Pages

Kamis, 17 Januari 2013

Lukisan Hujan





Sinopsis:

Amor es mentira. [cinta itu bohong]

Lengkap sudah hidup Diaz Hanafiah kini. Setelah selama ini minder di antra sepupu-sepupunya yang kaya, berada, dan bagian dari socialite Jakarta, sekarang malah dikhianati oleh pacarnya sendiri, Anggia.

Lalu datang Sisy. Mungil, cantik, dan masih SMA pula!

Seperti siraman air dingin yang menyejukkan sekaligus mengejutkan, begitulah kehidupan sehari-hari keduanya sejak awal pertemuan mereka di tengah hujan.

Diaz, si workaholic berdarah Indonesia-Meksiko yang dingin ini, tidak pernah menyangka dirinya dapat lebih menikmati hidup dengan hubungan ‘abang-adik’-nya bersama Sisy. Namun, ia masih teringat Anggia. Terbelenggu oleh rasa kangen dan sakit hatinya yang terasa belum tuntas. Mungkinkah bisa menjadi cowok seperti yang Anggia inginkan, apabila ia dapat berlatih dan membiasakan diri berteman dengan wanita-salah satunya dengan menjadi abang Sisy? Tetapi, mengapa dirinya malah tidak terima saat Igo, sahabatnya sendiri, mendekati si SMA mungil ini?

Terjebak dalam perasaan yang saling-silang, Diaz dan Sisy berusaha menempuh proses penjajakan dan pendewasaan di antara mereka berdua yang penuh lika-liku problema masa muda, sampai di saat keduanya harus memilih dan membuktikan….love is such unselfish thing!


Mengetahui pacar yang benar-benar dicintainya selingkuh sama orang lain, membuat hidup Diaz menjadi kacau. Dia nggak tahu apa salahnya, dia selalu mencoba memahami Anggia. Sifatnya yang serius, cuek, nggak bisa diajak bercanda membuat orang disekitarnya gerah karena sering marah, uring-uringan akan kandasnya hubungan asmaranya, Diaz nggak mudah deket sama cewek, sekalinya deket Diaz akan bener-bener serius ngejalaninnya, sekalinya terluka makan akan sakit banget. Kemudian datang lah sang penyelamat, gadis mungil, little diva yang diidolakan anak-anak komplek, yang juga sepupu Fey, teman satu komplek Diaz. Gadis itu membawa keceriaan, warna yang baru bagi hidup Diaz.

Pertemuan pertama mereka kala hujan, kala dengan sembrononya Sisy mengenderai mobil dan hampir menabrak Diaz, dengan sifatnya yang galak, dingin, temperamental, nggak segan-segan Diaz langsung memarahi dan menceramahi Sisy. Sisy yang sadar akan kesalahannya pun rela kena semprot, bahkan dia sok-sokan ngerti akan masalah yang melanda mobil Diaz, yang hampir ditabraknya, yang membuat Diaz tertawa lepas.

Mereka bertetangga, memudahkan mereka untuk sering bertemu dan menjadi ‘dekat’. Keceriaan Sisy menular pada Diaz, sedikit demi sedikit gadis mungil dan polos itu menyembuhkan hati Diaz, mereka sering ngobrol, Sisy sering bercerita tentang hidupnya dan Diaz lebih ke tugas kampusnya. Sisy suka memasak buat Diaz, Diaz sering mengajari pelajaran yang nggak Sisy bisa, contohnya fisika. Sisy pernah bercerita kalau dia pernah punya kakak laki-laki yang kini dikangenin. Tanpa berpikir terlebih dahulu Diaz menawarkan sebuah hubungan baru diantara mereka, abang-adik. Diaz ingin menjaga dan melindungi Sisy, sedangkan Sisy ingin menjaga perasaan Diaz, ingin Diaz nggak kesepian lagi. Kalau mereka nggak mendeklarasikan sebagai abang-adik, orang-orang akan berpikiran kalau mereka adalah pasangan yang sedang dimabuk cinta.

Bagai menelan buah simalakama, mungkin itu yang dirasain Diaz, awalnya dia menawarkan hubungan itu untuk berlatih agar bisa membuka diri terhadap wanita, Sisy adalah teman berlatih yang pas, dengan keceriaannya membuat Diaz bisa menjadi dirinya sendiri. Sayangnya, lama-kelamaan Diaz nggak bisa berpisah dari Sisy dan cemburu ketika sahabatnya, Igo, dekat dengan Sisy. Diaz ingin terus melindungi Sisy.

Lain lagi dengan Sisy, gara-gara mendengar teman-temannya curhat gimana cara mengatasi cowok yang sering jutek, BT, moody dan akhirnya marah-marah yang artinya sedang kesepian dan tertekan, Sisy langsung teringat  akan abangnya. Dia pun meminta Inez Hanafiah, sepupu Diaz untuk mencarikan cewek yang pas buat Diaz. Sisy ingin Diaz mendapatkan cewek yang sempurna, dia ingin ‘abang’nya bahagia, dia ingin melihat Diaz nggak marah-marah lagi, nggak merasa ‘hilang’ lagi.

Hubungan Sisy dan Diaz mulai merengang ketika Diaz dekat dengan artis pendatang baru yang cantik banget, Mirelle Stockton, yang masih keturunan bangsawan Inggris, sesuai harapan Sisy, mereka adalah pasangan yang sempurna. Imbasnya pada hubungan mereka adalah mereka jarang bertemu, Sisy lebih banyak jalan sama Igo. Belum lagi pacar lama Diaz, Anggia, ingin kembali bersama Diaz yang dalam hal ini ada konspirasi antara Igo dan Anggia. Yang paling parah, nggak lama lagi keluarga Sisy akan pindah ke San Fransisco.

Kisah hanafiah pertama yang saya baca adalah Putri Hujan dan Ksatria Malam, sekuel dari buku ini. Awalnya saya nggak tahu kalau berseri, soalnya Putri Hujan dan Ksatria Malam langsung saya srobot di toko buku ketika saya menemukannya, yang emang susah baget di dapet. Kenapa saya bisa tergila-gila akan kisah hanafiah ini? Bahkan mencarinya sampai ke penjuru toko buku?


Pertama, saya suka ide akan semua keluarga di ceritakan. Dulu banget saya pernah membaca karya Nora Robert dengan seri MacGregor-nya, yang membuat saya tergila-gila,  lalu saya menemukan versi Indonesianya dalam seri Hanafiah ini, ada pohon keluarga dan semua diceritakan di buku yang berbeda dengan benang merah yang kuat. Saya selalu suka cerita seperti ini. Kedua, ceritanya sendiri, masing-masing buku mempunyai konflik yang seru, terlebih konflik antara kedua tokoh utamanya. Dan yang terakhir adalah karakter cowok yang dibuatnya, loveable banget.

Pertama kali baca mungkin Lukisan Hujan ini alurnya terkesan lambat banget, terlalu banyak tokoh figuran, terlalu banyak bahasa Inggris, Spanyol, slang dan berbagai merk branded bertebaran. Tokoh yang diceritakan pun mayoritas kaum hedon, socialite, menengah ke atas. Dikata miskin pun tetep bisa makan atau minum di kafe terkenal, bisa keluar negeri, tetep punya mobil. Dan yang khas adalah ada aksi heroik dari tokoh utamanya, banyak konflik, ada ilustrasi dari penulis. Justru itu yang membuat saya tertarik, menambah wawasan saya, nggak sekadar teenlit, menjadikan itu semua ciri khas dari tulisan Sitta Karina.

Untuk tokoh figuran yang terlalu banyak, bagi yang udah baca sebagian besar bukunya Sitta Karina akan tahu alasannya. Sebagian besar tokohnya punya cerita sendiri. Sitta seperti membuat dunianya sendiri bagi kisah yang dibuatnya, selalu memiliki benang merah antara satu cerita dengan cerita lainnya. Itu sangat menarik, kita jadi tahu lebih dalam akan karakter yang dibuatnya. Kalau masalah orang kaya atau socialite yang selalu mewarnai bukunya, mungkin karena keluarga Hanafiah masuk dalam jajaran tersebut, Sitta ingin ‘menampilkan’ kesannya, menggambarkan gaya hidup kaum tersebut. Sedangkan untuk kategori orang yang nggak mampu, sejauh ini belum ada karakter Sitta yang tergambar seperti itu, kesannya tetep aja mampu. Kalau urusan fashion dan ilustrasi yang selalu ada di bukunya, ketika saya mencari info tentang penulis, kedua hal tersebut merupakan salah dua yang disukai penulis, sehingga nggak jarang dia mencurahkannya ke dalam tulisannya.

Demikian pembelaan pendapat saya akan tulisan Sitta Karina, hahahaha, itu dari kacamata saya aja ya, tiap orang punya selera masing-masing dan Sitta Karina berhasil menyihir saya.

Kembali ke Lukisan Hujan. Karena masih ada lanjutannya, buku pertama ini terkesan memperkenalkan para tokohnya, yang jelas sukses buat saya. Saya jadi pengen baca kisah keluarga Hanafiah yang lain, terlebih Reno Hanafiah, sang Casanova. Konflik yang disajikan pun biasa, diselingkuhin-sakit hati-menemukan penyembuh-sang penghancur datang kembali-mulai galau lagi, klise, tapi bumbu penyedapnya sukses membuat cerita ini begitu menarik. Saya suka hubungan Diaz dengan keluarganya, yang memilih miskin (tidak ingin mengambil bagian dari harta Hanafiah), berusaha sendiri, sehingga membuat Diaz harus berusaha keras mendapatkan apa yang diinginkannya, nggak semudah seperti para sepupunya, menjadikan dia serius, pendiam, dan dingin. Hubungan Diaz dengan teman-temannya di komplek Bintaro Lakeside juga membawa angin segar, banyolan mereka, tingkah polah mereka bisa membuat Diaz tersenyum, melupakan sebentar akan masalah yang dihadapinya. Hubungannya dengan Sisy seperti nano-nano, kadang Diaz bisa sangat menjengkelkan, kadang bisa sangat manis dan romantis, kadang bisa membuat Sisy sakit hati, berkebalikan dari sifat Diaz, mereka seperti air dan minyak dengan ajaibnya bisa menyatu.

Bagian yang paling favorit adalah ketika Diaz menolong Sisy dari preman kampung, saya suka banget sama ilustrasi yang dibuat kak Arie, cocok banget. Sama ketika Diaz mengabulkan semua wishlist Sisy, romantis abis :D.

Yang nggak disuka, ehmmm agak susah, kalau baca penulis favorit kita rasanya sempurna aja, ehehehe. Mungkin ke alurnya, berasa lama banget bancanya. Juga ada sedikit typo. Sama masalah karakter orang menegah kebawah, yang saya rasa gagal Sitta bangun.

Quote favorit saya:

“Kadang kita nggak akan tahu ending-nya, kalau nggak dijalanin, Si.”
“Orang yang paling bisa bikin kita sakit hati adalah orang yang paling kita sayangi, bukan?”

Buku ini cocok banget dibaca untuk para remaja dewasa dan juga untuk kamu yang suka sama pohon keluarga :D

4 sayap untuk Ksatria Hujan.


Penulis: Sitta Karina
Desain sampul: Haryo Wahyu
Ilustrasi isi dan sampul: Sitta Karina
Penerbit: Terrant Books
ISBN: 979-3750-0-6
Cetakan pertama, 2004
386 halaman

4 komentar:

  1. Aku inget banget kak pertama baca Lukisan Hujan itu 2006, temen-temenku belum banyak yg tau ttg Sitta Karina, jd aku terobsesi sendiri aja sm kisahnya Sisy-Diaz & keluarga Hanafiah ini hihihi #malahcurhat

    Nggak nyangka ya bukunya udah 8 tahun. Anaknya Sisy-Diaz udah umur berapa ya sekarang? =')

    BalasHapus
  2. bener banget mbak, buku nya susah banget dicari -__-
    saya juga lagi nyari, tapi tiap di tanya di toko online, selalu nawarin lelang yang harganya bisa sampe 100ribu ._.

    pantesan aja masih laris-manis buku ini, ceritanya emang bagus :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Minggu lalu Aku liat di buku kita ada mba.... coba cek... ^^

      Hapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*