Pages

Selasa, 30 April 2013

9 dari Nadira


9 dari Nadira
Penulis: Leila S. Chudori
Perancang sampul: Wendie Artswenda
Ilustrator sampul dan isi: Ario Anindito
Penerbit: KPG
ISBN: 978-979-91-0209-6
Cetakan kedua, Oktober 2010
270 halaman
Pinjem Mas @tezarnet

9 dari Nadira adalah buku ketiga yang saya baca dari penulis yang mempunyai nama lengkap Leila Salikha Chudori, sebelumnya ada Pulang dan Malam Terakhir. Berbeda dengan Malam Terakhir yang sama-sama merupakan kumpulan cerpen, buku ini ada benang merah yang kuat antara cerita satu dengan lainnya, sedangkan Malam Terakhir berdiri sendiri, tidak terkait. Benang merah yang kuat itu adalah Nadira. Kita akan melihat kehidupan dan kompleknya keluarga Nadira dari berbagai sisi. Seperti yang pernah dijelaskan mbak Leila pada reriuangan yang pernah saya hadiri, semua novelnya bertema keluarga dan buku ini bercerita tentang keluarga Suwandi.


1. Mencari Seikat Seruni

Apa yang akan kamu lakukan jika melihat orang yang kamu sayang bunuh diri? Membaca Yasin dengan suara tertahan sambil mengusir air mata, menangis tersedu-sedu sampai melolong, atau mencari bunga seruni, bunga favoritnya?

Dan pertanyaan terbesar adalah kenapa? apakah tidak bahagia dengan hidupnya? padahal dia mempunyai suami yang dicintai dan anak-anak yang disayangi sepenuh hati.

Cerpen ini bercerita tentang Nadira dan ibunya, ada bagian flashback ketika pertama kali ibu Nadira, Kemala, bertemu dan akhirnya menikah dengan Bramantyo, suaminya.

2. Nina dan Nadira

Tentang Nadira dan kakak perempuannya, Nina. Semasa kecil dulu ada kejadian yang tak akan pernah mereka berdua lupakan, kejadian ketika Nina menenggelamkan kepala Nadira di jamban dengan tuduhan mencuri uang, padahal uang tersebut adalah hasil kepiawaian Nadira dalam bercerita. Kejadian itu membuat Nina merasa gagal sebagai seorag kakak, gagal menjadi kakak sulung yang baik, mengecewakan orangtuanya, mengecewakan ibunya karena ibunya ingin dia menyayangi dan merawat adik-adiknya.

3. Melukis Langit

Tentang Nadira dan ayahnya. Kematian Kemala merubah kehidupan suami dan anaknya. Nadira menjadi gila kerja, mengganggap kolong meja kerjanya sebagai rumah dan dia kehilangan emosi, kakak laki-lakinya, Arya memilih melarikan diri ke hutan, Nina memilih luar negeri untuk melupakan masa lalu dan ayahnya yang merindukannya ia selalu menginggat profesinya dulu sebagai wartawan handal. Hanya Nadira yang ada untuk ayahnya ketika dia mulai kehilangan semangat hidup, membereskan semua persoalan keluarganya.

4. Tasbih

Tentang Nadira dan profesinya. Ketika Nadira meliput bagian kriminalitas dan hukum, dia bertemu dengan Bapak X, seorang psikiater yang selalu melakukan pembunuhan pada perempuan paruh baya yang mempunyai anak lelaki, dan setelah itu mulut korbannya selalu dirobek. Alih-alih mengorek informasi tersangka, Bapak X malah bertanya tentang keluarga Nadira, tentang bagaimana ibunya bunuh diri, melihat kebencian Nadira kepada Nina. Di bagian ini juga dikisahkan masa kecil Nina, Arya dan Nadira.
Bunga seruni cocok untuk seseorang yang lelah dengan dunia... Seseorang yang ingin pensiun dari hidupnya.

5. Ciuman Terpanjang

Tentang Nadira dan laki-laki yang mencintainya. Ada seorang teman Nadira yang tidak berani mengungkapkan hatinya tapi dia selalu mencoba selalu ada. Ketika pemakaman ibunya dialah yang menemani mencari bunga seruni, ketika dia ingin memegang tasbih yang pernah diberikan kakuknya kepada ibunya, agar merasa lebih tenang, dia mencarikannya. Dia selalu menegur ketika Nadira tertidur di kolong mejanya, dia, dia, dia yang dengan bodohnya sulit mengucap kata cinta yang akhirnya terluka ketika Nadira menemukan seseorang yang membuatnya tertawa lagi, Niko Yuliar. Si Bodoh itu bernama Utara Bayu.
Tahukah Kang, selama bertahun-tahun sejak ibu pergi meninggalkan kita, ada sebuah batu besar yang membebani tubuhku, hatiku, jantungku, yang menyebabkan aku hanya bisa celentang di dalam kubur itu, tanpa bisa hidup, dan juga tidak mati?

Dan tahukah, Kang Arya, tidak ada satupun, tidak ada siapapun yang bisa menggangkatku dari lubang kubur. tara hanya bisa menjenguk diriku ke permukaan liang kubur dan memberikan wajah simpati. Seisi kantor hanya bisa kasak-kusuk mengasihani aku, seorang wartawan yang bernasip malang karena ibunya bunuh diri. Yang kemudian tak akan pernah berani menjalin hubungan yang serius dengan lelaki manapun. Di luar? sanak saudara kita tak merasa mempunyai reaksi yang tepat... antara rasa prihatin, sedih, kasihan sekaligus amarah.

Bertahun-tahun, setelah aku terpuruk di lubang kubur itu, aku tak kunjung mendapatkan jawaban: mengapa Ibu sengaja memutuskan pertalian kita. Mengapa Ibu memilih untuk meninggalkan kita dengan cara yang begitu sia-sia.

Sampai akhirnya hanya satu, ya satu lelaki yang datang dan menyodorkan tangannya. Dia langsung mengambil tanganku dan mengajakku untuk bangun dari lubang kubur itu. Tanpa ragu, tanpa jeda. Dia tak membutuhkan waktu untuk berpikir ulang, karenanya dia yakin aku harus bersama dia.

6. Kirana

Tentang Nadira dan Candra Kirana, putri Raja Daha yang teraniyana oleh ibu tirinya. Kirana melarikan diri dan menyamar sebagai Panji Semirang, dia mendirikan perkampungan Asmarantaka sembari mencari kekasihnya, pangeran Kediri Inu Kertapati. Dalam hidup selalu ada kesalahan yang pernah dilakukan, begitu juga degan Nadira, dia salah memilih. Tapi dari kesalahan itu dia belajar dan mendapatkan sesuatu yang berharga.

7. Sebilah Pisau

Tentang Nadira dan pengagum rahasianya. Kris pertama kali mengenal Nadira sebagai seorang perempuan yang penuh semangat, cerdas, malas berdandan, tidak banyak bicara, ekspresif, lebih suka menuangkannya dalam tulisan. Setelah dua tahun dia mendapati perubahan sangat besar pada Nadira, sejak ibunya bunuh diri. Nadira menjadi tidak punya emosi, jarang tersenyum dan menyiksa diri dalam pekerjaan. Dia menjadi pengamat, dia diam-diam menyimpan perasaan sama seperti wartawan serius di kantornya. Dia hanya mengungkapkan perasaan pada goresan tangannya, melalui sketsa-sketsa yang dibuatnya. Nadira punya dunianya sendiri dan Kris tidak bisa merabanya.

8. Utara Bayu

Tentang Nadira dan orang yang terluka karenanya. Keresahan orangtua yang anaknya enggan menikah, itulah yang dialami orangtua Utara Bayu. Meraka tahu kenapa anaknya tidak lekas menikah, karena sulit melupakan Nadira yang sudah menikah, bercerai dan pindah ke Kanada. Mereka pun mencoba menjodohkan Utara Bayu dengan reporter majalah Tera, tempat di mana anaknya bekerja.

9. At Pedder Bay
Kita membutuhkan jeda dari hiruk-pikuk aliran hidup kita.

Tentang Nadira dan Marc, yang membicarakan Arya. Undangan pernikahan kakaknya merobohkan niat Nadira untuk tidak kembali lagi ke Indonesia, sama seperti Nina, dia mengganggap dirinya tidak punya rumah dan sejarah. Percakapannya dengan Marc, mantan pacarnya zaman kuliah sedikit membuka matanya, demi Arya, demi 'unfinished business' yang bernama Tara.

Banyak yang bilang kalau buku ini sebenarnya novel karena bercerita tentang Nadira yang sama, banyak juga yang bilang kalau Kumcer karena berdiri sendiri dan bisa dibaca tanpa berurutan. Terserahlah, saya membacanya berurutan dan bisa dibilang saya memihak kalau buku ini sebenarnya novel. Alasannya adalah saya menemukan perkembangan setting waktu dan karakter di dalam buku ini. Di cerpen pertama kisah dibuka dengan kematian ibu Nadira dan di cerpen terakhir di tutup bagian di mana Nadira sudah melewati kisah yang begitu panjang, terluka bertahun-tahun karena ditinggal ibunya tanpa sebab, mulai menemukan kebahagaiaan, menikah, mempunyai anak, bercerai, pindah ke Amerika sampai pada dia ingin kembali dan menyelesaikan masalahnya, berurutan. Saya juga suka gaya bercerita mbak Leila, jenius! Berbeda dengan Malam Terakhir yang lumayan memaksa saya harus berkonsentrasi membacanya atau Pulang yang mudah dicerna. Buku ini bahasanya biasa kecuali Kirana yang sedikit banyak mengandung metafora, mencampuradukkan dengan cerita Panji Semirang, cerita rakyat yang berasal dari Jawa Timur. Buku ini juga banyak sekali menebar teka-teki dan jawabannya ada di cerpen lainnya, mencari jawaban teka teki itulah yang menarik. Misalnya saja di cerpen pertama kita akan sangat dibuat penasaran kenapa Kemala sangat menyukai Seruni, dan di cerpen Tasbih kita menemukan jawabannya.

Ada yang bilang lagi kalau cerita dibuku ini banyak terispirasi dari kisah nyata penulisnya sendiri. Saya pun mencoba mencocokkannya. Ayah mbak Leila adalah seorang wartawan di majalah Kantor Berita ANTARA, profesi Nadira dan mbak Leila pun sama, Nadira bekerja di majalah Tera dan mbak Leila adalah wartawan majalah Tempo sejak tahun 1989, sama-sama pernah mewawancarai Presiden Cory Aquino -Presiden Filipina- pada tahun 1989, pernah menikah dengan Yudhi Soerjoatmodjo, fotografer jurnalistik yang kerap membuat esai foto yang akhirnya bercerai dan dari hasil perkawinannya lahir putri satu-satunya, Rain Chudori-Soerjoatmodjo, Nadira juga punya satu anak yang bernama Jodi. Sama-sama pernah kuliah di Kanada, mbak Leila terpilih mewakili Indonesia mendapat beasiswa menempuh pendidikan di "Lester B. Pearson College of the Pacific (United World Colleges)" di Victoria, Kanada. Itulah beberapa kesamaan yang saya dapatkan antara Nadira dan mbak Leila. Dulu mbak Leila pernah bilang, terkadang dia memasukkan apa yang dia sukai ke dalam tulisannya seperti ibunya yang suka memberinya pesan kematian, siapa yang mewarisi apa, begitu juga dengan Kemala yang ketika dia meninggal dia ingin bunga seruni menghiasi makamnya, hal ini juga saya dapatkan di novel Pulang di mana sang tokoh utama, Dimas Suryo ingin dimakamkan di Karet. Tak jarang menyisipkan buku, musik atau film favoritnya, seperti beberapa penulis favoritnya yang sering disebut dibukunya; Virgina Woolf, Sylfia Plath, Franz Kafka, Dostoyewsky.

Tokoh favorit saya adalah Utara Bayu, karena selain ganteng saya suka bagaimana cara dia mencintai Nadira walau dibilang pengecut dan bodoh, saya suka perhatian yang dia berikan, manis sekali. Untuk tokoh yang paling waras saya kira hanya Arya, dia satu-satunya yang selesai dengan dirinya sendiri, berhasil mengatasi masalahnya, sempat menghilang karena kehilangan ibunya toh dia kembali dan mulai menata hidupnya, bahkan ketika membaca masa kecilnya, dia sudah terlihat kuat dan penyayang. Brahmantyo pun yang waktu muda punya semangat membara loyo ketika ditinggal istrinya dan jabatan barunya, dia seperti orang yang sudah tidak punya semangat hidup, selalu membayangkan waktu menjadi wartawan luar negeri sama seperti prestasi yang dihasilkan Nadira sekarang, dia selalu terbayang oleh masa lalu. Yang paling lemah adalah Nina, dia haus akan pengakuan, terlalu dilanda kecemburuan, dia ingin menjadi panutan tapi sayangnya keiriannya pada Nadira membutakannya sehingga kerap dia mengecewakan orangtuanya, terlebih ibunya. Selain Kemala, tokoh Nina merupakan tokoh yang sulit untuk saya pahami, mereka sama-sama komplek, banyak sekali masalah yang terjadi dan tidak bisa tertebak. Saya tidak mengerti kenapa dia tidak bisa minta maaf kepada Nadira padahal dia yang menyebabkan Nadira selalu memasukkan kepalanya ke dalam air ketika sedang stress, dampak perbuatannya waktu kecil yang meneggelamkan kepala Nadira di jamban, yang menyebabkan Nadira selain menyayangi sekaligus membencinya. Sama halnya dengan alasan Kemala bunuh diri. Nadira sebenarnya juga sulit dipahami, tapi saya mendapatkan pencerahan ketika membaca Ciuman Terpanjang, di surat yang ia tulis untuk kakaknya, yang tidak menyetujui pernikahannya dengan Niko.

Semua buku mbak Leila berbau suram, penuh kesedihan. Alih-alih ingin menampilkan kelemahan tokoh utamanya dia malah memperlihatkan kekuatan yang bisa dimiliki oleh Nadira. Nadira kuat ketika ibunya meninggal, dia tidak menangis seperti keluarga lainnya, walau sempat terpuruk dan kehilangan tawa dia kebali bangkit ketika menemukan cintanya, dia terluka lagi karena gagalnya pernikahan tapi dia bangun dan mencoba dan terus mencoba kuat.

Bagian yang saya sukai ada di cerpen Tasbih, bagian ketika Tara mencoba mencari sesuatu yang bisa membuatnya tenang.
"Aku ada sesuatu untukmu...," Tara mengambil seikat bunga seruni berwarna putih dari laci. "Aku tak berhasil menemukan tasbih ibumu..."

"He?"

"Bawa saja..."

Nadira menerima seikat kembang itu dan menatapnya, masih tak percaya. Lalu dia mencabut tiga tangkai seruni dan memasukkannya ke dalam ranselnya.
Beberapa cerpen di buku ini pernah di muat di media masa, seperti Melukis Langit, cerita pertama tentang Nadira yang pertama kali diterbitkan di majalah Mantra pada tahun 1991 dan mengalami revisi pada 2009. Nina dan Nadira yang juga pernah diterbitkan di majalah yang sama pada tahun 1992 juga mengalami revisi. Cerpen pertama di buku ini malah terbit pertama kali di majalah Horison April 2009 diikuti dengan Tasbih di bulan September 2009. Tidak heran kalau buku ini masuk ke dalam nominasi Khatulistiwa Literary Award 2010 untuk kategori fiksi, melihat bagaimana mbak Leila menggabungkan cerita dari berbagai tahun menjadi satu kesatuan yang utuh, cerpen pertama yang dibuat malah menempati posisi ketiga di daftar isi.

Alurnya flashback, salah satu ciri dari tulisan mbak Leila, ada bulan dan tahun terjadinya cerita sehingga tidak akan membuat kita bingung, bahkan kalau kita cermat kita bisa menentukan kapan Nadira lahir dan kejadian lainnya. Karena berbentuk cerpen, sudut pandangnya mayoritas orang pertama dan ketiga, untuk cerpen Sebilah Pisau terasa yang paling berbeda karena sudut pandangnya dari Kris, teman kerja Nadira. Untuk covernya, kalau tidak salah mengartikan adalah gambar Kirana, diambil dari ilustrasi cerpen keenam. Di setiap bab akan ada iulustrasi yang keren karya Ario, ilustrasi yang mewakili inti setiap cerpen dan yang paling favorit adalah di cerpen Ciuman Terpanjang, gambar Nadira bangkit dari kubur dan mengeggam tangan seseorang. Untuk typo tidak perlu khawatir, hampir mulus, ada bagian yang bercetak miring yang dibuat untuk pembeda sudut pandang yang awalnya sedikit membingungkan tapi ketika kita menikmati ceritanya itu tidak menjadi masalah. Banyak yang mencak-mencak karena endingnya yang sangat sangat menggantung, kabarnya, mbak Leila sedang menggarap lanjutan 9 dari Nadira dan kumpulan cerita seorang pembunuh bayaran, Lembayung Senja, semoga saja ceritanya sekeren cerpen Tasbih yang berbau psikologi dan thriller. Tapi, ada cerpen kesepuluh tentang Nadira yang cukup membuat penasaran akan kelanjutannya dan cerpen ini pernah dimuat di majalah Femina edisi khusus Kartini, April 2010, cerpennya bisa dibaca di sini, enjoy ^^

Untuk keseluruhan, buku ini saya rekomendasikan buat kamu yang menyukai cerita keluarga yang komplek.

4 sayap untuk cerita tentang Nadira.

10 komentar:

  1. Pengin buru-buru baca deh. Ngebet juga sama Pulang.

    BalasHapus
  2. hihihi, malu aku belum baca bukunya malah :)

    BalasHapus
  3. makastezar karena udah mempersilahkan aku terlebih dahulu untuk baca ^^

    BalasHapus
  4. lisss reviewmu lengkap banget. keren! :) aku semakin ga sabar baca buku2nya mba leila, so far belum pernah baca satupun :p yang udah ada di timbunan itu Pulang. Nadira bakal menyusul kayaknya :)

    BalasHapus
  5. [...] 9 dari Nadira by Leila S. Chudori (What’s In A Name Reading Challenge, Serapium Reading Challenge) [...]

    BalasHapus
  6. Kalimat di bagian ciuman terpanjang so sweet banget deh. Sesuailah dg sub judulnya

    BalasHapus
  7. Ini ada kelajutannya apa sdh finish yah ???

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*