Pages

Senin, 03 Juni 2013

CoupL(ov)e

CoupL(ov)e
Penulis: Rhein Fathia
Penyunting: Noni Rosliyani
Perancang sampul: Joko Supomo
Ilustrasi sampul: Shutterstock
Penerbit: Bentang
ISBN: 978-602-7888-12-8
Cetakan pertama, Februari 2013
388 halaman
Harga: 37k (Beli di SCB)


Kau tahu, kenapa orang menikah selalu mendapat ucapan “Selamat Menempuh Hidup Baru”?
Karena mereka harus meninggalkan orang-orang yang pernah mereka cintai di masa lalu.

***

Perjanjian konyol itu merusak semua cita dan anganku.
Sungguh, tak pernah aku bermimpi akan bersanding denganmu di pelaminan.
Ditambah lagi menghabiskan hidup hingga tua bersamamu.

Bagiku, kau tidak lebih dari sekadar sahabat yang sangat baik,
yang setia menjadi pendengar kisah suka dukaku,
yang punya bahu kuat untuk kusandarkan kepalaku dengan mata sembab karena tangis,
dan yang selalu menjadi penyemangat untukku jalani hidup.

Haruskah aku seorang Halya menyerah pada fakta?
Seperti katamu, sahabatku Raka .... Komitmen itu seharusnya dipertahankan, bukan dilepaskan.
Tapi yakinkah juga dirimu, kita akan sanggup bertahan?

Ada banyak tema cerita cinta yang sudah dibukukan, seperti; sahabat jadi cinta, cinta segitiga, benci jadi cinta, perjodohan, dan sebagainya. Yang paling sering saya temukan adalah sahabat jadi cinta, biasanya ada dua ending; kalau tidak cinta bertepuk sebelah tangan berarti dua-duanya memendam cinta tapi enggan mengungkapkan karena takut merusak persahabatan. Awalnya saya kira buku ini bercerita tentang pilihan yang kedua, ternyata salah. Buku ini bercerita tentang dua sahabat yang tidak memiliki perasaan apa-apa dan berjanji kalau sampai umur 30 tahun belum mendapatkan pasangan masing-masing maka mereka akan memutuskan menikah. Mereka menikah tanpa rasa cinta, mereka menikah karena merasa seharusnya.

Sometimes, people get married not because they're in love. They're couple, who only have some future dreams and decide to get happy life.

"Penyesuaian yang sebenarnya terjadi pada saat pernikahan, Karena masa pacaran tidak menunjukkan seseorang yang sebenarnya, lantaran tidak tinggal dalam satu rumah." Kalimat tersebut saya temukan sewaktu membaca sebuah majalah. Ketika membaca buku ini, kalimat tersebut terbukti. Halya dan Raka pertamakali pertemu saat mereka masih memakai seragam putih abu-abu, mereka sangat bertolak belakang, Halya tipe orang yang cuek, centil, ceria, mudah dekat dengan orang lain sedangkan Raka tipe orang yang kaku, kuper, terlalu serius, pendiam dan cerdas. Mereka lebih mengenal satu sama lain setelah menikah, mereka menemukan perasaan lain setelah menikah. Diawali sebuah prolog pada masa SMA dan ada empat part di buku ini, Rhein Fathia menuliskan alurnya dengan sangat rapi.

Di part pertama kita akan disuguhkan sebuah pernikahan yang terbentuk tanpa adanya cinta, suasana canggung dan aneh, tentang Halya yang selalu menghindari malam pertamanya dengan Raka, harus bangun pagi, menyipkan sarapan dan pakaian untuk suami barunya, mengurus apartemen, pulang tepat waktu, dia belajar menjadi istri yang baik, belajar menyesuaikan, sekarang dia tidak hanya memikirkan diri sendiri. Berbeda dengan Raka, dia malah lebih terbuka dan agresif, dalam artian dia tidak malu-malu mengungkapkan isi hatinya, melakukan pendekatan-pendekatan secara halus, seperti "Biasanya, kalau lagi pasang dasi begini, si suami iseng mencium istrinya," celetuk Raka jahil. Raka tahu kalau Halya mencoba pelan-pelan, dia menerima kalau mereka harus tidur di kamar terpisah, tetapi, kelamaan Raka merasa cemburu ketika Halya masih menginggat orang di masa lalunya, orang yang tidak pernah lepas dari pikiran Halya, orang yang dicintainya. Halya hanya berharap Raka tidak pernah menyesal menikahinya.

"Bagi cewek, dilamar sama cowok itu romantis. Lebih daripada ditembak untuk jadi pacar. Itu tanda bahwa si cowok benar-benar serius dan mau bertanggung jawab."

Bagian kedua bercerita tentang masa lalu, pertama mereka bertemu, berpisah saat kuliah karena beda kota, menemukan pasangan masing-masing, terluka karena pasangan masing-masing. Walau dipisahkan oleh jarak, mereka selalu terhubung, selalu ada kalau membutuhkan, persahabatan yang dibina sejak SMA tidak pernah putus. Puncaknya adalah ketika Halya patah hati sangat dalam, ketika Gilang meninggalkannya setelah dia berujar akan melamarnya. Sejak saat itu Raka selalu berusaha untuk selalu dekat dengan Halya, selalu ada disampingnya. Bagian tiga bercerita ketika Raka melamar Halya, dan bagian terakhir kembali lagi ke awal, ke masa setelah mereka menikah.

Hal paling menyedihkan adalah ketika melihat sahabatmu masih berharap pada kekasih lamanya. Masih menunggu dan berharap kembali meski dia sudah berikrar akan setia kepadamu sehidup semati.

"Dalam pernikahan, dibutuhkan cinta dan iman. Dua hal itu yang akan menjadi stimulus agar rumah tangga tidak retak."

Saya suka sekali dengan Raka, dia begitu sabar, terlebih mengenai Halya. Dia tahu kalau istrinya itu sangat sulit melupakan masa lalu, dia tidak menuntut, dia melamar Halya dengan sadar kalau Gilang akan terus membayangi pernikahan mereka, dia hanya berharap agar terus bisa bersama Halya. Yang paling tidak saya sukai adalah ketika cinta pertamanya datang, Rina, dia seperti ingin menyerah terhadap Halya, dia merasakan perasaan yang dulu muncul kini tumbuh kembali, dia melupakan kalau sekarang dia memiliki gelar sebagai 'suami'. Mungkin bisa dimengerti, lama-lama Raka mulai merasakan perasaan lebih dari sahabat namun ada tembok, seorang Gilang yang selalu menghalanginya, dan ketika ada orang yang pernah mengambil hatinya datang kembali, dia mendapatkan godaan, mendapatkan cobaan dalam rumah tangganya yang baru seumur jagung dan tidak yakin bisa melaluinya.

Kelebihannya adalah alurnya yang rapi, seperti ketika sejak awal penulis sudah menggambarkan Gilang namun enggan menjelaskan lebih lengkap, dia menguji kesabaran saya karena saya sangat penasaran dengan tokoh yang satu ini, kenapa dia meninggalkan Halya? Penulis tidak menuliskan secara langsung, muncul sedikit di bagian awal, lebih banyak di bagian kedua dan dibagian akhir-akhir mulai terungkap. Dengan adanya part-part yang pas, membuat cerita di buku ini terasa mengalir, runtut dan tidak membingungkan, buku yang sempat menjadi cerita bersambung di sebuah situs online ini termasuk tebal untuk ukuran kisah cinta, tulisannya pun saya kategorikan lumayan kecil-kecil, tanpa alur yang rapi saya yakin buku ini akan terasa membosankan. Covernya manis, saya tidak begitu memperhatikan typo karena sangat menyukai ceritanya, judulnya juga menarik sekali membuat saya sering salah menuliskannya :p, saya lupa artinya, pernah baca di tweetnya penulis, kalau dilihat dari kata cinta yang dikurung dalam kata pasangan, mungkin artinya setiap pasangan memiliki rasa cinta *sok tau banget* *sana cari jodoh* XD. Kekurangan adalah waktu Halya sakit dan diperiksa dokter, kenapa kehamilannya tidak langsung diketahui? Biasanya, seorang dokter akan melakukan pengkajian secara detail sebelum menentukan diagnosa, terlebih kepada orang yang baru menikah. Saya tidak terlalu mempermasalahkan banyaknya bahasa inggris di buku ini, asal saya mengerti saja itu sudah cukup.

Konon, rasa cemburu dan pertengkaran kecil dapat menjadi stimulus dalam hubungan suami-istri. Menghadirkan rasa saling ingin memiliki dalam hati.

Bagian paling favorit tentu saja ketika Halya (akhirnya) merasa cemburu pada Raka karena sering menemui Rina, pertama kalinya mereka bertengkar hebat sehingga membawa mereka ke malam pertama yang sesungguhnya, hahahaha *ditendang*

Saya sangat suka buku ini, kebetulan tema yang diangkat salah satu favorit saya yaitu pernikahan, biasanya tentang dua orang yang tidak saling kenal yang menurut umur sudah waktunya menikah dijodohkan oleh kedua orangtuanya, kali ini berbeda, dua sahabat yang tidak punya rasa cinta mencoba membina keluarga bersama. Buku ini ingin menunjukkan kalau rasa cinta itu bisa dibangun setelah menikah, rasa cinta bisa muncul karena terbiasa, rasa cinta bisa muncul pelan-pelan dan rasa cinta bisa muncul karena datangnya orang ketiga.


"Kamu tahu kenapa orang yang menikah selalu mendapat ucapan selamat menempuh hidup baru?"
"Karena mereka harus meninggalkan sebagian orang-orang yang pernah mereka sayangi pada masa lalu."


4 sayap untuk pernikahan tanpa pacaran :)

NB:
Trailer novel CoupL(ov)e

8 komentar:

  1. OOT, gimana bikin kotak yang berubah warna kayak gitu di dalam postingan?

    BalasHapus
  2. Kok bisa ya, sahabatan lawan jenis tapi nggak punya rasa saling suka gitu? O.o (Orang yg ga percaya ada persahabatan lawan jenis yg tulus.. xD)

    Pengen baca deh jadinya...

    BalasHapus
    Balasan
    1. mungkin buku ini ingin membuktikan kalau sahabat tanpa cinta itu bisa saja terjadi :)

      Hapus
  3. pasti bagus pasti pasti paaaasti bagus deh ini. udah lihat reviewnya dimana-mana. uuh tadi lihat nggak tarik aja dibeli. besok nih pokoknya wajib beli hehe *maksa*

    BalasHapus
  4. Aku juga suka banget sama couple l(ov)e nya kak Rhein, bener-bener ngalir banget deh pas bacabukunya, udah gitu ga bikin ngantuk lagi :)

    BalasHapus
  5. Suka dg cuple l(ov)e
    Btw, baru liat trailernya nih

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*