Pages

Rabu, 21 Agustus 2013

Marriageable (Repackaged)

Marriageable (Repackaged)
Penulis: Riri Sardjono
Editor: Windy Ariestanty
Desain sampul: Dwi Annisa Anindhika
Penerbit: Gagasmedia
ISBN: 979-780-651-0
Cetakan ketujuh, 2013
358 halaman
Pinjem @alvina13

Namaku Flory. Usia mendekati tiga puluh dua. Status? Tentu saja single! Karena itu Mamz memutuskan mencarikan Datuk Maringgi abad modern untukku.

"Kenapa, sih, gue jadi nggak normal cuma gara-gara gue belom kawin?!"

"Karena elo punya kantong rahim, Darling,” jawab Dina kalem. “Kantong rahim sama kayak susu Ultra. Mereka punya expired date."

"Yeah," sahutku sinis. "Sementara sperma kayak wine. Masih berlaku untuk jangka waktu yang lama."

Mamz pikir aku belum menikah karena nasibku yang buruk. Dan kalau beliau tidak segera bertindak, maka nasibku akan semakin memburuk. Tapi Mamz lupa bertanya apa alasanku hingga belum tergerak untuk melangkah ke arah sana.

Alasanku simple. Karena Mamz dan Papz bukan pasangan Huxtable. Mungkin jauh di dalam hatinya, mereka menyesali keputusannya untuk menikah. Atau paling tidak, menyesali pilihannya. Seperti Dina, sahabatku.

"Kenapa sih elo bisa kawin sama laki?!"

Dina tergelak mendengarnya. "Hormon, Darling! Kadang-kadang kerja hormon kayak telegram. Salah ketik waktu ngirim sinyal ke otak. Mestinya horny, dia ngetik cinta!"

See??

"Oh my God!" desah Kika ngeri. "Pernikahan adalah waktu yang terlalu lama untuk cinta!"

Yup!

That’s my reason, Darling!


Ini adalah kesejuta kalinya saya baca buku pertama dari Riri Sardjono, untuk versi cetakan kedua, 2006 reviewnya bisa dibaca di Marriageable cover lama. Saya nggak membaca review tersebut, pengen tau juga review yang sekarang apakah ada kemiripan sama yang dulu :p. Yang membuat saya suka dengan tulisannya Riri (pernah saya singgung juga di review Time Will Tell) adalah tokoh cowok utama dan tema pernikahan yang selalu diusung Riri. Gaya berceritanya yang ceplas-ceplos dan tepat sasaran tak jarang membuat saya senyum-senyum sendiri. Suka banget sama pemikiran para tokoh atau penulisnya, kocak abis.

Kalau ditanya buku mana yang bertema perjodohan yang kece badai, jawabannya adalah BUKU INI! Ceritanya pun juga simple, awalnya nggak suka, denial, sok jaim, cemburu trus jatuh cinta, klise kan? Yah, begitulah prosesnya, dikehidupan nyata pun saya yakin nggak sedikit yang mengalami perasaan kayak gitu, sehingga bisa saya simpulkan kalau Riri berhasil menghidupkan para tokoh yang dibuatnya.

"Karena ini salah," jawabku cepat. "Bukan begini cara kerja jodoh. Seharusnya dua orang bertemu secara wajar, saling jatuh cinta, pacaran, dan sesekali berciuman. Setelah itu... bum! Ternyata sang gadis terbuat dari tulang rusuk sang jejaka," ejekku sebal.

Umur berapa sih yang dirasa sebagai alarm buat para perempuan untuk menikah? Apakah karena sudah memasuki umur yang rawan alarm berbunyi menjadikan alasan untuk menikah? Itu yang dialami Flory, umurnya hampir tiga puluh tahun dan jomblo, membuat Mamz mengambil langkah tegas, menjodohkan Flory dengan anak temannya, pangeran kodok. Flory punya prinsip kalau sebuah pernikahan tanpa cinta itu sia-sia, oleh karena itu dia tidak setuju kalau dijodohkan dengan pangeran kodok, dia tidak ingin seperti kedua orangtua dan sahabatnya, Dina, ditambah pengalaman buruk dengan mantan pacarnya membuat Flory yakin kalau menikah tidak cocok untuknya, dia tidak ingin sakit hati lagi. Tapi, pendekatan-pendekatan yang dilakukan pangeran kodok membuat keputusan Flory berubah, dia ingin mencoba tapi dengan syarat tidak akan melakukan hubungan suami istri sampai sang pangeran kodok membuktikan keseriusannya dan tidak selingkuh.

Takut, itulah yang dirasakan Flory. Mungkin sama dengan semua calon pengantin di dunia ini kali ya, takut apakah benar yang akan dinikahi adalah benar-benar Mr. Right, akan setia sampai mati? takut kalau nanti pernikahan mereka tidak akan langgeng, takut kalau pernikahan mereka nanti tidak akan bahagia. Dan dari pengalaman yang pernah saya dengar, orang sebelum menikah itu rintangannya banyak banget, bisa jadi dilema-dilema yang dialami Flory merupakan salah satu rintangan.

Isinya masih tetap sama cuman beda cover *yaiyalah*, saya nggak tahu apakah ada yang diedit lagi atau nggak tapi seingat saya bagian-bagian yang saya suka masih seperti dulu. Susah kalau ditanya cover mana yang paling bagus, cover cetakan pertama menurut saya juga bagus cuman kalau di cover yang baru ini mungkin lebih pas, pasti desainer sampulnya terispirasi dari dialog tentang susu ultra vs wine :p.

Marriages maybe made in heaven, but a lot of the details have to be worked out here on earth.

Untuk tahu bagian-bagian yang saya suka atau quote-quote di buku ini bisa baca di review Marriageable cover lama :p.

Buku ini saya rekomendasikan nagi yang percaya konsep perjodohan kalau cinta bisa datang karena terbiasa.

4 sayap untuk kantong rahim.

12 komentar:

  1. seingetku, yang sudah baca novel ini pasti suka. yeiy, di timbunan udah ada pinjaman dari Mbak Dewi. Siap-siap baca (o)

    BalasHapus
  2. bacanya sih enjoyable cuma ceritanya benernya ngga ada isinya. Soal ngga berasa ketemu konflik. Satu2nya konflik yah si Flory sendiri yg kebanyak overthinking.

    Jadi inget ada temen yg pernah mau kirim naskah ke Gagas, tapi diminta buat tema yg basi tapi dikemas menarik. Macam perjodohan dan pernikahan emang basi sih, tapi Riri bisa kemas menarik dengan dialog jenaka

    BalasHapus
    Balasan
    1. yap setuju, konfliknya Flory melawan ketakutannya alias dia terlalu banyak berpikir tentang sesuatu yang belum dia rasakan sendiri :)

      Hapus
  3. Jadi mbak Sulis punya cover lama dan baru? O.O

    cerita bagus :3 tapi kesel aah, lebih banyak bahas keceriwisannya Flo dan gank, bukan sama suaminya =)) Padahal nunggu-nunggu interaksi Flo sama suaminya =))

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, dan setuju banget! aku juga pengennya lebih banyak membahas Flo dan suaminya, tapi tetep seru juga kok :)

      Hapus
  4. Kayana Cover ini lebih lucu... cuma aku belom punya buku ini.... liat review mba Sulis jd penasaran..

    BalasHapus
  5. Waktu awal liat gambarnya satu hal yg muncul di benak aku "kok ada kotak susunya" ternyata seyelah baca reviewnya terjawab juga, hahaha

    BalasHapus
  6. dulu pertama kali baca pas jaman kuliah semester awal, jadi pas covernya masih lama. nggak tau deh baca buku ini uda berapa kali, heuheu... Kalau covernya, suka yang sekarang yah, lucu! cuman dari segi isi menurutku lebih cocok yang cover dulu deh. Menurutku sih ^_^

    BalasHapus
  7. Baca sinopsisnya saja sudah kebayang yg "aneh"
    tp suka deh quote ini "Marriages maybe made in heaven, but a lot of the details have to be worked out here on earth".

    BalasHapus
  8. like it soooooooooooooooooo muuuuuuuuuuuuuch....................dibaca berkali2 tetap ja bkn ngakak. terutama saat flo dkk pd ngumpul. cinta,persahabatan n masalah2ny da dsini semua. lengkap!!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, aku baca berkali-kali juga nggak bosan :)

      Hapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*