nyaman menggunakan bahasa Inggris sekarang dibandingkan bahasa Indonesia, mungkin karena sudah mulai terbiasa dengan kehidupan di Canada. Kalau Tuhan mengizinkan, aku ingin menerbitkan novel di Indonesia dan Canada (suatu hari nanti). Aku juga ingin menerbitkan karya fantasi yang selama ini menjadi passion saya.

28. Bagaimana kakak mengatasi writer's block?
Sudah satu tahun lamanya aku mengalami writer’s block. Aku nggak bisa menyalahkan siapa-siapa, karena memang saat ini aku dipenuhi kegiatan lain. Cara mengatasinya adalah dengan nggak menulis selama masih sibuk. Aku dengan santai mengambil cuti menulis saat ini. Walaupun ada beberapa ide yang sempat muncul, aku cuma menulis ide-ide itu sekarang. Mungkin nanti kalau sudah ada liburan lagi, baru aku akan kembali menulis.

29. Apakah akan ada buku kedua? Kasih bocoran dong ceritanya tentang apa?
Buku kedua? Aku tentu ingin menulis lagi. Tapi berhubung kegiatanku sehari-hari sudah luar biasa sibuk (kuliah, kerja, mengajar piano, volunteer), dalam waktu dekat ini mungkin belum ada waktu untuk menulis lagi. Tapi, aku sudah tahu tema yang akan kutulis di novel berikutnya. Bocoran: tentang cinta yang terpisah waktu. Hehe…

30. Kayaknya kakak lebih cinta fantasy daripada romance :D Selain fantasy, nggak ada niat lagi untuk nulis romance atau genre lain?
Mungkin fantasi digabung romance. Tapi untuk genre seperti horror atau thriller aku nggak berani, karena aku takut sendiri. Dulu pernah coba menulis horror tapi nggak pernah selesai dan aku nggak minat melanjutkannya lagi :S

31. Kasih tips dong kak untuk penulis pemula yang ingin menerbitkan bukunya :)
Aku ini termasuk penulis pemula yang beruntung. Tips pertama yang bisa kukasih adalah untuk selalu menulis out of heart. Menulis dari hati. Bukan untuk orang lain, tapi untuk diri sendiri. Juga, jangan takut komentar-komentar yang kurang enak dari orang lain. Anggaplah bahwa orang-orang itu masih peduli pada kita dengan memberikan komentar.

Ditolak bukan akhir segalanya. Aku juga pernah merasakan sakit ketika naskah fantasiku ditolak satu penerbit, tapi karena aku menulis untuk diriku sendiri, aku nggak merasa kecewa. Bagiku, menamatkan satu novel saja sudah menjadi big achievement in life.

32. Apa sih sebenarnya passion terbesar kakak?
Passion aku yang pertama adalah musik, karena aku sudah dari kecil bermain piano. Dari situ aku belajar banyak, termasuk untuk visualisasi, karena kadang saat mendengar lagu, ada cerita yang terputar di otak. Bisa dibilang inspirasi menulisku juga datang dari mendengarkan lagu.

Aku juga suka sekali menulis, karena aku bukan termasuk pembicara yang baik. Aku ini pemalu, hehe... jadi cara terbaik aku dalam berkomunikasi adalah melalui tulisan.


Rapid Fire Questions

1. Snow white atau cinderella?
Cinderella. Aku nggak suka tokoh ibu tiri yang sampai mau membunuh anak tirinya cuma karena merasa kalah cantik :S

2. Cinderella atau Sleeping Beauty?
Wah, susah.... Aku suka dua-duanya, tapi kalau harus menjalani hidup salah satu, aku pilih Cinderella karena nggak ada penyihir jahatnya...

3. Pangeran berkuda putih atau pangeran kodok?
Pangeran berkuda putih :D tapi kalau pangeran kodoknya naik kuda putih juga boleh :D

4. Sad ending atau happy ending?
Happy ending, dong!

5. Baca atau nulis?
Nulis. Aku nggak suka baca :(

6. Horror atau thriller?
Neither. Hehehehehe. Tapi asal ada orang yang mau kujadikan pelampiasan waktu menonton, aku lebih prefer thriller.
Jangan capek ya bacanya, dan semoga saja penulis juga sabar menjawab pertanyaan dari saya XD. Setelah membaca hasil wawancara tersebut, saya semakin terkesan dengan penulis. Nggak suka baca. Novel selesai dalam 5 hari. Untuk sebuah debut, Beauty Sleep adalah novel yang recommended banget. Mungkin karena awal mula suka nulis diary, buku ini terasa dekat atau personal. Dan tentu saja benar apa yang dikatakan penulis, sebuah anugerah dari Tuhan.

Walau tinggal jauh dari Indonesia, penulis tetap bisa menghasilkan karya yang indah. Semoga saja mimpi untuk menerbitkan buku dalam bahasa inggris dan terbit di Indonesia maupun di Canada bisa tercapai. Nggak ada yang nggak mungkin, Erick Setiawan penulis Of Bees and Mist pun walau udah hijrah ke Amerika tetap bisa menghasilkan karya yang luar biasa bahkan sampai mendapatkan penghargaan internasional. Saya juga salah satu pecinta genre fantasy, The Night Circus masih jadi wishlist saya :p. Walau fantasy dalam negeri kurang diminati, bukan berarti tidak ada celah untuk berbeda. Tetap semangat! ^^

Ingin tahu lebih banyak lagi tentang Amanda Inez? Ingin berkomentar tentang interview di atas? Komentar postingan di bawah ini kosong untuk di isi :p. Silahkan tanya-tanya atau bisa menghubungi langsung Amanda di @amandainezz. Selain mempunyai bakat menulis terpendam, Amanda juga piawai memainkan piano, lihat saja cover-cover yang dia posting di youtube, am am am amazing... lagu favorit saya Fairy Dance Piano Cover (Peter Pan Sountrack). Intip juga blognya di amandainez.blogspot.ca.



17 komentar:

  1. wah selamat ya buat mbak sulis. senangnya bisa baca percakapan kalian :D

    terutama jawaban dari mba amanda yg ngebangkitin semangat jiwa penulis pemula seperti saya.

    dan buat mbak sulis. gak ada kamu ga seru. pastilah, kalau ga ada mba sulus yang nanya2 kita ga bakal tahu banyak soal mba amanda. *pelukpeluk mba sulis

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih juga Ule atas komentarnya, semoga percakapan di atas bisa bermanfaat untuk orang lain terlebih untuk penulis pemula supaya tidak patah semangat untuk mencoba :D

      Hapus
  2. Hebat banget mbak Amanda, udah kuliah di Toronto, bisa ngajar piano, dan jadi volunteer pula. Aku jadi inget sama cita-cita aku, pengen juga kuliah keluar negeri, semoga suatu saat aku juga bisa seberuntung kak Amanda. Kaget juga setelah mengetahui kalo novel yang dibuat cuma membutuhkan waktu kurang dari 5 hari. What an amazing guy!

    BalasHapus
    Balasan
    1. aminnn, semoga kamu juga bisa meraih impian, jangan menyerah *semangat!* :)

      Hapus
  3. Kak Amanda Inez, bikin semangat saya bangkit, bikin saya termotivasi. Keren banget, masih muda udah bisa nulis novel yang recommend (pastinya keren) hanya dalam waktu 5 hari. *tepok jidat (baca:tepok tangan) :) hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. makasih ya, seneng interview ini bisa bermanfaan untuk orang lain :D

      Hapus
  4. Ini ya penulis yang gak suka membaca? Sekarang aku jadi penasaran baca novelnya. Plotnya tampak seru

    BalasHapus
  5. mbak Sulis, kalau tanya bisa panjang dan detil yah, sampe penulisnya sendiri bingung. Heheheh

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehehe, sebenernya punya jiwa polisi mbak, kalau tanya nggak ada ujungnya, sering yang jadi korban kuwalahan menghadapi pertanyaan yg #rauwesuwes =))

      Hapus
  6. Membaca bukan hobinya. Tapi bisa nulis novel 224 halaman dalam jangka waktu 5 hari?!?!?!
    Isn't it weird, is it?
    Blurb-nya unik. Review-nya seru.
    Makin gregetan pengen baca !!!

    BalasHapus
  7. Keren banget mbak amanda
    Mbak amanda harusnya menjadi motivasi kita semua untuk berkarya bukan dijadikan minder dengan kelebihan mbak amanda :)

    BalasHapus
  8. hebat banget cuma lima hari buat novel. baru saya temukan penulis yang tak suka baca. imaginasinya Amanda tinggi dong. salut

    BalasHapus
  9. hebat banget cuma lima hari buat novel. baru saya temukan penulis yang tak suka baca. imaginasinya Amanda tinggi dong. salut

    BalasHapus
  10. 5 hari bikin novel? Keren....
    Btw Mbak Amanda cantik ya hehe.

    BalasHapus
  11. ditunggu terbitan novel englishnya, biar nambah banyaaakkk novel english terbitan anak Indonesia :) kak Amanda sungguh beruntung ya ...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yap, semoga nggak berhenti di satu buku aja ya :)

      Hapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*