Pages

Selasa, 09 April 2013

Love, Curse & Hocus-Pocus

Sinopsis:
"And what would you do, if i told you i have no intention to kiss you?"
"Kurasa...aku akan membuatmu mengubah keputusanmu itu."

Ketika Troy Mardian dan Gendis Parasayu yang saling membenci harus terbangun dalam keadaan bugil dengan memori kabur akan pernikahan mereka, reaksi pertama mereka adalah berteriak histeris. Mereka curiga jika semua keanehan itu berkaitan dengan wanita gipsi tua yang mereka tertawai pada acara ulang tahun kantor mereka.

Untunglah mimpi dan realita yang tumpang tindih mempermainkan akal sehat mereka itu segera berakhir, dan membawa mereka kembali ke dunia nyata. Kali ini Troy dan Gadis yakin semua keanehan yang mereka alami itu telah berakhir. Setidaknya demikian, hingga tugas kantor membawa mereka ke negara para Duke dan Duchess, Inggris.

Dalam penerbangan yang melewati turbulensi ekstrem dan nyaris merenggut nyawa, keduanya dipaksa berpikir ulang tentang perasaan masing-masing.

Meskipun mereka saling membenci sejak pandangan pertama, mungkinkah berbagai peristiwa aneh tersebut justru mengubah rasa tidak suka mereka menjadi cinta?

Dan ketika Troy dan Gadis mengira hidup mereka sudah mencapai puncak kebahagiaan tertinggi, nun jauh di sana, sayup-sayup suara gemerincing lonceng perak kecil milik si gipsi misterius kembali membelah pekatnya malam...

Lalu apa kira-kira yang akan terjadi pada Troy dan Gadis kali ini?

Cring...cring...cring...Beware!



Akhirnya penantian kelanjutan Love, Hate & Hocus-Pocus terbayar sudah. Buku tersebut merupakan salah satu buku metropop favorit saya, yang mengawali saya menyukai tulisan Karla M. Nashar dan ketika membaca epilog buku tersebut, saya ingin menyobeknya. Saya benar-benar menyayangkan ceritanya harus berhenti sampai di situ, saya tidak terima! Troy berbeda sekali ketika menjadi suami, dia lebih sweet dan sayang banget sama Gadis jadi saya nggak mau kalau hubungan mereka tidak benar-benar terjadi. Love, Curese & Hocus-Pocus membayar kesebalan saya sama mbak Karla :D. Buat yang belum baca buku pertamanya nggak perlu sungkan untuk langsung memulai buku keduanya ini karena di awal ada ringkasan cerita buku pertama yang cukup lengkap.

Di awali percakapan dua gipsi yang berdomisili di Inggris, Lyubitshka bercerita kalau dia memberikan kekuatan magisnya secara gratis kepada Troy dan Gadis, membuat mereka saling mencintai, di alam mimpi. Gipsi tua itu sangat gatal karena mereka sering sekali bertengkar, selain pernah menertawakannya, Gadis yang terlalu Jawa sedangkan Troy yang sok kebulean, saling membenci yang sebenarnya saling menyanyangi, perbedaan itulah yang dirasa tidak akan pernah menyatukan mereka, tapi di tangan Lyubitshka semua menjadi berbeda.

Gadis dan Troy shock akan mimpi yang mereka alami malam itu, bahkan bisa dibilang dari lubuk hati mereka yang dalam mereka menyayangkan, kalau saja mereka mau mengakui. Gadis merasa keanehan itu tidak bisa dibiarkan begitu saja, dia harus mencari identitas gipsi yang diundang di pesta ulang tahun perusahannya, sayangnya ketika Gadis meminta Troy bersama-sama menyelidikinya dia seperti ingin lepas tangan, dia ingin melupakan semuanya dan beranggapan kalau semua itu hanyalah lelucon yang dibuat seseorang, dan dia menganggap kenapa Gadis ngotot memperpanjang masalah itu adalah dia tidak rela kejadian intim dan romantis yang mereka alami itu cuma mimpi, berharap kalau mereka benar-benar menikah. Bukannya kamu juga berharap seperti itu, Troy? :p. Mimpi itu menjadi bahan perang mulut mereka berdua, yang tentunya sanggat asik dan lucu ketika kita membacanya.

Mereka berdua sepertinya memang ditakdirkan untuk selalu berdekatan, mereka berdua ditugaskan untuk menggantikan Bu Sonya, atasan mereka untuk menghadiri seminar International Pharmaceutical Innovation Meeting di London yang langsung di sanggah Troy kalau sebenarnya cukup dia saja yang datang, langsung terjadilah perang argumentasi antara Gadis dan Troy. Troy bertugas mempresentasikan makalah sedangkan Gadis yang bertanggung jawab menangani media karena dialah ahlinya, mengacu pada kasus Dhemonticyl (baca buku pertama) yang sebelumnya terjadi. Sehingga keberadaan mereka berdua sangat penting pada seminar tersebut.

Dan, ketika mereka saling meminta maaf di pesawat dalam penerbangan ke Inggris, mereka mengalami turbulensi yang menyebabkan mereka terlempar ke alam yang tidak mungkin mereka harapkan.

"Salagadoola mechika boola,
Bibbidi-bobbidi-boo,
Put 'em together and what have you got,
Bibbidi-bobbidi-boo..."

Nggak kalah seru dengan buku pertama, hanya saja cerita di buku ini lebih manis. Kalau di buku pertama kita serasa di forsir pertengkaran yang tak henti-hentinya antara Gadis dan Troy, di buku ini juga masih ada tetapi diimbangi dengan perasaan mereka berdua yang mulai muncul. Konfliknya pun lebih banyak, kalau di buku pertama hanya seputar masalah pertengkaran sepele yang mewarnai hari hari mereka, Dhemonticyl dan dunia magis, kali ini tidak hanya dunia magis yang muncul kembali di mana kita akan terharu ketika membacanya, dan pertengkaran yang sepertinya tak kunjung usai, ada pencarian gipsi tua yang membuat kita melihat indahnya kota London dan orang-orang di masa lalu mereka berdua yang hadir kembali. Troy yang bertemu lagi dengan manta pacarnya, Lucinda sedangkan Gadis bertemu kembali dengan mantan pacarnya sewaktu kuliah dulu yang sekarang bekerja di tempat saingan perusahannya, Putra. Mereka saling cemburu, saling menyelidiki ketika bersama orang yang pernah menempati hati masing-masing, yang membuktikan kalau sebenarnya mereka tidak ingin kehilangan satu sama lain.

Ada bagian yang menjadi favorit saya:
"Are you okay, pumpkin?" Troy menatap Gadis khawatir, namun seketika itu juga ia membeku saat menyadari apa yang baru saja ia katakan. Pumpkin? Benarkah ia baru saja memanggil Gadis dengan sebutan mesra itu? Damn.
Panggilan sayang yang dilontarkan Troy sungguh-sungguh romantis, dari lubuk hatinya yang paling dalam ketahuan kalau sebenarnya dia sangat mencintai Gadis sehingga tanpa sadar dia menyebutkannya. Panggilan sayang itu juga saya nantikan di buku ini, di buku pertama ketika Troy melafalkan berbagai panggilan sayang kepada Gadis sangat romantis dan lucu, saya tidak ingin hal itu hilang dari Troy dan syukurlah di buku ini disebutkan kembali :D

Selain bertebaran pertengkaran antara Troy dan Gadis, buku ini juga banyak kalimat yang manis, berikut yang paling saya suka.

Cepat atau lambat ia harus meminta maaf kepada Gadis atas semua tuduhan gilayang ia lemparkan tadi, because a true gentleman knows how to accept and admit when he is wrong.


"Kenapa kalian begitu ngotot ingin melabeli aku?" Lyubitshka menatap Troy dan Gadis silih berganti. "Melabeli itu berarti memberikan batasan pada sesuatu. Banyak hal dalam hidup ini yang tidak bisa dilabeli dengan kata-kata yang punya keterbatasan. Padahal untuk memahami hal-hal yang tidak bisa dilabeli, kita hanya perlu jujur merasakannya dengan hati. Sesederhana itu.


Love is celebration of feeling. You have to use your heart to feel it, not your brain.


Cinta itu sederhana, tetapi kebanyakan orang terlalu berlebihan menganalisisnya.


Sudut pandangnya adalah orang ketiga dan beralur maju, covernya kece banget seragam dengan cover baru untuk buku pertama, jujur saja saya pengen buku pertama yang cover baru biar kalau buku ini dijejer akan kelihatan klop banget seperti hubungan Troy dan Gadis kalau lagi rukun, indah. Judul kedua bukunya pun kece banget, kalau di buku pertama ada 'Hate' yang memang banyak bercerita tentang percekcokan mereka, kali ini Hate diganti 'Curse' yang menggambarkan kalau aura magis sangat kental di buku kedua. Saya selalu menantika karya terbaru Karla M. Nashar, berharap kalau dia membuat cerita tentang Putra :D

Buat penggermar metropop dan yang sudah menanti-nantikan buku ini sejak tahun 2008, WAJIB DIKOLEKSI!

4 sayap untuk cring...cring...cring...Beware!


Love, Curse & Hocus-Pocus
Penulis: Karla M. Nashar
Cover: Eduard Iwan Mangopang
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama
ISBN: 978-979-22-8976-3
Cetakan pertama, Januari 2013
416 halaman
Beli di TM Solo 58k (disc 20%)

5 komentar:

  1. Tapi sayang gaya bahasanya jadi beda gitu sama buku pertamanya

    BalasHapus
  2. ak kok ngrasa sama aja ya, cuman di buku ini pertengkaran mereka nggak seheboh buku pertama, setidaknya mengobati kita akan kekecewaan di buku pertama :)

    BalasHapus
  3. Kalau di buku pertama saya merasa "capek" karena Gadis dan Troy bertengkar terus.. di buku kedua masih merasa "capek" karena Gadis. I mean saya mencoba menempatkan diri ke dalam tokoh Gadis. Belum reda marahnya ke Troy, eh harus melahirkan. Baru juga bahagia punya keluarga, anaknya meninggal. Naik turun emosinya...:)) *tabur spoiler*

    BalasHapus
    Balasan
    1. jiakaka, padahal reviewnya ak tulis bocoran cerita intinya seminimal mungkin tapi nggak pa-pa deh, itung-itung yang pengen baca ini jadi tergoda kalau buku kedua ini penuh emosi :)

      Hapus
  4. Buku yg menarik
    Apalagi banyak quote yg menarik

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*