Pages

Kamis, 30 Mei 2013

So, I Married the Anti-fan (Repackaged)

So, I Married the Anti-fan (Repackaged)
Penulis: Kim Eun Jeong
Penerjemah: Putu Pramania Adnyana
Cover: Bambang 'Bambi' Gunawan
Penerbit: Penerbit Haru
ISBN: 978-602-7742-17-8
Cetakan keempat, Mei 2013
538 halaman
Buntelan dari @penerbitharu
Aku tinggal dengan idola paling terkenal se-Korea. Tapi… Aku adalah antifan-nya.

H, salah satu bintang pemicu hallyu wave akan tinggal dengan antifan-nya dalam sebuah variety show.

Mr. H: Tentu saja aku bisa menangani antifan-ku. Aku ini pria yang penuh dengan kejutan.

Ms. L: Sebagai antifan-nya, aku akan membuka semua rahasia busuknya. Lihat saja nanti.

Begitu berita itu keluar, para fans Mr. H segera membentuk pertahanan untuk melindungi idolanya. Dan jika Ms. L melukai Mr. H barang sedikitpun maka mereka tidak segan-segan untuk bertindak.

Dulu pas buku ini pertama kali terbit saya pengen banget baca tapi karena lagi bokek *ehem* saya berdoa mudah-mudahan ada giveaway berhadiahkan buku ini. Doa saya terjawab sayangnya saya belum beruntung :( Doa yang tertunda, minggu lalu saya mendapatkan paket buku dan begitu membukanya senang luar biasa, percayalah pada kekuatan mimpi maka semesta akan membantumu #terpaulocoelho XD. Sedikit shock ketika melihat ketebalannya, antara miris dan seneng karena saya suka cerita cinta yang agak tebel, walau awalnya nggak yakin bisa selesai cepat toh saya berhasil menuntaskan buku ini kurang lebih dalam dua hari (cuman mood ngreviewnya aja yang mbeler, ehehe), seru dan lucu jadi kita tidak akan rela melepaskannya. Alasan kenapa saya pengen banget baca buku ini adalah ceritanya agak mirip sama drama Korea Full House, salah satu drama Korea terbaik sepanjang masa kalau menurut versi saya. Semacam perjanjian dan kisah benci jadi cinta, bedanya kalau di Full House tentang kawin kontrak di buku ini tentang variety show.

Nasip Geung Yong beneran lagi apes, insiden pada saat dia memergoki aktor ternama Korea yang lagi naik daun, Hu Joon, berlaku kasar kepada seorang perempuan dan tidak sengaja muntah di mobilnya, membuat Geung Yong kehilangan pekerjaannya. Padahal dia belum membayar kontrakan, gaun yang disewa untuk menghadiri pesta dan kebutuhan lainnya. Atasannya mengatakan kalau Geun Young tidak becus sebagai wartawan, dia tidak percaya begitui saja, pasti Hu Joon ada dibalik pemecatannya karena takut aibnya tersebar. Gencatan senjata dilakukan, Geung Yong demo di depan kantor manajemen Hu Joon, sendirian, menuntut keadilan. Tapi dasar nasip Geung Yong selalu sial, dia demo ketika fan Hu Joon juga menunggu kedatangan idolanya itu, satu lawan berpuluh-puluh wanita tentu saja membuat Geun Yong babak belur. Rencana selanjutnya tidak boleh gagal, dia memanfaatkan kesempatan ketika ada teman wartawannya ingin mewawancari perihal Hu Joon yang bermuka dua, tapi ketika wawancara tersebut sudah beredar di media masa, bukannya Hu Joon yang dijelek-jelekan tetapi profil Geun Yong malah terlihat mengenaskan di mata masyarakat, Hu Joon dalam wawancara tersendiri berkata dia tidak membenci para anti-fannya tetapi ingin menjaga mereka, dia anggap sama seperti fannya karena dia juga memperhatikannya, yang selalu menginggatkan agar tidak bertindak arogan.

Anti-fan, begitulah predikat Geun Yong saat ini, dia menjadi terkenal karena dianggap berani tampil di depan umum, di mana biasanya anti-fan bergerak secara tersembunyi, enggan menampakkan diri. Balasan wawancara yang dilakukan Hu Joon semakin memberatkan dirinya, dicaci maki di media masa, padahal awalnya dia hanya ingin menuntut keadilan. Namun, tragedi tersebut tidak selalu buruk, selalu ada pihak yang bisa memanfaatkan berita yang lagi panas, seperti PD Han, program director di sebuah stasiun televisi dengan tangan midasnya ingin membuat variety show tentang artis dan anti-fannya. Tujuannya untuk mengurangi antipati fan terhadap idolanya dengan berperan sebagai manager dan tinggal bersama artis tersebut. Supaya anti-fan itu melihat kehidupan langsung idolanya, bukan sebagai selebriti, tetapi sebagai seorang manusia biasa. Geun Yong langsung mau ketika ditawari untuk mengisi acara ini, uang mukanya sanggat menggiurkan yaitu 10 juta Won, belum lagi bayaran tiap minggunya. Sedangkan untuk Hu Joon sendiri acara ini bagus untuk mengembalikan pencitraannya dulu. Geun Yong kaget ketika pasangannya adalah Hu Joon tapi karena dia butuh duit dia enggan menolaknya. Selama 3 hari dalam seminggu mereka akan tinggal bersama, Geun Yong menjadi manajer sementara menggantikan Ji Hyang, selalu diikuti kamera, tinggal di sebuah rumah yang dipasangai kamera dan akan diikuti seorang kamerawan bila pergi keluar. Judul acara tersebut adalah So I Married the Anti-fan.
"Apakah ada yang bisa untuk mambalut hati? Yang bisa langsung menyembuhkan."
Acara tersebut lama-lama membuat Geun Yong maupun Hu Joon lebih mengenal satu sama lain. Kebetulan Geun Yong positif tidak mempunyai tempat tinggal karena belum sempat membayar kontrakan rumahnya jadi dia diam-diam tinggal di rumah Hu Joon yang dipakai untuk acara tersebut. Mereka masih saling membenci, bahkan acara tersebut menjadi ajang saling balas-balasan perang, seperti ketika Hu Joon syuting untuk sebuah iklan minuman, dengan sengaja Geun Yong memberi botol minuman yang akan diminum Hu Joon dengan satu bungkus vitamin yang membuat Hu Joon menyemburkan minuman tersebut ke wajah model yang menjadi lawan mainnya, Hu Joon membalas perbuatannya itu ketika mereka bermain layangan, dengan sengaja Hu Joon selalu meminta Geun Yong mengambilkan layangan tersebut ketika jatuh, dia sengaja menjatuhkannya terus XD. Geun Yong juga menyadari kalau Hu Joon sebenarnya rapuh, dia pernah sakit hati oleh seorang perempuan yang tega meninggalkannya demi kesuksesan dan laki-laki lain. Di tengah-tengah perang yang mereka ciptakan, Geun Yong lama-lama merasakan ada perasaan baru yang tumbuh di hatinya, perasaan ketika berhadapan dengan Hu Joon, musuh besarnya.

cover cetakan pertama
Lucuuuu, saya suka buku ini, perasaannya sama ketika menonton Full House, kita akan dibuat ketawa akan tingkah dua tokoh utama di buku ini, bener-bener khas K-Drama, sebuah komedi romantis yang manis. Nggak heran buku ini laris manis, bahkan mencapai cetakan keempat. Sindrom Hu Joon nampaknya juga sampai ke pembaca Indonesia :D. Sifat teledor Geun Yong dan cueknya Hu Joon menjadikan perpaduan yang lengkap dalam menciptakan chemistry di antara mereka. Sayangnya saya merasa Hu Joon masih saja menyukai mantannya, perhatiannya kepada Geun Yong tidak sebesar kepada perempuan yang diam-diam ingin bertemu dengan Hu Joon terus itu. Bahkan, Hu Joon rela babak belur hanya demi bertemu dirinya, ketika ada syuting di Jepang pun perempuan itu nekat bertemu dengan Hu Joon. Adegan saling cek-coknya seru, coba adegan romantisnya lebih banyak pasti tambah semakin menarik. Saya lebih suka cover pertamanya, lebih sweet, untuk cover barunya bagus juga cuman saya nggak suka kenapa juga si gadis harus memonyongkan bibir, nggak seksi tau :p, lagian kan mereka nggak menikah, hanya terjebak di keadaan yang menuntut mereka untuk terlihat bersama. Cover pertama lebih cocok. Oh ya, entah penerjemahnya yang oke atau penulisnya yang luwes, saya sangat menikmati terjemahan buku ini, tidak kaku, tidak seperti ketika saya membaca terjemahan buku Korea sebelumnya, di mana saya selalu merasa aneh dengan cara berceritanya. Membaca buku ini seperti saya membaca tulisan penulis Indonesia, bisa dibilang terjemahan paling oke. Hanya satu masalah yang sepertinya tidak akan berubah, adalah nama para tokohnya yang susah diingat itu XD.
"Ada yang pernah berkata seperti ini padaku. Cinta kedua, cinta ketiga hanya akan menjadi masa lalu, sementara cinta pertama tetap akan menjadi cinta pertama. Tapi bagiku sama saja. Bagiku, cinta pertama itu seperti sebuah potret kenangan saja."
Bagi kamu yang suka K-Drama Full House, pasti kamu juga akan suka membaca buku ini.

4 sayap untuk perjuangan para Anti-fan :p

15 komentar:

  1. Aku juga suka iniii! Iya bener lucu, tapi masih lebih lucu yg Cheeky Romance sih, hehehe.
    Jadi inget waktu itu aku baca terjemahannya masih bingung gara-gara susunan katanya agak 'aneh' dari terjemahan biasa ._. Mungkin karena aku biasa baca terjemahan barat kali ya. Kak Sulis ngalamin juga nggak?

    BalasHapus
    Balasan
    1. justru terjemahan kali ini menurutku paling bagus, nggak sekaku lainnya :)

      Hapus
  2. aku bacanya pas masi cover lama, awal ceritanya agak ngebosenin tapi lama2 jadi seru, 4 ways to get a wife juga bagus mbak :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya, paling seru itu ketika ereka saling balas-balasan perang XD, ahhhh jadi pengen baca juga :)

      Hapus
  3. Wah, kayaknya cerita romans yang ditulis asli orang korea memang selalu kocak ya. Beda dengan penulis lokal yang ramuannya mirip Kdrama, kocaknya nyaris ngga ada. Jadi pengen baca buku ini, Lis #kode :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. gyahahahaha, ngantri dulu ya mau dipinjem mbak Desty *tau maksud kodenya* :))
      yap, kalau buku terjemahan Korea kebanyakan berbau rom-com :)

      Hapus
  4. ceritanya drama korea banget, tapi engga terlalu suka krn terlalu muter-muter plotnya u.u

    BalasHapus
  5. Baca buku ini waktu awal terbit dan cover lama, terasa kaku terjemahannya._.

    lucu sih cerita nya, tapi karena kaku terjemahannya, terasa garing =)) apalagi awal-awal bab nya >,<

    mungkin untuk yang cover baru, sudah diperbaiki lagi terjemahannya , mana cantik banget pula covernya ^^

    BalasHapus
  6. Sumpah asli melting banget baca buku ini, senyum-senyum sendiri kaya orang gila deh baca kisah si Hu Joon & Geun yong

    BalasHapus
  7. Review nya bagus mba...4 sayap pula mauuuu cari bukunya! :D

    BalasHapus
  8. Sebagai kpopers, jadi penasaran sama bukunya ._.

    BalasHapus
  9. Aku juga punya ini, hehehe. Totalnya ada 3 versi indonesia ya? Sekarang udah ada cover barunya lagi dan entah kenapa pengen punya hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, mungkin salah satu buku Haru yang paling laris :D

      Hapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*