Pages

Minggu, 22 Juli 2012

Pengantin Surga


Bila Layla taman melati di musim semi, Majnun padang rumput di musim gugur. Bila dari balik rambutnya Layla memikat dunia dengan sekali kerlingan, Majnun menjadi pengembara yang menari dalam kegilaan. Layla memegang secawan anggur, Majnun mabuk oleh aromanya, bahkan sebelum mencecap isinya. Layla menamam serumpun mawar, Majnun menyiraminya dengan air mata. Bila kau tahu hakikat seorang pecinta, kau tentu menyadari, cinta akan meleburkan jiwamu ke dalam jiwa kekasihmu.

Layla dan Majnun adalah pengantin dari surga. Ketika terlahir ke dunia, mereka saling mencinta dan setia walau terus terpisah, walau Majnun kehilangan unsur kemanusiaannya dan berkawan dengan binatang rimba, walau Layla menjalani kawin paksa dengan Ibnu Salam, seorang lelaki yang tak pernah mampu menjamah keperawanannya. Hingga akhirnya, Tuhan menyatukan mereka kembali dalam dekap kematian. Dan seluruh penghuni surga, melalui tangan Nizami, mengabadikan cinta mereka dalam sebuah kisah paling menggetarkan yang pernah terlahir di dunia.

***

Ada yang pernah bilang kepada saya, "Jangan pernah mencintai orang terlalu berlebih, karena suatu waktu itu akan menyakitimu." Saya belum pernah merasakan cinta yang berlebih, tapi saya pernah melihatnya. Dulu pas SMP ada teman saya yang menyilet-nyilet tangganya karena kasih tak sampai, dia menyukai orang dengan sangat tapi malangnya gayung tak bersambut. Lalu beberapa waktu yang lalu ada seorang pasien laki-laki yang lemas, tidak mau berbicara, tidak mau makan, pandangannya kosong, berbaring di ranjang terus menerus. Tidak tahu diagnosa yang pasti akan penyakitnya, tetapi dapat info dari keluarganya ini semua gara-gara seorang cewek. Cinta memang buta. Banyak orang dibuat gila karenanya, karena mencinta terlalu berlebih itu. Pun dengan kisah Layla dan Majnun ini, siapa yang tidak tahu? Kisah cinta tragis dari Timur Tengah, Romeo and Juliet versi lebih klasik lagi.

Qays, putra satu-satunya penguasa Badui dari Bani Amir, Syed Omri jatuh cinta pada pandangan pertama dengan Layla. Sayangnya orangtua Layla tidak meyetujui hubungan itu, Qays dan Layla terpaksa berpisah. Qays kehilangan akal karena cintanya, dia pergi dari rumah, menggembara tak tentu arah dan melafalkan syair cinta untuk kekasihnya. Sedangkan Layla terkurung di rumah merindukan kekasihnya.
Bila Layla hanya menangis diam-diam, lelaki gagah itu menunjukkan duka laranya kepada setiap orang.
Qays gila karena cinta, orang-orang pun menyebutnya Majnun. Di pikirannya tidak ada yang waras kecuali Layla, dia melupakan dirinya sendiri, melupakan orang tuanya. Pernah suatu ketika ada pemuda tangguh bernama Nawfal, dia begitu penasaran dengan keberadaan Majnun, dia begitu mengaguminya karena begitu besarnya perjuangan demi cinta dan dia ingin menjadikannya sahabat dan menyembuhkannya. Nawfar menantang ayah Layla bertempur, demi orang yang dianggap sahabatnya, sayangnya ketika mendapatkan hasil akhir keputusan tetap tidak berpihak pada Majnun, dia pun menjadi semakin gila, hidup di hutan rimba dan berkawan dengan binatang. Tidak sampai disitu penderitaan mereka, Layla dipaksa menikah dengan orang pilihan ayahnya. Dia tak bisa menolaknya, yang bisa dia pertahankan untuk Majnun adalah keperawanannya, cintanya.
Hidup ini bagaikan hembusan angin yang masuk ke dalam keabadian. Sejak awal, kehidupan memperlihatkan tanda tangan kematian. Mati dan hidup adalah saudara kembar dalam sebuah permainan rahasia. Maka, berapa lama kau mau menipu dirimu sendiri? Berapa lama lagi kau akan menolak melihat dirimu sebagaimana adanya saat ini dan kemudian? Setiap butir pasir menerima kekuatan dan napasnya sesuai dengan rangkaian gunung, ia bukanlah apa-apa. Kau sendiri adalah butiran pasir. Kau adalah tahanan dari dirimu sendiri. Pecahkan sangkarmu, lepaslah dari dirimu, lepaslah dari kemanusiaan. Belajarlah bahwa apa yang kau anggap nyata tidaklah demikian dalam kenyataan. Ikutilah saran Nizami: bakarlah nafsumu sepeti lilin yang membakar tubuhnya sendiri, sehingga dunia tak lagi mempu memperbudakmu.
Kalau saya bertemu dengan Majnun, ingin mengatakan kalau dia bodoh! bodoh! bodoh! Cinta benar-benar membutakan matanya, bahkan kasih sayang orangtua yang diberikan selama ini sama sekali tidak membantu. Ayahnya susah payah mencari dia kesana kemari, memohon agar dia pulang kerumah, melupakan cintanya itu, menjadi pewarisnya, bahkan sampai sakit dan meninggal karena memikirkannya, Majnun tak sembuh juga. Sedangkan Layla, dia tidak hanya menyakiti dirinya sendiri tapi juga suaminya, bagaimanapun suaminya sangat mencintainya bahkan mati juga karnanya. Sungguh, cinta mereka tidak hanya menyakiti diri mereka sendiri, tapi juga orang-orang yang mnenyayangi mereka.

Baru kali ini saya membaca kisah Layla dan Majnun, sebelumnya hanya mendegar selentingan saja. Sewaktu pertama kali membacanya, waduh bahasanya puitis banget. Saya bukan orang yang puitis, saya tidak menyukai puisi karena saya agak kesulitan mencernanya, saya suka bahasa yang ceplas ceplos, ngepop, apa adanya. Terjemahannya oke, pas dan tidak menambah bingung dengan kepuitisan bahasanya, pasti tidak mudah menerjemahkan karya sastra klasik yang bahsanya 'buset deh ribet banget'.Covernya saya kurang suka, hehe. Walaupun begitu, saking penasarannya dengan kisah mereka tidak menghentikan saya untuk membaca sampai akhir. Salah satu kisah yang tidak bisa dilewatkan.

3 sayap untuk pasangan gila.



Pengantin Surga (The Story of Layla and Majnun)
Penulis: Nizami Ganjavi
Penerjemah: Ali Nur Zaman
Penyunting: Salahuddien Gz
Cover: Yudi Irawan
Penerbit: Dolphin
ISBN: 978-979-17998-3-6
Cetakan pertama, Juli 2012
243 halaman

8 komentar:

  1. pengen punya bukunya ,,,
    tapii gak ada uang !! :((

    BalasHapus
  2. Aiih... suka deh sama paragraf kedua di atas. Baca buku ini bikin kita yang me-review-nya juga ikut berpuitis ya..

    BalasHapus
    Balasan
    1. itu buat yang bisa berpuisi mb, tapi beneran buku ini puitis banget :)

      Hapus
  3. huhuhu...buku ini ngga kunjung sampai di manado. padahal waktu itu dah daftar ma mbak Truly :'(

    BalasHapus
  4. dari dulu mpe sekarang cinta selalubuta ya :D
    ga peduli apa pun yang pnting bisa bersamma. Ini bahasa novelnya baku atau gimana kak?

    BalasHapus
  5. Setuju banget kita tidak boleh mencintai seseorang terlalu berlebih karena itu akan menyakitkan diri sendiri. Menurutku judulnya gak cocok pengantin surga. Karena perbuatannya gak sesuai dg orang-orang yg masuk surga. Pake judul Layla Majnun aja lebih okeh tuh :)

    BalasHapus
  6. Wkwkwkw.... puitis banget isi novel ini... covernya keren rada komik2 gitu ^^

    BalasHapus

Silahkan berkomentar, jejakmu sangat berarti untukku :*