Pages

Kamis, 11 Oktober 2012

Take a Bow


Creative and Performing Arts (CPA) -Sekolah Seni Kreatif dan Pertunjukan, New York- merupakan salah satu sekolah seni pertunjukan paling bergengsi. Tempat di mana anak-anak muda memiliki bakat luar biasa, tempat di mana mereka menggapai impian. Ada empat kisah dalam buku ini, empat passion yang besar dalam diri mereka terhadap seni.

Ethan
Dia mempunyai bakat bermusik luar biasa, bisa memaninkan berbagai alat musik dan suaranya, jangan ditanya. Masalahnya, dia tidak PD tampil di depan umum, dia selalu gugup dan jarang memperhatikan penonton saat beraksi di atas panggung, tidak punya ikatan dengan penonton. Seperti kebanyakan musisi besar yang sukses, dia tampil dengan bau alkohol untuk melepas kegugupan dan menciptakan lirik lagu yang hebat ketika hidupnya sedang kacau. Dia berusia lima belas tahun, kebiasaan inilah yang membuatnya pernah membuat teguran dari Emme, orang yang diam-diam dicintainya.
"Sebenarnya, ada satu hal yang bisa kulakukan untuk menghentikan suara-suara itu. Satu-satunya keahlianku; bermain musik. Itu bisa aku lakukan dengan baik."

Emme
Dia bodoh dalam hal berteman, tidak bisa membedakan atau tidak mau tahu kalau dia hanya dimanfaatkan oleh sahabatnya sendiri. Dia adalah pencipta lagu yang hebat, dia masuk sekolah seni karena sahabatnya mendaftar di sana, karya-karya lagunya dia ciptakan khusus untuk Sophie. Setelah bertemu dengan Jack, Ben, Ethan -bandnya- Emme sedikit lebih percaya diri, dia tidak hanya sebagai pencipta lagu, dia mempunyai bakat terpendam di balik sifat pemalunya, mempunyai suara yang luar biasa indah.
"Sophie-lah yang jadi penyemangat terbesarku dari awal. Dialah orang yang menanamkan benih bertahun-tahun lalu mengenai CPA. Kami akan menjadi kekuatan yang tak terbendung, dinamik duo, tim penyanyi-dan-pencipta-lagu terhebat yang pernah dilihat CPA.

Sophie
Dia egois, dia ambisius, apa pun dia lakukan agar menjadi terkenal, hanya memanfaatkan Emme kalau ada acara atau audisi saja, selain itu dia melupakannya. Bahkan, dia memacari Carter karena dia terkenal, berharap ketenarannya akan menular padanya. Seeorang looser? centang.
"Aku tahu di mana salahnya. Saat ini seharusnya aku sudah jadi bintang terbesar di sekolah. Orang yang akan diikuti dan dipanuti seluruh anak baru yang masuk nanti."

Carter
Predikat artis cilik yang populer dan kaya raya tidak bertahan ketika dia beranjak dewasa, tidak ada lagi tawaran film bov office, dia sekarang hanya aktor opera sabun. Dia muak dengan hidupnya yang penuh dengan kepura-puraan, dia sudah bosan harus selalu berakting, dia ingin menjadi dirinya sendiri, melakukan sesuatu yang disukainya.
"Aku tak percaya beritaku sendiri ketika aku disebut sebagai calon bintang besar, tapi lebih sulit lagi saat mereka menyebutmu sebagai kegagalan."

Tantangan di Tahun Senior adalah akan ada audisi penyambutan murid baru, hanya ada sepuluh tempat di pentas. Selain itu semua kegiatan akan berpengaruh terhadap siapa yang berhak mendapat undangan untuk tampil di Pentas Senior. Sophie ingin sekali mendapat tempat utama di Pentas Senior, dia ingin menjadi terkenal, dan satu-satunya cara adalah menggunakan lagu ciptaan Emme. Sayangnya kali ini, bukan hanya dirinya saja yang unjuk gigi, berkat dukungan teman-teman band-nya, Teenage Kicks, Emme mampu tampil Solo, selain tampil bersama dengan band-nya, tentu saja, jadi dia tampil dua kali. Itu sangat membuat Sophie cemburu dan marah, dia pun berusaha sekuat tenaga agar bisa tampil di Pentas Senior. Lain lagi dengan Carter, dia sudah tidak berminat dengan CPA, dia memilih jalannya sendiri.

Buku ini berisi impian anak muda, bagaimana mereka berusaha dan berjuang mendapatkannya, bagaimana mereka mencoba tampil percaya diri dan menjadi diri sendiri.

Bagian favorit adalah ketika Carter bertemu dengan Sophie kembali, dan Carter mencurahkan perasaannya, bagaimana selama ini dia tertekan dengan suatu hal yang benar-benar tidak dia inginkan, tentang passion dia sesungguhnya.
"Aku hanya sedang mengatakan bahwa jika semua yang kamu inginkan dari karier adalah uang dan ketenaran, kamu nggak akan pernah bahagia. Nggak sekali kamu pernah menunjukkan tertarik pada seluk beluk rumitnya pekerjaanku -kamu hanya tertarik berada di dalam sorotan. Kamu hanya bahagia jika mendapat perhatian, tapi kamu nggak akan bisa mulai dari puncak. Beberapa orang memang berhasil, dan akulah bukti bahwa ketenaran nggak akan selamanya. Tapi, jika menghabiskan seluruh hidupmu mengejar ketenaran, kamu akan menjadi orang yang sangat nggak bahagia. Dengan segala yang telah kulalui, aku mempelajari satu hal ini: ketenaran dan uang nggak berharga jika kamu nggak punya hal lain dalam hidupmu."
Selain itu, menurutku dia sangat dewasa, tahu apa yang dia mau dan tidak ngoyo dengan impiannya.
"Menakjubkan bisa melihat mereka manggung. Jika melihat mereka menyusuri jalan atau bahkan berdesakan di ruang tunggu, kurasa kalian takkan berhenti dan berpikir bahkan empat orang ini memang ditakdirkan bersama. Jack: cowok bertubuh besar dengan rambut kribo. Ben: cowok sederhana berambut pirang kecoklatan, bermata biru dengan bahagian memetik basnya. Ethan: tinggi (dia pasti hampir 190 cm sekarang) dan kurus, rambut hitamnya agak gondrong dan ikal. Emme: dengan rambut merah terang, kulit pucat berbintik, mengenakan pakaian serba hitam dan menggangguk-angguk mengikuti irama musik saat ia memetik gitar.
Namun, meski terlihat berbeda, bersama di atas panggung, mereka adalah kesatuan yang lengtkap. Bukan persahabatan mereka yang membuatku iri; melainkan hasrat pada apa yang mereka lakukan saat ini. Jelas terlihat masing-masing dari mereka senang bermain musik. Itulah panggilan jiwa mereka. Itulah yang mereka inginkan."
Karakter favorit saya adalah: Ethan! Yeay, saya sangat ngefans dengan dia. Bagaimana dia tampil mengagumkan di atas panggung dengan suara indahnya, bagaimana dia selalu membela Emme dan mencoba menyadarkan kalau dia hanya dimanfaatkan oleh Sophie, bagaimana dia sangat memperhatikan dan melindungi Emme, bahkan semua orang tahu perasaannya pada Emme hanya gadis itu saja yang tidak menyadarinya. Kehebatannya adalah bermain musik, kelemahannya adalah ketika dia tidak percaya diri, malu di atas panggung dan cemburu ketika Emme dekat dengan laki-laki lain, maka dia akan melampiasnkannya ke alkohol, typical sekali dengan bebrapa musisi besar. Tapi pertengkarannya dengan Emme dulu selalu menginggatkannya agar menjadi pribadi yang lebih baik bukannya malah melukai diri sendiri. Oh ya, jadi ingat tentang Jack yang meramalkan kisah edan tentang kematian Emme dan Ethan, haha, Jack ini orangnya lucu banget, penghidup suasana. Mungkin Ethan sudah mencicipi apa yang diramalkan oleh Jack, tapi semoga saja itu hanya guyonan :D.
"Aku mungkin sang penyanyi utama, Jack sang karisma, Ben sang jiwa, tapi Emme adalah jantung band kami.
Di samping menjadi penyanyi utama, aku adalah cacat untuk band."
Sudut pandang yang dipakai orang pertama, tiap tokoh bergantian di tiap bab, membuat alurnya cepat sekali, tidak membutuhkan waktu yang lama membacanya. Dengan pribadi yang berbeda-beda kita seakan ikut menyelami apa yang mereka rasakan, apa yang mereka inginkan. Minim typo, terjemahannya lumayan asik, pada dialog bahasanya lebih nyantai, seperti kalau kita ngobrol biasa. Untuk cover, saya lebih suka dengan cover aslinya, lebih fabulous, walau cover terjemahannya nggak begitu buruk juga :D.

Merasa kamu seorang anak muda yang mempunyai impian yang sama dengan mereka? Well, kamu harus mencoba buku ini. Apakah buku ini menarik untuk dibaca? Centang.

4 sayap untuk Creative and Performing Arts.


Penulis: Elizabeth Eulberg
Penerjemah: Mery Riansyah
Penyunting: Dila Maretihaq Sari
Cover: Fahmi Ilmansyah
Penerbit: Bentang Belia
ISBN: 978-602-9397-42-0
Cetakan pertama, September 2012
315 halaman

NB:
Tentang Penulis
Elizabeth Eulberg mencintai musik selama yang bisa diingatnya. Walau tidak bersekolah di sekolah seni, dia belakangan ini sedang melatih bakat bernyanyinya di tempat-tempat karaoke seluruh wilayah terhebat New York. Dia adalah penulis The Lonely Heart Club dan Prom and Prejudice.
Kalian bisa menemukannya di

15 komentar:

  1. Kalau di terjemahannya lagunya Ethan diterjemahkan juga ga?

    Suka banget sama review-mu.

    BalasHapus
  2. nggak mb, asli, kalau diterjemahkan takutnya malah nggak kerasa pesannya :)

    BalasHapus
  3. kayaknya bagus. aku baru baca The Lonely Heart Club dan suka gaya ceritanya eulberg. Pengen pengen!

    BalasHapus
    Balasan
    1. ak juga suka gaya ceritanya mb, ak juga kepengen baca buku dia yang laen :)

      Hapus
  4. makasih sulis sudah direview. aku juga suka Ethaaan. huks... pengen dibikinin lagu ama dia ;D
    Tapi tetep sih Adam Wilde nomor 1. ;D

    eh eh kok ga pajang foto abang oma *kabuuur

    BalasHapus
    Balasan
    1. aku pas baca karakter Ethan emang sama-samain sama Adam juga, jadi bingung milih deh :D

      Kyaaaa, ogah kalau dia =))

      Hapus
  5. Sulis, ini bagus ya?? Suka deh liat cover aslinya yang Inggris =)
    Ceritanya setipe ama buku apa nih?

    BalasHapus
  6. Judulnya mirip judul lagu, ternyata isinya juga tentang musik juga,pengin baca tp agak sangsi sm terjemahannya soalnya perna baca bentang belia yg terjemahan dan aku kurang suka >,<

    BalasHapus
  7. kayanya bagus deh buku ini =) aku penasaran sama sophie yang pastinya nyebelin banget ya, haha...kebayang sosok rachel di glee =p

    BalasHapus
    Balasan
    1. bagus mb, rating di GR juga bagus kok. Sophie emang nyebelin, ehmmm mirip Rachel g ya? hehehe

      Hapus
  8. Wah, iya. Bagusan cover aslinya =)

    BalasHapus
  9. oke, sepertinya Take A Bow bakal masuk di wishlistku muahahaha x) ohya, penulisnya ini orangnya baikk banget loh, aku pernah chat sama dia di fb *pamer* :p

    BalasHapus
  10. Setuju banget dg kalimat berikut ini "Aku hanya sedang mengatakan bahwa jika semua yang kamu inginkan dari karier adalah uang dan ketenaran, kamu nggak akan pernah bahagia. Nggak sekali kamu pernah menunjukkan tertarik pada seluk beluk rumitnya pekerjaanku -kamu hanya tertarik berada di dalam sorotan. Kamu hanya bahagia jika mendapat perhatian, tapi kamu nggak akan bisa mulai dari puncak. Beberapa orang memang berhasil, dan akulah bukti bahwa ketenaran nggak akan selamanya. Tapi, jika menghabiskan seluruh hidupmu mengejar ketenaran, kamu akan menjadi orang yang sangat nggak bahagia. Dengan segala yang telah kulalui, aku mempelajari satu hal ini: ketenaran dan uang nggak berharga jika kamu nggak punya hal lain dalam hidupmu."
    Kerja yang tidak sesuai dengan passion itu memang gak nyaman (banyak mengeluhnya) meskipun gajinya banyak. *bosen dg curhatan teman2 ttg kerjanya nih

    BalasHapus
  11. Kalo terjemahannya jg bagus, asyik baut dikoleksi ^^ reviewnya mba sulis aku suka banget ♡♡♡♡♡

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*